Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengakuan Hak Atas Tanah Ulayat Masyarakat Hukum Adat di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja: Perspektfi Teori Hukum Kritis Safrin Salam; Rizki Mustika Suhartono; Edy Nurcahyo; La Ode Muhammad Karim; Erick Bason; Sulayman
Jurnal Interpretasi Hukum Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Interpretasi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/juinhum.5.1.7166.721-732

Abstract

Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Konsespi hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 pada sebagian sektor mengatur mengenai pengakuan hak atas tanah ulayat masyarakat hukum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum hukum normatif. Pendekatan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 telah mmengatur hak ulayat masyarakat hukum adat pada bidang investasi. Namun dalam pengaturan tersebut, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 menerapkan prinsip persetujuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan tanah ulayat masyarakat hukum adat. Hal ini sangat bertentangan degan prinsip dalam Free, Prior, and Informed Consent (FPIC) yang mengabaikan dua prinsip lainnya yakni free and prior dalam pengelolaan dan pemanfaatan tanah ulayat masyarakat hukum adat. Pengabaian prinsip FPIC terhadap pengaturan hak-hak masyarakat hukum adat telah menjadikan kedudukan hukum masyarakat hukum adat semakin lemah dalam hal pengambilan keputusan terkait pengelolaan dan pemanfaatan tanah ulayat apabila berhadapan dengan pemerintah atau perusahaan swasta. Sedangkan menurut Teori hukum kritis pengakuan hak masyarakat hukum adat dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 ditemukan beberapa persoalan baik persoalan pada dimensi prosedural, distributif dan kontekstual. Saran dari penelitian ini adalah UU No. 11 Tahun 2022 perlu dilakukan revisi, revisi UU No. 11 Tahun 2022 dapat direvisi melalui pengujian pasal-pasal yang berkaitan dengan tanah ulayat masyarakat hukum adat di Mahkamah Konstitusi yang mana proses pengujiannya berlandaskan padal Pasal 18 B ayat 2 UUD 1945 terkhusus yang mengatur prinsip persetujuan yang harus berlandaskan pada prinsip Free, Prior, and Informed Consent (FPIC). Selain itu pula, perlu dibuatkan Perpu yang berkaitan pengaturan tanah ulayat dibidang investasi dengan berlandaskan pada prinsip Free, Prior, and Informed Consent (FPIC). Hal ini penting untuk menjamin kepastian hukum masyarakat hukum adat atas tanah ulayat
Sanksi Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penyebar Kebencian Melalui Media Sosial La Ode Muhammad Karim
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2022): October 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.549 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i3.4146

Abstract

Abstrak Penyampaian informasi, komunikasi dan/atau data secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Penelitian ini menggunakan penelitian normatif yuridis, yang dilakukan penelitian di wilayah hukum kota Baubau tepatnya di Pengadilan Negeri Baubau. Pertimbangan penulis memilih lokasi penelitian tersebut, karena terdapat cukup data yang relevan tentang Penerapan hukum terhadap pelaku tindak pidana Penyebar Kebencian SARA di Jejaring Sosial (Studi Putusan No. 38/Pid.Sus/2018/PN Bau). Hasil penelitian menunjukan bahwa Hate Speech (Ucapan Penghinaan/ atau kebencian) dapat diancam dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1964 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dalam Pasal 156 KUHP, Pasal 310 KUHP, Pasal 311 KUHP, Undang-undang No.40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dalam Pasal 16, Undang-undang No.7 Tahun 2012 Tentang Penanganan konflik sosial, Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Teknis Penanganan Konflik Sosial, dan Undang-undang no 11 tahun 2018 tentang Informasi dan transaksi eloktronik Pasal 28 ayat (1) dan (2) dan Pasal 45 ayat (2). Kata Kunci: Sanksi Pidana, Hate Speech, Media Sosial Abstract Submission of information, communication and/or data electronically, especially in terms of evidence and matters related to legal actions carried out through the electronic system. This study uses a normative juridical research, which was conducted in the jurisdiction of the city of Baubau, precisely at the Baubau District Court. The author's consideration in choosing the research location, because there is sufficient relevant data on the application of the law to the perpetrators of the crime of Spreading SARA Hate in Social Networks (Study of Decision No. 38/Pid.Sus/2018/PN Bau). The results of the study show that Hate Speech can be threatened with Law No.1 of 1964 concerning the Criminal Code, in Article 156 of the Criminal Code, Article 310 of the Criminal Code, Article 311 of the Criminal Code, Law No. 40 of 2008 concerning the Elimination of Racial and Ethnic Discrimination in Article 16, Law No. 7 of 2012 concerning Handling of Social Conflicts, Regulation of the National Police Chief Number 8 of 2013 concerning Technical Handling of Social Conflicts, and Law No. 11 of 2018 concerning Information and Transactions electronics Article 28 paragraph (1) and (2) and Article 45 paragraph (2). Keywords: Criminal Sanctions, Hate Speech, Social Media
An Analysis of Legal Considerations of Judicial Decisions on Customary Land Disputes: A Comparison of Indonesia and Africa Salam, Safrin; La Gurusi; La Ode Muhammad Karim; Cynthia C. Izu; Supriyanto; Rasmala Dewi
Jurnal Jurisprudence Vol. 15 No. 1 (2025): Vol. 15, No. 1, June 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v15i1.7082

