Claim Missing Document
Check
Articles

Transformasi Bunga Tunjung Dalam Busana Wanita Romantik Dramatik Darmara Pradnya Paramita, Ni Putu; Ratna Cora Sudharsana, Tjok Istri; Wimba Ruspawati, Ida Ayu
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22 No 2 (2018): Desember
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.345 KB)

Abstract

Bunga tunjung memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Bali terutama dalam proses ritual agama Hindu. Penciptaan ini ditujukan untuk mewujudkan transformasi penciptaan busana wanita romantik dramatik, mengetahui dan memahami proses mewujudkan busana wanita romantik dramatik, mewujudkan bentuk karya busana wanita romantik dengan bunga tunjung sebagai ide dalam penciptaan. Metode penciptaan yang digunakan yaitu delapan tahapan desain fashion terdiri dari tahapan yaitu design brief, research and sourching, design development, prototypes, samples and construction, the final collection, promotion, marketing, branding, sales, production and the business. Busana wanita romantik dramatik dalam koleksi menerapkan konsep warna Dewata Nawa Sanga yang dilambangkan atau dilukiskan dengan bunga tunjung. Bentuk pada karya busana wanita romantik dramatik menghasilkan dua jenis busana wanita yaitu busana ready to wear deluxe dan haute couture terdiri dari empat busana ready to wear deluxe dan lima busana haute couture. Pemilihan material dan bahan dalam proses proses penciptaan, dikembangkan dengan pengolahan proses kreatif monumental tekstil dan teknik makrame. Pada busana wanita elemen seni yang dominan yaitu garis, bentuk, ukuran, tekstur,  warna dan motif.Sedangkan prinsip desain terdiri dari kesatuan, irama, harmoni, pusat perhatian (point of interest), keseimbangan.
Pelatihan Membuat Lamak, Tamiang dan Tata Rias Mesanggul Bali Ni Kadek Karuni; I Wayan Suardana; Ni Putu Darmara Pradnya Paramita; Ni Luh Ayu Pradnyani Utami
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v5i3.4988

Abstract

Mitra dalam pengabdian ini adalah WHDI desa Guwang yaitu kelompok wanita Hindu Dharma Indonesia yang berada di desa Guwang kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Bali. Tujuan dari program pengabdian ini adalah ingin menyelesaikan permasalahan prioritas yang ditemukan pada WHDI Desa Guwang di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar yaitu anggota WHDI Desa Guwang belum memiliki keterampilan membuat sarana upakara berupa Lamak dan Tamiang untuk keperluan upacara agama dan adat, serta kebanyakan belum bisa merias wajah, menata dan merias rambut secara mandiri terutama untuk acara kegiatan ke pura atau acara adat lainnya. Program pertama yang dilakukan adalah memberikan pelatihan keterampilan membuat Lamak dan Tamiang kepada kelompok WHDI Desa Guwang, agar anggota dan pengurus WHDI mampu dan terampil membuat Lamak dan Tamiang secara mandiri. Pelatihan ini dilakukan secara terjadwal dan menghadirkan nara sumber/tenaga ahli yang memiliki kompetensi baik dibidang ini. Program kedua dengan memberikan pelatihan tata rias wajah termasuk dalam tata rias rambut (mesanggul Bali) untuk ke pura dan upacara adat di Bali. Metode pelaksanaannya, ceramah, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Untuk memecahkan persoalan ini melibatkan dosen dari FSRD ISI Denpasar yang memiliki kompetensi di bidang ini. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota WHDI desa Guwang dalam membuat Lamak dan Tamiang sebagai sarana upakara maupun sebagai sarana dekorasi dalam upacara adat dan agama Hindu. Anggota WHDI juga mampu merias wajah dan mesanggul secara mandiri.
Inovasi Busana Pesta Berbahan Tekstil Tradisional Bali Ni Putu Darmara Pradnya Paramita
Style : Journal of Fashion Design Vol 1, No 2 (2022): Style: Journal of Fashion Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.689 KB) | DOI: 10.26887/style.v2i1.2565

