Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KESENIAN BRAI, WARISAN BUDAYA LELUHUR CIREBON Ikfal Al Fazri; Hajam -
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.211 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5709

Abstract

Kesenian Brai adalah seni tradisional yang tumbuh di daerah Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, sejenis solawatan atau tembangan yang terdapat pada masyarakat Muslim di banyak daerah di Nusantara. Meskipun kesenian Brai memiliki nilai tatanan budaya serta pesan moral yang tinggi, tapi keberadaan dan perkembangannya kurang begitu mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait dan pemerintah. Oleh sebab itu, tujuan penulisan ini adalah untuk mengangkat kesenian Brai ditinjau dari segi filosofi dan maknanya. Penulis berharap hasil tulisan ini dapat merangsang peneliti lainnya untuk mengkaji lebih dalam makna dan simbol filosofis yang terdapat dalam syair kesenian Brai, atau dalam bahasa Brai adalah raka’at  yang dimana lirik dan lagunya memiliki tingkatan untuk memuji dan mendekatkan diri kepada Allah Swt serta gerakan yang memiliki banyak arti dan makna.
PAHAM KENABIAN MIRZA GHULAM AHMAD MENURUT PERSPEKTIF JAMAAH AHMADIYAH LAHORE (GAI) DI INDONESIA Sahid Al-Marwan; Hajam Hajam; Naila Farah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v7i2.9373

Abstract

Ketegangan yang terjadi dalam menyikapi Ahmadiyah selama ini sesungguhnya dipicu oleh kesalahpahaman terhadap penggunaan istilah “nabi” yang digunakan Ahmadiyah dalam konteks tasawuf, sebagaimana para wali dan para sufi juga menggunakannya ketika pemimpin kharismatik aslinya (Ghulam) dijadikan titik fokus penghormatan dan cinta yang luar biasa, dari kacamata tasawuf, pola yang mirip dengan tarekat, karena menekankan bai’at dalam keanggotaannya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan ajaran Ahmadiyah tentang Kenabian. Mirza Ghulam Ahmad (2) Memahami ajaran Ahmadiyah tidak menyimpang dari Islam yang dibawa Muhammad SAW (3) Mengetahui kebenaran pemahaman Mirza Ghulam Ahmad yang atas klaimnya mendapatkan Wahyu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data berasal dari data primer dan sekunder, data primer yaitu sumber tertulis primer dan sumber tertulis dengan alat mekanik menyaksikan peristiwa yang diceritakan (sumber autentik dan sumber langsung). Data sekunder berupa sumber-sumber yang berkaitan dengan peneltian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik content analysis, reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan jamaah Ahmadiyah Lahore (GAI) di Indonesia secara umum memusatkan pada pengalaman Mirza Ghulam. 
SUFISM AND HYBRID SPIRITUALITY Hajam Hajam; Anwar Sanusi; Aditya Muara Padiarta
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 14 No 1 (2019)
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2019.14.1.117-130

Abstract

This article aims to discuss a Sufi-inspired traditional art and performance popular in Cirebon, the so-called “Brai”. The Brai is a traditional Islamic Sufism music popular among the Cirebonese. This traditional music combines sounds, lyrics, and dance that invite the practitioners and audiences to exercise the spiritual stages through music. The Brai performance follows the hierarchy of Sufi-state of minds and spiritual stages (suluk and raka’at). Thus, as this article argues, the Brai is a par excellence model for the entanglement between Islam and local culture. The Brai is indeed a way of the Cirebonese both to introduce Sufi-form of Islam and provides a performance where the profane arts and spiritual-Islamic Sufims are mutually entangled.
PEMAHAMAN KEAGAMAAN PESANTREN SALAFI (Studi Komparatif Pondok Pesantren As-Sunnah Kalitanjung dan Al-Muttaqin Gronggong Kab. Cirebon) Hajam Hajam
Holistik Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.537 KB) | DOI: 10.24235/holistik.v15i2.331

