Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

USAHA PENGURAIAN KEPADATAN LALU LINTAS DI DESA TIBUBENENG – KUTA UTARA Hamel, Victorius Adventius; Suryawan, Dewa Ketut; Suryana, I Nyoman Mangku
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.21990

Abstract

Beberapa waktu terakhir ini desa Tibubeneng, Kuta Utara dibanjiri oleh turis-turis asing dan nasional. Kehadiran mereka sangat menguntungkan dan menghasilkan perekonomian yang baik bukan saja bagi desa Tibubeneng tetapi juga bagi Bali secara umum. Namun demikian, selain dampak positif yang diterima oleh masyarakat desa Tibubeneng tetapi terdapat juga dampak negatif yang sampai saat ini masih menjadi persoalan yang sulit terpecahkan dari sisi kebijakan, yaitu masalah kepadatan lalu lintas. Peningkatan turis-turis dari berbagai daerah di Indonesia dan manca negara diiringi dengan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor/mobil. Pengabdian masyarat ini bertujuan untuk mengajak masyarakat di desa Tibubeneng, Kura Utara, untuk memahami dan mengerti bahwa salah satu tugas dan tanggungjawab untuk mengatasi kemacetan tersebut adalah keikutsertaan dari masyarakat dilokasi di mana kemacetan itu berada.  PERDA 4/2016, khususnya BAB X, pasal 40, memberikan kesempata kepada masyarakkat untuk terlibat secara maksimal dalam mengatasi persoalan kemacetan. Dengan memberikan memberikan pemahaman dan sosialisasi mengenai PERDA 4/2016, BAB X, Pasal 40 diharapakan keterlibatan masyarakat akan mempu mengurai kemacetan di Desa Canggu, khususnya di desa Tibubeneng pada jam-jam tertentu yang merupakan klimaks kemacetan. Dengan metode memberikan ceramah dan pelatihan sederhana cara-cara mengatur lalu lintas, masyarakat dapat membantu mengurai kepadtan lalu lintas di desa Tibubeneng. Melalui Pengabdian Masyarakat ini disadari betapa pentingnya informasi dan keikutsertaanmasyarakat dalam mengurai kepadatan lalu lintas, bukan saja di desa Tibubeneng, tetapi di daerah wisata lainnya yang ada di Bali.
Nomadic Tourism di Desa Canggu: Sebuah Momentum Menuju Deliberasi Kebijakn Pariwisata di Bali Hamel, Victorius Adventius
Jurnal Ilmiah Cakrawarti Vol 6, No 2 (2023): Cakrawarti
Publisher : Universitas Mahendradatta Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47532/jic.v6i2.866

