Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Applying Sharia Economic Law Principles to Round The Price of Digital Scales (A Case Study of Buying and Selling in the Prambanan Market, Sleman Regency) Hasanah, Uswatun; Hambali, Ahmad Imam
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2023: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseth.4628

Abstract

The Prambanan Market is a traditional market managed by the Sleman Regency Government's Technical Service Unit (UPT) Group VI Market Services. It is located on Jalan Raya Piyungan, a major highway between Solo-Yogyakarta in Bokoharjo village, Prambanan District, Sleman Regency, Yogyakarta Special Region Province. Prambanan market traders are accustomed to using digital weighing devices located on the third floor, which serve as wholesale vegetable centres. Traders often round prices using digital scales, claiming that doing so makes calculations and refunds easier. This study is a descriptive qualitative study based on field research that utilized data collection methods such as observation, interviews, and documentation. The study revealed that certain traders in the Prambanan market engage in price rounding for the sake of convenience in calculation and refunds. Buyers, including customers, are familiar with this method. New buyers may negotiate until they decide to purchase goods at a fair price. From an Islamic law perspective, this method does not fulfil the principles of balance, benefit, or justice in mu'āmalah transactions. This is because sellers use coercion and manipulation to increase their profits.
Social Funding Programs in Non-Depository Credit Cooperatives: A Perspective on Positive Law and Sharia Principles Hambali, Ahmad Imam; Ali, Aisha Bahaaeldin Eprahim
Indonesian Journal of Islamic Economic Law Vol. 1 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Islamic Economic Law
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ijoel.v1i1.3439

