Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Peningkatan Motivasi Kader Posbindu dalam Mencegah Demensia: Program Inovatif di Kelurahan Pasir Biru, Bandung, Jawa Barat Nugraha, Dedep; Pratidina, Eki; Ulfah, Diana; Novianti, Wini Resna; Indarna, Asep Aep; Silpiani, Silpiani; Nurazizah, Siti; Mahardika, Abdi; Fauzi, Muhamad Ihsan
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): JIPPM - Desember 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.702

Abstract

Tantangan kesehatan masyarakat terkait demensia memerlukan pendekatan strategis untuk meningkatkan peran kader Posbindu. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan kader Posbindu dalam pencegahan demensia, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lansia. Kurangnya pengetahuan dan motivasi kader Posbindu menjadi tantangan dalam pencegahan demensia, dengan 37,5% kader memiliki pengetahuan cukup dan motivasi yang menurun dari 84,4% menjadi 75% setelah pelatihan, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih efektif untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi kader. Metode yang digunakan meliputi survei kebutuhan, pelatihan, dan pendampingan langsung kepada 32 kader di Kelurahan Pasir Biru. Pelatihan mencakup materi tentang langkah pencegahan demensia, teknik komunikasi, dan senam otak untuk meningkatkan fungsi kognitif. Hasil menunjukkan peningkatan kader dengan pengetahuan baik dari 62,5% menjadi 68,8%. Motivasi tinggi kader menurun dari 84,4% menjadi 75,0%, namun mereka tetap aktif dalam sosialisasi kesehatan. Program ini membuktikan bahwa pelatihan berbasis kebutuhan efektif dalam meningkatkan kapasitas kader. Dengan dukungan berkelanjutan, kader dapat menjadi agen perubahan dalam mendorong kesadaran masyarakat terhadap pencegahan demensia.
TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANJUT USIA Lia Nurlianawati; Nurmansyah, Andri; Novianti, Wini Resna
Jurnal Keperawatan BSI Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi bermain ular tangga adalah salah satu terapi menggunakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain ular tangga terhadap tingkat kognitif pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Sampel Pada penelitian ini adalah lansia sebanyak 30 lansia, Teknik pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi data dan analisis bivariat dengan uji Wilcoxon untuk menguji perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat kognitif lansia setelah diberikan intervensi permainan ular tangga (p<0,05). Berdasarkan temuan ini, dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh terapi bermain ular tangga terhadap Tingkat kognitif pada lansia. Kata Kunci :Fungsi Kognitif, Lansia, Terapi Bermain Ular Tangga
Pengaruh Dialectical Behavior Therapy pada Perilaku Agresif: Tinjauan Sistematis dengan Narative Review Puspitasari, Santi; Rokayah, Cucu; Novianti, Wini Resna
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 2 (2025): April 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i2.6298

Abstract

Perilaku agresif merupakan penyebab utama kematian karena adanya resiko perilaku kekerasan, kemarahan yang berlebih karena sulitnya mengontrol emosi. Perlunya mengurangi perilaku agresif dilakukan suatu pencegahan yaitu menerapakan DBT (Dialectical Behavior Therapy) suatu intervensi terapi psikoteraupetik yang dapat membantu pasien dalam mengendalikan emosi, menerima keadaan sekarang, dan mengubah perilaku negatif yang dilakukan pasien sebelumnya ke arah perilaku yang lebih positif. Tujuan: mengetahui bagaimana efek Dialectical Behavior Therapy (DBT) terhadap pasien dengan perilaku agresif. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam literature riview ini berjenis narrative riview, sumber litretur yang digunakan dalam proses pencarian artikel yaitu database dari Pubmed, EBSCO dan kata kunci yang digunakan Dialectical Behavior Therapy, Mental Disorder, Anger, Aggressive Behavior. Hasil: menunjukkan bahwa DBT sangat efektif digunakan sebagai intervensi membantu pasien dengan perilaku agresif. Kesimpulan: bahwa efek dialectical behavior therapy (DBT) berpengaruh efektif terhadap pasien dalam perilaku agresif.
TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANJUT USIA : TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANJUT USIA Lia Nurlianawati; Nurmansyah, Andri; Novianti, Wini Resna
Jurnal Keperawatan BSI Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terapi bermain ular tangga adalah salah satu terapi menggunakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain ular tangga terhadap tingkat kognitif pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Sampel Pada penelitian ini adalah lansia sebanyak 30 lansia, Teknik pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi data dan analisis bivariat dengan uji Wilcoxon untuk menguji perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat kognitif lansia setelah diberikan intervensi permainan ular tangga (p<0,05). Berdasarkan temuan ini, dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh terapi bermain ular tangga terhadap Tingkat kognitif pada lansia. Kata Kunci :Fungsi Kognitif, Lansia, Terapi Bermain Ular Tangga
A STUDY ON CORELATION BETWEEN PEER SUPPORT GROUPS AND QUALITY OF LIFE IN PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS IN BANDUNG CITY Novianti, Wini Resna; Oktavia, Bioseffa; Jayanti, Tri Nur; Rustikayanti, R Nety
Jurnal Medika Cendikia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : Karsa Husada Health Institute Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/jmc.v10i2.232

