Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE Linda Rohmah; Yulia Susanti; Dwi Haryanti
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.073 KB)

Abstract

Peran masyarakat dalam menurunkan jumlah vektor DBD sangat menentukan penurunan jumlah kasus DBD. Pemberian pemahaman dan pengetahuan masyarakat akan bahaya dari nyamuk demam berdarah sangat menentukan keberhasilan penanggulangan demam berdarah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD di Desa Tunggulsari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Sampel berjumlah 332 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Alat ukur berupa kuesioner sebanyak 30 pertanyaan. Analisa data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagian besar berusia masa dewasa akhir (usia 36-45 tahun) sebanyak 124 responden (37,3%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 234 responden (70,5%), berpendidikan SD sebanyak 151 responden (45,5%), bekerja swasta sebanyak 114 responden (34,3%). Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD yang belum pernah menderita DBD sebagian besar cukup sebanyak 133 responden (40,1%). Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD yang pernah menderita DBD sebagian besar baik yaitu sebanyak 28 responden (8,4%). Diharapkan masyarakat untuk mencari informasi tentang DBD sehingga lebih mengerti dan memahami tentang DBD dengan jalan sering membaca buku, majalah, membuka internet bertanya kepada tenaga kesehatan atau teman dengan demikian pengetahuan tentang DBD akan meningkat. Kata kunci : pengetahuan, masyarakat, demam berdarah dengue ABSTRACT The role of the community in reducing DHF vectors number is very decisive decrease the number of DHF cases. The understanding and knowledge of the community about the dangers of dengue fever mosquito determine the success of dengue fever prevention. This research aim to describe the level of public knowledge about the disease Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the village of the District Tunggulsari Brangsong Kendal. The design of this study was quantitative, descriptive method with survey approach. The sample was amounted to 95 respondents with decision-purposive sampling technique. Measuring instrument was a questionnaire of 30 questions. Data were analyzed using univariate in the form of frequency distribution and percentage. The results showed that the characteristics of respondents mostly aged late adulthood (ages 36-45 years) as many as 124 respondents (37.3%), sex as male much as 234 respondent (70,5%), elementary school education as much as 151 respondents (45.5%), most of the private work as many as 114 respondents (34,3%). The level of public knowledge about Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) DHF who have never suffered mostly quite as much as 133 respondents (40.1%). The level of public knowledge about Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), which had suffered from dengue mostly good as many as 28 respondents (8.4%). Expected people to find information about Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) so that a better understanding and grasp of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with the road often read books, magazines, go online to ask for health workers or friends with such knowledge of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) will increase. Keyword : science, society, dengue hemorrhagic fever
Intervensi Keperawatan pada Orangtua BBLR dalam Upaya Mengatasi Ansietas Orangtua melalui Pemberdayaan Orang Tua Qurrotul Aeni; Novi Indrayati; Dwi Haryanti; Istioningsih Istioningsih
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.832 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.3.2019.247-252

Abstract

Bayi berat lahir rendah  atau BBLR  adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Kondisi BBLR dan kebutuhan bayi akan perawatan khusus, dapat menimbulkan gangguan psikologis bagi bayi dan orangtua, hal ini terjadi karena secara psikologis orang tua belum siap untuk menghadapi kondisi bayinya. Kelahiran BBLR dan perawatan bayi diruang intensive merupakan kejadian yang tidak diharapkan orangtua dan dapat  menimbulkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan keefektifan intervensi keperawatan dalam mengatasi ansietas orangtua yang memiliki BBLR melalui pemberdayaan orangtua (parent empowerment). Jenis penelitian yang gunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre post test without control group. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua orangtua yang memiliki bayi BBLR dengan jumlah 40 orangtua dengan  menggunakan teknik total accidental.  Alat ukur penelitian yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur ansietas orangtua dengan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale yang terdiri 14 pertanyaan terkait ansietas,  dikembangkan oleh Lovibond pada tahun 1995 dengan dengan hasil uji cronbach alpha 0.9483. Analisis univariat pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis uji statistik didapatkan p value 0,016, hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat ansietas orangtua yang mempunyai BBLR di ruang Perinatologi RS Se-Kabupaten Kendal sebelum dan sesudah pemberdayaan orangtua Kata kunci: ansietas, BBLR, perberdayaan  orangtua NURSING INTERVENTION OF LBW IN EFFORT TO OVERCOME ANXIETY OF PARENTS THROUGH EMPOWERMENT OF PARENTS ABSTRACTLow birth weight babies or LBW are babies born with birth weight less than 2,500 grams regardless of pregnancy. LBW conditions and the baby's need for special care, can cause psychological disorders for babies and parents, this happens because psychologically parents are not ready to deal with the condition of their babies. LBW births and baby care in the intensive room are events that are not expected by parents and can cause anxiety. The purpose of this study is to prove the effectiveness of nursing interventions in overcoming anxiety (anxiety) of parents who have LBW through parent empowerment. This type of research used in this study is a quasi-experimental with pre-post test without control group. The population and sample in this study were all parents who had LBW babies with a total of 40 parents using total accidental sampling techniques. The research measuring instrument used in this study to measure parental anxiety is the DASS (Depression Anxiety Stress Scale) questionnaire consisting of 14 anxiety-related questions developed by Lovibond in 1995 with the results of the Cronbach alpha 0.9483 test. The univariate analysis in this study uses the frequency distribution, while the bivariate analysis uses the Wilcoxon test. The results of the statistical test analysis obtained P value 0.016, this shows that there are differences in the level of anxiety of parents who have LBW in the Perinatology Room of Kendal District Hospital before and after parent empowerment. Keywords: anxiety, low birth weigh, parent empowerment
STRATEGI KESEPADANAN PESAN PADA LINGUISTICS ACROSS CULTURE DAN TERJEMAHANNYA Dwi Haryanti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol 25, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.4 KB) | DOI: 10.23917/kls.v25i1.84

