Articles
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CESAREA DI RSUD AL-IHSAN KAB. BANDUNG
dirgahayu, inggrid
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol 13, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : STIK Immanuel Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36051/jiki.v13i2.88
ABSTRAKSectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada abdomen. Luka insisi memberikan dampak bagi ibu dan dampak yang paling dirasakan adalah nyeri akut. Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang di ekspresikan secara berbeda pada masing-masing individu. Salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah dengan mbnilisasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasdi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea di ruang Zaitun III Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Kab. Bandung.Metode penelitian yang digunakan adalah “pre eksperimental design†dengan rancangan “one group pre-post test designâ€. Jumlah sampel penelitian sebanyak 21 responden dengan teknik “purposive samplingâ€. Instrumen penelitian dalam mengukur tingkat nyeri menggunakan NRS (Numerik Rating Scale). Respon nyeri diukur sebelum dan sesudah mobilisasi dini yang dilakukan 3 hari berturut-turut. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon.           Hasil penelitian menunjukan nilai median sebelum mobilisasi dini 9,00 dan sesudah mobilisasi dini 5,00. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapat nilai p-value 0,000 < α(0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea.           Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan rumah sakit menerapkan SOP mobilisasi dini untuk menurunkan nyeri. Kata kunci: mobilisasi dini, intensitas nyeri, post sectio caesareaÂ
Efektifitas PMK (Perawatan Metode Kanguru) Disertai Terapi Musik Klasik dengan Nesting Disertai Terapi Musik Klasik Terhadap Berat Badan BBLR di RSUD Majalaya
Sarinengsih, Yuyun;
Dirgahayu, Inggrid
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : STIK Immanuel Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36051/jiki.v14i2.145
Latar Belakang: Terapi komplementer salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berat badan pada bayi berat lahir rendah sehingga pertumbuhan dan perkembangan dapat di optimalkan dan meminimalisasi komplikasi dari BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Tujuan penelitian mengetahui perbedaan rerata peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dan setelah dilakukan PMK dan nesting disertai terapi musik klasik.Metode: penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan two groups pretest post test design. Sample 36 BBLR dengan pengambilan data menggunakan metode Purposive Sampling yang terbagi satu kelompok dilakukan PMK disertai terapi music klasik dan nesting disertai terapi music. Analisa data menggunakan uji T paired T test dan ujin independent T Test.Hasil: rerata BBLR sebelum dilakukan PMK disertai terapi musik klasik 2085gram dan sesudah dilakukan PMK disertai terapi music klasik 2108gram, rerata BBLR sebelum nesting disertai terapi music klasik 2039 dan sesudah dilakukan nesting disertai terapi music klasik 2725, efektifitas antara PMK dan nesting disertai terapy music didapatkan nilai p-value ≥ 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan bermakna.Kesimpulan: terdapat perbedaan rerata berat badan pada BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK dan nesting disertai terapi music, tapi ketika kedua intervensi ini di bandingkan maka tidak ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut kedua intervensi dapat diterapkan di ruangan perinatology untuk membantu meningkatkan berat badan pada BBLR.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAKALER SUMEDANG UTARA
Dirgahayu, Inggrid;
Dewi, Shania Octavia;
Jayanti, Tri Nur
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 13 No 4 (2021): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36089/job.v13i4.552
Cervical cancer is a cancer that takes many lives of women. The Indonesian Ministry of Health in 2015 reported that there were 200,000 deaths due to cervical cancer, 46,000 of them were eligible women. Delaying in early detection is the cause of death for cervical cancer patients. This is happened due to a lack of motivation to carry out VIA medical examinations such as intrinsic motivation and extrinsic motivation. The purpose of this study is to determine the relationship between motivation and the behavior of the Visual Inspection of Acetic Acid (VIA) medical examinations in eligible women in the Kotakaler Health Center, North Sumedang. This research is a correlative research with case control design. The population in this study were 1198 eligible women who were married. The sampling technique used consecutive sampling which obtained 46 case groups and 46 control groups. The instrument used was questionnaire. Analysis of the data used is the Chi-Square test with α <0.05.The results of statistical tests obtained the value p = 0.000 <0.05, it can be concluded that Ha is accepted and Ho is rejected. This that there is relationship between motivation and the behavior of the Visual Inspection of Acetic Acid (VIA) medical examinations in eligible women in the Kotakaler Health Center, North Sumedang. Community nurses Provide health education to increase their motivation in early detection of cervical cancer using the VIA method.
