Harefa, Yaaro
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

MAKNA KEDAULATAN TUHAN DALAM PANGGILAN MENJADI HAMBA TUHAN BERDASARKAN YEREMIA 1:5-10 Living Jovieli Hia; Harefa, Yaaro
Misioner Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID MAKALE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51770/jm.v3i2.131

Abstract

The call to become a servant of God is a statement of God's sovereignty in each person's life according to His will, but there are people who respond to God's call by bringing up their various reasons or limitations to reject the call, therefore this article proposes that the call is declared. based on God's sovereignty. In this study the authors used exegesis and literature methods, which means collecting references that support the discussion from books of journal articles that are in the same direction as the discussion. This research is designed to contribute to people who struggle about their calling.
Makna Berkat Allah Dalam I Raja-Raja 9:1-9 Gea, Okta Putra Jaya; Harefa, Yaaro
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v4i2.336

Abstract

God's blessing is often understood as a gift, so it can make people not responsible for these blessings. In 1 Kings 9:1-9, there is a different teaching about God's blessings. This study aims to explore the meaning of God's blessing in 1 Kings 9:1-9 by using the exegesis method. The research results show that in 1 Kings 9:1-9 there are two meanings of blessing: unconditional and conditional. Because God loved Solomon, He blessed him with his glory and fame as the king of the kingdom of Israel. This is an unconditional blessing. But God also promised other blessings for Solomon and the Israelites. If they were obedient and loyal to Him, the kingdom of Israel would still be victorious. But if they disobey His orders, the kingdom's glory will be destroyed.
Kualifikasi Seorang Diaken Dalam Gereja Berdasarkan 1Timotius 3:8-13 Kajian Eksegesis Metode 4 Lapisan Makna Alkitab Gulo, Mayner; Harefa, Yaaro
Voice Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal VOICE
Publisher : LPPM STT Baptis Kalvari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54636/0tm6bc04

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penulis menggunakan metode ini dengan mengumpulkan berbagai data pustaka yang bersumber dari buku, skripsi, dan artikel lainnya. Selain itu dalam penelitian ini, penulis juga melakukan pendekatan metode eksegesis dengan menggunakan langkah 4 lapisan makna Alkitab yaitu, lapisan 1: Historia/Sarkic, lapisan 2: Noetic/spiritual meaning, lapisan 3: Psychic/moral, dan lapisan 4: Anagogic/Eskatologis. Metode 4 lapisan ini sangat membantu penulis untuk melakukan pendekatan eksegesis. Dalam penelitian ini penulis memberikan sebuah pemahaman pentingnya karakter dan teladan seorang pelayan Tuhan yang mencerminkan Kristus. Berdasarkan hasil temuan bahwa seorang pelayan Tuhan yang menjadi diaken harus memiliki integritas, dapat mengendalikan diri, memiliki iman serta menghidupi ajaran Kristus, memiliki teladan rumah tangga yang baik dan mampu bertanggung jawab atas keluarganya, menjadikan jabatan diaken sebagai jembatan dalam memberitakan Kristus. Kualifikasi diaken ini sangat penting bagi semua pelayan Tuhan sebab pelayan Tuhan adalah orang yang melayani Tuhan dan tentu pedoman melayani yaitu Kristus sendiri. Dalam penelitian ini penulis mengkaji syarat-syarat atau kualifikasi untuk menjadi seorang diaken yang berdasarkan konteks dari 1Timotius 3:8-13.
PEMAHAMAN DOA YESUS MENURUT KALLISTOS WARE: MAKNA, PRAKTIK, DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN SPIRITUAL Harefa, Heppy Agustina; Harefa, Yaaro
Alucio Dei Vol 9 No 1 (2025): Alucio Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/aluciodei.v9i1.153

Abstract

Artikel ini adalah sebuah ulasan pandangan Kallistos Ware tentang doa puja Yesus. Penulis menerapkan metode study literatur dengan landasan buku Doa Yesus oleh Kallistos Ware yang didukung oleh pandangan penulis lain dari beberapa jurnal. Dari beberapa pandangan tentang arti doa yang ditemukan penulis, pandangan Kallistos Ware adalah kesempurnaannya. Kallistos Ware menegaskan bahwa doa bukan hanya sekedar menyatakan permohonan kepada Tuhan ketika dalam keadaan mendesak. Pertama, doa Yesus merupakan doa berkomunikasi kepada Tuhan, setiap saat secara berulang-ulang dengan seluruh kerendahan hati di hadapan Tuhan. Kedua, Doa Yesus merupakan doa pertobatan kepada Tuhan baik secara pribadi maupun kelompok atau bersama, dimana pikiran dan nous kita telah di penuhi dengan kejahatan. Ketiga, Doa Yesus merupakan doa yang menciptakan kehadiran Allah sehingga dapat melihat cahaya ilahi dan mencapai doa batin yang sesungguhnya. Ketiga hal ini bertujuan untuk menjelaskan secara lengkap arti doa Yesus dari Kallistos Ware.
Tinjauan Biblika Terhadap Tujuan Ucapan Kutuk Elisa Dalam 2 Raja-Raja 2:23-25 Harefa, Yaaro; Ilo, Yolin
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristiani - November 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59376/philo.v2i1.16

