Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Respon Empat Ras Ulat Sutera Terhadap Bombyx mori Nuclear Polyhedrosis Virus (BmNPV) Nuraeni, Sitti; M, Nuraedah; Sanusi, Djamal
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit graseria disebabkan oleh nuclear polyhedrosis virus (NPV) merupakan salah satu penyakit penting pada ulat sutera. Penyakit graseria dapat menurunkan bahkan dapat menggagalkan panen kokon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon empat ras ulat sutera terhadap infeksi NPV. Inokulasi dilakukan pada awal instar III dengan metode oles pada daun murbei berukuran 2 x 4 cm2. Konsentrasi larutan BmNPV sebagai isolat yang digunakan adalah 1 x 107 polyhedron/ml. Hasil penelitian menunjukkan masa inkubasi BmNPV pada ras PBE mulai pada hari ke-3 - ke-14 hsi, ras bivoltin (N1, N2 dan BC 107) pada hari ke-5 - ke-15 hsi. Mortalitas tertinggi terjadi pada hari ke-10 hsi atau instar V. Ras N1, N2 dan BC 107 kecuali PBE ngengatnya masih dapat meletakkan telur dan termasuk kategori tahan. Infeksi BmNPV dapat menurunkan fekunditas ulat sutera meskipun daya tetas dapat mencapai 90%. Virus BmNPV dapat ditransmisikan dari induk ulat sutera yang terinfeksi dengan jumlah polyhedron yang berkisar antara 3 – 8 PIB tiap butir telur. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk memilih bahan persilangan bibit ulat sutera.Kata Kunci: BmNPV, respon ras, ulat sutera Bombyx mori L.
KEANEKARAGAMAN SERANGGA AIR DAN BIOMONITORING BERBASIS INDEKS FAMILI BIOTIK Sitti Nuraeni; Asma'ul Khusna HM; Andi Sadapotto
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.2.147-157

Abstract

Sungai Salima terletak di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin selalu terbuka untuk tujuan pendidikan, riset dan teknologi dan juga terbuka bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar hutan pendidikan tersebut dikhawatirkan dapat mengubah kualitas ekosistem sungai atau dapat menjadi gangguan yang bersifat antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga akuatik dan menilai kualitas perairan berdasarkan famili sebagai indikator dalam biomonitoring. Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan pada bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Salima. Sampel serangga akuatik yang dikumpulkan diidentifikasi dan dianalisis. Pengamatan keanekaragaman, kekayaan dan kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode indeks Shannon-Wiener (H’) dan Hilsenhoff Family Biotic Index (HFBI). Indeks keanekaragaman serangga aquatik Sungai Salima dari hulu sampai hilir berkisar 2,04 - 1,11 (kategori sedang). Indeks kekayaan pada bagian hulu 1,05 tergolong kategori sedang dan pada bagian tengah sampai hilir masing-masing 0,61 dan 0,40 tergolong kategori rendah. Kualitas perairan Sungai Salima pada bagian hulu masih sangat baik (Nilai HFBI 3), sedangkan bagian tengah dan hilir termasuk kategori baik (nilai HFBI 4). Hasil penelitian ini akan menjadi data awal untuk penilaian perubahan lingkungan dari waktu ke waktu pada lokasi yang sama dan dapat digunakan untuk menilai implikasi atas akses yang berlebihan oleh masyarakat pada pemanfaatan hutan pendidikan.
Respon Empat Ras Ulat Sutera Terhadap Bombyx mori Nuclear Polyhedrosis Virus (BmNPV) Sitti Nuraeni
Prosiding Seminar Biologi Vol 1 No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v1i1.2109

Abstract

Penyakit  graseria  disebabkan  oleh  nuclear polyhedrosis  virus  (NPV)  merupakan  salah  satu penyakit penting pada ulat sutera. Penyakit graseria dapat menurunkan bahkan dapat menggagalkan panen kokon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon empat ras ulat sutera terhadap infeksi NPV. Inokulasi dilakukan pada awal instar III dengan metode oles pada daun murbei berukuran 2 x 4  cm2. Konsentrasi  larutan BmNPV  sebagai  isolat  yang  digunakan  adalah  1  x  107 polyhedron/ml. Hasil penelitian menunjukkan masa inkubasi BmNPV pada ras PBE mulai pada hari ke-3 - ke-14 hsi, ras bivoltin (N1, N2 dan BC 107) pada hari ke-5 - ke-15 hsi. Mortalitas tertinggi terjadi pada hari ke- 10 hsi atau instar V. Ras N1, N2 dan BC 107 kecuali PBE ngengatnya masih dapat meletakkan telur dan termasuk kategori tahan. Infeksi BmNPV dapat menurunkan fekunditas ulat sutera meskipun daya tetas dapat mencapai 90%. Virus BmNPV dapat ditransmisikan dari induk ulat sutera yang terinfeksi dengan jumlah polyhedron yang berkisar antara 3 – 8 PIB tiap butir telur. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk memilih bahan persilangan bibit ulat sutera.
Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Desa Rompegading Kabupaten Maros melalui Pengembangan Meliponikultur Andi Prastiyo; Sitti Nuraeni; Marwan Rajab; Tumanan Tumanan; Isnul Karima Tullah; Nurfadilah Latif; Nirmala Armidha; Marshabilla Marshabilla; Khairunnisa Salsabillah; Andi Mustainah Rusli; Diky Wahyudi
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): Volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v3i1.1525

Abstract

The forest bee farmer group in Rompegading Village still has problems regarding the limitions of hunting for forest bees which are only seasonal, safety and environmental risks and limited knowledge of trigona bee cultivation. With the program offered, the community can start a new business, namely trigona bee cultivation independently. The implementation of this program stars from socializing the introduction and potential of trigona bees, opening/cleaning cultivation/meliponiary areas, making bee houses, making paths to bee houses, planting food/flowers around bee houses, making bee boxes, searching for colonies in nature, installation of meliponiary signage, site fencing and monitoring and evaluation of activities. The activity was carried out for approximately 5 months starting from July to November 2021. The first harvest of 500 ml of trigona honey was sold and became a special satisfaction for member of the partner group. The Trigona Bee Thematic Village Development Program as an Effort for Community Empowerment in Rompegading Village, Maros Regency can be considered to have gone well because all activities carried out are carried out according to the scheduled timeline. It is hoped that from this PHP2D, the community of partner forest farmer groups have skills in trigona bee cultivation by utilizing the potential of the surrounding environment, so this can be the first step for them to start a trigona bee cultivation business so that it is hoped that a thematic village that is independent and caring for the environment will be created.
Gaps in the thread: Disease, production, and opportunity in the failing silk industry of South Sulawesi Sitti Nuraeni
Forest and Society Vol. 1 No. 2 (2017): NOVEMBER
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.173 KB) | DOI: 10.24259/fs.v1i2.1861

Abstract

Indonesian silk farming (Sericulture) has experienced two waves of a pebrine epidemic (also known as pepper disease) and grasserie. The first pebrine epidemic occurred in 1973 and the second one occurred in 2010. Natural silk production in Indonesia has undergone dramatic decline after these epidemics. In addition to the disease, other factors also simultaneously contributed to the decline. This research examines the conditions and challenges to national natural silk industry recovery after a pebrine epidemic. The present study employs a survey and focus group discussion in three regencies (Wajo, Soppeng, and Enrekang), which took place in September 2016. Findings show that there are three major factors which contribute to the decline of national silk production, namely the: i) epidemic of silkworm disease, ii) quality of silkworms and the process of silkworm provision, iii) insufficiency of farmer means of production, and iv) lack of guidance and assistance for the farmers. Without interventions and greater support to properly maintain silkworm operations a potentially lucrative economy for rural farmers could go unrealized. The implications of this research also highlight key potential interventions for working with communities and supporting the overall resilience of national silk production in Indonesia.
KONSERVASI LEBAH HUTAN MELALUI SOSIALISASI TEKNIK BERBURU DI DESA CENRANA BARU DAN ROMPEGADING KABUPATEN MAROS Sitti Nuraeni; A Sadapotto; Budiaman Budiaman; Marwan Rajab; Andi Prastiyo; Silvajayanti Silvajayanti; Andi Khairana
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 4, No 2 (2022): BUDIMAS : VOL. 04 NO. 02, 2022
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v4i2.6726

