Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Jenis Hasil Tangkapan Menggunakan Alat Tangkap Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Namosain, Kupang Sitanggang, Wanri
JURNAL PENGOLAHAN PERIKANAN TROPIS Vol. 2 No. 1 (2024): Vol 2. No 1 Jurnal Pengolahan Perikanan Tropis
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan - Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/planet.v3i3.749

Abstract

The diversity of biological resources in Indonesian waters is relatively abundant. This abundance can be exploited without exceeding the fishing threshold, especially in Kupang waters. Catch limits in Kupang waters may change from time to time and can be regulated by local fisheries authorities. Local or national fisheries authorities set rules regarding the types of fish that can be caught, the minimum size of fish that can be caught, fishing seasons, and permitted fishing gear. KM. SEHATI 05 is one of the fishing vessels at the Namosain fishing port. This ship measures 16 GT and this ship uses purse seine fishing gear. Diverse and abundant catches of course require the operation of environmentally friendly fishing gear, for example purse seines. The catch targets for this tagfish are tuna, squid, trevally and barracuda. This can be seen based on the mesh size of the fishing gear. The aim of this research is to find out the types of catches that exist in KM. SEHATI 05 in the Namosain fishery using tools. The method used in this research is observation of catches and interviews with fishermen using Purse Seine fishing gear. The types of fish that are usually caught using Purse Seine fishing gear at KM SEHATI 05 are generally only a few types of pelagic fish such as squid (Loligo sp), barracuda fish (sphyraena), trevally fish (Atule mate), tembang fish (sardinella) fish. Tuna (Euthynnus affinis) catches are influenced by the size and shape of the fly, where the fishing gear used is a purse seine, where this fishing gear is made to catch pelagic fish. Keywords: Purse Seine, pelagic fish, aquatic resources and Kupang
Distribution of chlorophyll-a concentrations in Ombai Strait Waters using aqua-modis satellite image data Situmorang, Raymundus Putra; Gustasya, Yosy; Alamsah, Safingi; Afrisal, Muhammad; Supriyadi, Supriyadi; Sitanggang, Wanri; Ismail, Masrurah; Pramudya, Herning; Fernando, Gillang
AGRICOLA Vol 14 No 1 (2024): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v14i1.5924

Abstract

Chlorophyll-a in waters is one of the important factors that determines the primary productivity/fertility of waters. Chlorophyll-a measurements can be carried out in two ways, namely conventionally by direct measurements in the field and modernly by using remote sensing technology. The aim of this research is to determine variations in the distribution of chlorophyll-a in the waters of the Ombai Strait. The data used in this research is monthly level 3 climatology data from 2003–2022 from the Aqua-MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spectroradiometer) satellite using a remote sensing and geographic information system approach. The results of this research were that the highest chlorophyll-a concentration was found in coastal areas and the lowest concentration was found in offshore waters. According to the monthly distribution of chlorophyll-a, the highest concentration was recorded in July with values ranging from 0.251-10.486 mg/m3 with an average of 0.566 mg/m3 and the lowest concentration was recorded in November with values ranging from 0.158-2.151 with an average of 0.427 mg/m3.
Potensi Pemanfaatan Limbah Ikan Untuk Pembuatan Pakan Ikan Lele Grasela, J.S.A; Sitanggang, Wanri; Panjaitan, Mery K K
Jurnal Aquatik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/aquatik.v5i2.8449

Abstract

Pakan dari pelet ikan komersial harganya relatiif mahal sehingga perlu dlakukan upaya pembuatan pelet dari bahan baku yang melimpah dan murah, seperti pemanfaatan limbah ikan di Pasar Tradisional Atambua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat pakan pengganti pellet yang berasal dari limbah ikan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pedekatan studi literatur. Data yang diperoleh dari hasil studi literatur digunakan sebagai hasil dari penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah limbah ikan hasil tangkapan yang sudah direbus, dikeringkankemudian digiling ini dicampur dengan tambahan lain seperti tepung tapioka, dedak jagung dan vitamin konsentrat. Pakan yang hampir jadi ini tidak bisa langsung diberikan kepada ikan lele karena mengandung racun berbahaya yaitu aflaktosin. Maka itu perlu dilakukan fermentasi dengan dicampur ragi tempe serta ditambahkan irisan daun papaya guna mencegah senyawa aflaktosin. Dengan begitu limbah hasil tangkapan yang merusak ekosistem dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kata kunci: limbah ikan, pakan ikan, pasar tradisional
Analisis Strategis Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau dalam Mendukung Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Kupang Sitanggang, Wanri; Djou, Nur Tarizha Alifa Sayidinna; Pramudya, Herning; Alamsyah, Safingi; Pitaloka, Maria Dyah Ayu; Soares, Daniel Da Costa; Kiuk, Yosni
Akuatika Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i1.53110

