Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Rerata Glukosa Darah Sewaktu di Poliklinik Penyakit Dalam Prabu Ageng, Franciscus Asisi Gada; Subiyanto, Paulus; Pujiastuti, Theresia Tatik
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 5 No 1 (2024): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v5i1.275

Abstract

ABSTRACT Background:Type 2 diabetes mellitus is a disease with the typical characteristics of chronic hyperglycemia due to insulin resistance. Compliance with taking medication for type 2 DM patients can affect blood sugar. Objective:This study aims to determine the relationship between medication adherence in DM patients and average blood glucose over time Method :Researchers used a cross sectional method using accidental sampling technique in type 2 diabetes mellitus patients based on 72 populations according to the inclusion criteria, obtaining 52 respondents. Correlation analysis uses the Spearman test results:The results of the study showed that the highest type of treatment for type 2 DM patients was 42.3% with single and combination oral drugs. Compliance with taking medication showed a poor category of 44.2%. The average blood glucose of type 2 DM respondents was in the Low category, namely 46.2%. The results of the Spearman correlation test obtained a p value of 0.003 (p 0.05) and a correlation coefficient value of -0.406 Conclusion:There is a significant relationship between adherence to taking medication and the average blood glucose level of type 2 DM patients in the internal medicine clinic at Panti Rini Hospital, Yogyakarta. Patients with a low level of adherence to taking medication tend to have a high average blood glucose, but the higher the level of adherence to taking medication, the lower the patient's average blood glucose. Recommendations:Hospitals as health service centers are advised to increase education regarding having their own glucometer and having independent blood pressure monitoring records, education on 7 self-care behaviors for glycemic management of DM patients and a multidisciplinary approach. Keywords: Medication Compliance; Average Blood Glucose; Diabetes Mellitus Type 2
Hubungan Lama Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Angelina Nindi Cahyani; Pujiastuti, Theresia Tatik; Kristanti, Fittriya
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 5 No 2 (2024): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v5i2.286

Abstract

Hemodialisis salah satu metode terapi yang digunakan untuk mengeluarkan produk limbah berupa zat-zat yang terlarut dalam darah dari dalam tubuh dengan proses penyaringan. Berdasarkan data nasional berkisar 713.783 jiwa dan 2.850 yang melakukan hemodialisa. Prevalensi hemodialisis di dunia meningkat 8% setiap tahunnya. Data Riskesdas tahun 2013-2018, terjadi peningkatan sebesar 0,18% penduduk Indonesia yang menderita penyakit Chronic Kidney Disease (CKD). Sejak tahun 2007 sampai 2018 terdapat 132.142 jiwa pasien aktif dalam terapi hemodialisis di Indonesia. Tahun 2018 jumlah pasien hemodialisis di DIY sebanyak 2.730 pasien. Salah satu masalah yang terjadi pada pasien hemodialisis adalah penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu lama hemodialisis. Semakin lama seseorang menjalani hemodialisis, maka kualitas hidupnya akan semakin buruk. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan jumlah 99 responden dengan metode non random convenience sampling, pengumpulan data menggunakan kuisioner data demografi dan KDQOL SF versi 1.3. Hasil uji statistik gamma, didapatkan hasil p-value 0,869 (>0,05). Lama hemodialisis tidak berhubungan dengan kualitas hidup dikarenakan terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup dari responden. Kata kunci : Hemodialisis, Kualitas Hidup, Lama Hemodialisis
Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Air Rebusan Daun Salam (Syzygium polyanthum) terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Desa Sriwulan Kabupaten Demak Andalusari, Rosaria Adenia; Pujiastuti, Theresia Tatik; Maria, Rijantono Franciscus
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 4 (2024): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i4.15686

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga setelah stroke dan tuberkulosis. Salah satu pengendalian hipertensi yaitu rutin mengonsumsi obat. Namun, banyak penderita hipertensi tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi dan memilih mengonsumsi obat tradisional karena murah dan minim efek samping. Air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum) dipercaya sebagai obat tradisional penurun hipertensi karena mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai ACE inhibitor alami. Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan kebiasaan mengonsumsi air rebusan daun salam terhadap tekanan darah penderita hipertensi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif-korelasi dengan desain cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 52 orang yang merupakan total sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner kebiasaan mengonsumsi air rebusan daun salam dan lembar pencatatan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan 69,2% responden berusia 40-60 tahun, 75,0% responden perempuan, 50,0% responden SMA, 71,2% responden tidak bekerja, 80,0% responden menderita hipertensi <1-5 tahun, 50,0% responden mengonsumsi obat antihipertensi, 46,1% responden sering mengonsumsi air rebusan daun salam, 50,0% responden menderita hipertensi grade I. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan signifikan kebiasaan mengonsumsi air rebusan daun salam dengan tekanan darah penderita hipertensi (p-value=0,041; α=<0,05; r=0,738).
PEMBERDAYAAN KELOMPOK DAPUR SEHAT ATASI STUNTING MELALUI EDUKASI DAN PELATIHAN GIZI UNTUK PENCEGAHAN STUNTING Nai, Hildagardis Meliyani Erista; Lubijarsih, Maria Amrijati; Pujiastuti, Theresia Tatik; Febriani, Dita Hanna
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.27857

