Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengalaman Ibu Dalam Upaya Pengentasan Stunting Novryanthi, Dhinny; Suryadin, Asep; Hamidah, Ernawati; Lutiyah, Lutiyah; Ayu, Shinta Arini; Aziz, Shovi Nur; Shyfa, Putri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i9.16350

Abstract

ABSTRACT Nutritional problems occur in every life cycle, starting in the womb, infancy, childhood, adulthood and old age. The first two years of life are a critical period, because there is rapid growth and development. The condition of failure to grow in children under five results in children being too short and not appropriate for their age due to chronic malnutrition, this term we know as stunting. Stunting makes children more susceptible to disease and as adults they are at risk of developing degenerative diseases. The problem of stunting which is an obstacle to children's growth and development will have an impact on intelligence. Stunting also raises concerns for a country because it affects the quality of human resources which are valuable assets. To explore mothers' adaptation experiences in efforts to reduce stunting. This research is qualitative research with a phenomenological design. Where this research begins by paying attention to the phenomenon being studied, various aspects of the subject and the behavior of the object being seen. Participants are people who provide main information and are key information for 5 participants. Participants in this study were aged between 25 years and 34 years who had children under five years old. From the results of this research, three themes were obtained, namely theme 1: Food based on the age of the toddler that the mother gives. This theme describes the type of food that the mother gives to her child as time goes by and as the child's age increases, the texture and type begin to change according to the child's ability to digest. that food. Theme 2: Mother's parenting style is seen from the needs of the toddler. Participants described providing parenting patterns for toddlers based on the needs that participants saw in their own toddlers when the toddlers did not finish their portions of food, when the toddlers were lazy about eating, as well as the mother's parenting patterns to obtain information on maintaining balanced nutrition in toddlers. Theme 3: mothers maintain the health of their toddlers. This third theme explains how mothers maintain the health of their toddlers in an effort to eradicate stunting with the criteria of maintaining cleanliness in toddlers, caring for sick toddlers. Mothers' experiences in efforts to eradicate stunting have a role and influence on the growth and development of toddlers. Keywords: Stunting, Mother's Experience, Efforts To Eradicate Stunting ABSTRAK Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan, bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kondisi gagal tumbuh dari anak balita mengakibatkan anak terlalu pendek dan tidak sesuai dengan usianya diakibatkan dari kekurangan gizi kronis, istilah ini kita kenal sebagai stunting. Stunting menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif . Masalah      stunting yang menjadi penghambat tumbuh kembang pada anak akan berdampak pada kecerdasan. Stunting juga menimbulkan kekhawatiran bagi sebuah negara karena berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia yang menjadi aset berharga. Untuk mengeksplorasi pengalaman adaptasi ibu dalam upaya mengentaskan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Dimana penelitian ini diawali dnegan memperhatikan fenomena yang diteliti, berbagai aspek subjek dan perilaku objek yang dilihat. Partisipan adalah orang yang memberikan informasi utama dan merupakan infromasi kunci sebanyak 5 partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berusia antara 25 tahun sampai dengan 34 tahun yang memiliki anak dengan usia balita. Dari hasil penelitian ini didapatkan tiga tema yaitu tema 1 : Makanan berdasarkan usia balita yang ibu berikan Tema ini mendeskripsikan tentang jenis makanan yang ibu berikan untuk anaknya seiring berjalannya waktu dan peningkatan usia anak mengalami perubahan dan mulai tekstur dan jenis nya sesuai dengan kemampuan anak dalam mencerna makanan tersebut. Tema 2 : Pola Asuh ibu dilihat dari kebutuhan balita. Partisipan mendeskripsikan pemberian pola asuh pada balita dilihat dari kebutuhan yang partisipan lihat pada balita nya sendiri disaat balita tidak menghabiskan porsi makan, disaat anak balita malas makan, serta pola asuh ibu untuk mendapatkan informasi dalam menjaga gizi seimbang pada balita. Tema 3: ibu mempertahankan Kesehatan balita, tema ketiga ini menjelaskan bagaimana ibu mempertahankan Kesehatan balitanya dalam upaya pengentasan stunting dengan kriteria menjaga kebersihan pada diri balita, merawat anak balita sakit.  pengalaman ibu dalam upaya pengentasan stunting memiliki peran dan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan balita. Kata Kunci: Stunting, Pengalaman Ibu, Upaya Pengentasan Stunting
Pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Hadiyanto, Hendri; Hamidah, Ernawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 6 (2024): Volume 18 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i6.329

