Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

PROFIL PENDENGARAN MAHASISWA KEDOKTERAN PRE-KLINIK UNCEN: STUDI DESKRIPTIF TES PENALA Labobar, Maryam Kathrien; Astawa, Gregorius Adista Enrico; Setyarini, Kaida Irma; Liufeto, Koheristo Gratia; Purnamasari, Try; Rumboirusi, Ricky Lazarus
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49644

Abstract

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 1 miliar orang muda di seluruh dunia berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara yang tidak aman, terutama dari penggunaan perangkat audio pribadi dan bising termasuk mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen). Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui profil pendengaran mahasiswa pre-klinik FK Uncen dengan tes pendengaran kualitatif non-invasif yaitu tes penala, kebiasaan penggunaan headset dan keluhan subyektif terkait. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pre klinik FK Uncen tahun ketiga dan keempat dengan sampel penelitian sebanyak 130 sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur mengenai demografi, kebiasaan penggunaan headset, serta keluhan subjektif serta pemeriksaan pendengaran tes penala. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi dan proporsi. sebanyak 130 mahasiswa pre-klinik berpartisipasi, terdiri dari 24 laki-laki dan 106 perempuan dengan rentang usia 19–24 tahun. Sebanyak 80 responden rutin menggunakan perangkat audio (headset) dalam aktivitas sehari-hari. Hasil tes penala menunjukkan 14 orang mengalami indikasi gangguan pendengaran tuli sensorineural dan 2 orang mengalami gangguan pendengaran tuli konduktif,, sementara 114 lainnya dalam batas normal. Keluhan subjektif yang dilaporkan mencakup tinnitus (1 responden) dan nyeri telinga setelah penggunaan headset >3 jam (1 responden). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan pendengaran awal dapat terjadi tanpa gejala yang nyata. Oleh karena itu, penting dilakukan edukasi mengenai penggunaan audio yang aman serta skrining pendengaran sederhana seperti tes penala secara berkala untuk deteksi dini gangguan pendengaran pada populasi ini.
ANALISA TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 1 JAYAPURA TERHADAP DAMPAK PENYALAHGUNAAN GANJA Rumboirusi, Ricky Lazarus; Korwa, Irjani; Purnamasari, Try; Samay, Izak Yesaya; Labobar, Maryam Kathrien; Setyarini, Kaida Irma
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49787

Abstract

Peningkatan penggunaan ganja di kalangan remaja merupakan masalah global dan nasional yang serius. Data menunjukkan prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 1,80% pada tahun 2019. Kurangnya pengetahuan dan pengaruh teman sebaya menjadi faktor pendorong utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Jayapura mengenai dampak penyalahgunaan ganja. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dilakukan pada 42 siswa SMA Negeri 1 Jayapura. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang mencakup sepuluh pertanyaan dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (57,1%) telah mendapatkan paparan informasi awal yang baik tentang dampak ganja, meskipun mayoritas (52,4%) menyatakan tidak mendapatkan informasi dari sumber yang tepat. Pengetahuan siswa cukup baik terkait dampak ganja pada kemampuan belajar (90,5%) dan risiko gangguan kejiwaan (76,2%). Namun, pengetahuan mengenai organ tubuh yang rusak akibat ganja masih rendah, dengan 42,9% responden mendapatkan poin nol. Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Jayapura tentang dampak penyalahgunaan ganja bervariasi, dengan pemahaman yang baik pada aspek tertentu namun masih terdapat kesenjangan signifikan, terutama terkait sumber informasi dan organ tubuh yang terdampak. Hal ini menegaskan perlunya strategi edukasi yang lebih efektif dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan serta partisipasi siswa dalam program pencegahan penyalahgunaan ganja.
PREVALENSI STEATOSIS HEPATIS (PERLEMAKAN HATI) PADA MAHASISWA KEDOKTERAN BERDASARKAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI: STUDI DESKRIPTIF Astawa, Gregorius Adista Enrico; Labobar, Maryam Kathrien; Rante, Indra Harianto; Setyarini, Kaida Irma
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.50020

Abstract

Steatosis hepatis atau non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) adalah akumulasi lemak dalam hepatosit tanpa konsumsi alkohol berlebih yang kini menjadi masalah kesehatan global dengan prevalensi 20–30% pada populasi umum. Mahasiswa kedokteran merupakan kelompok berisiko akibat tekanan akademik, pola makan tidak sehat, aktivitas fisik rendah, serta gaya hidup sedentari yang dapat memicu obesitas dan sindrom metabolik. Deteksi dini sangat penting karena kondisi ini berpotensi berkembang menjadi fibrosis, sirosis, hingga karsinoma hepatoseluler. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi steatosis hepatis pada mahasiswa kedokteran tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif potong lintang dengan populasi seluruh mahasiswa tahap preklinik tahun ke-3 dan 4 sebanyak 188 orang. Sampel minimal ditetapkan 114, dan terkumpul 125 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner mengenai demografi, pola makan, aktivitas fisik, serta pemeriksaan ultrasonografi (USG) hati oleh dokter spesialis radiologi. Variabel utama adalah derajat steatosis hepatis berdasarkan peningkatan ekogenitas hati dibanding parenkim ginjal, dengan analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi dan persentase. Hasil menunjukkan prevalensi steatosis hepatis sebesar 8,8%, terdiri atas 4,8% derajat ringan dan 4,0% sedang. Sebagian besar mahasiswa (91,2%) normal, namun 44% mengalami kelebihan berat badan (13,6% overweight dan 30,4% obesitas). Pola konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, serta aktivitas sedentari tinggi mendominasi. Kesimpulannya, prevalensi steatosis hepatis pada mahasiswa cukup bermakna dan berhubungan dengan status gizi berlebih serta perilaku gaya hidup tidak sehat. Pemeriksaan USG terbukti efektif sebagai metode skrining dini untuk intervensi preventif di lingkungan kampus. Kata kunci: gaya hidup, mahasiswa kedokteran, obesitas, steatosis hepatis, ultrasonografi