Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENTINGNYA PENANGANAN AWAL PADA LUKA BAKAR KIMIAWI MATA: SUATU SERI KASUS Anugrah, Andreas Surya; Setyowati, Reny
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Cedera kimiawi mata merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan parah dan kehilangan penglihatan. Laporan ini mengungkapkan pendekatan kami dalam mengelola cedera ini melalui irigasi mata yang cepat dan pengobatan medis berikutnya. Ilustrasi Kasus: Kami melaporkan empat kasus cedera kimiawi mata: dua akibat bahan alkali kuat, satu akibat asam, dan satu akibat bahan kimia yang tidak spesifik. Para pasien, berusia 30 hingga 50 tahun, mengalami cedera saat bekerja dan datang ke unit gawat darurat dalam waktu 3 jam. Tidak ada yang menggunakan pelindung mata. Irigasi awal dilakukan, diikuti dengan pemeriksaan oftalmologi. Ketajaman visual terbatas pada penghitung jari pada pemeriksaan awal. Kerusakan okular diklasifikasikan sebagai Roper-Hall 2 pada tiga kasus dan Roper-Hall 3 pada satu kasus. Semua pasien menunjukkan perbaikan signifikan setelah pengobatan, dan tidak ada komplikasi jangka panjang yang ditemukan pada tindak lanjut satu tahun. Diskusi: Irigasi mata segera dengan salin isotonik atau air sangat penting untuk meminimalkan kerusakan. Penanganan yang efektif mencakup terapi anti-inflamasi dan promosi penyembuhan kornea. Kesimpulan: Irigasi tepat waktu dan adekuat adalah intervensi kunci, yang secara signifikan mengurangi keparahan luka bakar dan memperbaiki hasil visual.
OFFICE SYNDROME LITERATURE REVIEW : LATEST RESEARCH INSIGHTS AND FUTURE DIRECTIONS Nusasenjaya, Radite; Santi, Theresia; Purwoko, Reza Yuridian; Melati, Rima; Anugrah, Andreas Surya
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.38142

Abstract

Sindroma Perkantoran atau Office syndrome merupakan kumpulan gejala yang terutama terjadi akibat kebiasaan bekerja dengan posisi statis dalam jangka waktu lama, yang sering timbul pada pekerja kantor. Sindrom ini mencakup berbagai gangguan muskuloskeletal dan masalah kesehatan lainnya yang disebabkan oleh duduk yang berkepanjangan, postur tubuh yang buruk, gerakan berulang, dan pengaturan ergonomis yang tidak memadai. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan, menyediakan gambaran holistik tentang Sindroma Perkantoran, dan memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut serta pengembangan rekomendasi berbasis bukti. Metodologi penelitian menggunakan narrative literature review dengan pencarian sistematis melalui database PubMed, Scopus, Web of Science, CINAHL, dan PsycINFO menggunakan kata kunci spesifik. Temuan penelitian menunjukkan prevalensi Sindroma Perkantoran mencakup gangguan muskuloskeletal berkisar 33,8-95,3%, dengan tingkat keparahan lebih tinggi di negara berkembang dibanding negara maju. Sindroma Perkantoran mencakup dua masalah utama: gangguan muskuloskeletal (work related musculoskeletal disorder/WMSD) dan Sindrom Penglihatan Komputer (Computer Vision Syndrome/CVS). Faktor risiko meliputi penggunaan komputer dalam waktu lama, usia lanjut, gerakan berulang, stres, posisi yang sama dalam waktu lama, beban kerja berat, merokok, pengalaman kerja berkepanjangan, kurang latihan fisik, dan status pendidikan. Responden perempuan dilaporkan lebih mungkin mengalami gangguan muskuloskeletal dibandingkan laki-laki. Penanganan mencakup pendekatan non-farmakologis seperti edukasi ergonomi dan perbaikan postur kerja, serta pendekatan farmakologis menggunakan analgesik, relaksan otot, dan obat adjuvan. Inovasi terkini termasuk terapi seluler seperti Mesenchymal Stem Cells (MSC), Platelet-Rich Plasma (PRP), eksosom, dan potensi modulasi vitamin D.
Pelatihan Pertolongan Pertama pada Berbagai Jenis Cedera Alfaqih, Muhammad Subhan; Montolalu, Ivan Adrian; Anugrah, Andreas Surya; Praja, Nucky Indra; Faizi, Muhammad; Minawati, Minawati
ACADEMICS IN ACTION Journal of Community Empowerment Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/aia.v5i2.5808

Abstract

Cedera merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia, terutama pada kelompok usia produktif. Kasus cedera dapat terjadi di berbagai tempat termasuk di lingkungan kampus. Penanganan awal yang tepat pada cedera penting dilakukan agar tidak memperparah cedera. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pertolongan pertama pada cedera di kalangan petugas garda terdepan di Universitas Presiden. Program ini melibatkan security, petugas kebersihan, dan petugas asrama, dengan pelatihan pertolongan pertama dengan metode pemberian materi, simulasi, serta evaluasi melalui pretest dan posttest. Terdapat peningkatan nilai posttest dibandingkan nilai pretest yang mengindikasikan adanya peningkatan pemahaman peserta setelah dilakukan pelatihan ini. Peserta juga memberikan umpan balik positif terkait manfaat pelatihan. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penanganan cedera dan pencegahan risiko lebih lanjut, serta direkomendasikan untuk dilakukan secara berkala dan diperluas ke kalangan masyarakat yang lebih luas.
Characteristics And Causes of Work-Related Eye Trauma at Bekasi Regency Hospital Anugrah, Andreas Surya; Ruhdiat, Rudi; Wadan, Angelicha Magdalena Slomen Kewa; Abrar, Ligadhea
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 2 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i2.50778

Abstract

Work-related eye trauma cases at Bekasi Regency Hospital were analyzed in a retrospective descriptive study using secondary data from medical records over five years (2020–2024). A total of 66 subjects were studied, with the majority being male (78.8%, n = 52) and an average age of 28.1 ± 6.5 years (range: 15–54). The largest age group was 15–34 years (47%, n = 31). Most patients were self-employed in machinery, metalwork, trade, and agriculture (45.5%, n = 30). The most common eye trauma was injury to the eyelid and adnexa (18.8%, n = 19), followed by open laceration or penetrating trauma of the eyeball (27.3%, n = 18). The primary mechanism of injury was impact by blunt or sharp objects (53%, n = 35), followed by puncture wounds from sharp objects during activities like nailing (10.6%, n = 7) and exposure to cleaning or maintenance equipment (10.6%, n = 7). Other causes included cutting activities (6.1%, n = 4), welding (6.1%, n = 4), and exposure to chemicals (4.5%, n = 3). Visual impairment was reported in most cases (66.7%, n = 44), and the same percentage required surgical intervention. Urgent measures are needed to improve awareness of workplace eye safety and implement effective prevention strategies. Occupational safety programs should include specific training on eye protection and educational campaigns to enhance workers’ understanding of risks and preventive measures for work-related eye trauma.