Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Distribution of chlorophyll-a concentrations in Ombai Strait Waters using aqua-modis satellite image data Situmorang, Raymundus Putra; Gustasya, Yosy; Alamsah, Safingi; Afrisal, Muhammad; Supriyadi, Supriyadi; Sitanggang, Wanri; Ismail, Masrurah; Pramudya, Herning; Fernando, Gillang
AGRICOLA Vol 14 No 1 (2024): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v14i1.5924

Abstract

Chlorophyll-a in waters is one of the important factors that determines the primary productivity/fertility of waters. Chlorophyll-a measurements can be carried out in two ways, namely conventionally by direct measurements in the field and modernly by using remote sensing technology. The aim of this research is to determine variations in the distribution of chlorophyll-a in the waters of the Ombai Strait. The data used in this research is monthly level 3 climatology data from 2003–2022 from the Aqua-MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spectroradiometer) satellite using a remote sensing and geographic information system approach. The results of this research were that the highest chlorophyll-a concentration was found in coastal areas and the lowest concentration was found in offshore waters. According to the monthly distribution of chlorophyll-a, the highest concentration was recorded in July with values ranging from 0.251-10.486 mg/m3 with an average of 0.566 mg/m3 and the lowest concentration was recorded in November with values ranging from 0.158-2.151 with an average of 0.427 mg/m3.
Sardine (Sardinella sp.) Quality Based on Organoleptic Tests in Atapupu Waters, Belu Regency, East Nusa Tenggara Ismail, Masrurah; Afrisal, Muhammad; Costa Soares, Daniel Candido Da Costa Soares; Harryes, Regil Kentaurus; Gustasya, Yosy
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jipsp.v10i1.25125

Abstract

One of the fish handling techniques needed to maintain fish freshness is the cold chain application. Cold chain system is very important to be applied in the post-catch handling process to extend the fish rigor mortis phase. Fishermen and fishmongers are people who play an important role in maintaining fish freshness. The purpose of this study was to determine the fresh sardine organoleptic quality after catching until reaching consumers or initial selling. The method used is a survey method through on board direct fish handling activity observation conducted by fishermen and fishmongers at selling locations, as well as fish organoleptic tests using score sheets for fresh fish with observations based on transit time starting from fishing vessel after catching, collectors, fishmongers to the first consumers. Organoleptic quality measurement of sardine taken from fishmongers in Atapupu waters showed that sardine quality fitted for consumption with an organoleptic value of >7.
Desain Konstruksi Dan Teknik Pengoperasian Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net) Nelayan Atapupu Kabupaten Belu Ismail, Masrurah; Afrisal, Muhammad; Yani, Ahmad
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol. 2 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v2i2.574

Abstract

Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh nelayan di Atapupu. Alat ini dipilih oleh nelayan lokal karena kemudahan penggunaannya dan keunggulannya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji desain konstruksi jaring insang hanyut, yang mencakup ukuran dan jenis bahan yang digunakan dalam pembuatannya, dan teknik pengoperasiannya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kenebibi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, pada periode Oktober hingga Desember 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain konstruksi jaring insang hanyut terdiri dari badan jaring, tali ris, pelampung, dan pemberat. Tahapan pengoperasian meliputi persiapan alat dan perlengkapan, menurunkan unit jaring (setting), menghanyutkan jaring (drifting), menarikan jaring ke atas kapal (hauling), dan menata alat. Jenis hasil tangkapan utamanya adalah ikan terbang, dan beberapa hasil tangkapan sampingan ikan julung-julung, tongkol kecil, ikan lemadang, dan ikan kembung.
CHARACTERISTICS OF FROZEN FISH RESULTS FROM THE CATCH STOCKING ON A CONTAINING VESSEL KM. SEA OF BERLIANS-99 AT PPP MAYANGAN Mbete, Saverinus; Sitanggang, Wanri; Alamsah, Safingi; Afrisal, Muhammad; Pramudya, Herning; Ismail, Masrurah; Beshari, Hanasajida Edelweiss; Nugilestari, Annie Valentina; bonoventure, Krisanto; Usfintit, Junianus
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 2 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i2.1452

Abstract

A fish collection vessel is a vessel specifically used to transport fish including the process of loading, holding, storing, cooling, and preserving fish on board. This research was conducted at the Mayangan Coastal Fisheries Port (PPP) with the aim of determining the characteristics of the types of fish catches collected at KM. Lautan Berlian-99 which were landed at PPP Mayangan. This research was conducted from September to November 2024 at PPP Mayangan using a qualitative method where data collection in this study was collected through the observation method, namely by directly observing the landing of fish at PPP Mayangan. The identification results showed ten types of fish that were successfully caught by fishermen from various fishing gear including purse seines, bottom longlines and drift nets. The fish were then put into the hold of the collection vessel by the transhipment process to be taken to the port. The measurements to be used are standard length measurements with units of cm. The measurements carried out include total length, half body length, tail length, eye height, body width, head width, and eye width.
Pengenalan Alat Tangkap Bubu Lipat untuk Meningkatkan Pendapatan Nelayan di Perairan Atapupu Desa Kenebibi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur Ismail, Masrurah; Muhammad Afrisal; Ahmad Yani
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 6 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v6i2.3359

