Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Telogen Effluvium Dengan Kejadian Paska Infeksi Covid-19 Di Klinik Sukma Periode Januari 2023-Februari 2023 Tamaro, Anggita; Tan, Sukmawati Tansil
Bahasa Indonesia Vol 22 No 3 (2023): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v22i3.4324

Abstract

Pendahuluan: Novel coronavirus disease (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Salah satu contoh gejala pasca-COVID adalah kerontokan rambut (telogen effluvium). Oleh karena itu COVID-19 banyak dikaitkan dengan kejadian telogen effluvium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara kejadian pasca-infeksi COVID-19 dengan telogen effluvium pada pasien Klinik Sukma. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah chi-square dengan cara membagikan kuesioner dan melakukan pull test. Sampel diambil secara consecutive sampling, kemudian dianalisis menggunakan Pearson’s chi-square dengan Yates’ correction. Hasil: Jumlah pasien pasca-COVID-19 dengan kejadian rambut rontok sebesar 35 (55,6%). Tidak dapat hubungan yang bermakna secara statistik antara infeksi COVID-19 dengan kejadian rambut rontok (p=0,471). Namun demikian, orang yang terinfeksi COVID-19 berisiko 1,2 kali lebih besar untuk mengalami kerontokan rambut. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa pasien pasca-COVID-19 berisiko terkena telogen effluvium dan dibutuhkan analisis multivariat pada variabel faktor lainnya. 
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT BERUPA PENYULUHAN DAN SKRINING HBA1C DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP DIABETES MELITUS TIPE 2 Hendrawan, Siufui; Nathaniel, Fernando; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha Wijaya; Kusuma, Kanaya Fide; Gracienne, Gracienne; Tamaro, Anggita; Santoso, Alexander Halim
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20844

Abstract

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik dengan hiperglikemia kronis sebagai ciri utama. Lebih dari 530 juta orang di dunia didiagnosis dengan diabetes, dan sebagian besar adalah diabetes tipe 2. Penyakit ini membawa beban global dengan komplikasi serius, seperti penyakit kardiovaskular dan mikrovaskular. Mengontrol glukosa darah dan mencegah terjadinya diabetes melitus dapat melalui gaya hidup sehat seperti mengatur pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, menghindari merokok, dan memperhatikan berat badan. Selain itu, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini adanya masalah kesehatan. Deteksi dini diabetes melitus yang seringkali muncul pada orang di atas 45 tahun adalah penting sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan yaitu skrining Glycated Hemoglobin (HbA1c), yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata jangka panjang. Pengabdian kesehatan di Panti Lanjut Usia Santa Anna yang diikuti sebanyak 50 peserta dengan rerata usia 75,92 tahun. Berdasarkan pemeriksaan gula darah puasa, sebanyak 11 peserta (22%) tergolong prediabetes dan 3 peserta (6%) terdiagnosis diabetes. Sementara itu berdasarkan HbA1c, sebanyak 11 peserta (22%) terdiagnosis diabetes dan 18 peserta (36%) tergolong prediabetes. Melalui partisipasi dalam kegiatan ini, peserta dapat mendapatkan pemahaman tentang faktor risiko, upaya pencegahan, dan dampak jangka panjang dari diabetes. Selain itu, monitoring secara rutin juga perlu dilakukan. Harapannya, dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mereka, peserta dapat menerapkan metode perawatan yang sesuai dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan dan kualitas hidup.
Efektivitas Terapi Kombinasi Microneedling dan Vitamin C Terhadap Perbaikan Parameter Kulit Wajah Tan, Sukmawati Tansil; Yogie, Giovanno Sebastian; Destra, Edwin; Afladhanti, Putri Mahirah; Sarijuwita, Alicia; Tamaro, Anggita
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.22054

Abstract

UV rays can affect various skin physiology, including changes in skin thickness and skin color. Vitamin C acts as an antioxidant to reduce melanin and skin damage caused by the sun, but it requires a combination with other therapies to get optimal results. This research focuses on the effectiveness of microneedling with vitamin C against pigmentation and skin damage due to sun exposure. The design of this research is quasi experimental. Patients who have atrophic acne scars who meet the inclusion criteria and are treated at Sukma Cliniq Tangerang are the population in this study. The intervention in this study was microneedling with a mixture of 10% vitamin C serum to improve the skin (given when the intervention was carried out and used at home for 21 days). The intervention will be carried out on day 0 according to the procedure previously explained and measured again on day 42. The variable measurements in this study aim at the value of UV damage and skin pigmentation before and after the combination therapy. Results: There were 36 respondents who met the inclusion criteria for this study with an average age of 33.03 years and 69.4% of respondents were women. There were changes and improvements in roughness, porphyrin, and pigmentation parameters (p value <0.001), but there was no change in UV damage parameters (p value 0.500) both before and after the intervention. There were changes and improvements in roughness, porphyrin, and pigmentation parameters after microneedling and vitamin C therapy before and after 42 days of therapy. However, there are no changes and improvements to the UV damage parameters.