Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN KEPADA IBU HAMIL TENTANG KECUKUPAN GIZI PADA 1000 HARI EPERTAMA KEHIDUPAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA RUMPA Sumiyati; Niar; Ariani
Jurnal ABDIMAS Panrita Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Abdimas Panrita
Publisher : Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jap.v4i1.1031

Abstract

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu gerakan percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement. Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000 HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Stunting adalah masalah kurang gizi pada anak yang berlangsung lama (bisa dimulai dari saat masih dalam kandungan) yang menyebabkan gangguan pertumbuhan anak yaitu tinggi badan anak lebih rendah dari seusianya. Dampak yang ditimbulkan dari stunting diantaranya peningkatan morbiditas dan mortalitas, masalah perkembangan anak, menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kejadian stunting salah satunya adalah penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil, tentang kecukupan gizi 1000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas pertumbuhan bayi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang kecukupan gizi 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target sasaran. Luaran yang diharapkan dalam pengabdian masyarakat ini dapat tercapai dengan indikator meningkatnya tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kecukupan gizi 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Hilirisasi dan Pemodelan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan Di Desa Hakatotubu Kecamatan Pomala Kabupaten Kolaka Muis; Purbaningsih, Yuli; Arman Pariakan; Asni; Nuridah; Muhamad Nur Tanzis; Aminah; Rahmat F; Niar; Mariani; Nasiruddin; Agus Kurnia; Wa Ode Salma; Nurmaladewi; Syefira Salsabila; Farit Rezal
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/002024041136000

Abstract

Desa Hakatutobu merupakan mitra sasaran yang terletak dikawasan pesisir Teluk Bone. Penduduknya didominasi suku Bajo 70%, yang bermata pencaharian 80% adalah nelayan. Potensi sumberdaya alam dan potensi sosial ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, salah satu potensi sumber daya alam yaitu berada pada daerah peisisir. Potensi ekonomi produktif yang dimiliki adalah berada di pesisir, setiap harinya, 275 kepala keluarga menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam yang ada di pesisir, baik dari hasil tangkapan maupun budidaya. Namun ada beberapa permasalahan nelayan dan petani tambak yakni mengalami kelesuan terhadap budidaya ikan dan penangkapan ikan karena kebutuhan pakan ikan, udang dan biaya operasional penangkapan ikan cukup mahal. Dampak dari hal tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat. Kegiatan perekonomian masyarakat yang tidak stabil menimbulkan pendapatan masyarakat dibawah garis kemiskinan. Tujuan pelaksanakan kegiatan Kosabangsa tahun 2024 adalah peningkatan ekonomi Masyarakat pada Kelompok Nelayan Bunga Karang Mandiri dan Kelompok PKK Desa Hakatutobu yakni pada aspek produksi, pemasaran, kesehatan, dan ekonomi, melalui peningkatan pengetahuan, kapasitas, hilirisasi yakni melakukan diversifikasi olahan ikan dan pemasaran melalui digital marketing, pengolahan limbah rumah tangga menjadi pakan ikan dan kesehatan masyarakat serta pemodelan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan. Metode pelaksanaan pemberdayaan Kosabangsa menggunakan metode pelatihan penyampaian materi dan praktik terkait teknologi, pendampingan penerapan serta eavaluasi dilakukan secara langsung dengan jenis pendekatan kelompok. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini akan dilakukan dalam bentuk kegiatan monitoring dan pendampingan, untuk melihat keberlanjutan dan keberhasilan kegiatan penerapan teknologi dan inovasi.
Peran Nilai Tsiqah dalam Konseling Moral untuk Membangun Budaya Antikorupsi Fatimah; Ridara, Rina; Umairah, Hidayah; Zahrina; Niar
Insight Journal Vol. 1 No. 2 (2025): Insight Journal
Publisher : Yayasan Nanggroe Aceh Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The value of tsiqah is a fundamental concept in the classical Islamic scholarly tradition, particularly in the science of hadith, which emphasizes the credibility, honesty, and integrity of narrators. In the modern social context, this value holds significant relevance as a moral principle that can be actualized to address various crises of public trust, including the widespread issue of corruption. This study aims to examine the meaning, relevance, and role of tsiqah in moral counseling as a means of shaping anti-corruption character in both individuals and institutions. The research method employed is qualitative-descriptive with a literature study approach that reviews classical and contemporary sources, including hadith collections, academic works, and relevant scientific journals. Data were analyzed using content analysis techniques to explore the values of tsiqah, its role in fostering integrity, and its application in moral counseling processes focused on preventing corruption. The findings indicate that tsiqah is not merely a scholarly principle but also an ethical foundation capable of building moral awareness, strengthening integrity-based leadership, and promoting social behavior free from corruption. Through moral counseling grounded in the value of tsiqah, individuals can be guided to develop self-awareness, social responsibility, and a commitment to honesty. This study concludes that the actualization of tsiqah in moral counseling is an ethical and contextual strategy to foster a sustainable anti-corruption culture in modern society.