Abstract

Kepiting bakau merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan diminati oleh masyarakat. Namun, penangkapan kepiting bakau di wilayah Atapupu menghadapi kendala karena sebagian besar nelayan Atapupu masih melakukan penangkapan tanpa menggunakan alat bantu. Untuk mengatasi permasalahan ini, dilakukan pengenalan alat tangkap bubu lipat kepada nelayan Atapupu. Pengetahuan tentang konstruksi dan metode pengoperasian alat tangkap ini masih rendah di kalangan nelayan. Pengenalan alat tangkap bubu lipat diharapkan dapat menambah pengetahuan, meningkatkan produktivitas hasil tangkapan nelayan, mendukung peningkatan pendapatan dan taraf hidup nelayan di Perairan Atapupu. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu pada bulan Desember 2023 di Kakuluk Mesak. Selain itu, pengenalan teknologi alat tangkap yang ramah lingkungan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman nelayan terhadap penggunaan alat tangkap sesuai dengan target tangkapan. Respons positif dari kelompok nelayan menunjukkan bahwa kegiatan ini dianggap memberikan dampak positif, terutama dalam menambah pengetahuan nelayan terhadap alat tangkap ramah lingkungan guna meningkatkan produktifitas hasil tangkapan dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja dalam penangkapan kepiting.
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRAN ATAPUPU, KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR Harryes, Regil Kentaurus; Astiyani, Wahyu Puji; Alamsah, Safingi; Sitanggang, Wanri; Andiewati, Suci; Ismail, Masrurah
MARLIN Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.65-70

Abstract

Belu merupakan kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang melimpah seperti pesisir pantai yang berpotensi dalam pengembangan budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis dan finansial pada usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Belu provinsi Nusa tenggara Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif dan kelayakan finansial dimana menggunakan indikator payback period (PP), B/C ratio danLaba/Rugi . Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa usaha budidaya rumput laut ditinjau dari aspek teknis sudah layak. Hasil analisis menyebutkan bahwa budidaya rumput laut di kabupaten Belu apabila dilihat dari tiga aspek finansial yaitu analisis Laba/Rugi, payback period (PP), dan B/C Ratio laut termasuk usaha yang menguntungkan dimana memiliki nilai PP pada angka 0,3 tahun, B/C ratio >1 yaitu 3,3 dan memiliki nilai pendapatan rata-rata padasetiap bualnya sebesar Rp 583.333 maka dapat disimpulkan bahwa budidaya rumput laut merupakan kegiatan usaha yang menguntungkan. Namun rata-rata pendapatan bulanan tersebut masih di bawah ratarata UMK kabupaten Belu. Sehingga perlu adanya perhatian khusus agar kegiatan usaha budidaya rumput laut di kabupaten Belu dapat meningkat dan berkontribusi besar terhadap ekonomi daerah. 
Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Perairan Selat Ombai Menggunakan Data Citra Satelit Aqua MODIS Maulana, Gilang; Situmorang, Raymundus Putra; Afrizal, Muhammad; Ismail, Masrurah; Sitanggang, Wanri; Alamsah, Safingi; Pramudya, Herning; Daud, Moh Ramadan
Jurnal Kelautan Vol 18, No 3: Desember (2025)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v18i3.31623

Abstract

ABSTRAKSuhu permukaan laut (SPL) adalah salah satu data oseanografi yang dapat berguna dalam memantau perubahan lingkungan yang terjadi di laut. Upaya dalam pemantauan suhu permukaan laut dapat memanfaatkan teknologi pengindraan jauh salah satunya dengan memanfaatkan citra satelit aqua-MODIS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebaran suhu permukaan laut (SPL) di perairan selat ombai provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2024. Metode Penelitian yang digunakan adalah dengan memanfaatkan data bulanan suhu permukaan laut (SPL) pada tahun 2024 hasil citra satelit aqua-Modis. Hasil penelitian ini, sebaran suhu permukaan laut tertinggi di selat ombai terjadi pada bulan Juni dengan suhu 33,77°C dan sebaran suhu permukaan laut terendah terjadi pada bulan Juli dengan suhu 26,55 °C dan rata rata suhu bulanan pada tahun 2024 sebesar 29,52°C. Kesimpulan penelitian ini adalah Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Selat Ombai Sangat bervariasi karena dipengaruhi faktor iklim dan cuaca serta faktor faktor pendukung lainnya.Kata kunci: Suhu Permukaaan Laut, Selat Ombai, Aqua-MODISABSTRACTSea surface temperature (SST) is one of the oceanographic data that is useful for monitoring environmental changes that occur in the ocean. Efforts to monitor sea surface temperature can utilize remote sensing technology, one of which is by utilizing aqua-MODIS satellite images. The purpose of this study is to find out how the distribution of sea surface temperature (SST) in the waters of the Ombai Strait, East Nusa Tenggara province in 2024. The research method used is to utilize monthly sea surface temperature (SST) data in 2024 from aqua-Modis satellite imagery. As a result of this study, the highest sea surface temperature distribution in the Ombai Strait occurred in June with a temperature of 33.77°C and the lowest sea surface temperature distribution occurred in July with a temperature of 26.55 °C and an average monthly temperature in 2024 of 29.52°C. The conclusion of this study is that the distribution of sea surface temperature in the waters of the Ombai Strait varies greatly because it is influenced by climatic and weather factors and other supporting factors.Keywords: Sea Surface temperature, Ombai Strait, Aqua-MODIS