Abstract

This descriptive qualitative study aims at describing strategies used by the translator in grasping equivalence. The data are sentences containing the equivalence strategies and their translation into Indonesian taken from “Linguistics Across Culture” and “Linguistik di Pelbagai Budaya”. The data is collected using documentation method and the data is then analyzed using comparative method. The findings show that the equivalence strategies used by the translator of “Linguistics Across Culture” into “Linguistik di Pelbagai Budaya” include addition, deletion, adoption, adaptation, category shift, level shift, and intra-system shift.
Pemanfaatan Media Bahan Alam Daun Menyirip Dalam Mengenalkan Calistung Pada Anak Usia Dini Dwi Haryanti; Yesy Ustarina
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 1 (2019): Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/tarbawy.v6i1.862

Abstract

Membaca, menulis, dan berhitung atau calistung bukanlah tahapan perkembangan kemampuan keterampilan yang dapat begitu saja dikuasai anak. Calistung adalah tahapan dasar orang bisa mengenal huruf dan angka dimana membaca merupakan suatu proses rumit yang melibatkan aktivitas auditif (pendengaran) dan visual (penglihatan) untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata. Daun menyirip merupakan media bahan alam yang digunakan sebagai media pengenalan calistung di RA Hadiqotul Amin Puding Besar. Media ini adalah salah satu yang bisa digunakan oleh guru dalam perkembangan calistung anak usia 5 – 6 tahun. Penelitian ini adalah penelitian lapangan atau (field research) yang dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media bahan alam (daun menyirip) dapat menjadi media dalam mengenalkan membaca, menulis dan berhitung untuk anak usia dini, apalagi anak usia prasekolah, yakni 5-6 tahun. Anak dapat belajar langsung untuk melihat benda konkret tanpa harus menerka dari sebuah gambar. Media bahan alam merupakan media yang baik untuk digunakan dalam mengenalkan calistung pada anak usia dini. Harapannya guru dapat meningkatkan kreatifitasnya lagi dalam meningkatkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.
Pengelolaan Kelas Inklusi Melalui Metode Belajar Bersama Alam (MBBA) di Sekolah Alam Bangka Belitung Dwi Haryanti
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2020): Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/tarbawy.v7i2.1464

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa pendidikan adalah hak semua warga. Sementara itu, kenyataan yang terjadi saat ini adalah sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman, baik keberagaman dari segi agama, etnis, bahkan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Padahal sangat jelas diatur dalam Permendiknas bahwa pendidikan inklusi merupakan pendidikan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik dengan kekhususan dan bakat istimewa yang dimilikinya untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik yang lain pada umumnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah Pertama, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara umum pengelolaan inklusi melalui metode belajar bersama alam. Kedua, menyajikan deskripsi tentang implikasi pengelolaan inklusi melalui metode belajar bersama alam. Jenis data yang digunakan adalah data-data yang diperoleh bersumber dari observasi, pengumpulan data di lapangan, interview, dan dokumentasi. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah penerapan metode belajar bersama alam di kelas inklusi secara umum sama dengan kelas reguler. Metode belajar bersama alam diterapkan dengan tiga tahapan, yakni perencanaan, tahap pelaksanaan, dan evaluasi. Penerapan metode belajar bersama alam dilakukan secara bersama oleh guru kelas, asisten guru kelas, dan shadow teacher. Sedangkan implikasi pengelolaan kelas inklusi melalui metode belajar bersama alam ini antara lain siswa lebih mencintai alam, mengembangkan karakter siswa, serta menanamkan rasa tanggung jawab siswa..
Pendidikan Islam dalam Keluarga Persepektif Abdullah Nashih Ulwan Dwi Haryanti; Romli lie
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 7 No 2 (2021): EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v7i2.2030