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan pemahaman keagamaan di pesantren yang berbasiskan salafi. Pondok Pesantren As-Sunnah Kalitanjung dan Al- Muttaqin Gronggong Kab. Cirebon dijadikan sebagai obyek kajian. Dengan metode kualitatif dan pendekatan historis, menemukan beberapa kesimpulan, antara lain: (1) Paham yang diusung as-Sunnah dan Al-Muttaqin masih mempertahankan pendekatan tekstualis dalam memahami Al-Qur’an dan hadis dan jauh dari kontekstualnya serta tanpa ada studi kritik matan atau sanad; (2) Doktrin-doktrin tauhidnya bersifat teosentris. Dari doktrin teologi teosentris tersebut menyebabkan kurang akrabnya terhadap tradisi, dan sering kali mengklaim bid’ah dan syirik terhadap prilaku yang dinilai jauh dari aqidah salafi; (3) Bidang tasawuf di Pondok Pesantren As-Sunnah dan Al-Muttaqin masih sangat terbatas, bahkan, tasawuf hanya identik dengan Zuhud yang dimaknai hidup sederhana. Tasawuf belum sampai pada wilayah Irfani dan falsafi. Gerakan-gerakan keimanan dan peribadatan lebih dimaknai sebagai implementasi dari wilayah syariah.Kata Kunci: Pemahaman Keagamaan, Salafi, Pesantren As-Sunnah, Pesantren Al-Muttaqin
The Contribution of Al-Ghazali in Promoting Islamic Moderate Thought in Indonesia Hajam Hajam; Muzaki Muzaki; Dedeh Nur Hamidah; Aah Syafaah; Aditia Muara Padiatra
Sunan Kalijaga: International Journal of Islamic Civilization Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/skijic.v3i2.1894

Abstract

The current paper is dedicated to investigate a moderate religious doctrine through the presence of Islamic mysticism (sufism) resulted from Imam al-Ghazali. We argue that al-Ghazali's teaching imparted balance between the world and the hereafter like body and spirit. Al-Ghazali’s thought influenced many Indonesian mystics across fifteenth to nineteenth century. We believed that Indonesian Moslems scholars who were influenced by Al-Ghazali’s teaching developed religious propagation through wisdom and moralilty. We found that by applying mysticism moderate Islamic propagation were accepted by most of Indonesian Moslems. As a result, they were succesful in undertaking social transformation without any negative impact.
REFORMULASI TEOLOGI DARI EKSKLUSIF KE INKLUSIF HAJAM HAJAM
Al Qalam Vol 35 No 1 (2018): January - June 2018
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.437 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v29i3.858

Abstract

Theology, in practical, appears into two poles: first, exclusive based normative theology; second, inclusive based socio-anthropocentric. Both of these exclusive and inclusive ways of thinking can be a paradigm in every belief of school of thoughts (Madzhab) or social groups (mass organizations). These two ways of logical reasoning (exclusive and inclusive) afoot each other, and they frequently do not come together at one point; indeed, both of them are often contradictive and clash each other. Theology constructed for the present context is the one that is completely living among the members of religious community and that may give motivation to act in the reality of human life. Theology is practically hoped to be an ideology that realty functions for practical needs of human, especially for the backward community. Keywords: theology, exclusive, inclusive, divinity, humanity.
PAHAM KENABIAN DALAM TASAWUF FALSAFI IBN 'ARABI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PAHAM KEAGAMAAN HAJAM HAJAM
Al Qalam Vol 31 No 2 (2014): July - December 2014
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.925 KB)

Abstract

In the books of the view that prophecy is considered final, prophetic door was closed, prophecy is God's choice without the intervention of the human mind and human living must believe. This opini shows that the understanding of religious texts (Al­ Qur'an and Hadis) by not playing with textual understanding will result in a universal understanding and holistic, as prophetic discourse. But in the books stating that the prophecy does not just stop at the region shariah doctrine, but the prophecy is still going on to lead every race religion and culture. To dissect this research study can be used approach is to use a hermeneutic approach as a method of contextual interpretation is patterned.
Meretas Ketegangan Relasi Agama dan Negara di Indonesia dalam Perspektif Nurcholish Madjid Hajam Hajam; Theguh Saumantri
SOSFILKOM : Jurnal Sosial, Filsafat dan Komunikasi Vol 16 No 2 (2022): Volume 16 No 02 Juli-Desember 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jsfk.v16i2.3064