Abstract

Background: The elderly are an age group that is dependent on the working age group because their ability is decreasing functionally, especially to fulfill daily living needs. Most of them have indirect social and economic impacts on individuals, families and the social environment. For older adults, prayer as a coping strategy and the total number of spiritual care modalities used were significantly and positively correlated with the use of more positive coping styles. Spiritual needs are not the only aspect that influences the quality of life of the elderly, but there are other aspects such as physical health, psychological factors and social relationships. Purpose: To determine the effect of prayer therapy on the quality of life of the elderly. Method: Quantitative research with a quasi-experimental approach using a one group pre-test post-test design. The data collection technique used purposive sampling with 30 participants. The study was conducted at the Tresna Werdha social home, Nangeleng Village, Sukabumi City in December 2023–June 2024. The instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The dependent variable in this study is the quality of life of the elderly, while the independent variable is prayer therapy. The analysis used was univariate and bivariate analysis with the chi square test. Results: The p value of 0.000 (p <0.05) means that there is an effect of prayer therapy on the quality of life of the elderly. Based on the results of the study, before being given prayer therapy there was a decrease and after being given prayer therapy there was a very significant increase. Conclusion: The quality of life of the elderly plays an important role in maintaining their health, so that even though they have entered old age they can still be productive. Prayer therapy has an influence on the quality of life of the elderly. Suggestion: It is hoped that both the family and the environment that cares for the elderly can provide support and direction in the form of a spiritual approach such as prayer therapy and that future researchers can find other factors that are related to improving the quality of life of the elderly because it is possible that there are other factors that can improve the quality of life of the elderly.   Keywords: Elderly; Prayer Therapy; Quality of Life.   Pendahuluan: Lansia merupakan kelompok umur yang bergantung pada kelompok usia kerja karena kemampuannya semakin menurun secara fungsional terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian besar diantaranya mempunyai dampak sosial dan ekonomi tidak langsung terhadap individu, keluarga dan lingkungan sosial. Bagi lansia,doa sebagai strategi koping dan jumlah total modalitas perawatan spiritual yang digunakan secara signifikan dan positif berkorelasi dengan penggunaan gaya koping yang lebih positif. Kebutuhan spiritual bukanlah merupakan satu-satunya aspek yang memengaruhi kualitas hidup lansia tetapi ada aspek-aspek lain seperti faktor kesehatan fisik, psikologis dan hubungan sosial. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimenmenggunakan desain one group pre-test post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling sejumlah 30 partisipan. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Rukun Ibu Kelurahan Nangeleng Kota Sukabumi pada Desember 2023–Juni 2024. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner yang sudah diuji validitas dan reabilitas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas hidup lansia, sedangkan variabel independen yaitu terapi doa. Analisis yang digunakan berupa analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Didapatkan p-value 0.000 (p<0.05), diketahui terdapat pengaruh terapi doa terhadap kualitas hidup lansia. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum diberikan terapi doa terjadi penurunan dan setelah dilakukan terapi doa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Simpulan: Kualitas hidup lansia memegang peranan penting untuk menjaga kesehatannya, sehingga meskipun memasuki usia senja tetap bisa produktif. Terapi doa memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Saran: Diharapkan baik keluarga maupun lingkungan yang mengurus lansia dapat memberikan support dan juga arahan berupa pendekatan spiritual seperti terapi doa dan peneliti selanjutnya dapat menemukan faktor lain yang berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup lansia karena kemungkinan ada faktor lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.   Kata Kunci: Kualitas Hidup; Lansia; Terapi Doa.
Pengaruh edukasi kesehatan terhadap perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dasar Wilaga, Pramudya Arbi; Hamidah, Ernawati; Abdillah, Hadi; Basri, Burhanuddin
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 5 No 1 (2024): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v5i1.1444