Abstract

The Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks the human immune system, leading to Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). AIDS emerges after the HIV virus has attacked the immune system for five to ten years or more in individuals affected by HIV. One of the factors related to HIV/AIDS is quality of life, which is essential for the well-being of People Living with HIV/AIDS (PLWHA). Peer group support is one of the factors influencing quality of life. This study aims to explore the relationship between Peer Group Support and Quality of Life among individuals with HIV/AIDS in the city of Bandung. The research was conducted in July 2023, with a sample size of 49 respondents selected using purposive sampling technique. Data was analyzed using the chi-square test, resulting in a p-value of 0.03, indicating a significant relationship between peer group support and quality of life among individuals with HIV/AIDS. Peer support groups can impact the quality of life of PLWHA, as they require external factors to enhance their quality of life, one of which is derived from peer group support. Further research is expected to analyze various variables to identify factors influencing the quality of life of individuals with HIV/AIDS.
LONELINESS CONTRIBUTES TO PSYCHOLOGICAL WELL BEING OF WOMEN APPROACHING MENOPAUSE Dirgahayu, Inggrid; Rustikayanti, Raden Nety; Novianti, Wini Resna; Jayanti, Tri Nur
Jurnal Medika Cendikia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : Karsa Husada Health Institute Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/jmc.v10i2.233

Abstract

Psychological Well-Being describes individual functioning through self-acceptance. At every stage of human development, there will be changes both physically and psychologically that require a process of self-adjustment. Women approaching menopause are considered as women heading towards premature aging. During the phase before menopause a woman will feel the signs of menopause which vary depending on the amount of estrogen levels in the body. One of the prominent psychological complaints during menopause is loneliness. A subjective experience experienced by individuals when hopes and expectations regarding an interpersonal relationship do not match reality. This experience is often felt by women approaching menopause. The study aims to analyse the relationship between loneliness and psychological well being. The research method used is correlational with a cross sectional approach in 100 female populations approaching menopause. The sample technique used was purposive sampling. The research instruments consisted of the UCLA Loneliness Scale Version 3 and RYFF'S Pyschological Well-Being. Statistical analysis used with Pearson correlation test (Product Moment). The independent variable in this research is loneliness, while the dependent variable is the psychological well being of women approaching menopause. The results showed that there was a significant relationship between Lonelinees and Psycological well being of women before menopause. Women before menopause who have a high level of psychological well being, almost all are in a low level of loneliness. These results are in accordance with the theory that psychological well being will affect the way a person interacts and socialises, and this will affect one's behaviour as well as one's level of loneliness. If someone with good Psychological Well being eats the level of Loneliness in women approaching menopause will be low.
PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL REMAJA MELALUI TERAPI BRAIN GYM DAN ICE BREAKING DI SMK BHAKTI KENCANA SOREANG KABUPATEN BANDUNG Anri, Anri; Nurlianawati, Lia; Helena M., Denni Fransiska; Indarna, Asep Aep; Novianti, Wini Resna
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21870

Abstract

Abstrak Lebih dari 12 juta orang yang berusia di atas 15 tahun menderita  selama periode ini, sementara lebih dari 19 juta orang di bawah usia 15 tahun enghadapi kesulitan mental yang serius (Rikerdas, 2018). Perubahan prilaku dan pola pikir, gangguan konsentrasi, penurunan nafsu makan, dan bahkan menyakiti diri sendiri adalah beberapa indikasi penyakit mental pada anak muda. Bekrja untuk mempromosikan kesejahtraan emotional anak muda melalui program Brain Gym dan pemecah kebekuan. Brain Gym adalah program Latihan yang mengitegrasikan fungsi otak kiri dan kanan, hal ini meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke otak, yang pada gilirannya meningkatkan hormone serotonin, endrfin, dan dopamine yang membuat perasaan senang, dan pemecah kebekuan adalah kegiatan yang menghangatkan anda saat anda merasa tidak enak badan. Dalam upaya untuk menumbuhkan  dinamika kelompok yang ada. Hasil analisis sebelum dan sesudah  edukasi yaitu sebelum edukasi dan kegiatan brains gym dan ice breaking, sebagian besar siswa mengalami tekanan ringan sebanyak 62 (38,27%) dan sebagian kecil mengalami tekanan sedang. tekanan 56 (34,27%) dan normal 44 (27,26%). Dan sesudah dilakukan kegiatan edukasi dan praktek brains gym dan ice breaking hamper seluruh reponden 88 (54,32%) normal, Sebagian besar 64 (39,51%) stress ringan dan Sebagian kevil 10 (6,17%) stress sedang. Penerapan senam otak dan ice breaking setelah kegiatan edukasi Pendamping dapat membangun fokus belajar siswa Kata kunci: kesehatan mental; brain gym; ice breaking AbstractMore than 12 million people over the age of 15 suffered during this period, while more than 19 million people under the age of 15 faced serious mental difficulties (Rikerdas, 2018). Changes in behavior and thought patterns, impaired concentration, decreased appetite, and even self-harm are some indications of mental illness in young people. Working to promote the emotional well-being of young people through the Brain Gym and icebreaker programs. Brain Gym is an exercise program that integrates left and right brain functions, this increases blood flow and oxygenation to the brain, which in turn increases the hormones serotonin, endrphin, and dopamine which make you feel happy, and icebreakers are activities that warm you up when you feel feeling unwell. In an effort to grow existing group dynamics. The results of the analysis before and after education, namely before education and brains gym and ice breaking activities, the majority of students experienced mild pressure, 62 (38.27%) and a small number experienced moderate pressure. pressure 56 (34.27%) and normal 44 (27.26%). And after carrying out educational activities and brain gym and ice breaking practices, almost all of the respondents, 88 (54.32%) were normal, most of them, 64 (39.51%) were mildly stressed and a small number of 10 (6.17%) were moderately stressed. Applying brain exercises and ice breaking after accompanying educational activities can build students' learning focus Keywords: mental health; brain gym; ice breaking