Abstract

Abstract: Elisha's act of cursing the children in 2 Kings 2:23-25 raises many perceptions and even makes it difficult for readers to understand texts like this. How could a man of God utter such a curse word? Therefore, the researcher investigated this topic using a qualitative method with an exegetical approach. The researcher found that this text is not problematic if the reader can understand the purpose behind Elisha's words. Prophecy is entirely God's decision and action for the benefit of His people. This is a special task that God has given him to do on this earth. Accepting and honoring God's messengers is a form of acceptance of God through the Word that is delivered. The truth they preach is the truth of God's grace for man to attain salvation in Christ. Humans are given two choices, namely accepting the truth of God's Word or turning away from God, because God has given free will for humans to choose. The punishment given to those who reject God is the eternal punishment to come.Abstrak: Tindakan Elisa dalam mungutuk anak-anak dalam 2 Raja-Raja 2:23-25 menimbulkan banyak persepsi bahkan akhirnya menjadi hal sulit bagi pembaca untuk memahami teks-teks seperti ini. Bagaimana mungkin seorang hamba Tuhan mengutarakan kata kutuk seperti ini? Oleh sebab itu peneliti menyelidiki topik ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatakan eksegesis. Peneliti menemukan bahwa teks ini tidak bermasalah jika pembaca bisa mememahami tujuan dibalik ucapan Elisa ini. Nabi adalah sepenuhnya keputusan dan tindakan Allah untuk kepentingan umat-Nya. Ini adalah satu tugas istimewa yang Tuhan berikan untuk dikerjakan di muka bumi ini. Menerima dan hormati utusan Tuhan sebagai bentuk penerimaan akan Tuhan melalui Firman yang disampaikan. Kebenaran yang mereka beritakan adalah kebenaran kasih karunia Tuhan bagi manusia untuk mencapai keselamatan di dalam Kristus. Manusia diberi dua pilihan yaitu menerima kebenaran Firman Tuhan atau berpaling dari Tuhan, karena Tuhan sudah memberikan kehendak bebas bagi manusia untuk memilih. Hukuman yang diberikan kepada yang menolak Allah adalah hukuman kekal yang akan datang.
Bahasa Roh Dalam Kesatuan Tubuh Kristus: Suatu Kajian Teologis 1 Korintus 12-14: Agustina Harefa, Heppy; Harefa, Yaaro
Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100) Vol. 8 No. 2 (2025): Special Issue: Celebrating our Pentecostal Heritage
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti, East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54345/jta.v8i2.193