Abstract

The community need and interest which are getting higher towards fashion world make fashion in the world develop rapidly. Fashion world development influences women one of which in party fashion. Party is one of events that usually carries certain fashion either formal or semi formal, until it is not surprising that women dress and choose clothes carefully. Many party fasion worn by community with various types of materials but they do not have their own typical yet. It can be seen from the emergence of party fashion design that is mostly offered in the market. Based on the phenomenon developing in the community and the development of textile industry especially in Bali then it is necessary to create certain innovation in creating party fasion made of Bali traditional textile namely by using Bali endek woven fabric. The methods used were observation, interview, and literature study. This creation aims to preserve and protect Bali endek cloth that is a creative cultural heritage of Bali community and this research aimed to improve the economy and prosperity of Bali community. Besides, innovation of party fashion made of Bali traditional cloth is necessary to produce fashionable clothes. 
BÈRBUDI BAWA LEKSANA BUSANA ADAT BALI KE KANTOR YANG MODIS, TERJANGKAU, DAN BERKELANJUTAN Ni Putu Darmara Pradnya Paramita; Made Tiartini Mudarahayu; Ni Kadek Yuni Diantari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39328

Abstract

The Balinese people's disobedience to the Bali Governor's Regulation Number 79 of 2018 which can be seen through violations by not using traditional clothes on a predetermined day, gave rise to the idea of creating Balinese traditional clothing by carrying out the concept of being fashionable, affordable and sustainable. Fashionable means in accordance with ethics, looks attractive and raises the personal character of the wearer. Affordable is defined as a price that is not expensive because it uses materials produced by local weavers from Nusa Penida and Sidemen Karangasem. Sustainable means creating synergies in the industrial cycle, by prioritizing traditional Balinese textiles produced by local weaver and is expected to lead to the preservation of textiles, both tangible and intangible. This concept is implemented in Bèrbudi Bawa Leksana's fashion collection consisting of 6 clothes created by referring to Frangipani's method. The research and creation of the Bèrbudi Bawa Leksana collection is expected to be a means of education for the Balinese people and a form of academic and professional contribution in supporting government regulations for mutual progress.   Keywords: traditional clothing, balinese, fashionable, affordable. AbstrakKetidakpatuhan masyarakat Bali terhadap Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 yang dapat dilihat melalui pelanggaran dengan tidak menggunakan pakaian adat pada hari yang telah ditentukan, memunculkan gagasan penciptaan busana adat Bali dengan mengusung konsep modis, terjangkau dan berkelanjutan. Modis berarti sesuai dengan etika, tampak menarik dan memunculkan karakter pribadi si pengguna busana. Terjangkau dimaknai dengan Harga yang tidak mahal karena menggunakan bahan produksi penenun lokal asal Nusa Penida dan Sidemen Karangasem. Berkelanjutan berarti memunculkan sinergi dalam siklus industri, dengan mengutamakan tekstil tradisional Bali yang diproduksi pengrajin lokal dan diharapkan dapat bermuara pada pelestarian tekstil baik secara tangible maupun intangible. Konsep tersebut diimplementasikan dalam koleksi busana Bèrbudi Bawa Leksana terdiri atas 6 busana yang diciptakan dengan mengacu pada metode penciptaan Frangipani. Penelitian dan penciptaan koleksi Bèrbudi Bawa Leksana diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Bali dan salah satu bentuk kontribusi akademisi dan professional dalam mendukung peraturan pemerintah demi kemajuan bersama.Kata Kunci: busana adat, bali, modis, terjangkau. Authors:Ni Putu Darmara Pradnya Paramita: Institut Seni Indonesia DenpasarMade Tiartini Mudarahayu: Institut Seni Indonesia DenpasarNi Kadek Yuni Diantari : Institut Seni Indonesia Denpasar References:Agung, L., Kartasudjana, T., Permana, A. W. (2021). Estetika Nusantara dalam Karakter Gim Lokapala. Gorga Jurnal Seni Rupa, 10 (2), 473-477. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v10i2.28556.Andriyanti, S., Sinaga, R., Lubis, R. (2022). Aplikasi Ornamen Sumatera Utara Kreasi Kekinian pada Desain Busana Ready-To-Wear dengan Teknik Sablon Printing. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 25 35.http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.28791.Arshiniwati, N. M. ., Mudra, I. W. ., Sustiawati, N. L. ., Sudibya, I. G. N. ., & Heriyawati, Y. . (2021). Representasi Budidaya Rumput Laut Dan Kain Rangrang Dalam Tari Gulma Penida. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 237–244. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1475.Dewanti P. P. W. A., I Gusti A.M. (2020). Inovasi Busana Adat ke Pura (Wanita Modern). In: Seminar Nasional Desain dan Arsitektur. 412-417.Dewi Pebryani, N., Ratna C.S, T. I. ., Rai Remawa, A. A., & Radiawan, I. M. (2022). Digital Transformation in Endek Weaving Tradition. Mudra Jurnal Seni Budaya, 37(1), 78–85. https://doi.org/10.31091/mudra.v37i1.1886.Harmelia, C. , Yuliarma. Y. (2021). Perubahan Desain Busana Adat Pengantin Wanita di Kota Pariaman Sumatera Barat. Gorga Jurnal Seni Rupa, 10 (2), 515-521. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.29093.Hartini, L.P.I., Kartika S.,& Made S. (2021) Analisis Faktor Persepsi Akademisi Terhadap Penggunaan Busana Adat di Lingkungan Sekolah. E-Jurnal Matematika, 10(3).179-185. http://doi.org/10.24843/MTK.2021.v10.i03.p340.Hendra. H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 202-2011. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Laksana, S.B., Faradillah N. (2021). Rancangan Busana Ready to Wear Menggunakan Teknik Engineered Print. Jurnal Atrat 9(3), 266-274. http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v9i3.1773.Mesra. M, Kartono, G., Ibrahim, A. (2022). Penerapan Ornamen Tradisional Sumatera Utara pada Toples Makanan Sebagai Sarana Revitalisasi. Gorga Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 81-88. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v11i1.33639.Mudarahayu, M. T., Sedana, I. N., Remawa, A. A. G. R., & Sariada, I. K. (2021). Estetika Bentuk Busana Pada Lukisan Wayang Kamasan. Panggung, 31(2).191-202. http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v31i2.1573.Nabila, A., Sari Y. (2020). Penerapan Teknik Sablon Crack Binder Pada Adibusana Dengan Inspirasi Budaya Bali. Jurnal Atrat 8(2). 131-139. http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v8i2.1522.Provinsi Bali. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. 2018.Sudharsana, T. I. R. C. (2016). Global Fashion Discourse In Cosmopolitan Kuta. International Journal of Multidisciplinary Educational Research, 5(8), 1-7. http://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ijmer/pdf/volume5/volume5-issue8(1)-2016.pdf.UKM Karya Ilmiah Mahasiswa UNHI. (2020). Kearifan Lokal Bali di Era Milenial. Denpasar: UNHI Press Publishing.
BÈRBUDI BAWA LEKSANA: METAFORA AIR DALAM BUSANA ADAT BALI KE KANTOR Ni Putu Darmara Pradnya Paramita; Made Tiartini Mudarahayu; Ni Kadek Yuni Diantari
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbudi Bawa Leksana merupakan koleksi busana adat Bali ke kantor dengan konsep modis (fashionable), terjangkau (affordable), dan berkelanjutan (sustainable). Modis yang dimaksud adalah sesuai dengan nilai estetika, etika moral dan spiritual yang menggambarkan jati diri, karakter dan budi pekerti. Terjangkau yaitu harga dari busana adat Bali dapat dijangkau oleh masyarakat Bali, sedangkan berkelanjutan yaitu integritas ekologis dan keadilan sosial yang lebih luas melalui pemilihan bahan yang berkualitas produksi pengrajin lokal dengan nilai budaya Bali, sehingga terselip upaya pelestarian yang berkelanjutan baik dari sisi tangible maupun intangible tekstil Bali yang digunakan. Konsep modis, terjangkau dan berkelanjutan dalam Berbudi Bawa Leksana merupakan representasi dari metafora pergerakan air dari hulu ke hilir sekaligus metafora fungsi air, melalui aturan pemerintah melestarikan budaya hingga menyejahterakan masyarakat, serta pada akhirnya berujung pada siklus pelestarian budaya yang melibatkan pemerintah, pelaku seni budaya/produsen, dan masyarakat.
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI NUSA PENIDA SEBAGAI PIGMEN WARNA PADA TEKSTIL Darmara Pradnya Paramita, Ni Putu
Jurnal Borneo Humaniora Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_humaniora.v4i2.2089

