Masyarakat saat ini menjadi pusat penggunaan sumber daya alam tapi juga diharapkan sebagai pemulihan sumberdaya alam khusus di Indonesia. Perhutanan Sosial lahir sebagai sistem dalam pengelolaan sumber daya hutan melibatkan masyarakat disekitar hutan sebagai pelaku utama. Masyarakat diberi hak kelola, dan memanfaatkan hasil hutan sehingga membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Disisi lain, masyarakat berkewajiban menjaga lingkungan hutan melalui program PS berupa rehabilitasi. Hutan dan lahan melalui kegiatan reboisasi dengan sistem agroforestri Kopi. Bibit tanaman kopi pun dipilih menjadi bantuan yang diberikan oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sawitto Kabupaten Pinrang. Ditemukan tanaman kopi yang mengalami pertumbuhan tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan ini bertujuan memberi pendampingan pengelolaan tanaman kopi dalam mengatasi hal tersebut. Kegiatan ini diawali dengan diskusi dalam bentuk FGD mengenai pertumbuhan kopi yang dihadiri oleh Pimpinan KPH, penyuluh KPH, Ketua, dan anggota KTH di Sekretariat Kelompok Tani Hutan (KTH) Pinanian. Setelah diskusi, dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung pertumbuhan kopi di lahan izin perhutanan sosial KTH Pinanian. Dari hasil evaluasi bersama KTH, ditemukan tanaman kopi telah tumbuh dengan baik hingga berbuah, namun ditemukan juga tanaman kopi yang belum tumbuh secara optimal. Ditemukan kopi yang memiliki tangkai atau cabang yang mati yang diakibatkan oleh hama, dan muncul saat musim kemarau yang panjang. Dalam mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan beberapa hal yang diawali dengan riset untuk mengetahui penyebab hama. Aspek penanaman, perlu dilakukan penataan jarak tanam dan dilakukan penanaman pola Agroforestri. Dalam mengantisipasi kemarau panjang pada musim berikutnya, perlu disiapkan sistem pengairan, pembangunan embung maupun teknik lainnya. Kata kunci: Tanaman kopi, pertumbuhan, agroforestri, perhutanan sosial. ABSTRACT Society is currently the center of the use of natural resources, but it is also expected to recover special natural resources in Indonesia. Social Forestry was born as a system for managing forest resources by involving communities around the forest as the main actors in forest management. The community is also given management rights to utilize forest products to help the community improve its economic welfare. As a matter of obligation, the community must also protect the forest environment through PS programs and rehabilitation activities. Forest and Land Rehabilitation through reforestation activities with the Coffee agroforestry system. Coffee plant seeds were also chosen as assistance provided by the Sawitto Forest Management Unit (KPH), Pinrang Regency. This activity began with a discussion of an FGD regarding coffee growth held at the Pinanian Forest Farmers Group (KTH) Secretariat. After the discussion, a field visit was carried out to see firsthand the growth of coffee on the KTH Pinanian social forestry permit land. Coffee plants grow well until they bear fruit, but coffee plants have also been found to have not grown optimally. Coffee was found to have dead stalks or branches caused by pests and appeared during the long dry season. Several things need to be done to overcome this, starting with research to determine the pest's cause. In terms of planting, arranging plant spacing and carrying out Agroforestry pattern planting is necessary. In anticipation of a long dry season next season, preparing an irrigation system, building dams, and other techniques is necessary. Keywords: Coffee plants, growth, agroforestry, Social forestry.