Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KANDUNGAN GIZI DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN GABUS DAN TEPUNG DAUN KATUK SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN IBU MENYUSUI Nupitasari, Putri; Muhlishoh, Arwin; Ma’rifah, Bahriyatul
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 7 No 2 (2023): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jgipas.2023.7.2.9289

Abstract

This study aims to determine the effect of substitution of snakehead fish flour and katuk leaf flour on the macronutrient content, iron and organoleptic properties of biscuits. This study used a completely randomized design (CRD) with ratio of snakehead fish flour and katuk leaf flour, namely: F1 (35%:10%), F2(40%:15%), F3 (45%:20%). Organoleptic tests included color, taste, texture, aroma and after taste by observation with 30 panelists. Nutrient content and Fe were analyzed using one way ANOVA and Duncan's further test. While the organoleptic was analyzed using Kruskal Wallis and Mann Whitney advanced test. Based on the test results for the nutritional content of biscuits, it was found that each successive formulation contained 8.63%, 7.12%, 7.77% moisture content, 2.31%, 2.64%, 2.89% ash content, 21.86% protein, 24.20%, 25.10%, 17.59% fat, 17.66%, 17.74%, carbohydrates 49.55%, 43.29%, 46.63%, iron 7.47%, 9.01%, 9.35%. Based on the organoleptic test of taste and after taste the most preferred is F2, the preferred color and taste is F3, while the texture is F1. The selected biscuit formulation is a substitute for snakehead fish and katuk leaf flour, namely F3. F3 meets the 11.5% AKG for protein and iron and can be claimed as a food source of protein and iron for lactating mothers 19-29 years (first trimester).
Formulasi Nugget Ikan Gabus dengan Substitusi Tepung Komposit Kacang Merah dan Tepung Wortel sebagai Pangan Fungsional Almayda, Anissa Richa; Ma’rifah, Bahriyatul; Muhlishoh , Arwin
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : UHAMKA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/argipa.v9i1.12737

Abstract

Obesity a non-communicable disease closely related to excessive oxidative stress due to an imbalance between prooxidants and antioxidants. Snakehead fish nuggets substituted with red bean composite flour and carrot flour are an alternative food as an effort to prevent this and increase fish consumption. This research aims to determine the effect of substitution of red bean composite flour and carrot flour on the organoleptic properties, nutritional content and antioxidants of snakehead fish nuggets as a functional food. This type of research is experimental using a Completely Randomized Design with four treatments and two repetitions of each treatment, namely the ratio of snakehead fish meat: red bean flour: carrot flour, F0 (250g: 0g: 0g), F1 (200g: 45g: 5g), F2 (175g : 65g : 10g), and F3 (150g : 85g : 15g). Data on nutritional and antioxidant content were analyzed using the ANOVA test and Duncan's advanced test. Organoleptic test data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and the Mann-Whitney test. The results of this research are that there is an effect of substitution of red bean composite flour and carrot flour on the hedonic test and hedonic quality, nutritional content and antioxidant content, but it has no effect on the hedonic quality of aftertaste and protein. The best treatment is F3 with nutritional content, namely, 55.02% water; ash 1.99%; protein 13.40%; fat 1.61%; carbohydrates 27.99%, and antioxidants 28.46%; and has met 7.5% of the RDA for obese adults (19-49 years) and claims to protein source based on the general category NLR.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI KOTA SURAKARTA Kusumawati, Dewi; Ma’rifah, Bahriyatul; Rose, Sophia; Avianty, Selma
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36870