Abstract

Peningkatan produksi perikanan tangkap di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang dipengaruhi secara signifikan oleh aktivitas produksi perikanan. Namun, peningkatan ini perlu didukung oleh pengelolaan aktivitas dan fasilitas pelabuhan yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan analisis strategi yang tepat untuk memastikan manfaat yang maksimal bagi seluruh aspek terkait, baik aktivitas maupun fasilitas pelabuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis SWOT untuk mendeskripsikan kondisi Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang dan merumuskan strategi yang efektif dalam meningkatkan produksi perikanan tangkap. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas pengelolaan perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang, seperti pendaratan ikan, penanganan, dan pemasaran, telah berjalan dengan baik. Namun, beberapa kendala masih ditemui, seperti fasilitas yang rusak dan belum lengkap. Melalui analisis SWOT, strategi S-O (Strength-Opportunity) yang direkomendasikan yaitu peningkatan produksi perikanan tangkap melalui pemanfaatan kapal-kapal besar untuk meningkatkan volume tangkapan, optimalisasi penanganan dan pengolahan ikan melalui kolaborasi dengan perusahaan perikanan, serta perluasan jaringan pemasaran dan distribusi hasil tangkapan guna memenuhi tingginya permintaan pasar. Selain itu, dukungan pemerintah setempat dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan bagi nelayan juga diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka.
CHARACTERISTICS OF FROZEN FISH RESULTS FROM THE CATCH STOCKING ON A CONTAINING VESSEL KM. SEA OF BERLIANS-99 AT PPP MAYANGAN Mbete, Saverinus; Sitanggang, Wanri; Alamsah, Safingi; Afrisal, Muhammad; Pramudya, Herning; Ismail, Masrurah; Beshari, Hanasajida Edelweiss; Nugilestari, Annie Valentina; bonoventure, Krisanto; Usfintit, Junianus
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 2 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i2.1452

Abstract

A fish collection vessel is a vessel specifically used to transport fish including the process of loading, holding, storing, cooling, and preserving fish on board. This research was conducted at the Mayangan Coastal Fisheries Port (PPP) with the aim of determining the characteristics of the types of fish catches collected at KM. Lautan Berlian-99 which were landed at PPP Mayangan. This research was conducted from September to November 2024 at PPP Mayangan using a qualitative method where data collection in this study was collected through the observation method, namely by directly observing the landing of fish at PPP Mayangan. The identification results showed ten types of fish that were successfully caught by fishermen from various fishing gear including purse seines, bottom longlines and drift nets. The fish were then put into the hold of the collection vessel by the transhipment process to be taken to the port. The measurements to be used are standard length measurements with units of cm. The measurements carried out include total length, half body length, tail length, eye height, body width, head width, and eye width.
Blue carbon dynamics and mangrove extent: a case study from the IndonesiaTimor Leste Coastal ecosystem Sitanggang, Wanri; Wijayanti, Diah Permata; Pribadi, Rudhi; Suryono, Chrisna Adhi; Pitaloka, Maria Dyah Ayu; Naitkakin, Egidius; Soares, Daniel Candido Da Costa; Pramudya, Herning; Kiuk, Yosni
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan 2025: Special Issue ICFM
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.0.0.46912

