Malasan, Prananda Luffiansyah
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Memicu Dialog Dinamis tentang Solusi Sehari-hari melalui Kartu Pemetaan Solusi Taepoer, Raditya Ardianto; Ono, Kenta; Malasan, Prananda Luffiansyah; Triharini, Meirina; Puspita, Arianti Ayu; Sugandi, Yulia; Nurin, Bima
Jurnal Desain Indonesia. Vol 6 No 1 (2024): Fluid and Ubiquitous
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v6i1.373

Abstract

The contemporary world is amid a dynamic and transformative phase characterised by fundamental shifts, leading to complex environmental, socioeconomic, healthcare, and social challenges. This convergence of multifaceted requires a holistic and innovative approach to ensure a sustainable and harmonious global future. Design for social innovation has introduced novel expertise and methodologies, leveraging the dynamics inherent in social systems to create impactful solutions by actively engaging stakeholders to understand contextual perspectives and minimise knowledge gaps. Solution Mapping Tools facilitate communities to delve into the significance of local needs and assets in addressing everyday societal challenges. Incorporate within these tools, Solution Mapping Cards foster dialogue and understanding by transforming abstract concepts into tangible representations. The main topic resulting from this article revolves around the evolving nature of design thinking, the role of designers in addressing complex problems, and the practical implications of using tools such as Solution Mapping Cards.
Ambivalensi Sikap di balik Kebijakan Desain di Indonesia Triharini, Meirina; Malasan, Prananda Luffiansyah; Puspita, Arianti Ayu; Taepoer, Raditya Ardianto
Jurnal Desain Indonesia. Vol 6 No 1 (2024): Fluid and Ubiquitous
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v6i1.380

Abstract

Design intervention in the craft sector is one of the issues that continues to grow in design studies. Ranging from the studies on the co-design process between the designers and crafters to the focus on the wider sociocultural context that influences the craft development process. Recently in Indonesia, design interventions in the craft sector are often carried out under the government policies or initiatives to bring designers and crafters to collaborate. In this study, we focus on one of Indonesia government's policies, namely Designer Dispatch Service Program, to develop craft products in various locations in Indonesia through a design approach. One of the outstanding features of this program is the instrument consists of the organizational form, timeline, and regular evaluation meetings, to control and monitor the collaboration process of designers and crafters. Using the descriptive approach to dissect the interaction between each actor and the policy instruments, we found that each actor continuously adjusts the instrument accordingly to their concern and motivation regarding the policy goals. There are also unspoken goals of each actor which are less concerned about the products being exported. Finally, this study shows that despite the top-down policy being well carried out, we found ambivalent attitudes of the actors by continuously descripting the design process which was set by the policy.
Transformasi Permasalahan Limbah Kotoran Sapi ke dalam Aspek Desain Rahardiani, Amira; Nugraha, Adhi; Malasan, Prananda Luffiansyah; Taepoer, Raditya Ardianto
Jurnal Desain Indonesia. Vol 6 No 1 (2024): Fluid and Ubiquitous
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v6i1.396

Abstract

Globally, environmental pollution stemming from livestock waste remains a widespread and unresolved concern. The contamination resulting from such waste can have adverse effects on both air and water quality, impacting not only livestock owners but also neighboring non-farming communities. This paper focuses specifically on the case study of cow dung waste accumulation in the local ditches of a Cattle Farmers' village in West Java called Bukatanah Village to discuss socio-environmental concerns. Our ongoing research closely aligns with exploring the potential of residents in Bukatanah Village to address the environmental issues prevalent in their living areas. Moreover, this paper is dedicated to illustrating the significance of co-designing the concept in collaboration with the local community rather than imposing a top-down approach in the village. The process is shaped by a series of design ethnography observations, participatory design workshops, material exploration, and project evaluation stages. This paper illustrates a rethinking of solving environmental problems by engaging the locals in "design-making" activities. As a method, the concept of participatory design conducted by the PP-PBL ITB team becomes crucial to be implemented for gaining mutual ideas together with the locals. The research-initiated collaborative system empowers Bukatanah Village residents, fostering creativity and creating home-based business opportunities. This is a continued focus in multidisciplinary community development research, encompassing participatory design and ethnography methods in the process.
Penggunaan Istilah Kerajinan Lokal dalam Proses Kolaborasi Perajin dan Desainer Aulia, Dinar Pratiwi; Puspita, Arianti Ayu; Malasan, Prananda Luffiansyah
Jurnal Desain Indonesia. Vol 6 No 2 (2024): Design Thinking In The Era Of Artificial Intelligence, Can humanity be replaced?
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v6i2.478