Abstract

Toddlers are one of the groups prone to experiencing nutritional problems such as macronutrient deficiencies, excess macronutrients and micronutrient deficiencies. Differences in the area of residence, socioeconomic and lifestyle of the population can create a risk of malnutrition in children. The causes of nutritional status problems are divided into basic causes, indirect causes and direct causes. The aim of this research is to analyze the factors that influence the nutritional status of toddlers in the city of Surakarta. This research is an observational study with a cross sectional design. The research subjects were selected by purposive sampling with 128 toddlers aged 12-59 months. Data on subject characteristics and mother's level of knowledge used a questionnaire. Data on nutritional status of toddlers was obtained from anthropometric measurements with H/A and W/H indicators. Food intake data was obtained using the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ FFQ) method. The results of this study were abnormal nutritional status according to H/A (short and very short) of 14.9%, abnormal nutritional status according to W/H (under and over nutrition) of 29.7%. Birth weight, protein intake and maternal age influence the nutritional status of toddlers according to H/A. Birth weight, energ<y and protein intake influence the nutritional status of toddlers according to W/H (p<0,05). Acute nutritional problems for toddlers in urban areas are influenced by birth weight, energy and protein intake. Chronic nutritional problems for toddlers in urban areas are influenced by birth weight, protein intake and maternal age. Keywords: acute, chronic, nutritional status, toddlers, urban
Pengaruh Pemberian Puding RULAPE pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia dan Hipertensi Muhlishoh, Arwin; Penasih, Dian Putri; Ismawanti, Zuhria; Ma’rifah, Bahriyatul; Kore, Yustina
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i2.1384

Abstract

Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar gula darah meningkat (hiperglikemia) karena sekresi insulin menurun dan cenderung memiliki kadar kolesterol total yang tinggi serta terjadi peningkatan tekanan darah. Puding RULAPE (Rumput Laut Pegagan) diketahui memiliki kandungan serat dan Antioksidan tinggi sehingga diharapkan mampu menjadi alternatif camilan dan terapi diet untuk pasien DM Tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian puding RULAPE terhadap kadar gula darah, kolesterol dan tekanan darah pasien DM Tipe 2. Metode penelitan ini menggunakan desain penelitian quasi- experimental dengan pretest and posttest with control group design, jumlah sampel sebanyak 34 orang responden DMT2 di Kabupaten Karanganyar. Kadar gula darah dan kolesterol total di ukur menggunakan GCU (Glucose, Cholesterol, Uric Acid) setelah puasa 8-12 jam dan tekanan darah dilakukan sebanyak 7 kali selama intervensi di pagi hari (sebelum konsumsi obat) menggunakan tensimeter digital. Kelompok intervensi diberikan puding RULAPE sebanyak 200 g/hari (mengandung 13,44 g ekstrak pegagan) selama 14 hari. Analisis data menggunakan Paired-Samples T Test, Independent T Test, dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan pemberian puding RULAPE sebanyak 200 g/hari (mengandung 13,44 g ekstrak pegagan) selama 14 hari berpengaruh nyata terhadap kadar gula darah, kolesterol total dan tekanan darah penderita DMT2 (p-value < 0,05). Pemberian puding RULAPE efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total dan tekanan darah serta dapat menjadi alternatif makanan selingan pasien DMT2 dengan komplikasi hiperkolesterolemia dan hipertensi.
Formulasi dan Karakterisasi Nanopartikel Kitosan Mengandung Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) Hidayati, Evi Nurul; Santoso, Joko; Ma’rifah, Bahriyatul; Azzahra, Fauzia; Maulidia Rahayyu, Annisa; Masruriati, Eni; Aisyiah, Aisyiah; Dewi Kinanti, Cahya
Majalah Farmasetika Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v10i1.50267