Abstract

Abstrak Kebijakan pariwisata di Bali secara historis sangat bersifat state centered administration model. Sejak era pemerintah orde Baru model kebijakan yang dibangun tidak memberi ruang besar bagi keterlibatan masyarakat Bali secara utuh. Era reformasi seharusnya mampu mengubah hal itu semua. Desa Canggu melalui keberadaan nomadic touris-nya telah memberi warna yang berbeda dalam membangun model kebijakan pariwisata di Bali yang lebih bernuansa community centered model. Meski belum sepenuhnya kebijakan bersifat community centered model tetapi paling tidak fenomena turisme yang terjadi di desa Canggu dengan kebijakan pemerintah desanya telah memberi indikasi adanya pola-pola deliberasi kebijakan publik yang lebih baik pada masa kini dan masa depan. Kata Kunci: Kebijakan, pariwisata, deliberasi, Canggu  Abstract Tourism policy in Bali has historically been a state centered administration model. Since the New Order government era, the policy model that was built did not provide a large space for the involvement of the Balinese people as a whole. The reformation era in Indonesia should be able to change all of that. Canggu Village through the presence of nomadic tourists has given a different color in building a tourism policy model in Bali that is more nuanced in the community centered model. Although the policy is not yet fully community centered model, at least the tourism phenomenon that occurs in Canggu village with the village government's policy has given indications of better public policy deliberation patterns in the present and the future. Keywords: Policy, Tourism, Deliberation, Canggu
Desa Tanpa Desa Adat di Bali: Sebuah Kajian Subaltern (Studi Kasus Desa Blimbingsari – Kabupaten Jembrana dan Desa Pegayaman- Kabupaten Buleleng) Hamel, Victorius Adventius; Sumawidayani, Nyoman
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengambil lokus penelitian kepada dua desa yaitu desa Blimbingsari di Kabupaten Jembrana dan desa Pegayaman di Kabupaten Buleleng. Kedua desa ini memiliki kekhasan karena berlatar belakang sejarahnya. Desa Blimbingsari berlatar belakang budaya Bali dengan keyakinan masyarakatnya beragama Kristen Protestan, dan desa Pegayaman berbudaya Bali, Jawa dan Bugis berlatar belakang mayoritas beragama Islam. Tata kelola desa di Bali secara umum bersifat dualitas, desa dinas dan desa adat, tetapi di kedua desa ini tata kelola hanya bersifat monolitas (desa dinas). Dinamika dan tantangannya tata kelola menjadi sangat tinggi. Dinamika dan tantangan yang dirasakan oleh desa ini kemudian dilihat sebagai suara-suara yang tidak dapat diungkapkan karena beragam persoalan sosial dan politik. Penelitian ini mengaji terpendamnya usara-suara tersebut sebagai akibat dari hegemonisasi yang terjadi secara sosial dengan mencoba mengungkapkannya melalui empat pendekatan yang akan dilakukan yaitu:  1) Cultural Politics 2) Political Economy 3) Ideology 4) Conscientization.
DAMPAK SOSIAL DAN POLA PIKIR MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA Mirta, I Wayan; Sudemen, I Wayan; Hamel, Victorius Adventius
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32760

Abstract

Kebijakan-kebijakan yang berbasis lingkungan banyak sekali dirumuskan oleh pemerintah daerah di Bali, baik dalam bentuk PERGUB maupun PERDA. Namun kebijakan-kebijakan ini tidak dapat secara langsung mengatasi persoalan-persoala psikologis yang dihadapi oleh masyarakat khsusunya di daerah-daerah pariwista. Dipahami bahwa dampak pariwisata dapat bersifat positif tetapi juga bersifat negatif, meningkatnya kriminalitas, kemacetan yang parah, munculnya peruahan gaya hidup dan eksklusifitas tempat-tempat wisata adalah sedikit dari dampak negatif pertumbuhan pariwisata. Kondisi itu berdampak juga secara psikologis kepada masyarakat, baik secara individu dan komunal yang harus diantisipiasi dengan cara memperkuat basis-basis pemahaman seperti kesiapan mental, perbaikan stigma, perubahan pola piker dan sudut pandang serta eningkatan kesadaran diri.
UNVEILING THE LEVEL OF DIGITAL POVERTY: A PHENOMENOLOGICAL STUDY ON DIGITAL POVERTY AMONG YOUTH IN DENPASAR CITY Marsitadewi, Komang Ema; Hamel, Victorius Adventius
DIA: Jurnal Administrasi Publik Vol. 23 No. 02 (2025): PUBLIC ADMINISTRATION
Publisher : Program Studi Doktor Ilmu Administrasi, FISIP, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/dia.v23i02.12069

Abstract

The advancement of technology today should be accessible to everyone and all segments of society, especially those in their teenage years and productive age. This research explores and seeks to understand how urban adolescents from low-income families perceive and experience digital poverty. Using a qualitative approach, in-depth interviews were conducted with adolescents from low-income families who are scholarship recipients. The main goal of this research is to uncover their perspectives on access to digital devices, availability of internet connections, and how they utilize the technology. The findings from the interviews indicate that most informants have limited access to technology, with some only owning mobile phones without laptops or computers, and they often rely on mobile data or public or neighbors' Wi-Fi networks. Nevertheless, some informants did not feel significantly left behind in terms of technological access, although they were aware of the disparity when comparing themselves to more affluent peers. The study also found that the use of digital technology among low-income adolescents is primarily focused on educational purposes, despite the limitations of the technological resources available to them. Given these constraints, this research suggests the importance of increasing equitable digital access and developing digital skills training programs that can help adolescents from low-income families avoid falling further behind in the rapidly advancing digital era.