Abstract

Pendidikan pertama untuk anak dimulai dari keluarga. Keluarga adalah tempat utama bagi pembentukan dan pendidikan anak. Apabila ingin membentuk anak menjadi anak yang shaleh dan shaleha, cerdas serta terampil, maka harus dimulai dari keluarga. Sebuah keluarga tidak akan pernah menjadi keluarga yang ideal apabila keluarga tersebut tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan terutama oleh agama dan hukum yang berlaku di negara dan masyarakat. Diantara keluarga yang ideal tersebut adalah keluarga yang mampu memfungsikan dirinya menjadi pendamping serta pendidik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam pendidikan Islam, dasar dari pendidikan dalam keluarga adalah Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan pendidikan Islam yakni membentuk anak menjadi anak yang beriman, berakhlak mulia, dan bermoral. Metode yang dilakukan sesuai dengan ajaran Islam menurut Abdullah Nashih Ulwan yakni metode dengan keteladanan, metode dengan pembiasaan, metode dengan nasihat, dan metode dengan perhatian dan pengawasan. Pendidikan Islam dalam keluarga menurut Abdullah Nashih Ulwan menganjurkan orang tua untuk senantiasa menuntut ilmu, khususnya ilmu dalam mendidik anak.
Loose Parts Sebagai Alternatif Sumber Belajar dalam Pengembangan Sains Anak Usia Dini Dwi Haryanti; Indo Assa S.Pd; Putri Yana Jamhar
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 8 No 1 (2022): Edugama
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v8i1.2463

Abstract

Factually, there is a development of the times, so that learning resources also experience development. Entering this new era, educators in particular are required to be creative with the process, not the result. In the 21st century, educators also need to be equipped with abilities, knowledge, and skills in order to achieve optimal learning goals. The development of science is currently in line with the learning process needed in 21st century skills. The skills needed in the 21st century include students being able to be more creative, think critically, be able to communicate well, and be able to work together. So to stimulate these skills, educators must carry out fun activities and use learning resources that are in accordance with learning objectives. Nature is a place to gain knowledge. Children also gain valuable experience from their play activities. Fun play activities can make children feel happy and motivated from the experiences they get. In the development of science, learning resources that can be used are loose parts. Loose parts are a play area that is static and can also be fairly stiff that children usually face on a daily basis. The loose parts area is an environment that can be changed, moved around according to the wishes and imagination of a child, so that when children interact using loose parts media, children can be categorized as entering the world of problem solving abilities and creative thinking. Keywords: Loose Parts, Learning Resources, Science Development Secara faktual, adanya perkembangan zaman, sehingga sumber belajar pun mengalami perkembangan. Memasuki era baru ini, pendidik khususnya dituntut kreatif terhadap proses, bukan hasil. Abad 21 ini, pendidik pun perlu dibekali kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Pengembangan sains saat ini sejalan dengan proses pembelajaran yang dibutuhkan dalam keterampilan abad 21. Keterampilan yang dibutuhkan abad 21 ini antara lain peserta didik dapat lebih kreatif, berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan bisa bekerjasama. Sehingga untuk menstimulasi keterampilan tersebut, pendidik harus melakukan kegiatan yang menyenangkan dan menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Alam menjadi tempat dalam memperoleh pengetahuan. Anak juga memperoleh pengalaman yang sangat berharga dari kegiatan bermain mereka. Kegiatan bermain yang menyenangkan dapat membuat anak merasa bahagia dan termotivasi dari pengalaman yang anak peroleh. Dalam pengembangan sains, sumber belajar yang dapat digunakan adalah loose parts. Loose parts merupakan suatu area bermain yang statis dan bisa juga terbilang kaku yang biasanya anak hadapi sehari-hari. Area loose parts yakni lingkungan yang dapat diubah-ubah, dipindah-pindah sesuai keinginan serta imajinasi seorang anak, sehingga ketika anak berinteraksi dengan menggunakan media loose parts, anak sudah dapat dikategorikan memasuki dunia kemampuan problem solving (pemecahan masalah) dan berpikir kreatif. Kata Kunci: Loose Parts, Sumber Belajar, Pengembangan Sains.
GAMBARAN KEMAMPUAN ORANGTUA DALAM PENANGANAN PERTAMA KEJANG DEMAM PADA ANAK USIA TODDLER Novi Indrayati; Dwi Haryanti
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.345 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.149-154