Abstract

Artikel ini membahas peran bahasa roh dalam kehidupan rohani secara pribadi dan komunitas gereja, serta pengaruhnya terhadap pembentukan karakter Kristiani. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman teologis tentang bahasa roh dalam tradisii Pentakosta, melihat bagaimana praktik ini mendalamkan hubungan pribadi dengan Tuhan dan memperkuat kesatuan tubuh Kristus dalam gereja. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan analisis teks-teks Alkitab, khususnya yang berkaitan dengan ajaran Paulus dalam 1 Korintus 12-14, untuk mengkaji penggunaan bahasa roh dalam ibadah pribadi dan komunitas gereja. Artikel ini juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi gereja Pentakosta dalam menerapkan bahasa roh dengan bijaksana, menjaga keseimbangan antara pengalaman rohani pribadi dan dampaknya terhadap kesatuan gereja. Selain itu, pembahasan lebih lanjut mengenai implikasi praktis dari penggunaan bahasa roh dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bagaimana bahasa roh tidak hanya berperan dalam ibadah, tetapi juga dapat memperkuat kehidupan keluarga, pekerjaan, dan interaksi sosial. Dengan demikian, artikel ini menyarankan agar gereja menekankan penggunaan bahasa roh dengan pengertian dan bijaksana, sehingga tidak hanya memperkaya kehidupan rohani pribadi, tetapi juga meningkatkan kesatuan dan kohesi dalam komunitas gereja. Penulisan ini diharapkan dapat memberi wawasan tentang pentingnya bahasa roh dalam pembentukan karakter Kristiani serta tantangan dalam implementasinya di tengah masyarakat modern yang semakin sekuler.
Tujuan Mazmur Kutukan (Mazmur 83): Sebuah Upaya Memahami Mazmur Kutukan Halawa, Ririn Valentina; Harefa, Yaaro
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 3, No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Psalm of Curse is a psalm of revenge. But this Psalm raises ethical problems for humans because it contradicts God's Love. The purpose of this article is for people to understand the Curse Psalms properly. In this case, the method used is the exposition method. To explain that the psalm of curses does not contradict the law of love, the author concludes that psalm 83, can provide the first understanding, to find the enemy of God's Name. Second, knowing the enemy knows Allah. Thus, the cursed Psalms can be used to support humans with the aim of implementing prayer of warning and rebuke. Thus man knows God and realizes God. Mazmur Kutukan adalah mazmur balas dendam. Namun Mazmur ini menimbulkan masalah etika bagi manusia karena bertentangan dengan Kasih Tuhan. Tujuan artikel ini adalah agar orang-orang memahami Mazmur Kutukan dengan benar. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode eksposisi. Untuk menjelaskan bahwa mazmur kutukan tidak bertentangan dengan hukum cinta, penulis menyimpulkan bahwa mazmur 83, dapat memberikan pemahaman pertama, untuk menemukan musuh Nama Tuhan. Kedua, mengetahui musuh mengenal Allah. Dengan demikian, Mazmur terkutuk dapat digunakan untuk mendukung manusia dengan tujuan melaksanakan doa peringatan dan teguran. Dengan demikian manusia mengenal Tuhan dan menyadari Tuhan.
KONSEP PEMAHAMAN ALEGORI PASANGAN YANG TIDAK SEIMBANG: ANALISIS 2 KORINTUS 6:14-15 DALAM KONTEKS HIDUP KRISTEN MASA KINI Daely, Rahmat Wijaya; Harefa, Yaaro
Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 8, No 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Hagiasmos Mission

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59830/voh.v8i1.131

Abstract

Pasangan merupakan persatuan antara laki-laki dan perempuan, atau pernikahan yang memiliki persatuan dalam satu keluarga, dan pernikahan tidak pernah lepas dari peran dan kehendak Tuhan di dalam mempersatukan, dalam satu ikatan yang intim di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk menganalisis kitab Injil 2 Korintus 6:14-15, yang menjadi tema pembahasan utama dalam artikel ini, untuk dapat memahami dan berkontribusi di dalamnya. Penulis juga mengajukan untuk dapat memilih pasangan yang sepadan khususnya orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Allah satu-satunya yang diimani orang percaya, agar dapat memilih pasangan yang seiman dan tidak dengan non-Kristen, karena orang tidak percaya tidak dapat disatukan di dalam kemulian Allah. Penelitian juga menggunakan metode kualitatif pendekatan literatur, dengan mengutip berbagai artikel lain yang mendukung dari tulisan yang diteliti, namun dalam penelitian ini, selalu berpadoman pada Surat 2 Korintus 6:14-15. Dalam artikel ini dapat mencari suatu hal yang berbeda dengan penelitian terdahulu sebelumnya, dengan mengetahui padangan yang berbeda-beda, namun dalam penelitian ini, dapat mengetahui orang yang bukan bukan orang Kristen namun  percaya kepada Kristus, begitu juga sebaliknya. 
Personhood in Biblical and Patristic Thought: A Journey from Natural to Spiritual Man Hendi, Hendi; Nagoya, Rocky; Harefa, Yaaro; Santosa, Monica; Angelina, Claudia; Sugianto, Sugianto
Millah: Journal of Religious Studies Vol. 23, No. 2, August 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol23.iss2.art4

Abstract

This research challenges the materialistic view of humanity by offering a biblical and orthodox anthropological counter-narrative. It posits that human existence transcends mere matter, encompassing the body, soul, and spirit created in God's image and destined for divine communion (theosis). By examining key New Testament terms, such as natural, carnal, and spiritual man, through the lens of Patristic thought, particularly Gregory Palamas and Philokalia, this study reveals a dynamic transformation process from the natural to the spiritual man. This contrasts with the reductionist approach to materialism, demonstrating the richness and depth of the biblical and Orthodox understanding of human nature. This study contributes to a more comprehensive understanding of human identity and purpose by bridging the gap between biblical theology and contemporary philosophy, offering a fresh perspective on the complex interplay between the physical, spiritual, and divine aspects of humanity.