Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penguatan Karakter Keindonesiaan Berpendekatan Pembelajaran Holistik Bagi Guru & Fasilitor Sanggar Belajar SIKL Ikaba Imaba 1 Malaysia pada Era Komunikasi Global Prayitno, Harun Joko; Wulandari, Murfiah Dewi; Utami, Ratnasari Diah; Siswanto, Heri; Syaadah, Himatus; Purnomo, Eko; Muhajir, Mochammad; Vitayala, Nikita; Saputri, Pratiwi Yulia; Ulayya, Putri Itsna; Silvia, Misya; Rahayu, Nunik
Buletin KKN Pendidikan Vol. 5, No. 2, Desember 2023
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bkkndik.v5i2.23321

Abstract

ru menjadi salah satu ujung tombak pendidikan dan memiliki peran sentral dalam rekayasa kelas. Kemampuan guru dalam melakukan rekayasa pembelajaraan sesuai dengan kebutuhan abad 21 sangat diperlukan. Hasil observasi yang dilakukan di 4 Sanggar Belajar Indonesia dari sebanyak 23 Sanggar Belajar di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia menunjukan Guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur tersebut masih memiliki kompetensi dalam hal pengembangan pembelajaran yang rendah serta pembelajaran yang dilakukan juga kurang menarik dan kurang inovatif. Kondisi anak didiknya sangat beragam karena dari semua kelas, sejak dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dijadikan 1 kelas. Observasi tersebut juga menemukan bahwa guru kurang memiliki variasi dalam menggunakan metode pembelajaran serta penguasaan kelas kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, sangat diperlukan adanya penguataan bagi guru-guru Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia dalam hal rekayasa pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan abad 21. Dengan pemberian penguatan tersebut, diharapkan guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia memiliki kompetensi yang baik dalam mempersiapkan anak didiknya dalam persaingan dalam pembelajaran abad 21, era komunikasi dan komputasi global. Metode pelaksanaan pengabdian melalui enam tahap yaitu, (1) Pemetaan dan pendataan kondisi awal mitra, (2) Sosialisasi dilaksanakan untuk mendiskusikan dengan mitra terkait pelaksanaan pengabdian, (3) Pelatihan pada guru dalam pembelajaran yang holistik, (4) Pendampingan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran yang holistic, (5) Monitoring dan evaluasi pembelajaran holistic yang telah dilakukan guru, dan (6) Penyusunan laporan dan publikasi. Hasil kegiatan PkM ini adalah dapat menumbuhkan karakter cinta tanah air yang rendah yang dimiliki oleh para anak imigran dengan berbagai faktor pendukung dan penghambat yang menyertai penyebabnya. Oleh karena itu peran Program PkM kemitraan Internasional Terintegrasi dengan dengan Program KKN Kemitraan Internasional yang dialsanakan oleh mahasiswa dari berbagai PTMA seluruh Indonesia di sejumlah Sanggar Bimbingan Belajar, khususnya IKABA IMABA 1 sangat diperlukan dalam membimbing dan menumbuhkan sikap karakter cinta tanah air (nasionalisme) pada diri anak-anak imigran di Selangor, Malaysia. Antara lain upaya yang dilakukan adalah dengan menyisipkan nilai-nilai kebangsaan atau karakter ke-Indonesianan ini melalui lomba perayaan kemerdekaan HUT RI. Sikap yang diharapkan setelah adanya lomba kegiatan perayaan kemerdekaan ini anak-anak imigran dapat memiliki sikap atau profil pelajar pancasila: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
ACCURACY AND ACCEPTABILITY OF THE WELLERMAN’S FOLKSONG TRANSLATION Luqman Rosyidi; Ulayya, Putri Itsna; Afifah, Miftah Nur; Anam Sutopo; Dwi Haryanti
Holistik Analisis Nexus Vol. 1 No. 8 (2024): Agustus 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/Nexus813

Abstract

An English folksong entitled The Wellerman became popular in Indonesia recently. Therefore, the accuracy and acceptability in folksong were important to be investigated. This paper reported the accuracy and acceptability of English into Indonesian translation in a folksong entitled The Wellerman. This research applied descriptive qualitative method. In addition, this research combined with purposive sampling technique. Nababan translation quality assessment framework was used to investigate the accuracy and acceptability of the folksong. The whole The Wellerman’s lyrics consist of 28 lines which was then assessed by the raters in terms of its accuracy and acceptability. The raters were 2 translators and 1 writer. The raters were purposely chosen to conduct reliable results of the accuracy and acceptability. This study found the average score of the accuracy was 2. 35 with 198 total scores and the average score of the acceptability was 2.48 with 209 total scores. The result indicates that the translation was relatively accurate and acceptable for the raters. However, it needs further improvement to maintain the context of the source text (ST) in the target text (TT) to reach an accuracy and acceptability in The Wellerman folksong. This study implied that it is crucial to maintain the imagery, narration, and the context of folksong translation. 
Exploring Social Constructivist Practices: Collaborative Learning Challenges and Strategies in TEFL Classrooms at Islamic Boarding Schools Azizah, Rizki; Ulayya, Putri Itsna; Fauziati, Endang
Jo-ELT (Journal of English Language Teaching) Fakultas Pendidikan Bahasa & Seni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Faculty of Culture, Management, and Business Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jo-elt.v12i1.15102

Abstract

Islamic boarding schools play a vital role in Indonesia’s education system, particularly in shaping students’ religious and academic development. Within these institutions, implementing collaborative learning presents unique challenges due to their emphasis on discipline, religious values, and limited technological access. This study aims to explore Islamic boarding school teachers’ perspectives on the challenges of applying social constructivist approaches in collaborative learning within TEFL classrooms, as well as the strategies used to overcome these obstacles. Using a qualitative design, data were collected through semi-structured interviews with five teachers and analyzed using thematic analysis. The findings reveal that while collaborative learning can enhance students’ motivation, critical thinking, and language skills, it requires careful planning and ongoing professional development to be effective in this context. Challenges identified include curriculum constraints, school culture, inadequate facilities, diverse student cognitive abilities, varying motivation levels, and emotional regulation. The study underscores the importance of strategic lesson planning, effective group composition, and teacher training in addressing these issues and improving collaborative learning in Islamic boarding school settings.