Abstract

Around 20% of mangrove forests in Indonesia are in a degraded condition, which has a negative impact on the potential for blue carbon storage. When mangroves are damaged or degraded, carbon stored in the soil and vegetation can be released back into the atmosphere as CO2, ultimately increasing greenhouse gas emissions and exacerbating climate change. Mangrove forests can store up to four times more carbon per hectare, around 8001,200 tons per hectare, than terrestrial tropical forests. This research was conducted in the Wini mangrove forest area, North Central Timor, East Nusa Tenggara (NTT) which directly borders Timor Leste. The determination of the location of the observation station was based on a map of changes in mangrove forest land use obtained from the Geospatial Information Agency. The parameters measured included organic carbon, mangrove area and sediment type. Organic carbon was analyzed using the Loss on Ignition (LOI) method, and sediment grain size was measured using a particle size analyzer. The results of the study showed that the average organic carbon stock in mangrove forests reached 570,600843,600 tons per hectare, with an average change in the area of mangrove forests from 2013 to 2023 of 181.29 hectares and the type of sediment dominated by sandy mud. This change in area is caused by the conversion of mangrove land into ponds, rice fields, and settlements.Keywords:MangroveCarbonSedimentborder Area
Blue carbon dynamics and mangrove extent: a case study from the IndonesiaTimor Leste Coastal ecosystem Sitanggang, Wanri; Wijayanti, Diah Permata; Pribadi, Rudhi; Suryono, Chrisna Adhi; Pitaloka, Maria Dyah Ayu; Naitkakin, Egidius; Soares, Daniel Candido Da Costa; Pramudya, Herning; Kiuk, Yosni
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan 2025: Special Issue ICFM
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.0.0.46912

Abstract

Around 20% of mangrove forests in Indonesia are in a degraded condition, which has a negative impact on the potential for blue carbon storage. When mangroves are damaged or degraded, carbon stored in the soil and vegetation can be released back into the atmosphere as CO2, ultimately increasing greenhouse gas emissions and exacerbating climate change. Mangrove forests can store up to four times more carbon per hectare, around 8001,200 tons per hectare, than terrestrial tropical forests. This research was conducted in the Wini mangrove forest area, North Central Timor, East Nusa Tenggara (NTT) which directly borders Timor Leste. The determination of the location of the observation station was based on a map of changes in mangrove forest land use obtained from the Geospatial Information Agency. The parameters measured included organic carbon, mangrove area and sediment type. Organic carbon was analyzed using the Loss on Ignition (LOI) method, and sediment grain size was measured using a particle size analyzer. The results of the study showed that the average organic carbon stock in mangrove forests reached 570,600843,600 tons per hectare, with an average change in the area of mangrove forests from 2013 to 2023 of 181.29 hectares and the type of sediment dominated by sandy mud. This change in area is caused by the conversion of mangrove land into ponds, rice fields, and settlements.Keywords:MangroveCarbonSedimentborder Area
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRAN ATAPUPU, KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR Harryes, Regil Kentaurus; Astiyani, Wahyu Puji; Alamsah, Safingi; Sitanggang, Wanri; Andiewati, Suci; Ismail, Masrurah
MARLIN Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.65-70

Abstract

Belu merupakan kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah seperti pesisir pantai yang berpotensi dalam pengembangan budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis dan finansial pada usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Belu provinsi Nusa tenggara Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif dan kelayakan finansial dimana menggunakan indikator payback period (PP), B/C ratio danLaba/Rugi . Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa usaha budidaya rumput laut ditinjau dari aspek teknis sudah layak. Hasil analisis menyebutkan bahwa budidaya rumput laut di kabupaten Belu apabila dilihat dari tiga aspek finansial yaitu analisis Laba/Rugi, payback period (PP), dan B/C Ratio laut termasuk usaha yang menguntungkan dimana memiliki nilai PP pada angka 0,3 tahun, B/C ratio >1 yaitu 3,3 dan memiliki nilai pendapatan rata-rata padasetiap bualnya sebesar Rp 583.333 maka dapat disimpulkan bahwa budidaya rumput laut merupakan kegiatan usaha yang menguntungkan. Namun rata-rata pendapatan bulanan tersebut masih di bawah ratarata UMK kabupaten Belu. Sehingga perlu adanya perhatian khusus agar kegiatan usaha budidaya rumput laut di kabupaten Belu dapat meningkat dan berkontribusi besar terhadap ekonomi daerah. 
CONSTRUCTION AND OPERATIONAL TECHNIQUES OF PURSE SEINE FISHING EQUIPMENT ON KMN. SANG ENGGON-II IN MAYANGAN PORT, PROBOLINGGO DISTRICT, EAST JAVA Pramudya, Herning; Leto, Fransiskus Ewaldus Yansen; Sitanggang, Wanri
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.38660

