Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Enhancement of the Quality of Onion Drying Using Tray Dryer Fadilah, Siska Nuri; Khamil, Achri Isnan; Muharja, Maktum; Darmayanti, Rizki Fitria; Aswie, Viqhi
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/cheesa.v5i2.13968.74-81

Abstract

Previous reports showed that there has been a continuous increase in the annual production of onion in Indonesia, and it is inversely proportional to the market price. The price drop is often caused by the high water content, which makes it easy to rot. Preservation of onions through a tray dryer is a good preservation method because it is effective and does not require much energy. Therefore, this study aims to determine the effect of variations in time, material thickness, and air velocity on the drying rate of onions. The samples were sliced to a size of 2 - 5 mm, followed by drying for 60 min using a tray dryer with different air rates between 4 - 7 m/s, and the rate of the process was observed every 15 min. The results showed that the drying time reduced the humidity in the chamber. The highest rate of 0.525 g/min was obtained at the peak air rate of 7 m/s. ANOVA results revealed that variations in time, onion thickness, and flow rate have a significant effect on increasing the drying rate of onions. This indicates that the method can be an effective and efficient solution to optimize the drying of the commodity.
Pengeringan buah tomat menggunakan tray dryer dengan bantuan foaming agent tween 80 Sholeha, Irdatus; Lestari, Afrila Tutut Dwijati; Wibowo, Jihan Nafila; Fadilah, Siska Nuri; Arimbawa, I Made; Muharja, Maktum
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17 No 1 (2023): Volume 17, Number 1, 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.78931

Abstract

Tomat merupakan buah yang mengandung kadar air cukup tinggi yang dapat menyebabkan proses pembusukan. Menjadikan tomat ke bentuk bubuk melalui proses pengeringan adalah salah satu cara untuk mengawetkan buah tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta pengaruh foaming agent tween 80 pada pengeringan buah tomat dengan variasi laju udara fan, waktu dan temperatur. Metode yang digunakan adalah metode pengeringan tray dryer. Penelitian ini menggunakan variabel laju udara fan 3, 4, 5, 6 m/detik, waktu 30, 40, 50, 60 menit serta suhu 40, 50, 60, 70°C. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laju alir udara optimum untuk mengeringkan tomat yang sudah menjadi busa dengan ketebalan 3 mm yaitu 3 m/s. Waktu pengeringan optimum yaitu 50 menit, dimana pada waktu 50 menit tersebut telah tercapai laju pengeringan yang rendah. Suhu pengeringan optimum yaitu 70°C dengan kecepatan pengeringan 0,005 gram/detik dan moisture content basis kering sebesar 0,06. Dengan demikian, metode ini dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengeringan tomat secara efisien.
Optimalisasi Hidrolisis Air Subkritis Biomassa Ampas Tebu Berbantuan Surfaktan untuk Produksi Gula Reduksi Muharja, Maktum; Widjaja, Arief; Fadhilah, Nur; Darmayanti, Rizki Fitria; Fadilah, Siska Nuri
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 12 No. 3 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jstundiksha.v12i3.53403

Abstract

Penggunaan bahan bakar fosil yang menimbulkan banyak masalah mendorong peneliti untuk mengembangkan energi terbarukan. Ampas tebu sebagai limbah pertanian yang melimpah di Indonesia berpotensi untuk dimanfaatkan dalam produksi gula reduksi yang merupakan produk antara dari biofuel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hidrolisis air subkritis ampas tebu menggunakan surfaktan Tween 80 untuk mengoptimalkan total perolehan gula reduksi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental kuantitatif. Analisa data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Proses air subkritis dioptimalkan dengan memvariasikan kondisi operasi suhu 130-170°C, waktu 30-60 menit, dan konsentrasi aditif 1-3%. Optimasi dilakukan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) untuk memahami perilaku faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi konsentrasi gula reduksi. RSM ditentukan dengan menggunakan software Design-Expert V11. Hasil penelitian menunjukkan total gula reduksi tertinggi yaitu sebesar 470.6444 didapatkan pada variasi suhu 170°C, selama 30 menit, dan konsentrasi surfaktan 2%. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode air subkritis dengan penambahan aditif dapat dipertimbangkan untuk produksi biofuel dari limbah ampas tebu dalam mendukung pengembangan energi terbarukan.
PENGARUH PERENDAMAN, WAKTU DAN KETEBALAN PADA PENGERINGAN JAHE PUTIH (Zingiber officinale var. Amarum) MENGGUNKAN TRAY DYER DAN SOLAR DRYER Wardhani, Maharani Tri; Fadilah, Siska Nuri; Prastika, Andika; Arimbawa, I Made; Khamil, Achri Isnan; Darmayanti, Rizki Fitria; Muharja, Maktum
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 1 (2023): March 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i1.503