Early Warning System Melalui Edukasi Pra, Intra dan Pasca Bencana Di Wilayah Kerja Puskesmas Cinambo
Nurlianawati, Lia;
Dirgahayu, Inggrid;
Vitniawati, Vina;
Sumbara, Sumbara
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 6 (2024): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56359/kolaborasi.v4i6.450
Introduction: Early warning systems are an effective way to minimize the impact of disasters. It provides information on the potential occurrence of natural disasters and the steps that communities should take. However, in many areas, community knowledge and understanding of this system is still minimal Objective: The purpose of this service was to increase the community's understanding of how to properly respond to disaster signs and improve community preparedness for disasters. Method: This public service was conducted by lecturers and students of the faculty of nursing, Bhakti Kencana University. Result: Before the activity, most of the community knowledge, namely 28 people (80%) had less knowledge about pre, intra and post disaster mitigation, while after the activity, most of the 33 people (100%) of the community could explain and be able to perform BHD simulations and simple wound care Conclusion: The community experienced a significant increase in knowledge on how to respond to early warning of disasters, as well as evacuation procedures to be taken. The disaster simulation on basic life support and simple wound care that was conducted showed that most of the community members (100%) were able to follow the procedures well
Gambaran Coping Flexibility pada Klien Rehabilitasi Napza
rokayah, cucu;
Susilawati, Susilawati;
Dirgahayu, Inggrid
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.935-946
Masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi sangat penting karena dapat menimbulkan masalah pada kesehatan fisik, psikologis dan fungsi sosial. Coping flexibility berperan penting dalam mengatasi masalah bagi klien rehabilitasi NAPZA karena apabila klien dalam mengatasi permasalahannya menggunakan strategi koping yang tidak sesuai dan tidak efisien, maka permasalahan yang dihadapinya tidak kunjung membaik dan justru akan semakin memburuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 180 klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling berjumlah 125 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner coping flexibility dengan analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung termasuk dalam kategori sedang yaitu 90 responden (72%). Hal ini sesuai karakteristik individu yang memiliki coping flexibility sedang yaitu, dapat merencanakan pemecahan masalah tapi kurang bisa menentukan strategi koping yang sesuai dengan situasi permasalahan. Kedua, mampu mengidentifikasi penyebab permasalahan. Ketiga, merasa ragu atas keberhasilan solusi atau strategi koping yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dialami individu. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa gambaran coping flexibility pada klien rehabilitasi NAPZA di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung dalam kategori sedang yaitu 90 responden (72%). Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu memberikan intervensi untuk meningkatkan coping flexibility dengan cara psikoterapi kepada klien rehabilitasi NAPZA supaya mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan.