Abstract

Salah satu strategi untuk mengembangkan sektor kerajinan dan desain di Indonesia dilakukan dengan mengolaborasikan desainer dan perajin. Proses kolaborasi ini tidak hanya dengan melibatkan peserta dan pengetahuan dari domain desain, tetapi juga dari domain kerajinan lokal. Berkat adanya nilai tradisi dan budaya, domain kerajinan memiliki beragam pengetahuan kreatif yang berharga, seperti nilai dalam pengetahuan kreatif mereka yang terdapat pada penggunaan istilah kerajinan lokal perajin. Artikel ini menggunakan metode kajian literatur dengan mengumpulkan penelitian-penelitian terdahulu melalui laman basis data publikasi ilmiah berupa Scopus dan Elicit. Dari berbagai buku dan artikel mengenai bahasa, budaya, kerajinan, dan proses desain yang dikaji, penulis menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa dan istilah dapat merepresentasikan pengetahuan, nilai tradisi, dan identitas dari desainer atau individu yang dapat memengaruhi proses desain. Sehingga, pemahaman tentang bahasa dan istilah lokal dalam kerajinan menjadi hal yang penting dalam proses kolaborasi perajin dan desainer yang efektif. Artikel ini menjadi basis untuk penelitian selanjutnya dalam mengkaji penggunaan istilah kerajinan lokal dalam kolaborasi perajin dan desainer. Selain itu, artikel ini juga mendorong penulis dalam melakukan sebuah upaya pelestarian dan revitalisasi nilai tradisi kerajinan lokal, yaitu mengumpulkan dan mengidentifikasi nilai dalam istilah-istilah kerajinan lokal di Indonesia. Diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan bagi para desainer mengenai pentingnya penggunaan bahasa dan istilah tertentu serta memahami nilai tradisi perajin untuk proses kolaborasi kerajinan dan desain yang berkelanjutan.
Eksplorasi Dokumentasi Dan Representasi Artefak Budaya Dalam Realitas Virtual 3D Sebagai Bentuk Pengarsipan Digital riyadi, slamet; Puspita, Arianti Ayu; Triharini, Meirina; Malasan, Prananda Luffiansyah; Taepoer, Raditya Ardianto; Syarief, Achmad
Jurnal Desain Indonesia. Vol 7 No 02 (2025): Desain untuk Masa Depan : Apa selanjutnya ?
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v7i02.622

Abstract

Pelestarian artefak budaya sangat penting untuk menjaga warisan budaya dan mendorong penelitian di bidang seni dan desain. Metode dokumentasi konvensional sering kali gagal menangkap detail fisik dan material artefak secara rinci. Studi ini mengeksplorasi penggunaan teknologi pemindaian tiga dimensi, seperti Structured Light Scanning (SLS), Light Detection and Ranging (LiDAR), dan fotogrametri sebagai upaya pengarsipan digital terhadap artefak budaya. Teknik-teknik ini menghasilkan model digital dengan tingkat detail tinggi yang secara akurat merepresentasikan bentuk, dimensi, dan properti material artefak. Model digital tersebut kemudian disempurnakan menggunakan Blender, perangkat lunak pemodelan 3D, untuk mengoptimalkan jumlah poligon, memperbaiki deformasi, dan mengoptimalkan tekstur. Model 3D yang telah disempurnakan diintegrasikan ke dalam platform virtual yang dikembangkan dengan Unreal Engine. Platform ini memberikan pengalaman imersif melalui virtual reality (VR), memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi dan berinteraksi dengan artefak dalam lingkungan virtual. Selain itu, lingkungan VR ini menawarkan wawasan tentang konteks ruang, seperti penempatan objek dan kaitannya terhadap dalam kesesuaian lingkungan dari objek yang ditampilkan. Dengan mengeksplorasi berbagai metode pemindaian 3D, studi ini memberikan rekomendasi untuk memilih teknik yang sesuai berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan. Temuan ini menekankan pentingnya pemindaian yang akurat dan post-processing untuk memastikan artefak dapat digunakan dalam VR. Pendekatan ini memastikan performa visual yang optimal dan menciptakan pengalaman budaya imersif yang menghubungkan pengguna dengan asal-usul sejarah mereka.
Citra Bangunan Museum Sang Nila Utama Sebagai Representasi Budaya Melayu Riau Ravelino, Parlindungan; Kusmara, Andryanto Rikrik; Adhitama, Gregorius Prasetyo; Malasan, Prananda Luffiansyah
Waca Cipta Ruang Vol. 11 No. 2 (2025): Waca Cipta Ruang : Jurnal Ilmiah Desain Interior
Publisher : Program Studi Desain Interior Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/wcr.v11i2.16245

Abstract

Perkembangan definisi museum kontemporer menempatkannya sebagai institusi publik yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pamer koleksi, tetapi juga sebagai ruang riset, konservasi, komunikasi, serta edukasi yang bersifat reflektif dan menyenangkan. Dalam konteks ini, museum daerah di Indonesia diharapkan mampu merepresentasikan identitas budaya lokalnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi arsitektur budaya Melayu Riau melalui desain bangunan Museum Sang Nila Utama di Pekanbaru. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode studi pustaka, observasi lapangan, dan dokumentasi visual. Hasil analisis menunjukkan bahwa museum ini mengadopsi elemen-elemen arsitektur tradisional Melayu Riau, seperti atap limas, selembayung, dan ornamen etnik yang diinterpretasikan secara kontemporer melalui pendekatan arsitektur neo-vernakular. Dengan demikian, bangunan museum berfungsi sebagai medium representasi arsitektur budaya lokal yang meneguhkan identitas Melayu Riau, sekaligus menjadi model representatif bagi pengembangan desain museum berbasis nilai budaya lokal di Indonesia pada masa mendatang.   Kata Kunci: Arsitektur Neo-Vernakular, Budaya Melayu Riau, Museum, Representasi Arsitektur