Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF TIPE F (SUPERPLASTICIZER) DENGAN VARIASI PENGURANGAN AIR TERHADAP NILAI KUAT TEKAN PADA MORTAR Dewi, Frida Mustika; Rifqi, Mirza Ghulam; Hilmy, Muhammad
Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains Vol. 1 No. 1 (2022): Agustus 2022 - Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains
Publisher : Politeknik Negeri Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57203/jriteks.v1i1.2022.20-27

Abstract

Banyak inovasi teknologi beton yang harapannya menghasilkan mutu yang tinggi. Salah satunya dengan meningkatkan mutu material pembentuknya yaitu mortar yang berfungsi sebagai matrik pengikat agregat pada campuran beton. Pengurangan kadar air pada campuran mortar berakibat pada menurunnya kelecakan mortar dan mengakibatkan mortar berongga/berpori sehingga mutu yang dihasilkan menurun. Diperlukan bahan tambah yang dapat mereduksi jumlah air tanpa mengurangi nilai kelecakan (flow). Penelitian ini menggunakan zat aditif tipe F (superplasticizer) dengan variasi pengurangan air yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai kuat tekan pada mortar. Benda uji berbentuk kubus dengan variasi penambahan superplasticizer 1% dan 2% dari penggunaan semen, dan variasi dengan penambahan superplasticizer dengan jumlah yang sama tetapi mengurangi jumlah pemakaian air sebanyak masing-masing 0%, 5%, 10% dan 15%. Hasil pengujian menunjukkan penambahan SP meningkatkan nilai kuat tekan mortar. Peningkatan mortar dengan penambahan SP didapatkan nilai optimum pada campuran B-1 sebesar 30,128% dengan nilai kuat tekan 36,889 MPa dan B-2 sebesar 34,513% dengan nilai 38,143 MPa. Penambahan kadar superplasticizer juga berpengaruh terhadap nilai flow mortar yaitu semakin tinggi penambahan SP semakin tinggi nilai flow. Didapatkan nilai optimum flow mortar pada sampel B-2 sebesar 20 cm.
PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN PELAT BOUNDECK DAN PELAT KONVENSIONAL (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLIWANGI) adhitya, Mifta; Sandi, Enes Ariyanto; Hilmy, Muhammad
Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains Vol. 2 No. 2 (2024): Februari 2024 - Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains
Publisher : Politeknik Negeri Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57203/jriteks.v2i2.2024.78-85

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat tak lepas dari pekerjaan pelat lantai. Beberapa metode pelaksanaan pelat lantai diantaranya yaitu konvensional dan boundeck. Pemilihan metode pelaksanaan berpengaruh terhadap biaya dan waktu yang diperlukan. Jika diperkirakan dengan logika, penggunaan pelat konvensional pada gedung lebih dari dua lantai akan lebih ekonomis karena bekisting konvensional dapat digunakan secara berulang. Di Banyuwangi masih jarang ditemukan proyek gedung bertingkat yang menggunakan boundeck. Namun, di kota besar seperti Surabaya, boundeck sudah mulai umum digunakan sebagai pengganti bekisting konvensional. Empat dari lima penelitian terdahulu menunjukan bahwa pelat boundeck lebih murah sebesar 12,77%-38,90%. Kelima penelitian tersebut menggunakan bekisting sekali pemakaian, sedangkan pada proyek Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi menggunakan bekisting 2 kali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan waktu pelat lantai konvensional dan boundeck pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data, perhitungan volume, kemudian perhitungan biaya untuk masing-masing pelat lantai menggunakan AHSP Banyuwangi Tahun 2023.Pelat yang ditinjau yaitu mulai dari pelat lantai 2 hingga pelat dak atap atau sejumlah 7 pelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelat boundeck sebesar Rp5.584.870.281,34, sedangkan biaya pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp6.765.876.899,97. Perbandingan biaya pelat boundeck dan pelat konvensional menunjukkan selisih biaya sebesar Rp1.181.006.618,63  atau sekitar 17,46%. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pelat boundeck membutuhkan biaya yang lebih murah daripada pekerjaan pelat konvensional.
EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA GEDUNG SMA NEGERI 1 BANYUWANGI Supriyanto, Mohammad Irfa’i; Wari, Wahyu Naris; Hilmy, Muhammad
Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains Vol. 3 No. 1 (2024): Agustus 2024 - Jurnal Riset Teknik Sipil dan Sains
Publisher : Politeknik Negeri Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57203/j-riteks.v3i1.2024.17-28

