Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Biobutanol Production Using High Cell Density Fermentation in a Large Extractant Volume Darmayanti, Rizki Fitria; Tashiro, Yukihiro; Sakai, Kenji; Sanomoto, Kenji; Susanti, Ari; Palupi, Bekti; Rizkiana, Meta Fitri
International Journal of Renewable Energy Development Vol 9, No 3 (2020): October 2020
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijred.2020.29986

Abstract

Biobutanol is well known as a suitable substitute for gasoline, which can be applied without engine modification. Butanol toxicity to the producer strain causes difficulties to grow strain of higher than 4 g/L dry cell weight and to produce butanol higher than 20 g/L. Fermentation using high initial cell density has been reported to enhance butanol productivity. In addition, oleyl alcohol has been recognized for effective extraction of butanol because of its selectivity and biocompatibility with reduced the effect of toxicity. Butanol fermentation with high cell density and large extractant volume has not been reported and is expected to improve butanol production in a minimum medium volume setting. Clostridium saccharoperbutylacetonicum N1-4, C. beijerinckii NCIMB 8052 (8052), and C. acetobutylicum ATCC 824 (824) were used in this study. Three kinds of media, TYA, TY, and TY-CaCO3, were used in this conventional extractive fermentation. Then, in situ extractive fermentation with Ve/Vb ratios at 0.1, 0.5, 1.0, and 10 were used. Total butanol concentration was defined as the broth-based total butanol, which is the total amount of butanol produced in broth and extractant per the volume of broth. TYA medium yielded the highest total butanol concentrations at N1-4 (12 g/L), 8052 (11 g/L), and 824 (15 g/L), and the highest partition coefficient (3.7) among the three media with similar Ve/Vb ratio at 0.5. N1-4 yielded the highest increment of total butanol production (22 g/L) in the extractive fermentation with high cell density. Low butanol concentration of 0.8 g/L in the broth was maintained using the extractant at a broth volume ratio (Ve/Vb) much lower than 4.4 g/L with a ratio of 0.5. Ve/Vb ratio of 10 which provided 2-fold higher total butanol concentration (28 g/L) than that of 11 g/L obtained using a Ve/Vb ratio of 0.5. These results indicated that a larger volume of extractant to broth improved total butanol concentration by reducing butanol toxicity and led to high medium based butanol yield in fermentation using high cell density. 
PENINGKATAN NILAI EKONOMI KOPI REMPAH MELALUI MANAJEMEN KADERISASI PETANI KOPI PEREMPUAN DI DESA TANAH WULAN, KABUPATEN BONDOWOSO Darmayanti, Rizki Fitria; Amini, Helda Wika; Savitri, Dyah Ayu; Al Fajri, M. Maktum Muharja
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.837 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.4866

