Conservation areas play a crucial role in maintaining biodiversity, but often have an impact on communities that depend on forest resources for their livelihoods. Understanding the interaction of communities with the environment and the role of forest resources in meeting cultural and physical needs is essential. This study aims to identify the types of non-timber forest products (NTFPs) utilized by communities in the Traditional Zone of Gandang Dewata National Park (TNGD) and explore how biodiversity can be an asset in improving welfare through a conservation partnership scheme. This study was conducted in Mambulilling Village, Mamasa Regency, using a qualitative method involving focus group discussions (FGDs) in the format, interviews, literature reviews, and field observations using the exploration method. The results of the study indicate that NTFPs have important economic and cultural values for the community. The identification results show that the types of plants utilized include Bamboo, Damar, Rattan, Honey Bees, Orchids, Pitcher Plants, and various medicinal plants such as Cinnamon, Wind Root, Ant Nest, and Spinach so that they can be a foundation for strengthening more inclusive conservation partnerships. This finding confirms that towards a conservation partnership, there is a need for First, strengthening cultivation practice skills to maintain the sustainability of the species being utilized. Second, product development and diversification to increase the economic value of non-timber forest products (NTFPs) with the support of technology and science. Third, developing value chains and market certainty so that community income is more stable by involving various parties, including village governments, TNGD managers, academics, and market players. Keywords: conservation, HHBK, local communities, national parks, partnerships. Abstrak Kawasan konservasi memiliki peran krusial dalam menjaga keanekaragaman hayati, namun tidak jarang berdampak pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya hutan. Memahami interaksi masyarakat dengan lingkungan serta peran sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan budaya dan fisik menjadi hal yang esensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Zona Tradisional Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) serta mengeksplorasi bagaimana keanekaragaman hayati dapat menjadi modal dalam meningkatkan kesejahteraan melalui skema kemitraan konservasi. Studi ini dilakukan di Desa Mambulilling, Kabupaten Mamasa, dengan metode kualitatif yang melibatkan diskusi kelompok terfokus (FGD) dalam format, wawancara, kajian literatur, serta observasi lapangan menggunakan metode jelajah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HHBK memiliki nilai ekonomi dan budaya yang penting bagi masyarakat, Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis tumbuhan yang dimanfaatakan antara lain Bambu, Damar, Rotan, Lebah Madu, Anggrek, Kantong Semar, serta berbagai tanaman obat seperti Kayu Manis, Akar angin, Sarang Semut,dan Bayam sehingga dapat menjadi landasan dalam penguatan kemitraan konservasi yang lebih inklusif. Temuan ini menegaskan bahwa menuju kemitraan konservasi perlunya Pertama, penguatan keterampilan praktik budidaya untuk menjaga kelestarian spesies yang dimanfaatkan. Kedua, pengembangan dan diversifikasi produk guna meningkatkan nilai ekonomi hasil hutan bukan kayu (HHBK) dengan dukungan teknologi dan ilmu pengetahuan. Ketiga, pengembangan rantai nilai dan kepastian pasar agar pendapatan masyarakat lebih stabil dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, pengelola TNGD, akademisi, dan pelaku pasar. Kata kunci: konservasi, HHBK, masyarakat lokal, taman nasional, kemitraan