Abstract

Menenun menjadi sumber pendapatan bagi sekelompok kecil orang yang tinggal di Nusa Penida.  Pulau yang terletak dibagian tenggara Pulau Bali dan masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Klungkung ini, terkenal sebagai penghasil kain tenun tradisional dengan pigmen warna alam, beberapa diantaranya yaitu kain cepuk, rangrang, agal, sekordi, saudan. Namun warna alam yang digunakan masih sangat terbatas, padahal jika dilihat potensi sumber daya alam yang ditawarkan wilayah ini berlimpah. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, dengan harapan jangka panjang dapat memacu kreativitas penenun dalam menciptakan perpaduan warna yang lebih beragam dalam kain tradisional Nusa Penida. Kecenderungan dari pewarnaan alami yang telah ada perlu dieksplorasi untuk menghasilkan suatu kebaruan sehingga menjadikan produk tekstil lebih bernilai seni. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan tanaman di alam cukup besar namun selama ini belum termanfaatkan secara maksimal. Sumber daya alam di Nusa Penida yang berpotensi dikembangkan menjadi pigmen warna pada tekstil adalah daun singkong, serabut kelapa, daun jati, jambu biji, daun suji, jantung pisang, daun kesambi, undis. Cara untuk mendapatkan warna alam yaitu dengan cara merebus dan menghaluskan bagian dari tanaman. Keunggulan dari penggunaan warna alam salah satunya dapat memicu kreativitas, menghasilkan produk yang eksklusif, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan.
Fabric Slashing Bag: Solusi Kreatif UMKM Fashion Kota Denpasar Mengelola Limbah Tekstil Diantari, Ni Kadek Yuni; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara; Pradnyani Utami, Ni Luh Ayu; Pebryani, Nyoman Dewi; Muda Rahayu, Made Tiartini; Sudharsana, Tjokorda Istri Ratna Cora; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Konte Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun; Priatmaka, I Gusti Bagus; Prayatna, I Wayan Dedy
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i1.3601

Abstract

Kegiatan pengabdian dilakukan untuk menangani limbah tekstil berupa kain perca yang dihasilkan dari proses produksi produk fashion UMKM bidang fashion di kota Denpasar melalui pembuatan tas dengan teknik fabric slashing. Selain mengurangi limbah tekstil, produk fabric slashing bag ini juga sebagai sarana dalam mengekplorasi pemanfaatan limbah tekstil sekaligus meningkatkan nilai ekonomis dari limbah tekstil sehingga layak untuk dipasarkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis data mengenai dampak limbah fashion. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh tahapan yang tepat dalam pelaksanaan pengabdian dan pengolahan limbah fashion dengan kreatif dan bernilai ekonomis bagi UMKM. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui kegiatan pelatihan selama lima hari untuk memahami karakteristik limbah fashion, mengetahui langkah-langkah dalam teknik fabric slashing, menentukan desain  produk, hingga proses pengolahan kain perca menjadi produk fashion yang memiliki nilai ekonomis. UMKM Kota Denpasar di bidang fashion dalam proses produksi menghasilkan limbah tekstil berupa kain perca, jumlah perca yang dihasilkan kian meningkat seiring dengan proses produksi. Kain perca yang tidak diolah menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik UMKM bidang fashion di Kota Denpasar jika menjadi sampah atau limbah tekstil yang dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu diperlukan kemampuan untuk mengolah kain perca agar tidak mencemari lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomis melalui kegiatan pelatihan kepada UMKM bidang fashion di Kota Denpasar.
Peningkatan Keahlian Sumber Daya Manusia Bagi Pelaku UMKM Fashion Kota Denpasar Melalui Pelatihan Merajut Diantari, Ni Kadek Yuni; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Sudharsana, Tjokorda Istri Ratna Cora; Rahayu, Made Tiartini Muda; Pebryani, Nyoman Dewi; Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani; Udiyani, Ni Made Santi; Sukawati, Tjokoda Gde Abinanda; Paramita, Ni Putu Darmara Pradnya; Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun Konte; Priatmaka, I Gusti Bagus; Prayatna, I Wayan Dedy; Mahadewi, Ida Ayu Ari
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i2.4500