Abstract

ABSTRACT Purpose of the Study: This research aims to analyze judges’ legal considerations in adjudicating Decision No. 20/pdt/2021/PTKDI as well as to find the implications of legal changes on customary land regulations in Kondowa Village, Buton Regency, Southeast Sulawesi Province, Indonesia. Methodology: This research employed the normative juridical method with the statute approach, the case approach, and the conceptual approach. The data were sourced from primary data consisting of primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. Results: In Decision No. 20/pdt/2021/PTKDI, judges gave legal considerations of the decision based on inapplicable regulations. They ignored the existence of customary laws from the Kampirina Customary Institution. There are different perspectives on the indigenous rights concept as well as the legality of registering customary land. Apart from that, there are different interpretations on the Kampirina Customary Institution’s legality which is based on the Regional Regulation of Buton Regency No. 4 of 2015 on Customary Institutions and Regulation of the Ministry of Internal Affairs No. 52 of 2014 on the Guidelines to Acknowledging and Protecting Indigenous Societies. The legal implication of Decision No. 20/pdt/2021/PTKDI includes changes in the customary law on the regulations regarding customary land as well as the validity of indigenous rights from the Kampirina Customary Institution. Applications of this Study: This research can be applied by giving insight into judges’ logical dynamics in creating logical legal considerations according to the applicable regulations. Novelty/Orginality of this Study: This research offers novelty as judges’ legal considerations were analyzed using the customary law as well as the justice awareness theory, the reality theory, and the decision theory that apply in the customary law. This research yielded an analysis of judges’ legal considerations based on the customary law and the positive law that creates a sense of justice for indigenous people. Keywords: Judicial Decision, Customary Land, Customary Law, Legal Reasoning, Indonesia.   ABSTRAK  Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertimbangan hukum hakim dalam mengadili Putusan No. 20/pdt/2021/PTKDI serta menemukan implikasi perubahan hukum terhadap peraturan pertanahan adat di Desa Kondowa, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. Data bersumber dari data primer yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Hasil: Dalam Putusan No. 20/pdt/2021/PTKDI, hakim memberikan pertimbangan hukum atas putusan tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang tidak berlaku. Hakim mengabaikan keberadaan hukum adat dari Lembaga Adat Kampirina. Terdapat perbedaan perspektif mengenai konsep hak ulayat serta legalitas pendaftaran tanah adat. Selain itu, terdapat perbedaan penafsiran mengenai legalitas Lembaga Adat Kampirina yang didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Buton No. 4 Tahun 2015 tentang Lembaga Adat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat. Implikasi hukum dari Putusan No. 20/pdt/2021/PTKDI antara lain perubahan hukum adat terkait pengaturan tanah adat serta keabsahan hak ulayat Lembaga Adat Kampirina. Aplikasi Penelitian: Penelitian ini dapat diaplikasikan dengan memberikan wawasan mengenai dinamika logika hakim dalam merumuskan pertimbangan hukum yang logis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebaruan/Keaslian Penelitian: Penelitian ini menawarkan kebaruan karena pertimbangan hukum hakim dianalisis menggunakan hukum adat serta teori kesadaran keadilan, teori realitas, dan teori putusan yang berlaku dalam hukum adat. Penelitian ini menghasilkan analisis pertimbangan hukum hakim berdasarkan hukum adat dan hukum positif yang menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat adat. Kata Kunci: Putusan Pengadilan, Tanah Adat, Hukum Adat, Penalaran Hukum, Indonesia
Penyuluhan Hukum kesehatan tentang Tanggung Jawab Etik dan Legal Perawat kepada Mahasiswa Keperawatan: Pengabdian La Ode Muhammad Karim; Rizki Mustika Suhartono; Amrun Kahar; Mashendra; La Gurusi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.2198