Abstract

Abstrak: Kopi merupakan komoditas andalan perkebunan di Indonesia, utamanya bagi Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Salah satu pemasok kopi utama di Bondowoso adalah Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan dimana mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani. Mayoritas perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga mempunyai banyak waktu luang untuk memproduksi kopi mentah menjadi kopi olahan, sehingga hal ini menjadi obyek pendampingan bagi tim pengabdian untuk melakukan pelatihan pengolahan kopi rempah (KORE) pada tahun 2019. Namun dampak pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan kopi rempah masih belum maksimal, sehingga sejak tahun 2020 hingga kini Tim Pengabdian berinisiatif melakukan strategi pengurusan sertifikasi industri rumah tangga melalui Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan mendampingi dalam manajemen kaderisasi perempuan di desa Tanah Wulan.Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pemberdayaan perempuan melalui manajemen kaderisasi perempuan di Desa Tanah Wulan. Manajemen kaderisasi berguna untuk menciptakan orang-orang yang akan berperan penting dalam kegiatan produksi hingga pemasaran produk KORE sehingga produk KORE mampu berjalan secara berkelanjutan. Kegiatan inti program ini adalah pengurusan PIRT produk KORE dan pendampingan perempuan di desa Tanah Wulan melalui manajemen kaderisasi. Peningkatan nilai ekonomi kopi rempah melalui pengurusan PIRT dan manajemen kaderisasi petani perempuan Desa Tanah Wulan memberikan peluang yang menjanjikan. Selama pelaksanaan program, perempuan petani kopi menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam membentuk kader dan melaksanakan usaha KORE yang berkelanjutan.  Abstract:  Coffee is a plantation commodity in Indonesia, especially for Bondowoso Regency, East Java. One of the main coffee suppliers in Bondowoso is Tanah Wulan Village, Maesan District where the main livelihood of the residents is as a farmer. Women work as housewives so they have a lot of free time to produce raw coffee into processed coffee, so this has become an object of assistance for the team to conduct spice coffee processing (KORE) training in 2019. However, the impact of the implementation of the spice coffee processing training is still not maximum, so that since 2020 until now the Team has taken the initiative to carry out a strategy for managing home industry certification through Home Industry Products (PIRT) and assisting in the management of women's regeneration in Tanah Wulan village.The solution offered in this activity is in the form of empowering women through the management of women's regeneration in Tanah Wulan Village. The regeneration management is useful for creating people who will play an important role in production activities to market KORE products so that KORE products can run sustainably. The core activities of this program are the management of KORE product PIRT and women's assistance in Tanah Wulan village through cadre management. The economic value of spiced coffee through improving the management of PIRT and the management of the regeneration of women farmers in Tanah Wulan Village provides the promised opportunities. During program implementation, female coffee farmers showed high enthusiasm in forming cadres and implementing sustainable KORE businesses.
SIMULASI KENAIKAN KAPASITAS PRODUKSI GULA PADA PROSES KARBONATASI DI PT. INDUSTRI GULA GLENMORE MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ASPEN PLUS Muharja, Maktum; Darmayanti, Rizki Fitria; Widjaja, Arief; Firmansyah, Arfian Alwi; Karima, Nur
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v11i1.39521

Abstract

PT. Industri Gula Glenmore (PT. IGG) merupakan salah satu industri gula di Indonesia yang menggunakan metode defekasi remelt karbonatasi (DRK) pada proses pemurnian nira. Dalam beberapa tahun kedepan, PT. IGG berencana menaikkan kapasitas produksi sebesar 8.000 ton/hari dari kapasitas semula sebesar 6.000 ton/hari. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mensimulasikan peningkatan produksi gula dari 6.000 menjadi 8.000 ton/hari dengan menganalisis neraca massa dan neraca energi dan mensimulasikannya menggunakan software Aspen Plus V11. Proses yang disimulasikan dalam studi ini berfokus pada kinerja karbonator. Hasil perhitungan kapasitas 6.000 ton/hari menunjukkan massa keluar dan energi yang dibutuhkan (∆H) pada karbonator 2 secara berturut-turut adalah 72.766,20 kg/jam dan -1.828,32 kkal/jam. Sedangkan pada kapasitas 8.000 ton/hari, massa keluar dan energi yang dibutuhkan pada karbonator 2 secara berturut-turut adalah 97.015,61 kg/jam dan -2.441,30 kkal/jam. Simulasi menggunakan Aspen Plus menunjukkan hasil dengan selisih perbedaan yang dapat ditoleransi dibandingkan dengan perhitungan neraca massa dan energi. Dari studi ini, simulasi peningkatan produksi gula akan berguna untuk mempermudah proses desain karbonator pada kenaikan kapasitas produksi atau penggantian metode pemurnian.
Effect of Severity Factor on the Subcritical Water and Enzymatic Hydrolysis of Coconut Husk for Reducing Sugar Production Maktum Muharja; Nur Fadhilah; Rizki Fitria Darmayanti; Hanny Frans Sangian; Tantular Nurtono; Arief Widjaja
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2020: BCREC Volume 15 Issue 3 Year 2020 (December 2020)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.15.3.8870.786-797