Abstract

Latar belakang: PHBS memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup individu, keluarga, dan masyarakat. Anak-anak yang berusia Sekolah Dasar (SD) adalah golongan yang mudah terkena penyakit berbasis lingkungan, terutama di lingkungan yang kotor. Data menunjukkan bahwa infeksi seperti diare masih merupakan permasalahan besar di Indonesia, sementara kesadaran akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SD masih rendah.Metode: Pendekatan penelitian ini mengunakan desain pre-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan 83 siswa sebagai responden yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Metode analisis yang digunakan Uji Paired T-Test.Hasil: Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam perilaku hidup sehat siswa setelah menerima edukasi kesehatan, di mana rata-rata skor perilaku hidup sehat melonjak dari 11,64 menjadi 29,05. Hasil Uji Sampel Berpasangan menunjukkan bahwa nilai P kurang dari 0,05, menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari program pendidikan kesehatan terhadap peningkatan perilaku hidup sehat siswa. Kesimpulan: program edukasi kesehatan terbukti
Pendampingan dalam Membangun Konsep Diri Positif Remaja Hamidah, Ernawati; Suryadin, Asep; Lutiyah, Lutiyah; Novryanthi, Dhinny
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 1 (2025): Volume 8 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i1.18355

Abstract

ABSTRAK Masa remaja identik dengan proses pencarian dan pembentukan jadi diri, hal tersebut tidak terlepas dari adanya perubahan fisik, mental, dan intelektual. Fenomenanya pada zaman sekarang pengalaman dan interaksi remaja banyak dilakukan secara online melalui sosial media. Sehingga konsep diri remaja cenderung meniru yang berdasar dari pengalaman dan interaksi di ruang media sosial. Pengabdian ini adalah untuk melakukan pendampingan konsep diri positif pada remaja. Program pendampingan pada remaja dilakukan melalui pemberian materi dan diskusi kelompok bekerjasama dengan Puskesmas Tipar. Hasil yang telah dicapai pada pengabdian ini terlihat tanggapan peserta yang menyatakan bahawa dirinya menjadi lebih faham dan percaya diri dengan tampilannya sendiri tanpa harus meniru orang lain.  Peserta menjadi lebih faham bahwa seseornag menjadi menarik bagi orang lain bukan saja dilihat dari penampilan fisik saja namun karena kepribadian, kebiasaan, dan perilaku remaja yang baik. kegiatan yang sudah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang konsep diri positif yang akan diimplementasikan dalam keseharian remaja tersebut. Kata Kunci: Remaja, Konsep Diri, Media Sosial ABSTRACT Adolescence is synonymous with the process of searching for and forming oneself, this cannot be separated from physical, mental and intellectual changes. The phenomenon nowadays is that adplencence experiences and interactions are mostly done online through social media. The aim of this service is to provide positive self-concept assistance to adolencence. The mentoring program for teenagers is carried out through providing materials and group discussions in collaboration with the Tipar Community Health Center. The results that have been achieved in this service can be seen in the responses of participants who stated that they have become more understanding and confident in their own appearance without having to imitate other people.  Participants become more aware that a person is attractive to other people not only from physical appearance but also because of the adolencence good personality, habits and behavior. Activities showed that adolescents have increased knowledge about self concept.  Keywords: Adolencence, Self Concept, Social Media
HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN POLA ASUH PADA ORANG TUA DENGAN ANAK STUNTING Rizki Romadon, Muhamad Alip; Lutiyah, Lutiyah; Hamidah, Ernawati
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 7 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v7i2.2999

Abstract

Latar Belakang: Balita usia 12-59 bulan, bayi usia 0-11 bulan, dan bayi baru lahir usia 0-28 hari merupakan bagian dari Masa Balita, yaitu masa setelah lahir sampai sebelum berusia 59 bulan. Kesehatan bayi dan balita sangat penting untuk diperhatikan karena pada masa ini perkembangan fisik dan mentalnya terjadi sangat cepat. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kesehatan mental dengan pola asuh pada orang tua yang memiliki anak stunting. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak stunting yang berjumlah 28 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p-Value sebesar 0,009 yang berarti p<0,05 maka H0 ditolak. Kesimpulan: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kesehatan mental dengan pola asuh pada orang tua yang memiliki anak stunting. Diterima. Saran: Masyarakat berperan penting dalam mendukung orang tua dalam menjaga kesehatan mental dan pola pengasuhan yang baik. Masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung orang tua dengan terhambatnya pertumbuhan anak melalui kelompok dukungan sosial, seperti kelompok ibu, yang dapat berbagi pengalaman dan memberikan dukungan emosional. Kata kunci: kesehatan mental, pola asuh, stunting
Hubungan Aktifitas Fisik dengan Depresi pada Lansia dengan Risiko Tinggi Agustina, Putri Shyfa Aulia; Lutiyah, Lutiyah; Hamidah, Ernawati; Abdillah, Hadi
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 4 (2025): Volume 7 Nomor 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i4.18868

