Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENINGKATAN KOMPENTENSI GURU BIOLOGI MELALUI PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI BIOINFORMATIKA Pratiwi, Rosa Dewi; Pratiwi, Rina Hidayati; Noer, Shafa
QARDHUL HASAN: MEDIA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 3, No 2 (2017): OCTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.923 KB) | DOI: 10.30997/qh.v3i2.826

Abstract

Tujuan pelaksanaan pelatihan Bioinformatika untuk guru-guru Biologi di DKI Jakarta khususnya di Jakarta Timur dan Selatan adalah meningkatkan kompetensi guru biologi dalam bidang teknologi, informasi dan komputer. Pelaksanaan pelatihan Bioinformatika dilaksanakan sebanyak dua kali tatap muka yaitu pada tanggal 8 dan 15 Agustus 2017. Pelatihan berlangsung selama 8 jam untuk sekali tatap muka yaitu pada pukul 08.30-16.30 WIB, bertempat di aula SMA N 39 Jakarta Timur. Materi yang diberikan pada tatap muka pertama adalah pengenalan terkait ilmu Bioinformatika, penjelasan NCBI, penggunaan BLAST, teori aplikasi Mega 7.0, dan Chromas Pro. Sedangkan pada tatap muka kedua, peserta berlatih menggunakan aplikasi Mega 7.0 dan Chromas Pro. Pada akhir tatap muka, tim pelaksana pelatihan mengadakan evaluasi berupa test untuk mengetahui ketercapaian belajar peserta. Berdasarkan hasil evaluasi dari 40 peserta, maka dapat dinyatakan bahwa ada 5 peserta dikategorikan memiliki nilai kurang, 18 peserta dikategorikan cukup, 15 peserta baik dan 2 peserta sangat baik. Kata Kunci : bioinformatika, biologi, guru, BLAST, Chromas Pro
Determination of Phytochemical Compounds (Tannins, Saponins and Flavonoids) as Quercetin In Inggu Leaf Extract (Ruta angustifolia L.) Shafa Noer; Rosa Dewi Pratiwi; Efri Gresinta
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 18, ISSUE 1, February 2018
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/eksakta.vol18.iss1.art3

Abstract

Empirically, Inggu leaves (Ruta angustifolia L.) has potential to be used as raw material of traditional medicine because it contains phytochemical substances. The main organ most widely used as a traditional medicine is its leaves. Phytochemical compounds contained in the leaves of inggu include quercetin, tannin and saponins. Quercetin is a class of flavonol compounds (part of flavonoids). Quercetin has the ability to prevent the oxidation process from low density lipoprotein (LDL) by capturing free radicals and inhibiting transition metals, so that quercetin is believed to protect the body from various degerative diseases. While flavonoids are compounds consisting of 15 carbon atoms thatact as plant pigments. The function of flavonoids is to protect the cell structure, increase the effectiveness of vitamin C, antiinflammatory and as an antibiotic. While saponin and tannin are a group of active compounds of plants that have a sense of bitter and have antibacterial activity. This study was aim to determine the number of quercetin, tannins and saponins contained in the inggu’s leaves. Preparation of inggu leaf sample was done by maceration extraction technique used 96% ethanol solvent. Analysis of tannin and quercetin levels was determined by UV-Visible Spectrophotometry at 725 nm wavelength (λ).While the analysis of saponin content using TLC Scanner at 301 nm wavelength (λ). The results showed that content of quercetin was 1.67%; saponins 2.13% and tannins 7.04%.
PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN BIODEGRADABLE LIMBAH DOMESTIK CAIR SHAFA NOER; ROSSA DEWI PRATIWI; EFRI GRESINTA
Faktor Exacta Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.499 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v8i1.304

