Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Fabric Slashing Bag: Solusi Kreatif UMKM Fashion Kota Denpasar Mengelola Limbah Tekstil Diantari, Ni Kadek Yuni; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara; Pradnyani Utami, Ni Luh Ayu; Pebryani, Nyoman Dewi; Muda Rahayu, Made Tiartini; Sudharsana, Tjokorda Istri Ratna Cora; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Konte Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun; Priatmaka, I Gusti Bagus; Prayatna, I Wayan Dedy
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i1.3601

Abstract

Kegiatan pengabdian dilakukan untuk menangani limbah tekstil berupa kain perca yang dihasilkan dari proses produksi produk fashion UMKM bidang fashion di kota Denpasar melalui pembuatan tas dengan teknik fabric slashing. Selain mengurangi limbah tekstil, produk fabric slashing bag ini juga sebagai sarana dalam mengekplorasi pemanfaatan limbah tekstil sekaligus meningkatkan nilai ekonomis dari limbah tekstil sehingga layak untuk dipasarkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis data mengenai dampak limbah fashion. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh tahapan yang tepat dalam pelaksanaan pengabdian dan pengolahan limbah fashion dengan kreatif dan bernilai ekonomis bagi UMKM. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui kegiatan pelatihan selama lima hari untuk memahami karakteristik limbah fashion, mengetahui langkah-langkah dalam teknik fabric slashing, menentukan desain  produk, hingga proses pengolahan kain perca menjadi produk fashion yang memiliki nilai ekonomis. UMKM Kota Denpasar di bidang fashion dalam proses produksi menghasilkan limbah tekstil berupa kain perca, jumlah perca yang dihasilkan kian meningkat seiring dengan proses produksi. Kain perca yang tidak diolah menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik UMKM bidang fashion di Kota Denpasar jika menjadi sampah atau limbah tekstil yang dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu diperlukan kemampuan untuk mengolah kain perca agar tidak mencemari lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomis melalui kegiatan pelatihan kepada UMKM bidang fashion di Kota Denpasar.
Neutralize - Suround Of Tektekan Okokan : Metafora Narasi Tektekan Dalam Koleksi Tiga Busana Nandari Dewi, Gusti Ayu Savitri; Mayun KT, A.A Ngurah Anom; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.290

Abstract

Tradisi Tektekan atau Tektekan Okokan merupakan tradisi yang dilestarikan hingga saat ini, Tradisi ini berlangsung di Desa Kediri Tabanan. Tradisi ini dahulu dilaksanakan hanya saat di beri pawisik dan saat terjadinya grubug hingga adanya tanda-tanda gaib yang menyerang Desa. Tradisi ini dilakukan berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan, hanya saat ini Tradisi Tektekan ini dilakukan saat sebelum perayaan hari Nyepi, tepatnya pada saat pengerupukan pengganti ogoh-ogoh. Tradisi ini dilakukan dengan mengelilingi Desa dan menggunakan sarana alat bunyi-bunyian salah satunya Okokan, Kulkul, Tengteng. Tradisi ini dipercaya bertujuan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang Desa (Grubug), dan Nangluk Merana, atau menetralisir hal-hal yang bersifat negatif. Tradisi ini menjadi inspirasi penulis dan dikembangkan pada dunia fesyen. Metode pengumpulan data dalam penelitian Tradisi ini dilakukan melalui metode kepustakaan, observasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan Tradisi ini. Metode dalam penciptaan busana dibuat dengan menggunakan metode Frangipani (8 tahapan) diambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan judul “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, tahun 2016 yaitu ide pemantik; riset dan sumber data; pengembangan desain; prototype, sampel dan konstruksi; koleksi akhir; promosi, merek dagang, dan pemasaran; produksi; dan bisnis fesyen. Hal ini menjadi latar belakang dan tujuan dalam penciptaan dengan mengetahui informasi sebagai ide penciptaan yaitu Tradisi Tektekan Okokan. Berdasarkan penelitian penciptaan, busana diwujudkan dalam tiga kategori busana yaitu busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture. Tradisi Tektekan divisualisasikan dengan kata kunci yang dipilih. Setiap busananya memiliki detail motif yang membentuk seperti wabah yang menyerang dan membentuk mengelilingi. Ini merupakan cerita dalam pelaksanaan dari Tradisi Tektekan. Hal ini menjadi inspirasi penulis dalam menciptakan busana.
Penolak Bala: Metafora Tradisi Mejaga-Jaga Dalam Busana Exotic Dramatic Indradewi, Dewa Ayu Diah Arie; Radiawan, I Made; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.298