Abstract

ABSTRACT As individuals age, they commonly experience a decline in both mental and physical abilities. This decline can lead to various life changes, including an increased risk of depression. In 2023, West Java Province reported the highest rates of depression among the elderly, with 3.3 percent of its population affected. This study aims to investigate the relationship between physical activity and depression in high-risk elderly individuals. This research employed a descriptive correlational design with a cross-sectional approach. The target population consisted of 959 high-risk elderly individuals in Bantarsari Village, from which a random sample of 91 participants was selected. Data were collected using questionnaire sheets. The Chi-Square statistical test revealed a p-value of 0.000 (p-value < 0.05), indicating a significant relationship between physical activity and depression among the high-risk elderly. Conclusion: There is a significant association between physical activity and depression in high-risk elderly individuals. Keywords: Elderly, Physical Activity, Depression  ABSTRAK Lansia akan mengalami fase penurunan kapasitas mental dan fisik. Semakin bertambahnya usia kapasitas fisiologis organ tubuh seseorang pasti akan menurun. Fase ini juga dimulai dengan berbagai perubahan hidup, salah satunya yaitu depresi. Penurunan aktifitas fisik sering dikaitkan dengan tingginya angka depresi, terutama di Provinis Jawa Barat pada tahun 2023 memiliki angka penderita depresi tertinggi yaitu sebesar 3,3 persen. Mengetahui hubungan aktifitas fisik dengan depresi pada lansia dengan risiko tinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan jenis pendekatan cross sectional, populasi lansia yang berisiko tinggi di Desa Bantarsari sebanyak 959 orang, sampel sebanyak 91 orang dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan depresi pada lansia dengan risiko tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan depresi pada lansia dengan risiko tinggi. Kata Kunci: Lansia, Aktifitas Fisik, Depresi
Hubungan Pola Makan dan Stres dengan Gastrtis pada Remaja Madani, Rijan; Hamidah, Ernawati; Lutiyah, Lutiyah; Hadiyanto, Hendri
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.19057

Abstract

ABSTRACT Diseases of the digestive system are one type of non-communicable disease that occurs in many communities, which will certainly affect activities and lifestyles, one of which is gastritis which is one of the digestive disorders caused by diet. Teenagers tend to have more physical inactivity and a less healthy diet, which contributes to unhealthy lifestyle choices. Food choices and the onset of gastritis are linked. Basically, an irregular diet can cause gastritis by making the stomach more sensitive to increased stomach acid production. Dietary changes that cause gastritis are not only influenced by diet, but also by stress. Someone who is stressed will lose their appetite, because they will always think about the problems that are on their mind. Knowing the relationship between diet and stress with gastritis in adolescents. The research design used was descriptive correlation with a cross sectional approach, the population in this study were 444 people, a sample of 100 people using random sampling technique. Data collection using a questionnaire sheet. Based on the results of the Chi-Square statistical test shows a p-value of 0.000 (p-value <0.05) which means there is a significant relationship between diet and gastritis in adolescents and based on the results of the Chi-Square statistical test shows a p-value of 0.002 (p-value <0.05) which means there is a significant relationship between stress and gastritis in adolescents. There is a significant relationship between diet and gastritis in adolescents and there is a significant relationship between stress and gastritis in adolescents. Keywords: Diet, Stress, Gastritis, Teenager  ABSTRAK Penyakit pada sistem pencernaan merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang banyak terjadi di masyarakat, yang tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan pola hidup, salah satunya gastritis, yang merupakan salah satu gangguan pencernaan yang disebabkan oleh pola makan. Remaja cenderung memiliki lebih banyak aktivitas fisik dan diet yang kurang sehat, yang berkontribusi pada pilihan gaya hidup yang tidak sehat. pilihan makanan dan timbulnya gastritis saling berkaitan. Pada dasarnya, pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gastritis dengan membuat lambung lebih sensitif terhadap peningkatan produksi asam lambung. Perubahan pola makan yang menyebabkan gastritis tidak hanya dipengaruhi oleh pola makan, tetapi juga oleh stres. Seseorang yang mengalami stres akan kehilangan nafsu makan, karena akan selalu memikirkan masalah yang ada di pikirannya. Mengetahui hubungan pola makan dan stres dengan gastritis pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan jenis pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian sebanyak 444 orang, sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan gastritis pada remaja dan berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan p-value sebesar 0,002 (p-value < 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan gastritis pada remaja. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan gastritis pada remaja dan terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan gastritis pada remaja. Kata Kunci: Pola Makan, Stres, Gastritis, Remaja
The Relationship of Authoritarian Parenting with Social Anxiety in College Students Areva, Yisya Malika; Abdillah, Hadi; Hamidah, Ernawati
Jurnal Keperawatan Priority Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jukep.v8i2.6397