Abstract

Tanaman salam merupakan tanaman yang banyak digunakan di Indonesia dan padabeberapa penelitian telah terbukti memiliki aktivitas farmakologis salah satunya sebagaianti dislipidemia dimana ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum) dapatmenurunkan kadar kolesterol dan trigliserida. Sistem nanopartikel merupakan sistempenghantaran yang banyak dikembangkan dan dapat meningkatkan efektifitas terapi,menurunkan efek samping, dan aman. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalahmeningkatkan efektifitas anti dislipidemia dari ekstrak etanol daun salam yangdiformulasikan dalam bentuk nanopartikel. Pada penelitian ini dilakukan uji skriningfitokimia ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum) serta formulasi nanopartikelmenggunakan polimer kitosan dan sodium tripolyphosphate sebagai cross linker.Adapaun variabel yang digunakan rasio kitosan : STPP dimana dibuat tiga formula yaituF1, F2 dan F3. Karakterisasi nanopartikel yang dilakukan yaitu ukuran partikel, indekspolidispersitas, dan potensial zeta. Hasil penelitian ini ekstrak etanol daun salam yangdigunakan memiliki kandungan beberapa metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid,tanin, saponinm kuinon dan triterpenoid. Adapun hasil ukuran partikel pada F1, F2 danF3 berturut-turut adalah 384,37 ± 6,53 nm ; 180,1 ± 0,5 nm ; 512,67 ± 21,97 nm. Nilaiindeks polidispersitas adalah 0,566 ± 0,049 (F1) ; 0,220 ± 0,016 (F2) ; 0,636 ± 0,02.Selain itu nilai potensial zeta yang didapatkan pada F2 adalah 21,8 ± 1,74 (mV)menyatakan bahwa nanopartikel yang terbentuk memiliki stabilitas yang baik. Padapenelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil ukuran partikel, indekspolidispersitas, potensial zeta yang didapatkan, formula paling optimum adalah F2 danmengindikasikan formula nanopartikel yang terbentuk bersifat stabil serta berpotensiuntuk memberikan hasil yang baik sebagai anti dislipidemia dikarenakan ukuran partikelkurang dari 1000 nm.
Edukasi Pemanfaatan Daun Salam untuk Pencegahan dan Pengobatan Dislipidemia Hidayati, Evi Nurul; Ma’rifah, Bahriyatul; Azzahra, Fauzia; Masruriati, Eni; Pratiwi, Maharani Dwi
JPEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025): JPEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/adc.v3i2.1132

