Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT BERUPA PENYULUHAN DAN SKRINING HBA1C DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP DIABETES MELITUS TIPE 2 Hendrawan, Siufui; Nathaniel, Fernando; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha Wijaya; Kusuma, Kanaya Fide; Gracienne, Gracienne; Tamaro, Anggita; Santoso, Alexander Halim
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20844

Abstract

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik dengan hiperglikemia kronis sebagai ciri utama. Lebih dari 530 juta orang di dunia didiagnosis dengan diabetes, dan sebagian besar adalah diabetes tipe 2. Penyakit ini membawa beban global dengan komplikasi serius, seperti penyakit kardiovaskular dan mikrovaskular. Mengontrol glukosa darah dan mencegah terjadinya diabetes melitus dapat melalui gaya hidup sehat seperti mengatur pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, menghindari merokok, dan memperhatikan berat badan. Selain itu, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini adanya masalah kesehatan. Deteksi dini diabetes melitus yang seringkali muncul pada orang di atas 45 tahun adalah penting sehingga dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan yaitu skrining Glycated Hemoglobin (HbA1c), yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata jangka panjang. Pengabdian kesehatan di Panti Lanjut Usia Santa Anna yang diikuti sebanyak 50 peserta dengan rerata usia 75,92 tahun. Berdasarkan pemeriksaan gula darah puasa, sebanyak 11 peserta (22%) tergolong prediabetes dan 3 peserta (6%) terdiagnosis diabetes. Sementara itu berdasarkan HbA1c, sebanyak 11 peserta (22%) terdiagnosis diabetes dan 18 peserta (36%) tergolong prediabetes. Melalui partisipasi dalam kegiatan ini, peserta dapat mendapatkan pemahaman tentang faktor risiko, upaya pencegahan, dan dampak jangka panjang dari diabetes. Selain itu, monitoring secara rutin juga perlu dilakukan. Harapannya, dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mereka, peserta dapat menerapkan metode perawatan yang sesuai dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan dan kualitas hidup.
Perbandingan Kejadian Sindrom Dumping pada Pasien Pasca-Bedah Bariatrik dengan Metode RYGB dan Sadi-S di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta, Indonesia Gracienne, Gracienne; Limas, Peter Ian
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 12 (2024): Volume 6 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i12.15822

Abstract

ABSTRACT Obesity has become a global problem for years. It is predicted in 2030, 1 in 20 men and 1 in 11 women will have a BMI >30 kg/m². After years of medical treatments failing to treat obesity, bariatric surgery has proven to be effective in curing obesity. Regardless of its effectiveness, there are still side effects from bariatric surgery, one of which is Dumping Syndrome. There are various methods of bariatric surgery, two of them are Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) and Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy (SADI-S). RYGB is thought to have a higher risk of Dumping Syndrome than SADI-S due to RYGB not preserving the pyloric sphincter. This study aims to compare the incidence of Dumping Syndrome in patients after bariatric surgery using the RYGB and SADI-S methods in Sumber Waras Hospital. This research was an analytical observational study with a cohort-retrospective design consisting of 74 post-bariatric surgery patients. Dumping Syndrome was assessed using Sigstad Scoring, then analyzed using chi-square analysis with the assistance of SPSS software. This study found that the prevalence of Dumping Syndrome in patients after RYGB is 58,2%, compared to SADI-S is 42,1%. This study found no significant relationship between the prevalence of Dumping Syndrome and bariatric methods. (p-value = 0,345; RR = 0,724; CI 95% = 0,408 – 1,283). RYGB is more likely to cause Dumping Syndrome than SADI-S. Bariatric methods, in this case RYGB and SADI-S, have no significant association with the incidence of Dumping Syndrome. Keywords: Dumping syndrome, Bariatric, Roux-en-Y Gastric Bypass, Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy, Obesity  ABSTRAK Obesitas menjadi masalah global selama bertahun-tahun. Diprediksikan hingga tahun 2030, 1 dari 20 laki – laki dan 1 dari 11 perempuan akan memiliki BMI >30 kg/m². Setelah bertahun-tahun penanganan medis gagal menangani obesitas, bedah bariatrik terbukti efektif menyembuhkan obesitas. Terlepas dari keefektivitasannya, terdapat efek samping dari bedah bariatrik, salah satunya yaitu Sindrom Dumping. Terdapat berbagai jenis bedah bariatrik, dua diantaranya yaitu Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) dan Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy (SADI-S). RYGB dipercaya lebih memungkinkan untuk mengalami Sindrom Dumping dibandingkan SADI-S diakibatkan sfingter pilorus yang tidak dipertahankan.  Studi ini bertujuan untuk membandingkan kejadian Sindrom Dumping pada pasien pasca-bedah bariatrik dengan metode RYGB dan SADI-S di Rumah Sakit Sumber Waras. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cohort-retrospective yang terdiri dari 74 responden pasca bedah bariatrik. Sindrom Dumping dinilai menggunakan Skoring Sigstad, lalu dianalisis menggunakan analisis chi-square dengan bantuan software SPSS. Penelitian ini menemukan prevalensi Sindrom Dumping pada pasien pasca RYGB sebesar 58,2%, dibandingkan dengan SADI-S sebesar 42,1%. Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara prevalensi Sindrom Dumping dan metode bariatrik. (p-value = 0,345; RR = 0,724; CI 95% = 0,408 – 1,283). Didapatkan metode RYGB lebih mungkin menyebabkan Sindrom Dumping dibandingkan SADI-S. Metode bariatrik RYGB dan SADI-S tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian Sindrom Dumping Kata Kunci: Sindrom Dumping, Bariatrik, Roux-en-Y Gastric Bypass, Single Anastomosis Duodeno-Ileal Bypass with Sleeve Gastrectomy, Obesitas
Peran Edukasi Status Gizi dan Evaluasi Lemak Subkutan melalui Skinfold Caliper sebagai Upaya Pencegahan Obesitas di Cengkareng Priyana, Andria; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Goh, Daniel; Gracienne, Gracienne
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 9 (2025): Juli
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/papx2907