Abstract

Health law counseling is a preventive effort to equip nursing students with a strong understanding of ethical and legal responsibilities in nursing practice. This activity was conducted through an educational and interactive approach based on health law counseling. This community applied a descriptive qualitative method involving 30 nursing students as participants selected purposively. Data were collected through observation, in-depth interviews, and written reflections. The results of the activity showed a significant increase in students' understanding of legal issues such as malpractice, informed consent, and the scope of professional authority. Students also demonstrated increased confidence in responding to legal dilemmas during clinical practice. Law counseling based on case studies and simulation proved effective in building students’ legal awareness and professionalism. The result of this community service affirms the importance of integrating health law into the nursing education curriculum and highlights the need for continuous legal education programs as part of the strategy to improve the ethical and legal competencies of future nurses.
Penyuluhan Hukum Dalam Rangka Upaya Memerangi Tindak Pidana Narkotika dan Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Kalangan Remaja Mashendra; Hadi Supriyanto; Amrun Kahar; La Ode Muhammad Karim; La Gurusi; Ahmad Zein L Waru; Masdiana
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 13 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian besar generasi muda saat ini dalam berbagai kasus pelanggaran hukum, yang paling serius adalah penyalahgunaan narkoba, yang dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang mereka. Berangkat dari hal tersebut, dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Buton melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan hukum mengenai upaya penanggulangan tindak pidana narkotika di kalangan anak muda Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau. Setelah pelaksanaan penyuluhan hukum, hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman remaja tentang tindak pidana kejahatan narkotika semakin meningkat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman remaja tentang tindak pidana kejahatan narkotika masih minim. Saat ini sudah ada kesadaran yang lebih baik tentang kejahatan yang terkait dengan opioid. Hasil kegiatan ini dideskripsikan dalam laporan pelaksanaan kegiatan dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah sehingga dapat bermanfaat baik bagi civitas akademika maupun masyarakat secara keseluruhan.
Sanksi Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penyebar Kebencian Melalui Media Sosial La Ode Muhammad Karim
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2022): October 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i3.4146

Abstract

Abstrak Penyampaian informasi, komunikasi dan/atau data secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Penelitian ini menggunakan penelitian normatif yuridis, yang dilakukan penelitian di wilayah hukum kota Baubau tepatnya di Pengadilan Negeri Baubau. Pertimbangan penulis memilih lokasi penelitian tersebut, karena terdapat cukup data yang relevan tentang Penerapan hukum terhadap pelaku tindak pidana Penyebar Kebencian SARA di Jejaring Sosial (Studi Putusan No. 38/Pid.Sus/2018/PN Bau). Hasil penelitian menunjukan bahwa Hate Speech (Ucapan Penghinaan/ atau kebencian) dapat diancam dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1964 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dalam Pasal 156 KUHP, Pasal 310 KUHP, Pasal 311 KUHP, Undang-undang No.40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dalam Pasal 16, Undang-undang No.7 Tahun 2012 Tentang Penanganan konflik sosial, Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Teknis Penanganan Konflik Sosial, dan Undang-undang no 11 tahun 2018 tentang Informasi dan transaksi eloktronik Pasal 28 ayat (1) dan (2) dan Pasal 45 ayat (2). Kata Kunci: Sanksi Pidana, Hate Speech, Media Sosial Abstract Submission of information, communication and/or data electronically, especially in terms of evidence and matters related to legal actions carried out through the electronic system. This study uses a normative juridical research, which was conducted in the jurisdiction of the city of Baubau, precisely at the Baubau District Court. The author's consideration in choosing the research location, because there is sufficient relevant data on the application of the law to the perpetrators of the crime of Spreading SARA Hate in Social Networks (Study of Decision No. 38/Pid.Sus/2018/PN Bau). The results of the study show that Hate Speech can be threatened with Law No.1 of 1964 concerning the Criminal Code, in Article 156 of the Criminal Code, Article 310 of the Criminal Code, Article 311 of the Criminal Code, Law No. 40 of 2008 concerning the Elimination of Racial and Ethnic Discrimination in Article 16, Law No. 7 of 2012 concerning Handling of Social Conflicts, Regulation of the National Police Chief Number 8 of 2013 concerning Technical Handling of Social Conflicts, and Law No. 11 of 2018 concerning Information and Transactions electronics Article 28 paragraph (1) and (2) and Article 45 paragraph (2). Keywords: Criminal Sanctions, Hate Speech, Social Media