Abstract

Tradisi Mejaga-jaga di Desa Pakraman Besang Kawan Tohjiwa, Kelurahan Semarapura Kaja, Klungkung dilaksanakan pada Tilem Sasih Karo . Tradisi ini digelar tiap tahun dengan tujuan untuk menghidari terjadinya malapetaka bagi warga desa. Kegiatan tradisi ini dipusatkan di catus pata desa setempat. Tradisi ini menggunakan seekor banteng sebagai kurban suci yang di arak keliling desa dan di tebas untuk di cecerkan darahnya di jalanan, karena dipercaya sebagai penetralisir desa. Darah tersebut juga di yakini warga setempat sebagai obat berbagai macam penyakit sehingga warga berebut mengambil darah yang bercucuran untuk dilumuri di seluruh badan.Tradisi Mejaga-jaga menjadi inspirasi dalam penciptaan karya busana. Proses karya busana berdasarkan delapan tahapan penciptaan busana yang terdiri dari ; design brief, research and sourcing, design development; prototypes, sample and contruction, final collaction; promotion marketing, branding and sales, prodaction, dan the business. Koleksi busana tersebut juga diciptakan dengan pendekatan teori semiotika dan estetika. Berdasarkan analisis teori dari Charles Sander Peirce dan metode penciptaan busana yang terdiri dari busana ready to wear, ready to wear delux dan haute couture Tradisi Mejaga-jaga yang divisualisasikan dengan menggunakan motif yang berkaitan dengan tradisi tersebut.
STRATEGY OF PRESERVATION AND DEVELOPMENT OF IKAT WOVEN FABRIC IDUP PANAK IN TENGANAN PEGRINGSINGAN VILLAGE Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Karuni, Ni Kadek
Journal of Aesthetics, Design, and Art Management Vol. 4 No. 1 (2024): Journal of Aesthetics, Design, and Art Management
Publisher : Yayasan Sinergi Widya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58982/jadam.v4i1.671