Abstract

Preventing the further degradation of monomeric or oligomeric sugar into by-product during biomass conversion is one of the challenges for fermentable sugar production. In this study, the performance of subcritical water (SCW) and enzymatic hydrolysis of coconut husk toward reducing sugar production was investigated using a severity factor (SF) approach. Furthermore, the optimal condition of SCW was optimized using response surface methodology (RSM), where the composition changes of lignocellulose and sugar yield as responses. From the results, at low SF of SCW, sugar yield escalated as increasing SF value. In the enzymatic hydrolysis process, the effect of SCW pressure is a significant factor enhancing sugar yield. A maximum total sugar yield was attained on the mild SF condition of 2.86. From this work, it was known that the SF approach is sufficient parameter to evaluate the SCW and enzymatic hydrolysis of coconut husk. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0). 
Optimization of Microwave-Assisted Alkali Pretreatment for Enhancement of Delignification Process of Cocoa Pod Husk Maktum Muharja; Rizki Fitria Darmayanti; Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Boy Arief Fachri; Felix Arie Setiawan; Helda Wika Amini; Meta Fitri Rizkiana; Atiqa Rahmawati; Ari Susanti; Ditta Kharisma Yolanda Putri
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2021: BCREC Volume 16 Issue 1 Year 2021 (March 2021)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.16.1.8872.31-43

Abstract

In this study, the optimization of microwave-assisted alkaline (MAA) pretreatment is performed to attain the optimal operating parameters for the delignification of cocoa pod husk (CPH). The MAA performance was examined by heating the CPH solid with different particle sizes (60–120 mesh) and NaOH solution with a different sample to a solvent (SS) ratio (0.02–0.05 g/L), for short irradiation time (1–4 min). Box-Behnken Design (BBD) was utilized to optimize the percentage of lignocellulose composition changes. The results show that by enlarging particle size, the content of lignin and cellulose decreased while hemicellulose increased. By prolong irradiation time, the content of lignin and hemicellulose decreased while cellulose elevated. On the other hand, increasing the SS ratio was not significant for hemicellulose content changes. From FTIR and SEM characterization, the MAA drove the removal of lignin and hemicellulose of CPH and increased cellulose slightly. Supported by kinetic study which conducted in this work, it was exhibited that MAA pretreatment technology is an effective delignification method of CPH which can tackle the bottleneck of its commercial biofuel production. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0). 
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PETANI DESA TANAH WULAN MELALUI PELATIHAN PELUANG EKSPOR KOPI Helda Wika Amini; Rizki Fitria Darmayanti; Dyah Ayu Savitri
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.296 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i2.7153

Abstract

Abstrak: Desa Tanah Wulan merupakan salah satu pemasok kopi utama di Bondowoso. Desa ini memiliki potensi sumber daya manusia yang besar dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Sebagian besar hasil produksi kopi penduduk masih dijual dalam bentuk buah kopi sehingga hasil penjualan masih belum maksimal. Tingkat ekonomi dan pendidikan di desa ini masih relatif rendah dengan mayoritas keluarga prasejahtera dan penduduk belum tamat Sekolah Dasar. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pemberdayaan perempuan melalui produksi kopi rempah instan. Kopi rempah adalah pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dengan penambahan rempah untuk meningkatkan cita rasa. Rangkaian kegiatan ini dibagi dalam beberapa fokus: community upgrading dan sosialisasi prosedur ekspor, produksi, pemasaran serta inovasi packaging. Selain itu dilakukan pendampingan kelompok salah satunya melalui pelatihan peluang ekspor kopi Desa Tanah Wulan. Adanya pelatihan peluang ekspor kopi Tanah Wulan memberikan wawasan baru serta motivasi bagi perempuan petani di Desa Tanah Wulan untuk bersinergi bersama dan memperoleh kesuksesan bersama-sama.Abstract: Tanah Wulan Village is one of the leading coffee suppliers in Bondowoso. This village has excellent potential for human resources with the main livelihood as farmers. Most of the population's coffee production is still sold in coffee cherries, so the sales are still not maximized. The level of economy and education in this village is still relatively low, with most poor families and residents not completing elementary school. The solution offered in this activity is empowering women through the production of instant spiced coffee. Spice coffee is the processing of coffee beans into coffee powder with spices to enhance the taste. This series of activities is divided into several focuses: community upgrading and socialization of export, production, marketing, and packaging innovation procedures. In addition, group assistance was carried out, one of which was through training on coffee export opportunities in Tanah Wulan Village. Tanah Wulan coffee export opportunities provide new insights and motivation for women farmers in Tanah Wulan Village to work together and achieve mutual success.
PENINGKATAN NILAI EKONOMI KOPI REMPAH MELALUI MANAJEMEN KADERISASI PETANI KOPI PEREMPUAN DI DESA TANAH WULAN, KABUPATEN BONDOWOSO Rizki Fitria Darmayanti; Helda Wika Amini; Dyah Ayu Savitri; M. Maktum Muharja Al Fajri
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.063 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.5129

Abstract

Abstrak: Kopi merupakan komoditas andalan perkebunan di Indonesia, utamanya bagi Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Salah satu pemasok kopi utama di Bondowoso adalah Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan dimana mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani. Mayoritas perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga mempunyai banyak waktu luang untuk memproduksi kopi mentah menjadi kopi olahan, sehingga hal ini menjadi obyek pendampingan bagi tim pengabdian untuk melakukan pelatihan pengolahan kopi rempah (KORE) pada tahun 2019. Namun dampak pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan kopi rempah masih belum maksimal, sehingga sejak tahun 2020 hingga kini Tim Pengabdian berinisiatif melakukan strategi pengurusan sertifikasi industri rumah tangga melalui Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan mendampingi dalam manajemen kaderisasi perempuan di desa Tanah Wulan. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pemberdayaan perempuan melalui manajemen kaderisasi perempuan di Desa Tanah Wulan. Manajemen kaderisasi berguna untuk menciptakan orang-orang yang akan berperan penting dalam kegiatan produksi hingga pemasaran produk KORE sehingga produk KORE mampu berjalan secara berkelanjutan. Kegiatan inti program ini adalah pengurusan PIRT produk KORE dan pendampingan perempuan di desa Tanah Wulan melalui manajemen kaderisasi. Peningkatan nilai ekonomi kopi rempah melalui pengurusan PIRT dan manajemen kaderisasi petani perempuan Desa Tanah Wulan memberikan peluang yang menjanjikan. Selama pelaksanaan program, perempuan petani kopi menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam membentuk kader dan melaksanakan usaha KORE yang berkelanjutan.Abstract:  Coffee is a plantation commodity in Indonesia, especially for Bondowoso Regency, East Java. One of the main coffee suppliers in Bondowoso is Tanah Wulan Village, Maesan District where the main livelihood of the residents is as a farmer. Women work as housewives so they have a lot of free time to produce raw coffee into processed coffee, so this has become an object of assistance for the team to conduct spice coffee processing (KORE) training in 2019. However, the impact of the implementation of the spice coffee processing training is still not maximum, so that since 2020 until now the Team has taken the initiative to carry out a strategy for managing home industry certification through Home Industry Products (PIRT) and assisting in the management of women's regeneration in Tanah Wulan village. The solution offered in this activity is in the form of empowering women through the management of women's regeneration in Tanah Wulan Village. The regeneration management is useful for creating people who will play an important role in production activities to market KORE products so that KORE products can run sustainably. The core activities of this program are the management of KORE product PIRT and women's assistance in Tanah Wulan village through cadre management. The economic value of spiced coffee through improving the management of PIRT and the management of the regeneration of women farmers in Tanah Wulan Village provides the promised opportunities. During program implementation, female coffee farmers showed high enthusiasm in forming cadres and implementing sustainable KORE businesses.
Peningkatan Nilai Ekonomi Kopi Menjadi Kopi Rempah Instan (KORE) Berbasis Pemberdayaan Perempuan Desa Tanah Wulan Dyah Ayu Savitri; Helda Wika Amini; Rizki Fitria Darmayanti
Warta Pengabdian Vol 14 No 4 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i4.14863

Abstract

Kopi adalah salah satu komoditas andalan perkebunan di Indonesia. Kabupaten Bondowoso merupakan penghasil kopi dengan jumlah yang besar sehingga pada tahun 2016, Bupati Bondowoso mendeklarasikan Kabupaten ini sebagai Bondowoso Republik Kopi. Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan merupakan salah satu pemasok kopi utama di Bondowoso. Desa ini memiliki potensi sumber daya manusia yang besar dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Mayoritas perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki banyak waktu luang untuk memproduksi kopi mentah menjadi kopi olahan. Namun sebagian besar hasil produksi kopi penduduk masih dijual dalam bentuk buah kopi sehingga hasil penjualan masih belum maksimal. Tingkat ekonomi dan pendidikan di desa ini masih relatif rendah dengan mayoritas keluarga prasejahtera dan penduduk belum tamat SD. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pemberdayaan perempuan melalui produksi kopi rempah. Kopi rempah dibuat dengan mengolah biji kopi menjadi bubuk kopi dan menambahkan berbagai jenis rempah seperti jahe dan kapulaga untuk meningkatkan cita rasa. Kegiatan inti program ini adalah aktivasi kembali kelompok perempuan, pemberdayaan perempuan melalui produksi kopi rempah instan, dan produksi serta pemasaran untuk meningkatkan nilai jual kopi. Peningkatan nilai ekonomi kopi rempah melalui pemberdayaan petani perempuan Desa Tanah Wulan memberikan peluang yang menjanjikan. Selama pelaksanaan program, perempuan petani kopi menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap teknologi produksi kopi rempah dengan memberikan banyak masukan dan ide kreatif.
PENYEDIAAN AIR BERSIH MELALUI PENGADAAN ALAT FILTRASI DI SMAN 2 BONDOWOSO Hanggara Sudrajat; Maktum Muharja; Helda Wika Amini; Rizki Fitria Darmayanti
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v5i1.1124

Abstract

Gerakan Mencuci Tangan dengan sabun merupakan salah satu langkah krusial dalam menghadapi kenormalan baru, masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus Novel Corona Virus 2019. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital guna menghadapi kenormalan baru. Sayangnya, masih ditemukan daerah yang mengalami kekurangan persediaan air bersih, salah satunya adalah wilayah Kabupaten Bondowoso-Jawa Timur. Oleh karenanya, ketersediaan alat pengolahan air yang sederhana, mudah dalam pengoperasian, dan murah menjadi sangat penting, terutama di institusi pendidikan. Salah satu metode pengolahan air yang memenuhi kriteria tersebut adalah filtrasi. Untuk menjamin ketersediaan air bersih dalam skala kebutuhan sekolah, pengolahan air limbah sabun cuci tangan menjadi air bersih menggunakan metode filtrasi merupakan pilihan yang praktis, ekonomis, dan berkelanjutan. Melalui program Pengabdian Mandiri Universitas Jember 2020 ini, tim pelaksana kegiatan telah memberdayakan siswa di SMAN 2 Bondowoso pada tahap manufaktur, instalasi peralatan, operasional, dan pemeliharaan sistem. Selain itu, dilakukan demonstrasi pengoperasian alat filtrasi, pemeliharaan, hingga manajemen penjadwalan kerja bagi siswa. Tim pelaksana bekerja sama dengan siswa kemudian melakukan evaluasi setiap 2 pekan sekali guna menjamin sistem berjalan secara kontinyu. Sistem pengolahan air limbah sisa cuci tangan menggunakan metode filtrasi menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih dalam menghadapi era Kenormalan Baru.
Sosialisasi pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif di Desa Kemuning Lor, Jember Diana Fitriati; Rizki Fitria Darmayanti; Maktum Muharja; Mohammad Nazarudin Ali; I Made Arimbawa; Filial Ahliana Rahmaniyah; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Hidayatullah Hidayatullah; Adelia Rosalina; Mohammad Abdul Aziz Fajar; Tri Dwinanda Nursoliha; Zakia Ainun Salsabila; Susilowati Susilowati; Achri Isnan Khamil; Rekha Aliyya Isma; Hesti Lipuring Tyas; Mohammad Nashir Idham Kholid
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 3 (2021): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.3.597-601

Abstract

Kemuning Lor Village, Jember majority working as a farmer and animal breeders especially cattle. Recorded 15 people from a total number of cattle with a total of 32 cows. One cow usually produces 10-15 kg of manure per day. According to the survey we have conducted, 5 out of 10 residents of Kemuning Lor are not aware of the use of cow dung in biogas. Volunteer activities in Kemuning Lor aim to provide education to residents in overcoming the problem of cow dung to be processed into biogas to deal with environmental pollution problems. Desa Sadar Energi program was initiated in Kemuning Lor to raise awareness from cow dung into energy that is sustainable and environmentally friendly. The implementation method consisted of pre-socialization interviews, socialization, and post-socialization interviews. There is a 72% increase in public understanding regarding the definition and use of biogas. Biogas with a digester volume of 9 m3 is equivalent to LPG of 4.14 kg. The processing of cow dung waste into biogas can reduce the cost of expenditure for household LPG so that it is more economical and the raw material, cow dung, which is abundant and sustainable, is very easy to reach by the society.