Abstract

Hutan dan lebah hutan memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat terutama yang berdiam di dalam dan di sekitar hutan. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada dua desa yaitu Desa Rompegading dan Desa Cenrana Baru. Desa Rompegading merupakan desa yang masuk dalam zona penyangga di dalam dan di sekitar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK), Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Desa Cenrana Baru masuk dalam Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) Bulusaraung. Hasil kuesioner, wawancara, diskusi dan pengamatan langsung tentang kebiasaan berburu dan memanen madu lebah hutan yang menunjukkan teknik berburu yang tidak ramah lingkungan dan memanen madu yang tidak lestari. Pengabdian ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan workshop untuk memberikan pemahaman konservasi lebah dan hutan dengan tetap mendapatkan manfaat dengan tidak mengabaikan kelestariannya. Setiap tahapan kegiatan telah dilaksanakan dengan baik dan didukung partisipasi masyarakat mitra yang tinggi. Kebiasaan lama berburu dan panen madu hutan yang sudah lama dipraktikkan membutuhkan waktu untuk berubah dan upaya pendampingan.
Transformasi Pengetahuan Kelembagaan dan Pemasaran secara Digital di Kampung Sabbe’ta Desa Pissing, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia Yunianti, Andi Detti; Supratman, Supratman; Nuraeni, Sitti; Pangestu, Kidung Tirtayasa Putra; Prastiyo, Andi
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 4 (2024): JAMSI - Juli 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1244

Abstract

Kampung Sabbe’ta di Desa Pising merupakan Sentra Pengembangan Sutra yang memiliki beberapa kelompok masyarakat pengrajin sutra yang aktif menghasilkan benang sutra. Belum adanya kelembagaan yang mendukung kegiatan peruteraan di daerah tersebut sehingga perlu adanya penguatan sistem kelembagaan untuk kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan pada tahun 2024, tim pengadian Fakultas Kehutanan, Unhas fokus pada transfer ilmu pengetahuan tentang pentingnya pembentukan kelembagaan guna meningkatkan produktifitas masyarakat serta strategi promosi kegiatan-kegiatan yang telah ada di Kampung Sabbeta’. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pemantapan kelembagaan sentra pengembangan sutra dengan berbagai divisi terutama R&D (Riset and Development), divisi pengemasan dan divisi penjualan. Selain itu membantu memfasilitasi promosi secara daring dan luring. Metode pengabdian dilakukan dengan cara ceramah dan FGD (Fokus Group Discussion). Hasil kegiatan program pengabdian kepada masyarakat melalui program kemitraan-masyarakat, diharapkan Kampung Sabbe’ta sebagai sentra pengembangan sutra memiliki kelembagaan yang intergrated mulai dari alur pemasaran, peningkatan produktifitas serta penanganan limbah. Pemerintah dan semua stakeholder dapat menjadi mitra kerjasama yang akan mendukung kegiatan pengembangan sutra terutama di Kampung Sabbe’ta, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
TEKNIK BELAH KOLONI DAN MODEL STUP UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LEBAH TANPA SENGAT Prastiyo, Andi; Muchtar, Andi Asikin; Nuraeni, Sitti; Rahman, Abd.; Latif, Nurfadilah
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v6i1.1582