Abstract

SMA Negeri 1 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang terus mengalami perkembangan. Bertambahnya jumlah siswa di SMA tersebut tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitas parkir yang sesuai. Setiap kegiatan operasional gedung yang mengakibatkan lalu lintas/kendaraan wajib menyediakan fasilitas parkir. Pada lokasi penelitian kondisi parkir belum memenuhi Satuan Ruang Parkir (SRP) standar, belum adanya marka, alur lalu lintas yang jelas, rambu-rambu parkir dan kendaraan siswa belum tertata. Kondisi ini mengakibatkan kendaraan terpakir sembarangan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hasil evaluasi kebutuhan lahan parkir yang tersedia dengan merencanakan sudut pola parkir yang paling efektif. Metode yang digunakan yaitu survei dengan standar Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat (1996), melakukan pengukuran lahan parkir dan pengumpulan data. Survei kendaraan dilakukan selama 5 hari, kemudian hasil dari pengumpulan dan pengolahan data digunakan untuk mengevaluasi dan merencanakan sudut pola parkir. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan parkir eksisting 258 m2 dan 202,5 m2. Setelah perencanaan sudut dan alur parkir baru dengan hasil maksimum pada sudut 90o dapat menampung 86 SRP dan 60 SRP. Sedangkan berdasarkan hasil survei menghasilkan volume 165 SRP dan 145 SRP, sehingga untuk bisa menampung kebutuhan saat ini perlu penambahan lahan parkir sebesar 164 SRP, untuk menampung kebutuhan parkir dengan luas minimum 246 m2.
Identifikasi Faktor Dominan Penyebab Contract Change Order pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Milik Pemerintah di Jawa Timur Putri, Elysia Stavia Santa; Wiryasuta, I Ketut Hendra; Hilmy, Muhammad
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 2 (2023): October Edition
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v15i2.4622

Abstract

Contract Change Order ( CCO ) dalam pelaksanaan proyek konstruksi merupakan hal yang umum terjadi. Potensi pembangunan paling besar di Indonesia pada kurun waktu satu tahun ke belakang adalah Jawa Timur. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi bangunan gedung milik Pemerintah di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode Relative Important Indeks ( RII ) untuk menentukan faktor dominan penyebab CCO. Dari analisa tersebut dihasilkan 3 nilai RII tertinggi yang pertama adalah faktor kesalahan perencanaan dan desain dari konsultan perencana dan faktor ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi lapangan dengan nilai RII 0,72. Kedua adalah faktor kesalahan dan kelalaian dalam penentuan estimasi volume dengan nilai R II 0,71. Ketiga adalah faktor perubahan desain dan spesifikasi dan faktor perbedaan volume yang signifikan antara gambar, kondisi lapangan dan bill of quantity dengan nilai RII 0,70.
Pemberdayaan masyarakat menuju desa bersih mandiri melalui pembuatan aplikasi bank sampah benelanlor Hardiyanti, Siska Aprilia; Hilmy, Muhammad; Umam, Khoirul; Rusadi, Tri Maryono
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 1 (2025): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i1.30044

Abstract

Abstrak Permasalahan pengelolaan sampah anorganik di Desa Benelanlor, Banyuwangi, masih menjadi tantangan besar. Sampah yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan pencemaran lingkungan, penumpukan di aliran sungai, serta polusi udara akibat bau yang mengganggu. Meskipun telah tersedia Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPS 3R), masyarakat setempat merasa terbebani dengan biaya operasional yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif yang dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat. Program ini bertujuan membentuk Bank Sampah berbasis digital guna meningkatkan kesadaran masyarakat dan efisiensi pengelolaan sampah. Metode yang digunakan mencakup survei, FGD, pengembangan aplikasi Bank Sampah, sosialisasi, serta pelatihan kepada masyarakat dan pengelola. Mitra dalam kegiatan ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Subur Makmur Benelanlor, yang bertindak sebagai pengelola utama Bank Sampah. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk warga desa dan perangkat desa. Hasilnya, terbentuk sistem Bank Sampah digital yang mendorong masyarakat memilah sampah dan memperoleh manfaat ekonomi serta menciptakan solusi berkelanjutan bagi lingkungan. Kata kunci: bank sampah; desa benelanlor; pengelolaan sampah; BUMDES; TPS. Abstract The issue of inorganic waste management in Benelanlor Village, Banyuwangi, remains a significant challenge. Poor waste management causes environmental pollution, waste accumulation in river streams, and air pollution due to unpleasant odors. Although the Integrated Waste Disposal Site (TPS 3R) is available, the local community feels burdened by its high operational costs. Therefore, an alternative solution that can be independently implemented by the community is needed. This program aims to establish a digital-based Waste Bank to improve community awareness and the efficiency of waste management. The methods used include surveys, Focus Group Discussions (FGD), Waste Bank application development, socialization, and training for the community and managers. The partner in this activity is the Village-Owned Enterprise (BUMDes) Subur Makmur Benelanlor, which acts as the main manager of the Waste Bank. This program involves active community participation, including village residents and local officials. As a result, a digital Waste Bank system was established, encouraging the community to sort waste, gain economic benefits, and create sustainable environmental solutions. Keywords: waste bank; benelanlor village; waste management; BUMDES, TPS.
IMPLEMENTASI PASAL 31 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL PADA PERKARA PEMERKOSAAN ANAK YANG DIPUTUS OLEH MAHKAMAH SYAR’IYAH MEULABOH Hilmy, Muhammad; Moulia, Nouvan
Jurist Argumentum: Pemikiran Intelektual Hukum Vol 2, No 2 (2024)
Publisher : Prodi Ilmu Hukum, Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) terkait hak restitusi bagi anak korban perkosaan dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Meulaboh Nomor 10/JN2022/MS.Mbo, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat implementasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif-empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan hakim Mahkamah Syar’iyah Meulaboh, jaksa Kejaksaan Negeri Meulaboh, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh Barat, yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Pasal 31 UU TPKS mengenai restitusi bagi anak korban kekerasan seksual dalam kasus Nomor 10/JN2022/MS.Mbo belum berjalan; korban tidak menerima restitusi meskipun hak tersebut diatur dalam UU TPKS dan Qanun Jinayat. Faktor-faktor penghambat implementasi restitusi meliputi kurangnya pemahaman korban dan keluarga mengenai hak restitusi, aparat penegak hukum (jaksa dan hakim) yang tidak secara proaktif memberitahukan hak tersebut kepada korban, pertimbangan kondisi ekonomi pelaku, serta adanya misinterpretasi dan benturan persepsi antara UU TPKS dengan praktik pemahaman Qanun Jinayat oleh aparat penegak hukum lokal. Kesimpulan penelitian ini adalah restitusi belum terimplementasi dalam kasus yang dikaji karena berbagai kendala tersebut, yang menunjukkan perlunya sosialisasi dan pemahaman yang lebih baik mengenai hak korban serta sinergi antar aparat penegak hukum.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA MASYARAKAT OSING BANYUWANGI PADA MATA KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR DI POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI Hilmy, Muhammad; Tyas, Inno Cahyaning; Ratri, Arum Andary
Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol 23 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/didaktis.v23i2.18652