Abstract

Abstrak:Stunting menjadi masalah prioritas mitra yang ditangani. Dapur balita di RW 12 belum terbentuk. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemberdayaan kelompok DASHAT di RW 12 dan peluncuran dapur balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan gizi mitra. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pencegahan kejadian stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Metode pengabdian meliputi sosialisasi, pelatihan pembuatan Makanan Pendamping ASI 4 bintang, eduaksi gizi 8000 Hari Pertama Kehidupan dan pelatihan pengukuran anthropometri panjang badan, tinggi badan, dan LiLA. Mitra kegiatan ini adalah kader Posyandu Widosari 12 yang berjumlah 6 orang dan menjadi bagian dari kelompok DASHAT. Hasil dari kegiatan adalah terbentuknya kelompok DASHAT sebanyak 20 orang, launching dapur balita di Posyandu Widosari 12 dengan nomor registrasi 180, kelompok DASHAT dapat membuat dua menu MPASI 4 bintang, kelompok DASHAT mengalami peningkatan pengetahuan gizi 32,26%, keterampilan pengukuran panjang badan 9,59%, keterampilan pengukuran tinggi badan 2,48%, dan keterampilan pengukuran LiLA 74,8%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan gizi dan keterampilan pengukuran panjang badan dan LiLA antara sebelum dan setelah diberikan edukasi dan pelatihan pada kelompok DASHAT.Abstract: Stunting is a priority problem for partners to handle. The toddler kitchen in RW 12 has not yet been formed. The aim of this community service activity is to empower the DASHAT group in RW 12 and launch a toddler kitchen to increase partners' nutritional knowledge and skills. This activity was carried out as an effort to prevent stunting which is still a public health problem in Indonesia. Service methods include socialization, training in making 4 star complementary foods for breast milk, nutritional education for the First 8000 Days of Life and training in anthropometric measurements of body length, height and MUAC. The partners for this activity are Posyandu Widosari 12 cadres, totaling 6 people and who are part of the DASHAT group. The results of the activities were the formation of a DASHAT group of 20 people, the launching of a toddler kitchen at Posyandu Widosari 12 with registration number 180, the DASHAT group was able to create two 4 star MPASI menus, The DASHAT group experienced an increase in nutritional knowledge of 32.26%, body length measurement skills of 9.59%, height measurement skills of 2.48%, and LiLA measurement skills of 74.8%.There were significant differences in nutritional knowledge and skills in measuring body length and LiLA between before and after being given education and training in the DASHAT group.
Knowledge Gaps and Self-Care Challenges Among Elderly Hypertensive Patients: Barriers, Influencing Factors, and the Need for Adaptive Interventions Suharyanti, Bernadhea Agnes; Pujiastuti, Theresia Tatik; Nekada, Cornelia Dede Yoshima
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 13, No 1 (2025): EDITION MARCH 2025
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v13i1.6159

Abstract

Hypertension, a non-communicable disease often called the "silent killer," affects 30.8% of Indonesians aged 18 and older, with 34% of those over 60 undiagnosed (2023 Indonesian Health Survey). The high prevalence among the elderly is frequently associated with inadequate self-care activities. This study aims to find the relationship between hypertension knowledge and self-care activities among the elderly with hypertension at a Public Health Center Depok III in Sleman. A descriptive-quantitative approach with a cross-sectional design was used. 80 elderly with hypertension were selected using purposive sampling. Inclusion criteria were being over 60 years old, compos mentis, and able to communicate verbally; exclusion criteria included sudden illness or urgent commitments preventing questionnaire completion. Hypertension knowledge was measured with the Hypertension Knowledge Level Scale (HK-LS) instrument, and self-care activity was assessed using the Hypertension Self-Care Activity Level Effects (H-SCALE) instrument. The Gamma test showed a significant, positive, and very strong relationship between the knowledge level and self-care activity among the elderly with hypertension, with a p= 0.043 (r =0.875). The results indicated that there is a significant, positive, and very strong relationship between the knowledge level and self-care activity among the elderly with hypertension at a Public Health Center Depok III in Sleman. Based on the findings of this study, it is recommended that the health center improve its educational program, particularly concerning a low-salt diet, physical activity, and weight management.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Daun Salam Sebagai Terapi Komplemen Diabetes dan Hipertensi di Dusun Medelan Febriani, Dita Hanna; Pujiastuti, Theresia Tatik; Kurniastuti, Margaretha
DEDIKASI PKM Vol. 5 No. 2 (2024): DEDIKASI PKM UNPAM
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/dkp.v5i2.39104

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi merupakan penyakit kronis yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pengendalian kadar gula darah dan tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Saat ini, penggunaan tanaman herbal sudah banyak dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah maupun tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa rebusan daun salam (Syzgium Polyanthum) dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah. Pohon salam banyak tumbuh di Dusun Medelan, Sleman, Yogyakarta tetapi selama ini hanya dimanfaatkan warga untuk bumbu masak saja. Tujuan dari kegiatan ini adalah memfasilitasi berupa pemberian edukasi dan pelatihan pengolahan daun salam untuk menurunkan kadar glukosa darah dan tekanan darah. Metode pelatihan terdiri dari pemberian materi, demonstrasi, dan pendampingan dalam pengolahan daun salam. Kegiatan dikoordinasi oleh Tim dari STIKes Panti Rapih Yogyakarta dan mengundang pakar pengolahan tanaman herbal. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta sangat antusias dalam pengikuti pelatihan dan peserta dapat mendemonstrasikan pengolahan daun salam.