Abstract

Distribusi lemak subkutan memiliki nilai diagnostik penting dalam penilaian status gizi dan risiko metabolik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi ketebalan lemak subkutan dan memberikan edukasi kesehatan sebagai upaya pencegahan obesitas pada populasi usia produktif. Metode kegiatan dilakukan melalui pemeriksaan ketebalan lipatan kulit menggunakan skinfold caliper pada 57 peserta dewasa di Sekolah Yayasan Baptis Cengkareng, dengan titik pengukuran di biseps, triseps, suprailiaka, dan subscapula. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ketebalan lemak subkutan tertinggi terdapat pada suprailiaka (17,88 mm) dan subscapula (14,94 mm), sedangkan biseps dan triseps memiliki nilai lebih rendah. Mayoritas peserta memiliki kategori lemak rendah pada area lengan, sementara distribusi lemak di area batang tubuh lebih bervariasi. Hasil kegiatan ini digunakan sebagai dasar edukasi kelompok mengenai hubungan distribusi lemak tubuh, pola konsumsi makanan, dan risiko obesitas, sehingga pemeriksaan skinfold caliper terbukti efektif sebagai alat skrining komunitas dan sarana edukasi kontekstual dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian berat badan.
Hubungan Kadar Insulin Puasa dengan Indeks Massa Tubuh Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Lanjut Usia Charissa, Olivia; Santoso, Alexander Halim; Kurniawan, Joshua; Wijaya, Dean Ascha; Nathaniel, Fernando; Firmansyah, Yohanes; Wijaya, Bryan Anna; Gracienne, Gracienne; Satyo, Yovian Timothy; Ranonto, Steve Vallery
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13126

Abstract

ABSTRACT Elderly population is increasing globally. One of the global adversity is obesity. Prevalence of obesity in the elderly population is growing over time and has become a global threat. Obesity also affect insulin level and resistancy, becoming the foundation for diabetes melitus, the unending global health problem. This will bring various health risks for elderly. This study aims to find out the correlation between fasting insulin level with body mass index in the elderly population. This cross-sectional study was done in Santa Anna Nursing Home. The sampling method is total sampling. Body mass index data collection was carried out according to standard physical examination protocols and insulin level analysis was carried out according to standard laboratory protocols. Statistic analysis used in the study is Spearman correlation, with hoped significance level of 5% and power of 80%. We found 31 respondents with mean age of 73.1 (±9.55) years with female as the dominant gender. The median of insulin level were 10 (5,4 – 29,,5) uIU/mL, with mean BMI of 22,24 (3,95) kg/m2. Statistical analysis found no significant correlation between fasting insulin level with BMI (p-value : 0.179), but clinically could be seen that increase of fasting insulin level will affect the increase of BMI though its only a weak correlation (r-spearman : 0.248). Fasting insulin level plays a role and could affect body mass index in the elderly body.  Keywords: Body Mass Index, Elderly, Fasting Insulin, Nursing Home  ABSTRAK Jumlah penduduk lanjut usia secara global akan terus meningkat. Salah satu permasalahan yang mendunia adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada populasi lanjut usia kian meningkat dan menjadi ancaman global. Obesitas juga memengaruhi kadar dan resistensi insulin yang menyebabkan diabetes melitus menjadi masalah kesehatan yang tak kunjung berakhir di dunia. Hal ini menjadi dasar berbagai risiko kesehatan pada lansia. Studi ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bermakna antara kadar insulin puasa dengan indeks massa tubuh pada kelompok lanjut usia. Studi cross-sectional ini dilaksanakan di Panti Lanjut Usia Santa Anna. Metode pengambilan sampel berupa total sampling. Pengambilan data indeks massa tubuh dilakukan sesuai protokol pemeriksaan fisik standar dan analisa kadar insulin dilaksanakan sesuai protokol laboratorium standar. Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini berupa analisa korelasi spearman, dengan nilai signifikansi yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebesar 5% dengan kekuatan penelitian sebesar 80%.  Didapatkan 31 responden dengan rerata usia sebesar 73,1 (±9,55) tahun dengan dominan berjenis kelamin perempuan (71,0%). Rerata kadar insulin puasa adalah 10 (5,4 – 29,,5) uIU/mL, dengan rerata IMT 22,24 (3,95) kg/m2. Pada uji statistik tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara kadar insulin puasa dengan IMT (p-value : 0.179), tetapi secara klinis dapat terlihat bahwa peningkatan kadar insulin puasa akan berdampak terhadap peningkatan IMT walaupun tergolong dalam korelasi lemah (r-spearman : 0.248). Kadar insulin puasa tampak memegang peranan dan dapat berdampak terhadap indeks massa tubuh pada lansia. Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Insulin Puasa, Lanjut Usia, Panti Lanjut Usia