Abstract

Pelatihan merajut ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi UMKM bidang fashion dikota Denpasar. Pelatihan merajut digagas untuk meningkatkan keahlian bagi UMKM dalam produksi produk fashion yang kreatif dan inovatif sekaligus menambah nilai dari produk fashion sehingga mampu memperluas jangkauan produk yang ditawarkan. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dilakukan untu menganalisa data terkait permasalahan yang dihadapi oleh UMKM fashion di kota Denpasar dan ketepatan metode pembelajaran teknik merajut sebagai langkah pelaksanaan pelatihan merajut untuk mewujudkan produk fashion yang kreatif, inovatif serta bernilai ekonomis bagi UMKM. Pelaksanaan pelatihan merajut ini diselenggarakan selama lima hari untuk memahami teknik merajut hingga tercipta produk tas rajutan dengan tiga tahapan yang terdiri dari 1) tahap persiapan yang meliputi identifikasi peserta, penyusunan materi, dan persiapan alat dan bahan; 2) tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan penyampaian materi, pendampingan; 3) tahapan akhir dengan mengadakan evaluasi. Kegiatan pelatihan merajut ini mampu meningkatkan kemampuan SDM pelaku UMKM kota Denpasar khususnya dalam keahlian merajut dasar yang bermanfaat bagi UMKM fashion kota Denpasar dalam mengembangkan produk fashion dengan sentuhan tangan yang unik dan menarik untuk dipasarkan.
The Power of Retro Baris Jangkang Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara; Ratna Cora S., Tjok Istri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.296

Abstract

Tari Baris Jangkang merupakan khasanah budaya, perpaduan seni dan filosofi, tarian ini memiliki nilai kesakralan dan unsur magis yang sangat tinggi, melambangkan tentara kuno dari daerah-daerah terpencil di Bali, tari baris multifungsi. Tari Baris Jangkang adalah sebuah tarian yang dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa yang ada di Desa Pelilit, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Tari Baris Jangkang sangat jauh berbeda, dengan tarian-tarian sakral lainnya. Dimana tarian ini memiliki nilai kesakralan dan unsur magis yang sangat tinggi. Secara keseluruhan, tarian ini melambangkan tentara kuno dari daerah-daerah terpencil di Bali. Para penari bergerak seperti tentara dalam koreografi yang militer di alam. Inspirasi dalam penciptaan busana wanita yaitu tari baris jangkang. Sebagai generasi muda bagaimana cara kita untuk melestarikan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dan melestarikan pertunjukan khas Indonesia khususnya. Busana yang terinspirasi dari tari baris jangkang yang berkonsepkan retro karena ingin mengangkat sesuatu yang tradisi (masa lalu). Gaya baru yang dikemas dengan nuansa masa lalu, melestarikan seni-seni yang sudah langka, untuk memberi inspirasi kepada generasi penerus, untuk menambah inspirasi dalam dunia mode. Karakter dari gerak tarian berkaitan dengan dunia mode di era retro (lincah, kokoh,lugas, dinamis). Penciptaan desain busana ini ada tiga busana wanita yang tergolong menjadi busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture. Pembuatan desain digunakan metode wawancara, metode observasi, metode dokumentasi dan metode kepustakaan dari analisa tersebut sebagai acuan dalam mendesain busana wanita retro yang terinspirasi dari tari baris jangkang.
MANUR BHAVA” ANALOGI ARSITEKTUR PURI AGUNG KERAMBITAN DALAM BUSANA ART OF BEAT Kirana Putri, Ni Made Saraswati; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.743

Abstract

Sejarah kerajaan di Bali merupakan situs yang harus dijaga dan dilestarikan sepanjang zaman. Bali mempunyai beragam jenis arsitektur bangunan tradisional yang tata tempatnya memiliki nilai tradisi dan budaya. Arsitektur Puri Agung Kerambitan yang bertempat di Desa Kerambitan Tababan memiliki keunikan disetiap bangunannya, yaitu terdapat piring cina. Tidak hanya keunikan arsitekturnya di Puri Agung Kerambitan juga terdapat kesenian Tektekan. Berdasarkan pemaparan diatas timbulan sebuah inspirasi penciptakaan karya tugas akhir yang berjudul Manur Bhava : Analogi Arsitektur Puri Agung Kerambitan dalam penciptaan busana Art Of Beat. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya busana mengacu pada metode penciptaan desain fesyen yaitu Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana yang berisi sepuluh tahapan dalam proses perancangan desain fesyen berdasarkan identitas budaya Bali. Sepuluh tahapan metode penciptaan tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan koleksi busana Manur Bhava kedalam tiga busana yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, baik itu dari segi pemotongan dan teknik penciptaan busana Ready To Wear, Ready To Wear Deluxe, Semi Couture. Konsep Arsitektur Puri Agung Kerambitan dievaluasikan dengan kata kunci yaitu piring cina, patung naga emas, bale loji, art of beat, dan elegant look yang dituangkan dengan gaya ungkap analogi dalam setiap kata kunci yang digunakan.