The plant kelakai (Stenochlarna palutris) is found in peat, alluvial soil, and marsh soil. comprising pinnate leaves, rhizome roots, and many fern species. Calcium (Ca) is one of the numerous nutrients found in kelakai. Lemon acid treatment (Citrus limun) is used in the processing of kelakai tea powder in an attempt to boost the plant's nutritional value. The purpose of this study is to ascertain how temperature and brewing time affect the calcium levels in lemon acid (Citrus limun) treated kelakai leaf tea (Stenochlarna palutris). This study uses a factorial completely randomized design (CRD) and is experimental in nature. There are two factors, the first is the temperature at which the brewing takes place (40, 50, and 60 degrees Celsius), and the second is the number of repeats (1, 5, and 10 minutes). Two Way Analysis of Variance (Anova) was utilized in the data analysis, along with an additional 5% Honest Significant Difference (BNJ) test. The findings demonstrated the highly significant effects of brewing temperature, brewing time, and the combination of temperature and brewing time. The amount of calcium produced increases with increasing brewing temperature. With an average of 46,964 ppm, the T3 brewing temperature treatment (60oC) had the greatest quantities of calcium. The effect of brewing time on calcium levels gives low results at short times (S1), high results at medium times (S2) and decreases when teh brewing time is longer (S3). The highest brewing duration was in S2 (5 minutes) with an average of 46,685 ppm. The highest interaction between two factors was in teh T3S2 combination with an average of 17,146 ppm. The best treatment was at brewing temperature T3 (60oC) and the best brewing time was at S2 (5 minutes) and the best treatment combination was at T3S2.Keywords: Brewing temperature, Brewing time, Calcium (Ca), Kalakai leaf tea (Stenochlarna palutris), Lemon acid pretreatment (Citrus lemon).AbstrakTanaman kelakai (Stenochlarna palutris) banyak ditemukan pada lahan gambut, tanah aluvial, dan tanah rawa. terdiri dari daun menyirip, akar rimpang, dan banyak jenis pakis. Kalsium (Ca) adalah salah satu dari banyak nutrisi yang ditemukan di kelakai. Perlakuan asam lemon (Citrus limun) digunakan dalam pengolahan bubuk teh kelakai sebagai upaya untuk meningkatkan nilai gizi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana suhu dan waktu penyeduhan mempengaruhi kadar kalsium pada teh daun kelakai (Stenochlarna palutris) yang diolah dengan asam lemon (Citrus limun). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dan bersifat eksperimental. Ada dua faktor: yang pertama adalah suhu saat penyeduhan dilakukan (40, 50, dan 60 derajat Celcius), dan yang kedua adalah jumlah pengulangan (1, 5, dan 10 menit). Analisis Varians Dua Arah (Anova) digunakan dalam analisis data, bersama dengan tambahan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%. Temuan ini menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan dari suhu penyeduhan, waktu penyeduhan, dan kombinasi suhu dan waktu penyeduhan. Jumlah kalsium yang dihasilkan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu penyeduhan. Dengan rata-rata 46,964 ppm, perlakuan suhu penyeduhan T3 (60 oC) memiliki jumlah kalsium paling besar. Pengaruh waktu penyeduhan pada kadar kalsium memberikan hasil rendah pada waktu yang singkat (S1), tinggi pada waktu medium (S2) dan menurun ketika waktu seduh semakin lama (S3). Perlakuan waktu penyeduhan tertinggi pada S2 (5 menit) dengan rerata sebesar 46,685 ppm. Interaksi dua faktor tertinggi pada kombinasi T3S2 dengan rerata sebesar 17,146 ppm. Perlakuan terbaik terdapat pada suhu penyeduhan T3 (60oC) dan lama penyeduhan terbaik pada S2 (5 menit) dan kombinasi perlakuan terbaik pada T3S2.Kata kunci: Suhu penyeduhan, Lama penyeduhan, Kalsium (Ca), Teh daun Kalakai (Stenochlarna palutris), Pretreatment asam lemon (Citrus lemon).