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi dan teknik pengoperasian alat tangkap purse seine pada kapal KMN. Sang Enggon-II yang beroperasi di Pelabuhan Mayangan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Purse seine adalah alat tangkap ikan yang efektif untuk menangkap ikan yang bergerombol, dan kapal yang menggunakannya harus memiliki stabilitas serta kapasitas dukung yang memadai. Penelitian ini melibatkan observasi langsung, wawancara, partisipasi aktif, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data primer, serta mengolah data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen utama dari purse seine meliputi jaring (webbing), sayap jaring, dan badan jaring yang terbuat dari bahan polyvinyl alcohol (PVA) dengan ukuran mesh 2,5 inci. Selain itu, komponen penunjangnya mencakup tali ris, pelampung, dan pemberat. Teknik pengoperasian purse seine meliputi persiapan di darat, penentuan daerah penangkapan, penurunan lampu dan jaring, penarikan tali kerut, dan pengangkatan hasil tangkapan. Hasil tangkapan utama terdiri dari ikan kembung, layang, tongkol, dan cumi-cumi, sementara hasil tangkapan sampingan meliputi ikan alu-alu, barracuda, dan tenggiri.
Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Perairan Selat Ombai Menggunakan Data Citra Satelit Aqua MODIS Maulana, Gilang; Situmorang, Raymundus Putra; Afrizal, Muhammad; Ismail, Masrurah; Sitanggang, Wanri; Alamsah, Safingi; Pramudya, Herning; Daud, Moh Ramadan
Jurnal Kelautan Vol 18, No 3: Desember (2025)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v18i3.31623

Abstract

ABSTRAKSuhu permukaan laut (SPL) adalah salah satu data oseanografi yang dapat berguna dalam memantau perubahan lingkungan yang terjadi di laut. Upaya dalam pemantauan suhu permukaan laut dapat memanfaatkan teknologi pengindraan jauh salah satunya dengan memanfaatkan citra satelit aqua-MODIS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaran suhu permukaan laut (SPL) di perairan selat ombai provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2024. Metode Penelitian yang digunakan adalah dengan memanfaatkan data bulanan suhu permukaan laut (SPL) pada tahun 2024 hasil citra satelit aqua-Modis. Hasil penelitian ini, sebaran suhu permukaan laut tertinggi di selat ombai terjadi pada bulan Juni dengan suhu 33,77°C dan sebaran suhu permukaan laut terendah terjadi pada bulan Juli dengan suhu 26,55 °C dan rata rata suhu bulanan pada tahun 2024 sebesar 29,52°C. Kesimpulan penelitian ini adalah Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Selat Ombai Sangat bervariasi karena dipengaruhi faktor iklim dan cuaca serta faktor faktor pendukung lainnya.Kata kunci: Suhu Permukaaan Laut, Selat Ombai, Aqua-MODISABSTRACTSea surface temperature (SST) is one of the oceanographic data that is useful for monitoring environmental changes that occur in the ocean. Efforts to monitor sea surface temperature can utilize remote sensing technology, one of which is by utilizing aqua-MODIS satellite images. The purpose of this study is to find out how the distribution of sea surface temperature (SST) in the waters of the Ombai Strait, East Nusa Tenggara province in 2024. The research method used is to utilize monthly sea surface temperature (SST) data in 2024 from aqua-Modis satellite imagery. As a result of this study, the highest sea surface temperature distribution in the Ombai Strait occurred in June with a temperature of 33.77°C and the lowest sea surface temperature distribution occurred in July with a temperature of 26.55 °C and an average monthly temperature in 2024 of 29.52°C. The conclusion of this study is that the distribution of sea surface temperature in the waters of the Ombai Strait varies greatly because it is influenced by climatic and weather factors and other supporting factors.Keywords: Sea Surface temperature, Ombai Strait, Aqua-MODIS