Abstract

Purpose: This research aims to analyze the preservation and development strategies of idup panak ikat woven fabric in Tenganan Pegringsingan Village, Bali, focusing on the application of the concepts of upcycling and revivalism. The research also explores how these practices can contribute to the cultural preservation and economic sustainability of the local community. Research Methods: This research used a qualitative approach with a case study of the Tenganan Pegringsingan Village community. Data were collected through in-depth interviews with local weavers, direct observation of the production process, and literature studies related to weaving techniques, upcycling, and revivalism. Data were analyzed descriptively and interpretively to identify key themes. Findings: The results showed that the Tenganan Pegringsingan community has successfully adopted the concept of upcycling by utilizing leftover yarn from the production of gringsing cloth to create “idup panak” ikat woven fabric. In addition, the revivalism strategy is applied by integrating traditional motifs into contemporary designs. The combination of these two approaches not only maintains the cultural value but also increases the attractiveness of the product in the modern market. Implications: This research makes an important contribution to the understanding of how cultural heritage can be adapted to meet the demands of the contemporary market. The application of the concepts of upcycling and revivalism to the idup panak ikat woven fabric can serve as a model for other artisan communities in developing sustainable creative products.
SUSTAINABLE FASHION DI INDONESIA: STRATEGI DAN TANTANGAN BRAND JARUM HIJAU BY ALI CHARISMA Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Pebryani, Nyoman Dewi
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kesadaran global terhadap dampak industri pada lingkungan menjadikan pendekatan berkelanjutan di sektor fashion semakin penting. Indonesia memiliki industri tekstil dan fashion terbesar di Asia Tenggara, polusi dari proses produksi yang menimbulkan dampak pencemaran lingkungan. Sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan hadir sebagai alternatif untuk mengurangi dampak ini melalui praktik ramah lingkungan. Brand Jarum Hijau by Ali Charisma adalah salah satu contoh implementasi sustainable fashion di Indonesia. Studi ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara, obeservasi, dan penelitian literatur, diuraikan dan dianalisis berdasarkan aspek sustainable fashion, yang terdiri dari lima pilar yang berfungsi sebagai acuan untuk praktik sustainable fashion. Penelitian ini mengkaji strategi yang diterapkan Jarum Hijau dalam praktik sustainable fashion serta tantangan yang dihadapinya, dengan tujuan memberikan wawasan tentang pengembangan industri fashion berkelanjutan di Indonesia. Melalui penelitian ini didapatkan hasil bahwa Brand Jarum Hijau by Ali Charisma memanfaatkan bahan ramah lingkungan, menerapkan teknik zero waste, produksi lokal, dan edukasi konsumen untuk mendukung penerapan sustainable fashion di industri fashion. Namun, tantangan seperti biaya produksi yang tinggi, kesadaran konsumen yang masih rendah, infrastruktur daur ulang yang terbatas, dan persaingan dengan fast fashion global tetap menjadi kendala.
Kaju Wula Flobamora Sebagai Busana Kontemporer Bergaya Etnik Moderen dari Nusa Tenggara Timur Tiara Linggi, Randan Elrahel; Pebryani, Nyoman Dewi; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 1 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu karya desain busana telah diwujudkan dan dijabarkan dalam Laporan Tugas Akhir yang bertujuan untuk mengintegrasikan elemen budaya tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT) ke dalam desain busana kontemporer melalui eksplorasi arsitektur Gedung Kantor Gubernur NTT. Desain koleksi busana "Kaju Wula Flobamora" terinspirasi dari simbol budaya lokal, seperti alat musik Sasando, mozaik kaca, dan motif tenun khas NTT, yang dikombinasikan dengan pendekatan modern ethnic style. Koleksi ini mencakup tiga kategori busana: ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture, yang dirancang untuk memperlihatkan perpaduan harmoni antara tradisi dan tren mode masa kini. Dalam proses penciptaan, diterapkan metode perancangan Frangipani yang mencakup riset, analisis elemen seni, pengembangan desain, hingga promosi koleksi. Proyek ini bekerja sama dengan mitra industri, Tudisign, yang berlokasi di Gianyar, Bali, untuk memastikan kualitas dan relevansi produk dengan pasar. Koleksi ini juga dirancang sebagai upaya melestarikan warisan budaya NTT sekaligus memberikan kontribusi pada dunia mode melalui inovasi desain berbasis budaya lokal. Hasil karya ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap nilai budaya lokal di kalangan masyarakat luas dan menjadi inspirasi bagi desainer muda untuk terus mengembangkan produk mode yang berkarakter dan bermakna.
Vintage Bohemain Analogi Exterior Dan Interior Eco Sanggraloka Maya Sanur Resort Spa Mandala, I Gusti Ayu Ray Kenanga; I Wayan Sujana; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 1 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koleksi busana berjudul "Eco Sanggraloka," yang memadukan konsep arsitektur ke dalam seni yang dapat dikenakan. Koleksi ini dicirikan oleh penggunaan berbagai kain, termasuk linen, organza, ubin, kain perca, dan katun, untuk menciptakan desain unik yang mencerminkan estetika struktur arsitektur terkait. Penulis menekankan pentingnya orisinalitas dalam karya tersebut, menegaskan bahwa desain tersebut inovatif dan belum pernah ditiru sebelumnya, sehingga membuktikan keasliannya. Laporan ini juga membahas proses penggabungan mode dengan elemen arsitektur Maya Sanur Resort SPA, menyoroti bagaimana desain berfungsi sebagai media untuk ekspresi estetika dan eksplorasi filosofis, mengimplementasikan kesenjangan antara arsitektur, lingkungan, dan seni. menggunakan 10 tahapan frangipani untuk membantu membuat koleksi 3 karya busana yaitu Ready To Wear, Ready To Wear Deluxe, Semi Couture. Kolaborasi dengan Tudisign selama program studi independen selama 18 minggu yang berkolaborasi bersama TUDISIGN semakin meningkatkan aspek inovatif proyek tersebut, yang bertujuan untuk menghasilkan karya mode yang estetis dan unik. Metode penciptaan busana Eco Sanggraloka menggunakan metode FRANGIPANI yang terdiri dari sepuluh tahapan penciptaan desain fashion yang disusun oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana.