Claim Missing Document
Check
Articles

Hegemoni Fashion Barat Pada Busana Bangsawan di Bali Utara (1800-1940) A.A. Ngr. Anom Mayun K. Tenaya
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 2 (2021): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i2.1478

Abstract

Penampilan busana bangsawan di puri-puri Bali Utara pada era 1800-1940 menunjukan adanya hegemoni budaya dalam berbusana terhadap sistem busana tradisional Bali, khususnya di Bali Utara. Pengaruh budaya asing, khususnya Barat terjadi melalui pertemuan langsung penduduk Bali Utara dengan pedagang dari Eropa. Kaum bangsawan Bali Utara yang berasal dari dua kerajaan besar, yakni Kerajaan Karangasem dan Buleleng menerima baik kedatangan bangsa Barat pada awalnya. Dua puri besar ini berusaha melakukan perubahan sosial kultural dengan bantuan pihak Barat yang kemudian berhasil menguasai Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya dan studi fashion untuk menjelaskan elemen-elemen fashion Barat pada busana bangsawan Bali Utara pada 1800-1940. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada busana kaum bangsawan pria terlihat elemen-elemen fashion Barat, terutama pada pemakaian baju dan kelengkapan busana, seperti: rompi, dasi, dan aksesoris, seperti: lencana, jam, pin, dan topi. Pada busana bangsawan wanita terlihat pada pemakaian baju kastim dan penggunaan motif aksesoris seperti bros, giwang, dan leontin, serta gelung yang menyerupai tiara pada kepala bangsawan wanita Eropa. Pengaruh budaya Barat dalam tatabusana bangsawan Bali Utara 1800-1940 terjadi melalui hegemoni fashion. Dengan pasti, gaya hidup bangsawan Bali Utara pada era 1800-1940 menjadi ke barat-baratan. Modus operandi hegemoni melalui pendidikan dan pemaksaan etika berbusana Barat terutama pada kaum wanita.
Classic Jewelry Aesthetics on Payas Agung Badung A.A.Ngr. Anom Mayun Konta Tenaya
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v5i1.1987

Abstract

Jewelry is an important and inseparable part of Payas Agung Badung's clothing. In the past, the nobles of the Badung kingdom had exclusive rights to Payas Agung (Balinese Traditional Uniform) which were used only at certain times, such as religious rituals and traditional events. Payas Agung Badung is still used today. specifically for weddings and tooth-filling in the Badung district and Denpasar city. The unique nature of this dress does not only come from the material and design aspects but also from the socio-cultural aspect, especially the artistic value of Payas Agung Badung clothing, which has a strong character. Traditional fabrics harmoniously blend with Balinese jewelry. The focus of this research is on jewelry which is the center of attention of the overall appearance of Payas Agung Badung. This research is a qualitative study using aesthetic theory. The primary data was obtained from the jewelry used at Payas Agung Badung in the period from 1930 to 1970. The secondary data were photographs belonging to the Puri Anom family in Denpasar. The results showed that the beauty of jewelry at Payas Agung Badung comes from intrinsic values, such as raw materials and motifs, as well as extrinsic values, such as the pakem (aesthetic principles) and deep meaning of the jewelry.
Fabric Slashing Bag: Solusi Kreatif UMKM Fashion Kota Denpasar Mengelola Limbah Tekstil Diantari, Ni Kadek Yuni; Pradnya Paramita, Ni Putu Darmara; Pradnyani Utami, Ni Luh Ayu; Pebryani, Nyoman Dewi; Muda Rahayu, Made Tiartini; Sudharsana, Tjokorda Istri Ratna Cora; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Konte Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun; Priatmaka, I Gusti Bagus; Prayatna, I Wayan Dedy
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i1.3601

Abstract

Kegiatan pengabdian dilakukan untuk menangani limbah tekstil berupa kain perca yang dihasilkan dari proses produksi produk fashion UMKM bidang fashion di kota Denpasar melalui pembuatan tas dengan teknik fabric slashing. Selain mengurangi limbah tekstil, produk fabric slashing bag ini juga sebagai sarana dalam mengekplorasi pemanfaatan limbah tekstil sekaligus meningkatkan nilai ekonomis dari limbah tekstil sehingga layak untuk dipasarkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis data mengenai dampak limbah fashion. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh tahapan yang tepat dalam pelaksanaan pengabdian dan pengolahan limbah fashion dengan kreatif dan bernilai ekonomis bagi UMKM. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui kegiatan pelatihan selama lima hari untuk memahami karakteristik limbah fashion, mengetahui langkah-langkah dalam teknik fabric slashing, menentukan desain  produk, hingga proses pengolahan kain perca menjadi produk fashion yang memiliki nilai ekonomis. UMKM Kota Denpasar di bidang fashion dalam proses produksi menghasilkan limbah tekstil berupa kain perca, jumlah perca yang dihasilkan kian meningkat seiring dengan proses produksi. Kain perca yang tidak diolah menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik UMKM bidang fashion di Kota Denpasar jika menjadi sampah atau limbah tekstil yang dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu diperlukan kemampuan untuk mengolah kain perca agar tidak mencemari lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomis melalui kegiatan pelatihan kepada UMKM bidang fashion di Kota Denpasar.
Peningkatan Keahlian Sumber Daya Manusia Bagi Pelaku UMKM Fashion Kota Denpasar Melalui Pelatihan Merajut Diantari, Ni Kadek Yuni; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Sudharsana, Tjokorda Istri Ratna Cora; Rahayu, Made Tiartini Muda; Pebryani, Nyoman Dewi; Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani; Udiyani, Ni Made Santi; Sukawati, Tjokoda Gde Abinanda; Paramita, Ni Putu Darmara Pradnya; Tenaya, Anak Agung Ngurah Anom Mayun Konte; Priatmaka, I Gusti Bagus; Prayatna, I Wayan Dedy; Mahadewi, Ida Ayu Ari
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/awjpm.v3i2.4500

Abstract

Pelatihan merajut ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi UMKM bidang fashion dikota Denpasar. Pelatihan merajut digagas untuk meningkatkan keahlian bagi UMKM dalam produksi produk fashion yang kreatif dan inovatif sekaligus menambah nilai dari produk fashion sehingga mampu memperluas jangkauan produk yang ditawarkan. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dilakukan untu menganalisa data terkait permasalahan yang dihadapi oleh UMKM fashion di kota Denpasar dan ketepatan metode pembelajaran teknik merajut sebagai langkah pelaksanaan pelatihan merajut untuk mewujudkan produk fashion yang kreatif, inovatif serta bernilai ekonomis bagi UMKM. Pelaksanaan pelatihan merajut ini diselenggarakan selama lima hari untuk memahami teknik merajut hingga tercipta produk tas rajutan dengan tiga tahapan yang terdiri dari 1) tahap persiapan yang meliputi identifikasi peserta, penyusunan materi, dan persiapan alat dan bahan; 2) tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan penyampaian materi, pendampingan; 3) tahapan akhir dengan mengadakan evaluasi. Kegiatan pelatihan merajut ini mampu meningkatkan kemampuan SDM pelaku UMKM kota Denpasar khususnya dalam keahlian merajut dasar yang bermanfaat bagi UMKM fashion kota Denpasar dalam mengembangkan produk fashion dengan sentuhan tangan yang unik dan menarik untuk dipasarkan.
Renteng Maharya Pertiwi: Metafora Sesaji Sate Renteng Dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sari, Ni Made Ayu Widya; Radiawan, I Made; Mayun KT, A.A Ngurah Anom
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.286

Abstract

Kebudayaan, agama dan tradisi memiliki peran penting di setiap daerah khususnya umat Hindu di Bali. Keyakinan umat Hindu sehari-hari diungkapkan melalui banten sebagai persembahan dalam menjalankan aktivitas ritual. Banten memiliki keanekaragaman bentuk dan fungsi seperti sate renteng yang memiliki karakteristik bentuk yang berbeda dari jenis sate lainnya. Adanya aktivitas merangkai daging babi dan ornamen yang terbentuk dari kulit babi menjadikannya ciri khas pada sate ini. Sate renteng memiliki arti bergelantungan atau ngelenteng. Selain itu, sate renteng merupakan simbol dari senjata nawa sanga serta bermakna keseimbangan dalam menjaga makrokosmos dan mikrokosmos. Sate renteng terwujud dari peperangan Dewi Durga melawan asura. Keunikan sate renteng ini menginspirasi saya menjadikan ide pemantik dalam penciptaan koleksi busana Renteng Maharya Pertiwi. Penciptaan karya tugas akhir ini berupa busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture dengan menggunakan metode Frangipani yaitu delapan tahapan penciptaan busana dari disertasi Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, serta beberapa teori yang mendukung dalam perencanaan desain busana. Teori tersebut meliputi: teori semiotika dengan gaya ungkap metafora, teori warna, teori estetika serta teori strategi pemasaran, merek, dan penjualan. Karya busana ini juga dipadupadankan dengan style exotic dramatic, look boho-chic dan trend svarga. Koleksi Renteng Maharya Pertiwi memiliki siluet H dan X. Hasil karya yang diciptakan tak lepas dari elemen dan prinsip desain yang membuat suatu koleksi dapat menjadi satu kesatuan, keselarasan dan keharmonisan dengan konsep. Koleksi yang diciptakan akan di branding dengan strategi pemasaran dari Business Model Canvas (BMC) Osterwalder dan Pigneur untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu busana.
Neutralize - Suround Of Tektekan Okokan : Metafora Narasi Tektekan Dalam Koleksi Tiga Busana Nandari Dewi, Gusti Ayu Savitri; Mayun KT, A.A Ngurah Anom; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.290

