ABSTRACT In 2020, UNICEF stated that the coverage of exclusive breastfeeding in the world reached 38%. Meanwhile in developing countries it is only 39%. Exclusive breastfeeding coverage in ASEAN countries such as India has reached 46%, in the Philippines 34%, in Vietnam 27% and in Myanmar 24%, while exclusive breastfeeding coverage in Indonesia in 2023 will only be 73.97%. North Buton Regency achieved exclusive breastfeeding for babies at 58%. There are three reasons why many mothers stop breastfeeding, incorrect latch while breastfeeding causes the newborn to have difficulty sucking (27.1%), breast milk does not meet the baby's needs (55.6%), and mothers believe that they are not getting enough breast milk (52 .2%). The level of knowledge is closely related to the success of exclusive breastfeeding. To determine the effectiveness of lactation education on the knowledge and self-efficacy of breastfeeding mothers. Quasy experimental with a one group pretest-posttest design research type. The sample in this study was all 40 breastfeeding mothers at the Waode Buri Buton North Community Health Center, in March - July 2024, the sampling technique was total sampling. Before being given lactation education, the majority of respondents had sufficient knowledge (47.5%) and afterward had good knowledge (72.5%). Before being given lactation education, the majority of respondents had low self-efficacy (62.5%) and afterward had high self-efficacy (100%). There is effectiveness of lactation education on the level of knowledge and level of Self Efficacy of breastfeeding mothers (p value 0.000). There is the effectiveness of lactation education on the level of knowledge and level of Self-Efficacy of breastfeeding mothers. It is hoped that health workers can increase education about lactation so that breastfeeding mothers have better knowledge. Keywords: Knowledge, Self Efficacy, Lactation education ABSTRAK WHO mengungkapkan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri di dunia masih sangat cukup tinggi berkisar 40-88%. Di Indonesia ada 21,7% pasien anemia dari 5-14 tahun adalah 26% dan usia 15-24 tahun 18%. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di tahun 2022 angka anemia pada anak dibawah umur 15 tahun sebesar 0,5%, orang tua hamil 50,5%, orang tua nifas 5,1% dan remaja usia 10-18 tahun yaitu 57,1% serta usia 19-45 tahun sekitar 39,5%. Sebesar 22,7% didapatkan remaja putri yang kekurangan atau terkena anemia zat besi, sedangkan pada laki-laki sebesar 12,4%. Mengetahui hubungan antara faktor ekonomi dan pendidikan orang tua terhadap kejadian anemia. Metode yang digunakan ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan korelatif analitik. Desain yang digunakan yaitu cross-sectional dengan metode purposive sampling sebanyak 34 responden. Teknis analisa data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square (X2) program SPSS versi 26. dari 34 responden, yang menderita anemia yaitu sebanyak 18 responden (53%), ekonomi keluarga diatas UMK (> Rp. 5.300.000) yaitu sebanyak 25 responden (73,6%) serta yang memiliki pendidikan tinggi orang tua responden sebanyak 19 responden (55,8%). Adanya hubungan yang bermakna antara faktor ekonomi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Pelita Alam Tahun 2024 (p value = 0,020) dan tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Pelita Alam Tahun 2024 (p value = 0,643). Faktor ekonomi sangat berpengaruh besar pada kejadian anemia maka dengan ini diharapkan agar sekolah dapat meningkatkan pengetahuan dengan menambahkan informasi tentang anemia agar dapat dipersiapkan dengan baik cara pencegahan anemia seperti menjaga pola makan dan menerapkan pola hidup sehat serta bila perlu dilakukan pemberian tablet tambah darah (TTD) yang terjadal setiap minggu nya. Kata Kunci: Ekonomi, Pendidikan, Orang Tua, Anemia