Abstract

The productivity of stingless bees in Indonesia is hindered by farmers' limited knowledge of proper beekeeping techniques, such as colony splitting and hive optimization. This community service program aimed to improve productivity by training farmers on effective colony splitting and introducing optimal hive models. Activities included problem identification, material delivery, demonstrations, hands-on practice, and evaluation. The hive model used had dimensions of 15x15x20 cm for the lower section and 30x30x8 cm for the upper topping, supporting colony sustainability. Results showed 70% of farmers had 1-10 years of beekeeping experience, with 60% owning 1-20 colonies. Colony splitting was the main method for increasing colonies (40%), while 70% of farmers harvested honey 1-2 times per year. Training evaluations highlighted improved farmer understanding of colony splitting and hive use, offering practical solutions to enhance stingless bee productivity through better beekeeping practices
PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH TRIGONA DENGAN TEKNIK BELAH KOLONI DAN PENGENALAN BENTUK STUP DI DESA ROMPEGADING KABUPATEN MAROS Sitti Nuraeni; Budirman Bahtiar; Andi Detti Yunianti; Budiaman Budiaman; Siti Halimah Larekeng; Andi Prastiyo; Nurfadilah Latif; Marwan Rajab; Gilang Ramadhan; Rehan Rehan
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 3: Agustus 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i3.3076

Abstract

Stingless bees have different local names but are more commonly known as trigona bees. One of the efforts to increase the productivity of trigona bees from their cultivation is colony propagation. The purpose of this community service is to provide training to multiply trigona bee colonies with colony splitting techniques and the introduction of several forms hive of bee. The activity was carried out in the form of a workshop which was attended by two groups of trigona beekeepers. Based on the results of the evaluation through a questionnaire, the training succeeded in increasing the knowledge of participants about the propagation and introduction of the hive form of the trigona bee colony. As a follow-up to this activity, they conducted mentoring activities for trigona beekeeper groups in Rompegading Village, Cenrana District, Maros Regency. Continuous training and mentoring programs will be able to better understand and accelerate independent trigona cultivation groups in managing their meliponiary. Increased income for breeders as direct beneficiaries of meliponiculture.
STRATEGI PEMASARAN, PENGEMASAN DAN PEMANENAN PRODUK UNGGULAN DI KTH MALLAPAOWE, KECAMATAN LILI RIAJA, KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN Yunianti, Andi Detti; Nuraeni, Sitti; Suhasman, .; Taskirawati, Ira; Agussalim, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5446

Abstract

Salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng adalah Kecamatan Lili Riaja. Kecamatan ini memiliki tujuh Kelompok Tani Hutan (KTH) yang aktif memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar hutan. Salah satu KTH yang menjadi mitra pada kegiatan pengabdian ini adalah KTH Mallapaowe. Permasalahan yang dihadapi mitra, produk mereka memiliki daya saing dan nilai jual yang sangat rendah. Produk yang menjadi andalan KTH Mallapaowe adalah “coin kalua” dan gula semut dari pohon aren. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan nilai jual produk para anggota KTH serta strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing produk dalam bentuk ceramah dan Focus Group Discussion (FGD) serta Pelatihan. Selain itu dilakukan pre test dan post test untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan kami. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh anggota KTH guna meningkatkan daya jual dan daya saing produk mereka. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan anggota KTH terkait cara pengemasan dan pemanenan madu dari lebah Trigona sp sebesar 37% dari sebelum hingga setelah kegiatan pengabdian ini. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah Ceramah dan FGD mengenai: 1). Strategi pemasaran produk; 2). Berbagai cara pemanenan madu; dan 3). Berbagai contoh kemasan produk. Pelatihan yang diberikan kepada anggota KTH antara lain pembuatan kertas daur ulang untuk bahan pengemasan, cara pengemasan dengan menggunakan mesin fortable “Seal and Vacuum”, membuat berbagai macam contoh kemasan produk yang menarik serta cara pemanenan madu lebah Trigona sp dengan Metode Sedot Madu dengan Spoit/Pipet. Kata Kunci: Kelompok Tani Hutan Mallapaowe, pengemasan, coin kalua, gula semut, Trigona sp.