Abstract

College students are in early adulthood, a developmental stage vulnerable to psychological pressure, including social anxiety. One of the contributing factors to this condition is authoritarian parenting, which is typically characterized by strict control, lack of open communication, and high parental expectations. These traits can negatively affect an individual’s mental health. This study employed a quantitative research design with a cross-sectional and correlational approach. A total of 75 undergraduate nursing students at Universitas Muhammadiyah Sukabumi were selected using purposive sampling. Data were collected through the Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) and the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), and analyzed using the Chi-Square test. The results revealed that 65.3% of the respondents experienced authoritarian parenting, and most reported moderate to severe levels of social anxiety. Statistical analysis indicated a significant relationship between authoritarian parenting and social anxiety among students (p = 0.001). Authoritarian parenting was positively correlated with social anxiety levels. The higher the authoritarian style in parenting, the higher the level of social anxiety experienced by the students. This study highlights the importance of balanced parenting approaches and emotional support to minimize the risk of social anxiety disorders among college students.
The Relationship Between Patient Length of Stay and Family Anxiety Levels in the ICU Ariawan, Dera; Abdillah, Hadi; Hamidah, Ernawati; Hadiyanto, Hendri
Jurnal Keperawatan Priority Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jukep.v8i2.7011

Abstract

Anxiety is a common psychological response experienced by family members of patients treated in the Intensive Care Unit (ICU). The longer the duration of patient care, the greater the uncertainty and emotional burden that may be experienced by families. This study aims to determine the relationship between the length of patient hospitalization and the level of family anxiety in the ICU of RSUD Jampang Kulon. The research employed a quantitative correlational design with a cross-sectional approach. Data were collected from family members of patients treated in the ICU through a total sampling technique, with a sample size of 34 respondents. The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) questionnaire was used to measure anxiety levels, and patient treatment duration was obtained from medical records. The results showed that most respondents experienced moderate to high levels of anxiety, with a tendency for increased anxiety corresponding to longer treatment durations. Statistical analysis using the Spearman Rank test indicated a significant relationship between the length of hospitalization and the level of family anxiety p-value = 0.001 (p-value < 0.05). The findings suggest that prolonged ICU care can elevate anxiety among family members, which may impact their psychological well-being and ability to support the patient. It is concluded that healthcare providers should consider implementing supportive interventions for families, especially when patient care in the ICU is extended, to help manage and reduce anxiety effectively.
Correlation Between Nurses Workload and Work Stress in the Emergency Department Hidayat, Taopik; Abdillah, Hadi; Hamidah, Ernawati; Hadiyanto, Hendri
Jurnal Keperawatan Priority Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jukep.v8i2.7024

Abstract

Workload and work stress among nurses, especially in the Emergency Room (ER), are crucial issues that affect the quality of health services. This study aims to determine the relationship between nurses’ workload and work stress in the ER of Jampang Kulon Regional General Hospital. A quantitative correlational research design was used with a cross-sectional approach. The population consisted of 29 ER nurses, selected through total sampling. Data were collected using the NASA-TLX (Task Load Index) questionnaire to measure workload and a work stress questionnaire developed based on the HSE (Health and Safety Executive) standards. The results showed that 62.1% of nurses experienced a high workload, while 58.6% experienced moderate work stress. The Spearman rank test indicated a significant positive correlation between workload and work stress (p = 0.001; r = 0.642), meaning that an increase in workload is associated with an increase in work stress. This finding highlights the importance of workload management to reduce stress levels among nurses. Improving work scheduling, increasing staffing ratios, and providing regular stress management programs are recommended to enhance the nurses' well-being and service performance. In conclusion, there is a significant relationship between workload and work stress among nurses in the ER of Jampang Kulon Hospital.