Abstract

Kejang demam merupakan tipe kejang yang sering ditemukan pada masa anak-anak, angka kejadian kejang demam terjadi 2-5% pada anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kemampuan orangtua dalam penanganan pertama kejang demam pada anak usia toddler di wilayah kecamatan Ngampel. Penelitian menggunakan desain deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling, sebanyak 32 orangtua yang memiliki anak usia toddler. Alat pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis unuvariat pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan seluruh orangtua tentang penanganan kejang demam pada anak usia toddler adalah kurang yaitu, sebanyak 32 atau 100% dari total responden. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel atau intervensi yang mempengaruhi kemampuan ibu dalam penanganan kejang demam pada anak usia toddler. Orangtua disarankan dapat mencari sumber informasi tentang kejang demam dan penanganan kejang demam pada anak, untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan orangtua dalam penanganan pertama tentang kejang demam pada anak usia toddler. Kata kunci: Kejang demam, anak usia toddler, penanganan kejang demam DESCRIPTION OF PARENTS 'ABILITY IN THE FIRST HANDLING OF FEVER CHANCE IN AGE CHILDREN ABSTRACT Febrile seizures is a type of seizure that most often happen to toddlers. The rate of this seizure is 2 - 5 % occcurs to children between the ages six months and five years. The objective of this study was to know the description of parents' ability in first handling of febrile seizures happened to their toddlers in Ngampel District. This study was conducted by using descriptive design. The participants were selected by purposive sampling. They were 32 parents whose children were toddlers. Questionnaires and observation sheets were used to get the data. Univariate analysis in this study was using distribution of frequency. The result shows that all the participants ( 32 parents with toddlers) or 100 % of the respondences were lack of the ability to give first handle of febrile seizures happened to their toddlers. Hopefully, the next researchers can add variable or intervention that effects the ability of parents in first handling of febrile seizures happen to their toddlers. Parents are advised to find sources of information about febrile seizures and management of febrile seizures in children, to increase the knowledge and ability of parents in the first treatment of febrile seizures in toddler. Keywords: Febrile seizures, toddlers, first handling of febrile seizures
Translation Quality of Level Shift for English Noun Phrase into Indonesian. Dwi Haryanti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang MIPA dan SOSHUM
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.834 KB)

Abstract

The aim of this article is describing the translation quality of English noun phrasestranslated into Indonesian. The data of this descriptive qualitative study are phrases,clauses, and sentences containing of noun phrases found in English scientific and fictiontexts translated into Indonesian. The data were analyzed by applying translation theoriesproposed by Nababan (2012) and Lauscher (2000). Based on the analyzed data, there arethree elements of translation quality show accurate, acceptable, and readable. Allvariation of English noun phrase patterns translated into Indonsian have same meaningto the message of the source language. They are acceptable and easy to understand withoutreading the entire translation more than one. Therefore, the translation of noun phrasesare readable for ideal readers of the translated texts. The result of this study can beapplied in teaching learning process of translation subject, theory, practice, and evaluationin translation.
Bahasa Inggris Wuri Rahmawati; Dwi Haryanti; Malikatul Laila
Al-Lisan: Jurnal Bahasa Vol 7 No 2 (2022): Al-Lisan: Jurnal Bahasa (e-Journal)
Publisher : LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30603/al.v7i2.2584

Abstract

This study covers the pragmatics equivalence and violation maxims in the Divergent novel. Classifying the forms of Grice maxim violations and describing the pragmatic equivalence of violation maxims in the Divergent novel are the objectives of this study. It is a qualitative paper that examines violation maxims and pragmatic equivalence in the novel Divergent. The data were direct-utterances infraction maxims in English and Indonesian. There are two types of data analysis techniques employed in this study. The analysis began with a document review, followed by an evaluation of the translation's quality based on pragmatic equivalence. As a result of the research, the following findings were discovered: 139 data were classified as violation maxims. The majority of the results (45,32.4%) involved violations of the quality standard. Second, based on the qualitative parameter of pragmatic equivalence, a total of 137 out of 139 data points were deemed "accurate translation" and  two out of 139 (1,43%) data might be regarded as "less accurate translation." This investigation uncovered no translations that may be deemed inaccurate.