Abstract

Konsumsi durian di Indonesia termasuk ke tingkat yang sangat tinggi dan sudah tentu menghasilkan limbah berupa kulit durian yang tidak sedikit pula. Limbah tersebut jika dibiarkan akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan jika dibakar akan menimbulkan pencemaran udara. Dari karakteristik yang dimiliknya, kulit durian dapat digunakan sebagai bahan baku yang potensial dalam pembuatan karbon aktif. Karbon aktif dapat berbentuk serbuk dan butiran yang merupakan suatu senyawa karbon yang mempunyai ciri-ciri khas berupa permukaan pori yang luas dan dalam jumlah yang banyak. Karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, diantaranya sebagai penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau dan agen pemurni dalam industri makanan. Selain itu juga banyak digunakan dalam proses pemurnian air baik dalam proses produksi air minum maupun dalam penanganan limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) Cara mengolah kulit durian menjadi karbon aktif yang memiliki daya guna, 2) Pengaruh pengontakan limbah domestik cair dengan adsorben karbon aktif kulit durian dilihat dari parameter fisika (kejernihan) dan kimia (pH). Manfaat dari penelitian ini antara lain: (1)Kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai adsorben biodegradable limbah cair, (2)Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan bagi masyarakat pada umumnya dan industri pada khususnya. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret-Juli 2014. Pembuatan adsorben biodegradable dilakukan dengan 3 tahap yaitu karbonisasi limbah kulit durian, aktivasi kimia menggunakan larutan NaOH dan aplikasinya langsung dalam limbah domestik cair. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas limbah cair (minyak jelantah) setelah dikontakkan dengan adsorben arang aktif kulit durian. Semakin tinggi konsentrasi aktivator dan semakin lama waktu kontak adsorben dengan limbah maka kinerja adsorben semakin baik. Kata Kunci : Kulit Durian, Adsorben, Limbah
UJI KUALITATIF FITOKIMIA DAUN RUTA ANGUSTIFOLIA Shafa Noer
Faktor Exacta Vol 9, No 3 (2016)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.806 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v9i3.879

Abstract

Abstract. Indonesian Society already since hundreds of years ago had a tradition of utilizing plants from the surrounding environment as a traditional medicine. Since more than twenty years ago the world community, not just in Eastern countries but also in Western countries, began to look back and keen to use drugs of nature, which we know as movement Back to Nature or Back to Nature , Ruta angustifolia plant or commonly called the rue plant has long been trusted and used by the people of Indonesia as a remedy for various diseases. The main organs of the most widely used as a traditional medicine are the leaves. Diseases that are believed to be overcome with a mixture of leaves inggu include dental disease, fever, convulsions in children, heartburn, stimulates menstruation, kecekukan, headaches and ulcers. In this study, researchers wanted to prove it leaves inggu have some chemical compounds are of potential use as drugs. Thus, the results are expected to be able to explain scientifically the natural benefits of leaf inggu and its relation to treatment of several diseases. The content of chemical compounds which leaves inggu qualitative research (phytochemical screening) include steroids, flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, quinones and triterpenoids. Of the seven compounds tested, leaves inggu positive for steroid compounds, flavonoids, tannins and quinones. While the three other compounds are alkaloids, triterpenoids, and saponins showed negative results.Key Words : Ruta angustifolia, phytochemical, drugs.
Identifikasi Bakteri secara Molekular Menggunakan 16S rRNA Shafa Noer
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 1 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i1.8596

Abstract

Identifikasi bakteri secara molekular saat ini banyak dipilih oleh para peneliti diberbagai bidang terkait berbagai keuntungan dan kemudahan yang ditawarkannya. Salah satu metode identifikasi bakteri yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan penanda gen 16S rRNA. Panjang urutan gen 16S rRNA adalah sekitar 1.550 bp dan terdiri dari daerah yang dilestarikan (conserved regions). Beberapa keuntungan dalam identifikasi menggunakan 16S rRNA adalah dapat mengidentifikasi bakteri yang tidak dapat dikultur, memiliki tingkat akurasi yang tinggi, waktu yang dibutuhkan relatif cepat, dan lain-lain. Disamping berbagai kelebihannya, ternyata metode ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak sesuai digunakan untuk spesies tertentu. Langkah identifikasi bakteri menggunakan 16S rRNA secara umum adalah ekstraksi DNA, amplifikasi daerah 16S menggunakan PCR, visualisasi gen menggunakan elektrofesis, sekuensing, dan mengolah data hasil sekuensing dengan bioinformatika.
Efektivitas Pemberian Nasi Basi Sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa var. crispa) Putri Ria; Shafa Noer; Giry Marhento
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 1 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i1.8088

Abstract

Efektivitas pemberian beras basi sebagai pupuk organik selada merah menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pemberian pupuk organik padi basi pada tanaman selada merah (Lactuca sativa var. Crispa). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan pengendalian hama. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan masing-masing 4 (empat) tahap pengulangan. Perlakuan berupa pemberian pupuk organik beras basi yang telah difermentasi dengan pelarut air pada selada merah (Lactuca sativa var. Crispa) yang berada pada fase pertumbuhan vegetatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan pupuk organik padi basi dengan dosis volume yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula terhadap pertumbuhan selada merah (Lactuca sativa var. Crispa). Pertumbuhan selada merah (Lactuca sativa var. Crispa) pada perlakuan volume 0 mL atau kontrol berbeda dengan pertumbuhan selada merah (Lactuca sativa var. Crispa) pada perlakuan formula A 25 mL, formula B 50 mL, dan formula C 75 mL. Larutan pupuk organik beras basi berperan sebagai pengurai dan pupuk hayati sehingga berperan dalam pembentukan klorofil, mereduksi bibit penyakit, dan memacu pertumbuhan selada merah (Lactuca sativa var. Crispa). Pupuk padi organik basi ini efektif untuk menumbuhkan tinggi tanaman, jumlah daun dan melindungi tanaman selada merah dari serangan hama.
Uji Daya Hambat Ekstrak Jahe Putih Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans Secara in Vitro Selline Hadyprana; Shafa Noer; Titin Supriyatin
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 2 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i2.10142

