Abstrak: Desa Banyumeneng di Demak memiliki komoditas utama kunyit, namun hanya dijual dalam bentuk kunyit rajang kering dengan harga yang rendah karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam inovasi produk dan kurangnya adopsi teknologi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan kegiatan PKM yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan, keterampilan, dan kapabilitas masyarakat dalam menghasilkan produk olahan kunyit yang bernilai jual tinggi dan menumbuhkan ide bisnis yang inovatif. Kegiatan ini meliputi pelatihan diversifikasi produk, prinsip-prinsip GMP, desain logo dan kemasan, serta pemasaran melalui media sosial. Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang perempuan dari kelompok tani kunyit di Desa Banyumeneng. Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan metode diskusi atau wawancara langsung serta melakukan pencatatan informasi tentang hambatan dan motivasi dalam melaksanakan kegiatan, indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah 75% peserta yang merupakan kelompok tani mengalami peningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang diversifikasi kunyit, prinsip GMP, dan branding produk, serta dapat mempraktekkannya. Hasil evaluasi dari kegiatan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, dimana 90% peserta mampu memahami dan mempraktikkan teknik yang diajarkan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan prospek ekonomi desa dengan menambahkan nilai tambah pada produk kunyit mereka.Abstract: Banyumeneng Village in Demak has turmeric as its main commodity, but it is only sold in the form of dried turmeric with low prices due to limited knowledge and skills in product innovation and lack of technology adoption. To overcome this, PKM activities were carried out which aimed to improve the insights, skills, and capabilities of the community in producing high-value turmeric processed products and fostering innovative business ideas. This activity includes training on product diversification, GMP principles, logo and packaging design, and marketing through social media. The training was attended by 20 women from the turmeric farmer group in Banyumeneng Village...The evaluation of this activity was carried out using the discussion or direct interview method and recording information about obstacles and motivation in carrying out the activity, the success indicator of this activity is 75% of the participants who are farmer groups are able to understand the material to increase their knowledge about turmeric diversification, GMP principles, and product branding, and practice it. The evaluation results of the activity showed an increase in knowledge and skills, where 90% of participants were able to understand and practice the techniques taught. This initiative aims to empower the community and improve the economic prospects of the village by adding value to their turmeric products.