Abstract

subyek penting, meski telah diperdebatkan oleh banyak pemikir Islam sejak hampir seabad lalu hingga sekarang ini. Dalam konteks politik seperti halnya negara-negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam misalnya Turki, Palestina, dan Libiya, begitupun Indonesia mengalami kesulitan serius, bagaimana membangun hubungan politik antar agama (Islam) dengan negara. Oleh karena Nurcholish Madjid intelektual muslim indonesia yang sering disapa cak nur menanggapi persoalan-perseolan tersebut dengan merumuskan pemikiran-pemikirannya dalam menjawab persoalan politik islam yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini mengkaji tentang pemikiran tokoh besar Indonesia, yang melakukan penelusuran atas data-data yang berbentuk konsep-konsep dan terformulasikan dalam berbagai tulisan. Oleh karena itu penelitian ini sepenuhnya merupakan Library Research (kajian pustaka) penelaahan buku-buku dan tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan pemikiran keislaman dan keindonesiaan Nurcholish Madjid. Kesimpulan dalam penilitian ini menjelaskan bahwa Nurcholish Madjid mencoba menetralisasi ketegangan hubungan Islam dan negara dengan menyerukan deislamisasi dan program sekularisasi serta desakralisasi. Menurut Nurcholish Madjid sekularisasi pada hakikatnya adalah rasionalisasi dan desakralisasi. Sebab substansi sekularisasi adalah memecahkan dan memahami masalah-masalah duniawi dengan menyerahkan kecerdasan antara rasio
SUFISM AND HYBRID SPIRITUALITY Hajam Hajam; Anwar Sanusi; Aditya Muara Padiarta
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 14 No 1 (2019)
Publisher : Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2019.14.1.117-130

Abstract

This article aims to discuss a Sufi-inspired traditional art and performance popular in Cirebon, the so-called “Brai”. The Brai is a traditional Islamic Sufism music popular among the Cirebonese. This traditional music combines sounds, lyrics, and dance that invite the practitioners and audiences to exercise the spiritual stages through music. The Brai performance follows the hierarchy of Sufi-state of minds and spiritual stages (suluk and raka’at). Thus, as this article argues, the Brai is a par excellence model for the entanglement between Islam and local culture. The Brai is indeed a way of the Cirebonese both to introduce Sufi-form of Islam and provides a performance where the profane arts and spiritual-Islamic Sufims are mutually entangled.
Internalisasi Kesadaran Gender dalam Pendidikan Agama Islam: Pendekatan Holistik untuk Pengembangan Karakter Afifah, Annisa Nur; Ade Syifani Nurmaidah; Fajriani, Fajriani; Muhammad Azhar; Hajam, Hajam
Indonesian Journal of Action Research Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijar.2024.31-02

Abstract

Tujuan – Penelitian ini menganalisis internalisasi kesadaran gender dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui pendekatan berbasis literatur. Kesadaran gender, sebagai kompetensi multidimensional yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dikembangkan melalui tiga jalur pendidikan: kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler menekankan pengintegrasian pengetahuan konseptual tentang kesetaraan gender dalam kurikulum, kegiatan kokurikuler mendukung pembelajaran berbasis pengalaman, dan kegiatan ekstrakurikuler memberikan ruang untuk penerapan nyata prinsip kesadaran gender. Metode – Penelitian ini menggunakan studi literatur yang dilakukan dengan mengeskplorasi sumber-sumber tertulis seperti buku dan artikel-artikel ilmiah tentang topik gender. Selanjutnya secara eksploratif dianalisis untuk mendapatkan analisis kualitatif yang mendalam. Hasil – Hasil penelitian menegaskan pentingnya peran guru sebagai fasilitator yang memiliki kompetensi gender untuk menciptakan pengalaman belajar yang seimbang dan inklusif. Upaya kolaboratif dengan komunitas lokal, lembaga pemberdayaan perempuan, dan instansi pemerintah turut memperkuat dampak dari inisiatif ini. Penelitian juga menyoroti pentingnya menyelaraskan program-program kesadaran gender dengan nilai-nilai budaya lokal, sambil tetap mengutamakan prinsip keadilan gender. Implikasi dari penelitian ini sangat signifikan, menunjukkan bahwa integrasi kesadaran gender dalam PAI mendukung pengembangan karakter siswa dan berkontribusi pada transformasi sosial yang lebih luas. Namun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk ketergantungan pada data sekunder dan perlunya validasi empiris terhadap model yang diusulkan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan studi lapangan guna mengevaluasi implementasi program kesadaran gender dan mengembangkan model pelatihan guru yang lebih komprehensif untuk meningkatkan efektivitas program.