Abstract

Jahe merupakan salah satu rempah-rempah dengan tingkat produksi tertinggi di Indonesia. Jahe termasuk bahan yang mudah rusak dan tidak tahan lama, salah satu cara pengolahan jahe adalah dengan metode pengeringan untuk menjaga kualitas jahe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman terhadap kadar air, pengaruh waktu dan dimensi ketebalan jahe terhadap laju pengeringan. Metode yang digunakan adalah metode pengeringan tray dryer dan pengeringan konvensional menggunakan sinar matahari (solar drying). Penelitian ini menggunakan variabel waktu perendaman 10, 15, 20, 25 jam, waktu pengeringan 60, 90, 120 dan 150 menit serta variabel ketebalan bahan 2, 4, 6, dan 8 mm. Hasil penelitian menunjukkan kadar air terendah sebesar 1.0785 g didapatkan saat perendaman 25 jam. Laju pengeringan optimum menggunakan tray dryer sebesar 0,433 g/menit pada waktu 60 menit dan ketebalan 2 mm. Laju pengeringan optimum menggunakan solar dryer didapatkan saat pengeringan selama 90 menit yaitu 0,167 g/menit dan ketebalan 2 mm sebesar 0,133 g/menit. Kualitas pengeringan menggunakan tray dryer lebih baik jika dibandingkan dengan solar dryer ditinjau dari warna dan tingkat kekeringan jahe. Dengan demikian, metode ini dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengeringan jahe secara efisien.
Kinetic Study of the Aluminum–water Reaction Using NaOH/NaAlO2 Catalyst for Hydrogen Production from Aluminum Cans Waste Fadhilah, Nur; Muharja, Maktum; Risanti, Doty Dewi; Wahyuono, Ruri Agung; Satrio, Dendy; Khamil, Achri Isnan; Fadilah, Siska Nuri
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2023: BCREC Volume 18 Issue 4 Year 2023 (December 2023)
Publisher : Masyarakat Katalis Indonesia - Indonesian Catalyst Society (MKICS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.20041

Abstract

The presence of oxide layers covering the surface of aluminum is known to impede the hydrogen production reaction. These oxide layers can be broken by adding catalysts and increasing the aluminum-water reaction temperature. Common catalysts used are alkaline catalysts that are capable of achieving high hydrogen production rates in a short time at lower temperatures, while intermediate temperatures of above 50 °C can accelerate the hydration reaction of the oxide layer. Herein, the mixture of NaOH and NaAlO2 catalysts was employed to attain a stable NaAlO2 solution and continuous reaction of NaOH and aluminum. This research analyzes the influence of temperature between 32 and 80 °C on the aluminum, 0.3 M NaOH and 0.001 M NaAlO2 catalysts solution at atmospheric pressure. All solutions produces a similar hydrogen yields and rate. Solutions containing NaAlO2 indicate reverse reaction that surpressing the Al(OH)3 precipitation. Residue from the reaction is investigated using X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR), and Scanning Electron Microscope (SEM). The volume of hydrogen produced is evaluated using a mathematical mass reduction and shrinking core model. The rate of hydrogen production depends largely on the aqueous solution's temperature, with an activation energy of 47.4 kJ/mol. Based on the findings, it is readily apparent that the reaction only produced gibbsite and bayerite, with gibbsite and bayerite being dominant at 32–70 °C and 80 °C, respectively. The mass reduction model fits well with the present results with only an average 5.1 mL deviation, whereas the shrinking core model generally tends to result in underestimated values with an average deviation of 23.9 mL. Copyright © 2023 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA   License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0).