Abstract

Tradisi Tektekan atau Tektekan Okokan merupakan tradisi yang dilestarikan hingga saat ini, Tradisi ini berlangsung di Desa Kediri Tabanan. Tradisi ini dahulu dilaksanakan hanya saat di beri pawisik dan saat terjadinya grubug hingga adanya tanda-tanda gaib yang menyerang Desa. Tradisi ini dilakukan berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan, hanya saat ini Tradisi Tektekan ini dilakukan saat sebelum perayaan hari Nyepi, tepatnya pada saat pengerupukan pengganti ogoh-ogoh. Tradisi ini dilakukan dengan mengelilingi Desa dan menggunakan sarana alat bunyi-bunyian salah satunya Okokan, Kulkul, Tengteng. Tradisi ini dipercaya bertujuan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang Desa (Grubug), dan Nangluk Merana, atau menetralisir hal-hal yang bersifat negatif. Tradisi ini menjadi inspirasi penulis dan dikembangkan pada dunia fesyen. Metode pengumpulan data dalam penelitian Tradisi ini dilakukan melalui metode kepustakaan, observasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan Tradisi ini. Metode dalam penciptaan busana dibuat dengan menggunakan metode Frangipani (8 tahapan) diambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan judul “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, tahun 2016 yaitu ide pemantik; riset dan sumber data; pengembangan desain; prototype, sampel dan konstruksi; koleksi akhir; promosi, merek dagang, dan pemasaran; produksi; dan bisnis fesyen. Hal ini menjadi latar belakang dan tujuan dalam penciptaan dengan mengetahui informasi sebagai ide penciptaan yaitu Tradisi Tektekan Okokan. Berdasarkan penelitian penciptaan, busana diwujudkan dalam tiga kategori busana yaitu busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture. Tradisi Tektekan divisualisasikan dengan kata kunci yang dipilih. Setiap busananya memiliki detail motif yang membentuk seperti wabah yang menyerang dan membentuk mengelilingi. Ini merupakan cerita dalam pelaksanaan dari Tradisi Tektekan. Hal ini menjadi inspirasi penulis dalam menciptakan busana.
NGETER BOBOK : METAFORA TRADISI TER-TERAN DALAM BUSANA EDGY A.A. Sagung , Ratu Paranaswari; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Mayun KT, A.A Ngurah Anom
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.726

Abstract

“Ngeter Bobok” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang terinspirasi dari tradisi Ter-teran di desa Jasri, Karangasem dengan memadukan style edgy. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan koleksi Ngeter Bobok menggunakan delapan tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni Fashion Art. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap metafora yang akan diuraikan pada teori semiotika dan keyword berupa perang, semangat, daun kelapa kering, gelap, gotong royong, edgy. Keyword tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dan diaplikasikan pada koleksi busana dengan teori estetika mencakup prinsip desain dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail dan pemilihan bahan sehingga terbentuk nilai keindahan dalam koleksi busana ini. Adapun warna yang dipilih merupakan warna – warna yang berkaitan dengan konsep tradisi Ter-teran yaitu hitam, coklat, merah, orange dan kuning. Melalui perpaduan material utama, yaitu katun twill, linen, kanvas, vilore dan duchess. Proses pengerjaan koleksi Tugas Akhir Ngeter Bobok terdapat gradasi warna api yang nantinya akan diwarna menggunakan teknik airbrush, pemasangan eyelet (mata ayam) serta teknik payet yang membentuk sesuai dengan desain. Selain itu terdapat teknik aplikasi dibeberapa bagian – bagian pada busana.
SULAWESI’S LUXURIOUS TREE: PERANCANGAN ANALOGI POHON EBONI DALAM BUSANA BERGAYA EDGY A.A. Ayu Agung, Ratih Kemala Dewi; Mayun KT, A.A Ngurah Anom; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.727