Abstract

Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah dan trombosis merupakan penyebab utama kematian didunia. Entitas klinis utama dari penyakit tersebut adalah PJK, stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit tersebut bersifat multifactorial dimana sebagian diantaranya dapat dimodifikasi. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktorgenetik dan faktor lingkungan. Proses pencegahan dan pengobatan kasus dislpidemia perlu dilakukan guna menurunkan prevalensi penyakit tersebut. diantaranya diet makanan pemicu peningkatan kolesterol, olahraga teratur, mencegah stress, mengonsumsi obat kolesterol yang diresepkan oleh dokter, maupun dengan cara mengonsumsi berbagai tanaman herbal yang terbukti mampu mengobati penyakit dislipidemia. Pada pasien dengan penyakit dislipidemia, bentuk pengobatan yang dapat dilakukan yaitu berupa terapi farmakologi menggunakan berbagai obat yang dapat menurunkan kadar LDL maupun TG. Selain penggunaan obat sintetis, pengobatan berbasis bahan alam merupakan salah satu solusi pada pengobatan dislipidemia. Salah satu tanaman yang telah dibuktikan memiliki khasiat anti dislipidemia adalah tanaman salam (Syzygium polyanthum). Tanaman ini memiliki beberapa kandungan metabolit sekunder yang memberikan aktivitas farmakologis sebagai antidislipidemia. Terdapat beberapa cara dalam pengolahan daun salam untuk mendapatkan manfaat tersebut, diantaranya pembuatan jamu, pembuatan kue herbal dan pemanfaatan daun salam sebagai bumbu dapur. Kegiatan yang dilakukan adalah edukasi pemanfaatan daun salam untuk pencegahan dan pengobatan penyakit dislipidemia di Kelurahan Mojosongo Surakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang yang merupakan warga Dusun Mertoudan Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Berdasarkan hasil evaluasi, disimpulkan bahwa peserta antusias terhadap kegiatan yang dilakukan. Peserta kegiatan ini dapat memahami materi dengan baik dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan ketika sesi tanya jawab pada kegiatan ini.
Edukasi Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Dislipidemia Di Kelurahan Mojosongo Surakarta Hidayati, Evi Nurul; Santoso, Joko; Ma’rifah, Bahriyatul
JPEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): JPEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah dan trombosis merupakan penyebab utama kematian didunia. Entitas klinis utama dari penyakit tersebut adalah PJK, stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit tersebut bersifat multifactorial dimana sebagian diantaranya dapat dimodifikasi. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktorgenetik dan faktor lingkungan. Proses pencegahan dan pengobatan kasus dislpidemia perlu dilakukan guna menurunkan prevalensi penyakit tersebut. diantaranya diet makanan pemicu peningkatan kolesterol, olahraga teratur, mencegah stress, mengonsumsi obat kolesterol yang diresepkan oleh dokter, maupun dengan cara mengonsumsi berbagai tanaman herbal yang terbukti mampu mengobati penyakit dislipidemia. Pada pasien dengan penyakit dislipidemia, bentuk pengobatan yang dapat dilakukan yaitu berupa terapi farmakologi menggunakan berbagai obat yang dapat menurunkan kadar LDL maupun TG. Selain penggunaan obat sintetis, pengobatan berbasis bahan alam merupakan salah satu solusi pada pengobatan dislipidemia. Salah satu tanaman yang telah dibuktikan memiliki khasiat anti dislipidemia adalah tanaman salam (Syzygium polyanthum). Kegiatan yang dilakukan adalah edukasi pencegahan dan pengobatan penyakit dislipidemia di Kelurahan Mojosongo Surakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20 orang yang merupakan warga Dusun Mertoudan Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Berdasarkan hasil evaluasi, disimpulkan bahwa peserta sangat antusias terhadap kegiatan yang dilakukan. Peserta kegiatan ini dapat memahami materi dengan baik dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan ketika sesi tanya jawab pada kegiatan ini.
Edukasi Pemanfaatan Tanaman Herbal Untuk Peningkatan Sistem Imun Di Kelurahan Mojosongo Surakarta Hidayati, Evi Nurul; Santoso, Joko; Ma’rifah, Bahriyatul
JPEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): JPEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/adc.v1i2.312

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah sekumpulan sel dan molekul yang memiliki peran khusus dalam melawan infeksi. Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi kejadian yang cukup besar di Indonesia, diantaranya Covid-19, ISPA, pneumonia, tuberculosis paru dan hepatitis. Covid-19 merupakan contoh infeksi yang menyita perhatian dunia dalam dua tahun ini. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan sistem imun tubuh, misalnya dengan olahraga, menjaga pola makan sehat dan mengonsumsi obat. Terdapat beragam tanaman herbal Indonesia yang telah terbukti secara ilmiah mampu memberikan aktivitas farmakologis, diantaranya kemampuan meningkatkan imun seperti Phyllantus niruri, Alstonia scholaris, Alpinia galanga, Androphapis paniculate, Carica papaya, Curcuma longa, Curcuma xanthorriza. Saintifikasi tanaman herbal Indonesia ini perlu dikombinasi dengan sosialisasi manfaat tanaman herbal tersebut kepada masyarakat, terutama kaum awam warga Indonesia karena hal ini merupakan upaya menciptakan lingkungan warga yang sehat sehingga mampu menurunkan terjadinya prevalensi penyakit, termasuk penyakit infeksi. Kegiatan yang dilakukan adalah edukasi pemanfaatan tanaman herbal untuk peningkatan sistem imun. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang yang merupakan warga Dusun Mertoudan Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta. Berdasarkan hasil evaluasi, disimpulkan bahwa peserta sangat antusias terhadap kegiatan yang dilakukan. Peserta kegiatan ini dapat memahami materi dengan baik dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan ketika sesi tanya jawab pada kegiatan ini.