Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Islamic Moderation Education in the Concepts of Wahdat al-Wujud and Wahdat asy-Syuhud Nafi’a, Ilman; Gumiandari, Septi
JURNAL PENELITIAN Vol. 19 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v19i1.5862

Abstract

The teachings of Sufism play an essential role in balancing human life. Sufism can practically be driving forces to provide peace, coolness, and friendliness to create religious and social harmony. This study aims to explain the values of religious moderation education reflected in the concepts of wahdat al-Wujud and wahdat asy-Syuhud. This study used qualitative methodology with a literature approach. The primary sources are taken from two books: wahdat al-Wujud 'Inda Ibn Arabi by Abdul Karim Ibn Abdul Jalil and Ibn al-Faridh wa al-Hubb al-Ilahi by Muhammad Mustafa Hilmi, while the secondary ones are references taken from journals, books, and other writings that explain Islamic moderation, philosophical Sufism, and educational values. The results showed that the concept of monotheism carried by Ibn Arabi’s wahdat al-Wujud and Ibn al-Faridh’s wahdat asy-Syuhud, in the context of the issues of religious moderation, does not only discuss a single divinity, but it also offers five ideas: (1) equality of relationship between people, (2) human rights, (3) tolerance in religious plurality, (4) harmony in religious life, and (5) values of Islamic moderation Education. These values are very important to be implemented into the practice of teaching and learning.
Mubadalah and Sexual Consent Education: Bridging Religious Norms & Legal Perspective on Sexual Violence Prevention Firdaus, Slamet; Gumiandari, Septi; Fitriana; Nafi’a, Ilman
JURNAL PENELITIAN Vol 21 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v21i2.9249

Abstract

Misconceptions surrounding sexual consent often serve as a catalyst for sexual violence. The absence of explicit refusal in a sexual encounter does not necessarily indicate agreement. The debate over sexual consent education has gained prominence, particularly in the context of Indonesia’s Draft Law on the Prevention and Handling of Sexual Violence (RUU PKS). This study critically examines polarized perspectives on this issue using a qualitative approach and the Mubādalah framework to find common ground. The findings reveal two opposing positions. The Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) emphasizes that the absence of consent is a primary cause of sexual violence, advocating for sexual consent education as a preventive measure. In contrast, the Indonesian Family Love Alliance (AILA Indonesia) argues that such education contradicts Indonesia’s cultural and religious values, potentially fostering sexual permissiveness. AILA proposes a preventive approach rooted in local norms and values. The Mubādalah perspective provides a mediating lens, emphasizing that sexual activities outside marriage are impermissible in Islam. It reframes sexual consent within marital contexts and advocates education that prioritizes respect, mutual consent, and adherence to ethical and religious principles. This balanced approach addresses both ICJR’s and AILA’s concerns, fostering a culture of respect and responsibility while upholding religious values to prevent sexual violence.
Pendampingan Pengembangan Kuliner Berbahan Porang Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Triratnawati, Atik; Hudayana, Bambang; Fauzanafi, M. Zamzam; Nafi’a, Ilman; Nurhidayah, Siti
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 9 No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v9i1.16794

Abstract

Porang sebagai komoditi ekspor yang bernilai jual tinggi saat ini sedang mengalami penurunan harga akibat terhentinya ekspor. Petani porang mengalami kerugian besar mengingat modal besar yang telah dikeluarkannya. Kegiatan pendampingan masyarakat di Ponorogo ini bertujuan melatih keterampilan dalam mengolah porang menjadi kuliner berbahan porang yang bernilai ekonomi tinggi. Metode pelaksanaan program melalui diskusi partisipatif, FGD dan  pelatihan lewat demo masak makanan berbahan dasar porang yang dilakukan 24-27 Juni 2022 di Desa Karangpatihan, Ponorogo. Program pendampingan diikuti oleh ibu-ibu PKK, Dharma Wanita, mahasiswa, kepala desa, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pertanian dan petani porang. Hasil yang didapat adalah munculnya minat dan niat untuk mencoba mengembangkan kuliner porang meski dalam lingkup kelompok kecil, setelah berkembang  akan diperluas guna dijadikan industri rumahan. Kendala yang muncul yaitu adanya stigma bahwa porang itu gatal, meski mereka juga paham cara menghilangkannya. Mereka berharap jika pangan berbahan porang ini benar-benar dapat diterima masyarakat dan sesuai dengan selera  warga, mereka akan memproduksinya secara massal. Diharapkan  komoditas pangan lokal ini akan menghasilkan tambahan pendapatan serta mampu mendukung ketahanan pangan masyarakat dan negara.
Strategi Internalisasi Nilai‑nilai Akhlak dalam Pendidikan Madrasah di Era Digital Januaripin, Muhamad; Nafi’a, Ilman; Jubaedah, Ubed; Munasir, Munasir
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol 10 No 2 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51169/ideguru.v10i2.1975

