Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Characteristics of PB 260 clone rubber coagulated with natural coagulants: type of Averrhoa Achmad, Feerzet; Deviany, Deviany; Yuniarti, Reni; Fikrah, Faizatul; Az-Zahra, Syifa; Qarimah, Akhlatul; Marlina, Titi; Tambunan, Yonathan Marasi; Rahmadini, Gustia; Damayanti, Damayanti; Suhartono, Suhartono; Suharto, Suharto
Konversi Vol 13, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v13i1.18724

Abstract

The aim of this research was to determine the properties of the PB 260 clone rubber using the Averrhoa type coagulant. The natural coagulants used in this study were Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola. The latex used was 150 ml of PB 260 clone rubber with a concentration of 100% natural coagulant of 75 ml and 2% formic acid. The rubber properties that were tested were Po, PRI, DRC, ash content, dirt content, volatile matter content and Mooney viscosity. This research also uses a special treatment in the form of centrifugation speed. The higher the centrifugation speed, the higher the pH value of the natural coagulant and the lower the H+ ion value, which accelerates the coagulation time of the latex. In natural coagulant extract, the highest values of Po, PRI, DRC, ash content, dirt content and Mooney viscosity were obtained at 0 rpm for Averrhoa bilimbi extract with values of 40%, 94.17%, 32.83%, 0, 32%, 0.038% and 77 MU. Meanwhile, in the test for volatile matter content, the highest value was found in Averrhoa carambola at 5000 rpm with a value of 0.23%.
Pengaruh Ekstrak Koagulan Alami Mengkudu dan Koagulan Kimia Asam Formiat terhadap Koagulasi Karet Klon Pb 260 Achmad, Feerzet; Marlina, Titi; Qorimah, Akhlatul; Azzahra, Syifa; Fikrah, Faizatul; Darni, Yuli
Jurnal Teknologi dan Inovasi Industri (JTII) Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtii.v5i1.89

Abstract

Salah satu negara yang memiliki sektor pertanian yang menghasilkan keuntungan yang cukup besar seperti ekspor komoditas pertanian karet adalah Indonesia. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) yang menjadi salah satu produsen karet alam nomor satu di dunia, namun harga karet yang rendah menjadi permasalahan bagi petani karet. Upaya yang dapat dilakukan petani yaitu mencari alternatif koagulan alami yang dapat mempercepat penggumpalan pada lateks, salah satu jenis koagulan alami yaitu mengkudu (Morinda citrifolia L) tanaman tropis yang mengandung asam askorbat, asam asetat, asam benzoate, benzil alcohol 1-butanol, asam kaprilat, asam sekanoat, etil dekanoat, etil-ektanoat, etil benzena. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari mengkudu sebagai koagulan alami penggumpal lateks. Klon karet yang digunakan adalah klon PB 260 dengan volume koagulan 75 ml dan lateks sebanyak 150 ml, serta koagulan kimia asam formiat 2%. Pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil pH mengkudu lebih 3,85, waktu koagulasi 6,12 menit dan volume serum 30 mL. Mengkudu sebagai koagulan alami didapatkan hasil yang kurang bagus dibandingkan dengan koagulan kimia asam formiat
Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Sebagai Pupuk Organik di Desa Nanti Agung, Kabupaten kepahinang, Bengkulu Achmad, Feerzet; Mahendra, Lufy Eka; Sylvia, Teny; Hatta, Madani; Marlina, Titi
Babakti: Journal of Community Engangement Vol. 1 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/babakti.v1i1.7

Abstract

Melimpahnya tanaman kopi di Desa Nanti Agung, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu menyebabkan penumpukan limbah kulit kopi akibat proses pengolahan biji kopi. Untuk itu, dilakukan pelatihan berupa pemanfaatan limbah kulit kopi untuk dijadikan sebagai pupuk organik. Pembuatan pupuk organik ini dengan mencampurkan limbah kulit kopi dengan kotoran ayam dan EM4 sebagai sumber bakteri pengurai yang diproses selama 14 hari. Hasil dari pelatihan pembuatan pupuk organik yaitu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat tentang pembuatan dan manfaat pupuk organik dari limbah kulit kopi. Dalam aplikasinya pada tanaman kopi, pupuk organik ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman dengan cara meningkatkan sifat fisik, kimia, dan biologis pada tanah melalui unsur hara yang terkandung didalamnya serta mengurangi ketergantungan masyarakat dalam penggunaan pupuk kimia.
PENGARUH JENIS ASAM SEBAGAI KOAGULAN ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK KARET KLON GT 1 Achmad, Feerzet; Deviany, Deviany; Simbolon, Nur Indah; Mahendra, Lufi Eka; Marlina, Titi; Qorimah, Akhlatul; Suhartono, Suhartono; Suharto, Suharto
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 43, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v43i1.948

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh koagulan alami (lemon, jeruk bali, dan asam jawa) serta koagulan kimia (asam formiat) terhadap karakteristik karet Klon GT 1. Koagulan alami diekstrak dan disaring untuk meminimalkan kandungan bulir dan kotoran sebelum diaplikasikan ke dalam lateks dengan rasio berat 1:2, sedangkan konsentrasi asam formiat yang digunakan adalah 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu koagulasi menggunakan koagulan alami lebih cepat dibandingkan koagulan kimia, dengan lemon menghasilkan dry rubber content (DRC) tertinggi. Analisis plastisitas karet menunjukkan adanya variasi antara jenis koagulan, di mana jeruk bali memiliki nilai plastisitas awal (Po) tertinggi. Meskipun kadar abu pada karet yang dihasilkan oleh koagulan alami lebih tinggi, kadar kotorannya lebih rendah dibandingkan dengan koagulan kimia, khususnya asam formiat. Walaupun biaya produksi menggunakan koagulan alami lebih tinggi akibat faktor musiman dan proses pra-perlakuan, karet yang dihasilkan, terutama dari jeruk bali, memiliki karakteristik yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan karet yang dihasilkan menggunakan koagulan kimia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa koagulan alami berpotensi menjadi alternatif efektif untuk meningkatkan kualitas lateks Klon GT 1, serta memberikan wawasan bagi industri karet dalam memilih metode koagulasi yang lebih berkelanjutan dan berkualitas tinggi.