Pengetahuan tentang penanganan pertama cedera olahraga pada siswa akademi sepak bola
Rahayu, Sri Mulyati;
jamil, Maria Ulfah;
Dirgahayu, Inggrid;
Budiana, Wempi;
Husein, Herlina;
Ulfah, Diana
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 3 No. 1 (2023): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56922/phc.v3i1.327
Introduction: Football is a form of physical activity that can be played by both men and women. This sport is inseparable from the use of the feet which involve body structures such as joints and muscles. The problem that often occurs in soccer players is experiencing injuries that can occur to the ankles due to sprains or collisions between players. Serious injury can occur if there is a hard impact on the neck and head area. Sports injuries can cause disturbances in physical activity, psychology, and achievement. The solution to dealing with repetitive sports injuries is by providing education about the first treatment for soccer sports injuries. Purpose: To increase knowledge in the first handling of soccer sports injuries to students at the Ebod Jaya Football Academy and Cimahi FC. Methods: Descriptive with pre-test and post-test design. Population is 60 students, sample is 35 students, with purposive sampling technique. Results: The results obtained were that more than half of the respondents had insufficient knowledge about the first handling of soccer sports injuries before being given education (54%) and more than half of the respondents had sufficient knowledge about the first handling of soccer sports injuries after being given education (69%). Conclusion: Half of the respondents had sufficient knowledge about the first treatment for soccer sports injuries after being given education. Keywords: Knowledge; First Handling; Injury; Football. Pendahuluan: Olahraga sepak bola merupakan bentuk aktivitas fisik yang bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Olahraga ini tidak terlepas dari penggunaan kaki yang melibatkan struktur tubuh seperti sendi dan otot. Permasalahan yang sering terjadi pada pemain sepak bola adalah mengalami cedera yang dapat terjadi pada pergelangan kaki akibat terkilir atau benturan antar pemain. Cedera berat dapat terjadi jika ada benturan keras pada daerah leher dan kepala. Cedera olahraga dapat menimbulkan gangguan aktivitas fisik, psikis, dan prestasi. Solusi untuk mengatasi cedera olahraga berulang dengan diberikan edukasi tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan dalam penanganan pertama cedera olahraga sepak bola pada siswa Akademi sepak bola Ebod Jaya dan Cimahi FC. Metode: Deskriptif dengan pre-test dan post-test design. Populasi 60 siswa, sampel 35 siswa, dengan teknik purposive sampling. Hasil: Hasil yang didapatkan lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola sebelum diberikan edukasi (54%) dan lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola setelah diberikan edukasi (69%). Simpulan: Setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pertama cedera olahraga sepak bola setelah diberikan edukasi.
Analisis Faktor Perilaku Pacaran Pada Remaja
Jayanti, Tri Nur;
Rustikayanti, R Nety;
Sarinengsih, Yuyun;
Dirgahayu, Inggrid
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33867/ed7mgh58
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke dewasa ditandai dengan adanyaperubahan fisik, emosi, dan psikis. Salah satu ciri dalam kehidupan remaja adalah adanyaperasaan mencintai dan dicintai oleh orang lain serta munculnya ketertarikan antar lawanjenis yang kemudian diekspresikan dengan menjalin hubungan pacaran. Perilaku pacaranyang dilakukan remaja berisiko menimbulkan berbagai dampak negatif seperti kehamilantidak diinginkan, PMS, dan HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilakupacaran pada remaja beserta faktor-faktornya. Penelitian dilakukan secara kuantitatifdengan desain cross-sectional. Populasinya adalah semua remaja (10-19 tahun) di MTs Xdan MA X wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie. Pengambilan sampel silakukan secaratotal sampling sebanyak 81. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Datayang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji ContingencyCoefficient. Hasil penelitian didapatkan, lebih dari setengah responden memiliki perilakupacaran risiko tinggi, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kategori baik,pengaruh media sosial dengan kategori terpapar, lingkungan keluarga dengan kategorimendukung, lingkungan sosial dengan kategori mendukung, dan kunjungan ke Posyandudengan kategori mendukung serta tidak ada hubungan antara faktor pengetahuan tentangkesehatan reproduksi, pengaruh media sosial, lingkungan keluarga, dan kunjungan kePosyandu remaja dengan perilaku seksual. Penelitian ini dapat digunakan sebagai datadasar bagi peneliti selanjutnya untuk menggali lebih dalam faktor risiko perilaku pacarandengan pendekatan secara kualitatif
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CESAREA DI RSUD AL-IHSAN KAB. BANDUNG
dirgahayu, inggrid
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol. 13 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : Institut Kesehatan Immanuel
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36051/jiki.v13i2.88