Abstract

The aim of this study is to investigate the social funding scheme used by non-depository lending cooperatives to satisfy the monetary demands of their patrons. This theme is of great importance for discussion as, historically, no established plan has been implemented to meet these financial needs, especially considering that non-depository lending cooperatives do not support financial lending transactions. Traditional lending and borrowing models have typically been linked with deposit and loan-based cooperatives. This study uses a qualitative descriptive methodology with a normative approach. The primary data sources are transaction records from the cooperatives and their members, while secondary data sources include significant journal articles and books. The study reveals that the optimal social funding program for non-depository lending cooperatives to fulfill the financial requirements of their members is a blended scheme involving qardhul hasan and mudharabah protocols. The maximum permissible loan is equal to 50% of the member's overall pension savings, while the loan tenure must not surpass five years. These loan conditions take account of potential credit and operational hazards. From a theological standpoint, social funding aligns with the commendable teachings of Islam as outlined in the Quran and Sunnah. Exploring the beneficial legal aspects applicable to Indonesia, social funding is an integral part of the Indonesian identity and has been present for centuries, predating the proclamation of the Indonesian state on August 17, 1945. This is enshrined in the Republic of Indonesia's 1945 Constitution, Article 33, Paragraphs (1) and (2). Article 33, paragraph (1), states that the economy is structured as a collective effort based on the principle of family unity. Paragraph (2) stipulates that the state must control industries that are vital to the country and essential for the welfare of the public.
Pembiayaan Syariah di Bank Perkreditan Rakyat Syariah pada Masa Pandemi Covid-19 Muthoifin, Muthoifin; Nurhayatii, Aisyah; Amrin,, Amrin,; Hambali, Ahmad Imam
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 15th University Research Colloquium 2022: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globally, the COVID-19 pandemic has affected changing in the decline in the worldeconomy, including the Islamic banking industry, but the performance of BPRS stillshows a positive direction. Therefore, this study is interested in discussing theimplementation of sharia compliance in murabahah contracts at BPRS Dana AmanahSurakarta murabahah which is one of the most widely applied types of contracts inIslamic banking financing activities and the impact of the pandemic on murabahahcontracts. The purpose of this study is to examine sharia compliance in theimplementation of murabahah contracts and the impact of the pandemic on murabahahcontracts at BPRS Dana Amanah Surakarta. This research is a field research with aninterpretive approach. Data analysis in this study uses content analysis which analyzesthe main sources of research in the form of interview data and contract documentsrelated to murabahah at BPRS Dana Amanah Surakarta. The conclusion is that thereare two kinds of murabahah financing: Sindication and non sindication. And there aaretwo kinds of murabaha contracts, namely the murabahah bil wa'ad lil syira contract andthe murabahah bi wakalah contract. In the murabahah bil wakalah contract, there aretwo schemes, the first is direct payment to the supplier and the second is paymentthrough the customer's account. Sharia compliance in the murabahah contract is inaccordance with sharia and the DSN-MUI fatwa, there is only a slight difference in theapplication of the second scheme of murabahah bil wakalah with the DSN-MUI fatwa.
Ta'zir dan Ta'widh sebagai Strategi Pendekatan Mengatasi Moral Hazard Nasabah Muthoifin, M; Maryati, Tri; Apriantoro, Muhamad Subhi; Hambali, Ahmad Imam
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana penerapan strategi mengatasi moral hazard nasabah dengan instrumen ta’zir dan ta’widh pada bank syariah. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan sumber data dari kepustakaan, diantaranya fatwa nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 dan fatwa nomor 43/DSN-MUI/VIII/2004, pendekatannya menggunakan deskriptif analisis, semua hasil penelitian akan dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ta’zir dan ta’widh merupakan instrumen preventif yang lahir untuk mengantisipasi terjadinya moral hazard nasabah terhadap perjanjian kontrak dengan perbankan dan bertujuan untuk mendisiplinkan nasabah agar dapat memenuhi prestasi yang dijanjikan, di mana ta’zir merupakan sejumlah hukuman yang ditetapkan di awal akad, pasti, dan dana ditetapkan sebagai dana sosial. Sedangkan ta’widh berupa ganti rugi yang ditetapkan oleh bank, tidak ditentukan di awal akad, akan tetapi dihitung berdasarkan kerugian instan yang dialami bank dan dana tersebut dimasukkan sebagai imbalan (pendapatan bank).
Penggunaan Marhun pada Praktik Gadai Sawah di Pulau Sumbawa Perspektif Imam Madzhab Hambali, Ahmad Imam; Muthoifin, M; Rizka, R
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Praktik gadai sawah di di Pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan akad utang piutang antara penggadai (rahin) dan penerima gadai (murtahin), yakni menjadikan harta berupa sawah sebagai bentuk kepercayaan dari pihak yang berpiutang. Praktik gadai sawah di pulau ini sudah berlangsung lama dan tetap bertahan di tengah masyarakat karena dipandang memiliki nilai sosial yang sangat tinggi yaitu sarana tolong menolong. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan menjelaskan praktik gadai sawah di Pulau Sumbawa perspektif imam madzhab. Metode penelitian yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik gadai sawah di Pulau Sumbawa pada dasarnya adalah akad hutang piutang antara pihak rahin (penggadai) dan murtahin (penerima gadai) yang mana penggadai (rahin) akan memberikan jaminan sawah miliknya kepada penerima gadai (murtahin) sebagai penguat perjanjian. Dilihat dari perspektif imam madzhab maka praktik seperti ini termasuk kebiasaan yang tidak dibenarkan oleh syara? karena murtahin tidak meminta ijin baik secara lisan maupun tertulis kepada penggadai (rahin) terkait pengelolalan sawah jaminan tersebut, serta pengelolaan sepenuhnya dikuasai oleh penerima gadai (murtahin). Dalam literatur fikih Islam bahwa praktik seperti ini termasuk kategori riba karena ada usaha ekploitasi sawah milik rahin oleh murtahin guna mendapatkan keuntungan yang berlipat.
Studi Komparatif Matan al-Ghayah Wa at-Taqrib dan Matan Zaad al-Mustaqni Tentang Metode Shalat Priyambodo, Bambang; Hidayat, Syamsul; Muthoifin, M; Hambali, Ahmad Imam
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya lebih dari satu madzhab fiqih dalam satu daerah atau negara menyebabkan adanya perbedaan di dalam amaliah satu ibadah. Seringkali perbedaan amaliah tersebut di anggap sesuatu hal yang salah oleh satu pihak atau saling menyalahkan di antara mereka dan tidak jarang diakhiri dengan permusuhan. Misalnya dalam satu tempat ada sekelompok jamaah yang berkeyakinan imam harus mengeraskan bacaan bismillah pada sholat jahr sedangkan kelompok lain tidak mengeraskan bacaan bismillah pada sholat jahr kemudian mereka sholat jama?ah dalam satu masjid, tentu hal ini akan menimbulkan permasalahan. Contoh lain, bacaan qunut dalam sholat shubuh. Penelitian ini akan membandingkan amaliah shalat jama?ah di antara madzhab Imam Syafi?i dan madzhab Imam Ahmad di dalam Matan Ghayah wa at-Taqrib dan Matan Zaad Al-Mustaqni. Fokus penelitian adalah menganalisis perbedaan amaliah sholat berjamaah serta bagaimana cara menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis komparatif dan termasuk penelitian kepustakaan (library research). Data primer yang ada, yaitu kitab Matan Ghayah wa at-Taqrib dan kitab Zaad Al-Mustaqni akan dibandingkan dan dianalisis satu persatu kemudian di cari perbedaan di antara kedua matan tersebut. Selanjutnya akan dijelaskan cara menyikapi perbedaaan-perbedaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan-perbedaan pokok di antara kedua matan. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain: hukum shalat jama?ah, hukum niat menjadi imam bagi imam, hukum membaca surat Al-fatihah bagi makmum, keabsahan keimaman anak kecil (yang belum baligh) dan keabsahan posisi makmum laki-laki sendirian berdiri di sebelah kiri imam atau makmum sendirian di belakang imam atau di belakang barisan seorang diri. Perbedaan-perbedaan fiqih sudah terjadi pada masa awal agama Islam yang disebabkan perbedaan metode istimbath atau menyimpulkan hukum dari dalil (Al-Qur?an dan Sunnah). Maka, perbedaan fiqih pada umumnya dan khususnya di dalam permasalahan sholat harus disikapi dengan ilmu yang benar, akal pikiran terbuka, lapang dada dan tidak fanatik kepada satu kelompok (golongan) atau madzhab.