Abstract

Perkembangan teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan, termasuk cara generasi muda membentuk identitas dan mengakses nilai. Generasi Z sebagai digital native menghadapi risiko fragmentasi moral akibat paparan konten negatif dan lemahnya pendampingan nilai. Dalam konteks ini, madrasah memiliki peran strategis sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Artikel ini mengkaji strategi konseptual internalisasi nilai akhlak di madrasah dengan pendekatan integratif yang mencakup dimensi kurikulum, keteladanan guru, praktik spiritual, serta pemanfaatan media digital. Pembahasan dilakukan secara konseptual dengan merujuk pada literatur ilmiah mutakhir. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi internalisasi akhlak yang efektif harus memadukan antara teknologi dan spiritualitas secara harmonis. Selain itu, diperlukan penguatan kebijakan pendidikan, pelatihan guru yang kontekstual, serta evaluasi karakter yang berorientasi proses. Madrasah diharapkan mampu menjadi pusat transformasi nilai, bukan sekadar lembaga transmisi ilmu. Dengan demikian, internalisasi akhlak tidak hanya relevan secara normatif, tetapi juga adaptif terhadap realitas digital yang terus berkembang.
Peran Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran PAI Anak Usia Dini di PAUD Darussalam Khairunnisa Ulfadhilah; Aisya, Siti; Nafi’a, Ilman; Hajam, Hajam
Early Stage Vol. 3 No. 2 (2025): Volume 3 Nomor 2 Juli 2025 : Jurnal Early Stage
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/earlystage.v3i2.2507

Abstract

This study examines the implementation of cognitive psychology principles in Islamic Religious Education (PAI) learning at Darussalam Early Childhood Education (PAUD). Using a qualitative approach with Focus Group Discussion (FGD) techniques involving teachers, parents, and psychologists, this research explores effective learning strategies based on children's cognitive development. The findings indicate that the application of visual and concrete media, direct experiential learning, and structured repetition significantly enhance children's attention, understanding, and memory of religious values. These approaches align with Piaget's cognitive development theory and information processing theory, which emphasize the importance of concrete experiences and repetition in early childhood learning. The study concludes that the integration of cognitive psychology principles into the PAI curriculum creates more meaningful and effective learning experiences. The research suggests the need for developing multimodal learning models and teacher training programs to optimize the implementation of cognitive psychology-based strategies in early childhood Islamic education.
Peran PAI untuk Menumbuhkan Nilai-Nilai Spiritual melalui Psikologi AUD Ulfadhilah, Khairunnisa; Aisyah, Siti; Nafi’a, Ilman; Hajam, Hajam
Journal of Childhood Education, Development and Parenting Vol 3 No 3 (2025): Vol. 3 No. 3 September 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/bocil.v3i3.2233

Abstract

Pendidikan agama Islam yakni menumbuhkan nilai-nilai spiritual pada anak usia dini, terutama jika dilihat dari perspektif psikologi anak. Proses pendidikan sejak dini merupakan fase krusial dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Dalam konteks ini, pengajaran nilai-nilai agama Islam di PAUD Darussalam dapat memberikan landasan moral yang kuat bagi anak, membantu mereka memahami konsep kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab. Metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, seperti cerita-cerita teladan dari Nabi dan kisah-kisah inspiratif, anak-anak dapat lebih mudah mencerna ajaran agama tersebut. Selain itu, pendidikan agama juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun rasa kepercayaan diri dan rasa memiliki, yang merupakan komponen penting dalam perkembangan psikologis anak. Dengan pengajaran yang tepat, anak-anak diajarkan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang lebih positif dan penuh toleransi. Hal ini berkontribusi dalam pembentukan kepribadian yang seimbang, serta kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang optimis.
Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Blado Nafi’a, Ilman; Miyono, Noor
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.13236

Abstract

Gaya kepemimpinan adalah suatu proses yang mengandung suatu unsur pengaruh. Dengan menerapkan gaya kepemimpinan di dalamnya, maka di dalam organisasi tersebut akan terjalin sebuah kerjasama sehingga dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan bersama dalam organisasi tersebut. Untuk dapat mengelola organisasi sekolah, seorang kepala sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain, sehingga seorang kepala sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 3 Blado, serta apa saja faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi literasi, serta sasarannya adalah guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan di SMP Negeri 3 Blado dipandang dari perilaku keseharian, pendelegsian tugas, pengambilan keputusan, pengawasan, pengembangan sekolah, komunikasi, motivasi, dan penghargaan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinannya antara lain profil diri kepala sekolah, perilaku bawahan, perilaku atasan, serta iklim organisasi sekolah.
Transforming Islamic Higher Education: Integrating Islamic Values and Digital Technology at UIN Siber Cirebon Firdaus, Slamet; Suwendi, Suwendi; Nafi’a, Ilman; Gumiandari, Septi; Huriyah, Huriyah; Juanda, Anda
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v13i3.2330

Abstract

The relationship between Islam and science remains a critical issue, particularly within the institutional transformation of Islamic higher education (PTKI) in Indonesia, where universities face the challenge of digitalization while maintaining their religious-epistemological identity. This study examined the strategies of UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon to integrate Islamic and scientific knowledge. Using a qualitative methodology, data were collected through in-depth interviews, document analysis, and field observations with faculty, administrators, and students. The findings revealed four strategies: (1) a dialogical and dialectical approach that maintained epistemological integrity between Islam and science; (2) integration of ethics-based knowledge grounded in maqasid al-shariah; (3) an interdisciplinary curriculum combining Islamic and scientific disciplines; and (4) innovations contextualized in locality within cultural and religious traditions. The research proposed the “Muhsin Sejati” framework, an innovative model that distinguishes itself from earlier integration theories by uniquely grounding technological advancements in ethical and spiritual values. This model supported the development of graduates who were technically proficient, ethically responsible, and spiritually conscious. The research contributed to the theory of integrated Islamic education by operationalizing abstract concepts into institutional practices and offers global insights into value-driven educational models. Further studies are recommended to investigate the scalability and long-term effectiveness of the Muhsin Sejati model in various educational contexts.