ABSTRAK Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada abdomen. Luka insisi memberikan dampak bagi ibu dan dampak yang paling dirasakan adalah nyeri akut. Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang di ekspresikan secara berbeda pada masing-masing individu. Salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah dengan mbnilisasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mobilisasdi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea di ruang Zaitun III Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Kab. Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental design dengan rancangan one group pre-post test design. Jumlah sampel penelitian sebanyak 21 responden dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian dalam mengukur tingkat nyeri menggunakan NRS (Numerik Rating Scale). Respon nyeri diukur sebelum dan sesudah mobilisasi dini yang dilakukan 3 hari berturut-turut. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan nilai median sebelum mobilisasi dini 9,00 dan sesudah mobilisasi dini 5,00. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapat nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post sectio caesarea. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan rumah sakit menerapkan SOP mobilisasi dini untuk menurunkan nyeri. Kata kunci: mobilisasi dini, intensitas nyeri, post sectio caesarea
Efektifitas PMK (Perawatan Metode Kanguru) Disertai Terapi Musik Klasik dengan Nesting Disertai Terapi Musik Klasik Terhadap Berat Badan BBLR di RSUD Majalaya
Sarinengsih, Yuyun;
Dirgahayu, Inggrid
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol. 14 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : Institut Kesehatan Immanuel
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36051/jiki.v14i2.145
Latar Belakang: Terapi komplementer salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berat badan pada bayi berat lahir rendah sehingga pertumbuhan dan perkembangan dapat di optimalkan dan meminimalisasi komplikasi dari BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Tujuan penelitian mengetahui perbedaan rerata peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dan setelah dilakukan PMK dan nesting disertai terapi musik klasik. Metode: penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan two groups pretest post test design. Sample 36 BBLR dengan pengambilan data menggunakan metode Purposive Sampling yang terbagi satu kelompok dilakukan PMK disertai terapi music klasik dan nesting disertai terapi music. Analisa data menggunakan uji T paired T test dan ujin independent T Test. Hasil: rerata BBLR sebelum dilakukan PMK disertai terapi musik klasik 2085gram dan sesudah dilakukan PMK disertai terapi music klasik 2108gram, rerata BBLR sebelum nesting disertai terapi music klasik 2039 dan sesudah dilakukan nesting disertai terapi music klasik 2725, efektifitas antara PMK dan nesting disertai terapy music didapatkan nilai p-value 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan bermakna. Kesimpulan: terdapat perbedaan rerata berat badan pada BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK dan nesting disertai terapi music, tapi ketika kedua intervensi ini di bandingkan maka tidak ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut kedua intervensi dapat diterapkan di ruangan perinatology untuk membantu meningkatkan berat badan pada BBLR.
LONELINESS CONTRIBUTES TO PSYCHOLOGICAL WELL BEING OF WOMEN APPROACHING MENOPAUSE
Dirgahayu, Inggrid;
Rustikayanti, Raden Nety;
Novianti, Wini Resna;
Jayanti, Tri Nur
Jurnal Medika Cendikia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : Karsa Husada Health Institute Garut
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33482/jmc.v10i2.233
Psychological Well-Being describes individual functioning through self-acceptance. At every stage of human development, there will be changes both physically and psychologically that require a process of self-adjustment. Women approaching menopause are considered as women heading towards premature aging. During the phase before menopause a woman will feel the signs of menopause which vary depending on the amount of estrogen levels in the body. One of the prominent psychological complaints during menopause is loneliness. A subjective experience experienced by individuals when hopes and expectations regarding an interpersonal relationship do not match reality. This experience is often felt by women approaching menopause. The study aims to analyse the relationship between loneliness and psychological well being. The research method used is correlational with a cross sectional approach in 100 female populations approaching menopause. The sample technique used was purposive sampling. The research instruments consisted of the UCLA Loneliness Scale Version 3 and RYFF'S Pyschological Well-Being. Statistical analysis used with Pearson correlation test (Product Moment). The independent variable in this research is loneliness, while the dependent variable is the psychological well being of women approaching menopause. The results showed that there was a significant relationship between Lonelinees and Psycological well being of women before menopause. Women before menopause who have a high level of psychological well being, almost all are in a low level of loneliness. These results are in accordance with the theory that psychological well being will affect the way a person interacts and socialises, and this will affect one's behaviour as well as one's level of loneliness. If someone with good Psychological Well being eats the level of Loneliness in women approaching menopause will be low.