Abstract

Pengembangan modul berbasis kearifan lokal telah terbukti mampu menyajikan materi yang menghubungkan antara teori dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapi peserta didik. Pengembangan modul ini sangat tepat jika dipadukan dengan mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang memuat materi kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode research and development. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kevalidan modul dan mengujinya kepada peserta didik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul berbasis kearifan lokal ini sangat valid dengan perolehan poin 3,5 atau persentase 87,5% kemudian respon mahasiswa juga menunjukkan hasil yang positif yaitu 3,55 atau persentase 88,75 sehingga modul ini sudah bisa digunakan.
Pemberdayaan masyarakat desa wisata pantai Ria Bomo melalui revitalisasi ekosistem dan branding digital Hardiyanti, Siska Aprilia; Hilmy, Muhammad; Umam, Khoirul; Rusadi, Tri Maryono
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.34176

Abstract

Abstrak Desa Bomo memiliki potensi wisata pantai yang besar, khususnya di kawasan Pantai Ria Bomo. Namun, pengelolaannya masih menghadapi berbagai tantangan seperti penurunan kualitas lingkungan akibat sampah dan kerusakan vegetasi pantai serta kurangnya promosi dan branding digital untuk menjangkau wisatawan lebih luas. Kondisi ini berdampak pada minimnya kunjungan wisata dan rendahnya kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata bagi masyarakat lokal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi wisata pantai secara berkelanjutan. Permasalahan utama yang dihadapi mitra meliputi kerusakan ekosistem pesisir serta kurangnya promosi wisata secara digital. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif antara tim pengabdi, mitra selaku pengurus pokdarwis, masyarakat lokal, dan perangkat desa. Pendekatan ini melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Melalui kegiatan ini, dilakukan penanaman pohon di kawasan pantai, sosialisasi pelestarian lingkungan dengan melibatkan warga lokal, serta pembuatan dan pelatihan website destinasi. Hasil kegiatan ini diharapkan dengan penanaman pohon memperkuat ekosistem pesisir, penyadaran lingkungan menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap pantai, dan website menjadi sarana promosi jangka panjang. Dampak keberlanjutan tercermin dari peningkatan kesadaran, perbaikan ekosistem, serta meningkatnya kunjungan wisatawan. Kata kunci: branding digital; pantai Ria Bomo; promosi wisata; revitalisasi ekosistem. Abstract Bomo Village has significant potential for beach tourism, particularly in the Ria Bomo Beach area. However, its management still faces several challenges such as declining environmental quality due to waste and coastal vegetation damage, as well as a lack of promotion and digital branding to reach a wider range of tourists. These conditions have resulted in low tourist visits and minimal economic contributions from the tourism sector to the local community. The community service activity aims to enhance the capacity and self-reliance of the community in sustainably managing coastal tourism potential. The main problems faced by the partners include coastal ecosystem degradation and the lack of digital tourism promotion. The implementation method of this program was carried out through a participatory and collaborative approach involving the service team, partners as Pokdarwis managers, local communities, and village officials. This approach engaged the community from the planning and implementation stages to the evaluation stage. The activities included tree planting along the coastal area, environmental conservation awareness programs involving local residents, as well as the development and training of a destination website. The outcomes expected from these activities are that tree planting will strengthen the coastal ecosystem, environmental awareness will foster a sense of ownership among the community toward the beach, and the website will serve as a long-term promotional tool. The sustainability impact is reflected in increased awareness, improved ecosystems, and the growth of tourist visits. Keywords: digital branding; Ria Bomo beach; tourism promotion; ecosystem revitalization.