Abstract

Artikel ini dilatar belakangi berdasarkan tema besar yaitu Diversity of Indonesia yang mewajibkan mahasiswa dapat mengekspresikan idenya dengan mengeksplorasi arsitektur, flora fauna endemik, kuliner dan sosio culture. Penulis memilih konsep flora endemik Indonesia yaitu Pohon Eboni sebagai ide penciptaan busana yang diwujudkan kedalam busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan Semi Couture dengan koleksi busana ”Sulawesi’s Luxurious Tree”. Pohon eboni (Diospyros Celebica Bakh) merupakan pohon endemik yang hidupnya berkelompok di Sulawesi dan sebagai identitas provinsi Sulawesi Tengah. Pohon eboni dikenal dengan kayu hitam bergaris karena memiliki serat kayu berwarna hitam dengan garis-garis coklat kemerahan. Pohon eboni divisualisasikan berdasarkan kata kunci kayu hitam bergaris, daun eboni, bulat telur, rindang, lurus dan edgy. Kata kunci kayu hitam bergaris divisualisaikan menggunakan motif kayu hitam bergaris, daun eboni divisualisasikan bentuk dan warna, bulat telur divisualisasikan bentuk bulat telur, rindang divisualisasikan banyak daun, lurus divisualisasikan dengan beberapa bagian yang menggunakan siluet lurus, edgy divisualisasikan dengan style atau gaya berbusana yang tergolong out of the box yang didominasi dengan warna hitam atau gelap. Pada penciptaan ini mengunakan gaya ungkap analogi serta menggunakan tahapan Frangipani yang terdiri dari sepuluh tahapan. Hasil penciptaan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi akademis khususnya pada bidang fashion mengenai analogi pohon eboni yang diimplementasikan ke dalam karya busana.
TUARA PATUH : KARAKTER WAYANG KLUPAK TIYING PADA BUSANA EXCOTIC DRAMATIC Ardhanariswari, I Gst. Ayu Agung Sista; Mayun KT, A.A Ngurah Anom; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.735

Abstract

Wayang Klupak Tiying merupakan salah satu tradisi yang terdapat di Desa Batubulan, Gianyar, Bali yang cukup jarang diketahui oleh masyarakat pada umumnya, metafora dari karakter wayang Merdah dan Tualen pada tradisi wayang klupak tiying menjadi inspirasi utama pada karya penciptaan ini. Karakter wayang Merdah dan Tualen yang dipenuhi dengan kesederhanaan dan ketulusan untuk membimbing atau menuntun agar tidak terjadi bala pada diri setelah kecelakaan merupakan makna dari penggunaan sarana wayang klupak tiying pada upacara pengulapan yang tergolong sederhana.Dalam proses penciptaan busana pria dan wanita ini melalui 8 tahapan penciptaan "FRANGIPANI” TheSecret Steps of Art Fashion (Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fashion) oleh Ratna Cora. Tahapan tersebut ialah (design brief), riset dan sumber (research and sourching), pengembangan desain (design development), prototypes, sample and contraction, koleksi akhir (final collection), promosi, pemasaran, brand dan penjualan (promotion), marketing, (branding and sale), produksi (production) dan juga bisnis (business). Hasil akhir penciptaan ini berupa busana pria ready to wear, busana wanita ready to wear deluxe dan busana wanita Couture. Melalui penciptaan karya dalam bidang fashion ini, diharapkan kebudayaan lokal khususnya tradisi pengulapan wayang klupak tiying dengan unsur budaya dan tradisi semakin diketahui dan menjadi media penambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas
AMBON CARDINAL FISH : ANALOGI IKAN CAPUNGAN AMBON DALAM BUSANA BERGAYA GLAMOUR ELEGANT Sintya Dewi, Ni Komang Atik; Radiawan, I Made; Mayun KT, A.A Ngurah Anom
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.740

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) mewujudkan ide Ikan Capungan Ambon ke dalam busana Ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture, (2) strategi pemasaran branding dan penjualan koleksi busana ambon cardinal fish, (3) sistem produksi dan bisnis koleksi busana Ambon cardinal fish. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan busana ini diwujudkan dengan 10 tahapan frangipani, the secret steps of art fashion yang meliputi finding the brief idea based on balinee culture, research and sourching, analising art fashion element, narating into design, giving a soul- TAKSU, interpreting the singularity of art fashion, promoting the final collection, affirmation branding, navigating art fashion production, introducing art fashion bussiness. Proses penciptaan yang digunakan yaitu design development, prototype, sample and construction, alat dan bahan. Simpulan dari tulisan ini mengacu pada busana yang diwujudkan menjadi 3 baju yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture. Strategi pemasaran yang digunakan adalah promosi, branding, dan penjualan produksi. Sistem produksi meliputi menyiapkan bahan, membuat pola, dan menciptakan busana.