Abstract

Saat ini dunia sedang dilanda pandemi virus Corona (Covid-19) dan berbagai cara dianjurkan agar terhindar dari virus ini, salah satunya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh baik secara tradisional maupun secara modern. Salah satu cara tradisional dalam mencegah mikroorganisme patogen adalah dengan mengkonsumsi rempah-rempah contohnya penggunaan jahe putih (Zingiber officinale var. Amarum) yang dapat mengganggu kesehatan adalah Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak jahe putih terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans sehingga dapat diketahui apakah ekstrak jahe putih terbukti efektif melawan mikroorganisme bakteri dan jamur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode disk diffusion untuk melihat keefektifan ekstrak jahe pada konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100% terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkan tiap konsentrasi ekstrak jahe putih yang ditentukan akan memberikan nilai daya hambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans, yang artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin kuat daya hambat yang diberikan.
Analisis Kebutuhan Guru Terhadap Pengembangan Modul dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Rifqi Pratama; Mashudi Alamsyah; Shafa Noer
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 2, No 1 (2022): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v2i1.9769

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan guru dalam mengembangkan modul yang mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memahami materi. Hasil analisis angket yang telah disebar di tiga sekolah negeri yang terdapat di daerah Masbagik dan Selong ditemukan bahwa guru belum pernah membuat modul dalam proses pembelajaran (80%). Guru sebagian besar tidak mengetahui tentang kemampuan berpikir kritis (80%). Guru hanya melihat hasil belajar sebagai penilaian (100%). Guru ingin mengembangkan modul yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik (100%). Hasil analisis menyatakan perlunya untuk mengembangkan modul yang mampu membantu peserta didik dalam proses belajarnya dan modul tersebut juga mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dari peserta didik selama proses belajar.
Efektivitas Pemberian Air Kelapa (Cocos nucifera) Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Desi Indah Sari; Efri Gresinta; Shafa Noer
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 1 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i1.8085

Abstract

Pupuk organik cair adalah pupuk yang berbentuk cair, salah satu jenis pupuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian air kelapa (Cocos nucifera) sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) di Bojongsari Depok. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri atas 3 (tiga) perlakuan yaitu dosis 25%, dosis 50% dan dosis 75% dan 1 (satu) kontrol dengan masing-masing diulang sebanyak 4 (empat) fase pengulangan. Perlakuan tersebut berupa pemberian air kelapa yang telah dicampur dengan aquadest kepada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang sedang dalam fase pertumbuhan vegetatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemberian air kelapa dengan variasi dosis yang berbeda memberikan reaksi pertumbuhan yang berbeda-beda pada tanaman tomat. Dosis air kelapa yang memiliki tingkat efektivitas tertinggi terdapat pada dosis 25%. Air kelapa memiliki manfaat pertumbuhan yang cukup efektif terhadap tinggi tanaman, sedangkan untuk jumlah daun dan diameter batang tidak terlalu mendapat pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Respons Pertumbuhan Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata) Pada Cekaman Salinitas Melysa Indah Sari; Shafa Noer; Emilda Emilda
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 2, No 1 (2022): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v2i1.11828

Abstract

Pada setiap tanaman memiliki perbedaan yang beragam pada toleransi terhadap cekaman salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan tanaman labu kuning (Cucurbita moshcata) pada cekaman salinitas. Pelaksanaan penelitian ini yaitu di Kebun Percobaan Biologi Universitas Indraprasta PGRI dimulai pada April 2021 sampai Juli 2021. Parameter pertumbuhan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen murni dengan metode kuantitatif. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pola perilaku faktorial terdiri dari satu faktor, yaitu larutan garam (NaCl) dengan konsentrasi berbeda yaitu  0 ppm (kontrol), 1000 ppm, 3000 ppm, dan 6000 ppm, masing-masing dengan pengulangan sebanyak 5 kali, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 20 tanaman labu kuning. Masing-masing pemberian konsentrasi larutan NaCl tersebut memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya cekaman salinitas dapat mengganggu proses pengangkutan unsur hara, sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman dapat terganggu. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat salinitas, pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan pertumbuhan akar tanaman labu kuning semakin lambat bahkan mengalami kematian.