Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA Mellenia Dwiari Andya; Sopiyandi Sopiyandi; Didik Hariyadi; dahliansyah dahliansyah
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1092

Abstract

Remaja adalah orang muda yang berusia antara 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan yang mulai berpikir kritis, namun masih dipengaruhi oleh kondisi emosi yang masih labil. Remaja mulai mencari perhatian dalam lingkungannya sebagai upaya mendapatkan status dan peranan. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Salah satu faktor determinan status gizi adalah faktor kebiasaan makan pada diri seseorang dan lingkungan sekitarnya.Tujuan penelitian ini untuk mengkaji beberapa hasil penelitian dan jurnal-jurnal dengan tema hubungan aktivitas fisik dan pola makan terhadap status gizi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode literature review yang menekan pada ulasan rangkuman dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka. Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan aktivitas fisik dan pola makan terhadap status gizi pada remaja. Remaja diharapkan lebih memperhatikan lagi pola makan dan aktifitas fisik supaya tidak mempengaruhi status gizi.
HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA Mellenia Dwiari Andya; Sopiyandi Sopiyandi; Didik Hariyadi; dahliansyah dahliansyah
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.564 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1092

Abstract

Remaja adalah orang muda yang berusia antara 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan yang mulai berpikir kritis, namun masih dipengaruhi oleh kondisi emosi yang masih labil. Remaja mulai mencari perhatian dalam lingkungannya sebagai upaya mendapatkan status dan peranan. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Salah satu faktor determinan status gizi adalah faktor kebiasaan makan pada diri seseorang dan lingkungan sekitarnya.Tujuan penelitian ini untuk mengkaji beberapa hasil penelitian dan jurnal-jurnal dengan tema hubungan aktivitas fisik dan pola makan terhadap status gizi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode literature review yang menekan pada ulasan rangkuman dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka. Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan aktivitas fisik dan pola makan terhadap status gizi pada remaja. Remaja diharapkan lebih memperhatikan lagi pola makan dan aktifitas fisik supaya tidak mempengaruhi status gizi.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA EDUKASI BUKU SAKU DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DIET PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS Muniratul Hidayah; Sopiyandi Sopiyandi
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 1, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.753 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v1i2.290

Abstract

Educational activities is one strategy to the management of diabetes mellitus. Education is the activity of delivering health messages to groups or individuals in order to gain a better knowledge. The selected media is pocket books and leaflets, booklets chosen because it is simple, brief, and contains a lot of information. The purpose of this study to determine the effectiveness of the use of educational media pocket books and leaflets on knowledge and dietary compliance of outpatients with diabetes mellitus type 2 in the clinic. The research is a Quasi-Experiment with design used is Pretest-Posttest designnamely in the two groups conducted a pretest to determine the initial state before being given a different treatment, and both were also given the posttestusing the Wilcoxon test and Mann-Whitney test with a significance level of = 0.05. The results showed no significant differences in knowledge after being given nutrition education with media pocket books and leaflets p value. knowledge of 0,000 (Sig. <0.05), whereas the p values   obtained compliance. amounted to 0,641 (p. <0.05) showed no significant difference in adherence respondents after being given nutrition education with media pocket books and leaflets. It is concluded that there are differences in knowledge after being given nutrition education with media pocket books and leaflets. However there was no difference in compliance after being given nutrition education with media pocket books and leaflets.
Media Whatsapp Berpengaruh Terhadap Pengetahuan Gizi Dan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Fitri Eka Nurhasanah; Yanuarti Petrika; Sopiyandi Sopiyandi
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 8, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.644 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v8i1.992

Abstract

Penyakit diabetes melitusmerupakankumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang ditandai denganmeningkatnyakadar glukosa darah akibat kekurangan insulin. Penggunaan aplikasi whatsapp groupsebagai sarana pemberian edukasi sangat bermanfaat dan membantu dalam proses berkomunikasi, memberi dan menerima informasi. Tujuan penelitian inin untuk menganalisis pengaruh edukasi menggunakan media Whatshapp terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Klinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian preeksperimentaldenganone group pretest posttestuntuk melihat pengaruhedukasi menggunakan media whatsappterhadappengetahuan dan kepatuhan diet  pasien diabetes melitus tipe 2. Intervensi yang diberikan berupa poster dan teks penjelasan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2021.Berdasarkan uji Wilcoxonuntuk pengetahuan gizi dengan p-value 0,000 yang artinya ada perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan media Whatsapp. Beradasarkan uji Paired t-test dengan p-value 0,000 yang artinya ada perbedaan kepatuhan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan media Whatsapp.Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan gizi dan kepatuhan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan media whatsapppada pasien DM tipe 2 di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak
Analisis Jenis, Jumlah dan Mutu Sarapan Pagi Siswa Sekolah Dasar Sopiyandi Sopiyandi; Widyana Lakshmi Puspita
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.127 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v2i1.56

Abstract

Abstract: Type Analysis, Number and Quality Breakfast of Children on Elementary School. The research objective is to analyze the full breakfast at the elementary school students in District Rasau Jaya covering aspects of the type, quantity and quality of the breakfast. This research is an analytic with Cross sectional study design. Subjects were students at SDN 1 Rasau Jaya aged 8-12 years, a large sample of 215 respondents. The results showed that as many as 98.6% of students breakfasts with ten types of food most consumed by children during breakfast ie eggs, white rice, fried rice, yellow rice, tempeh, bulb meatballs, dumplings, bread, sausages and porridge. While the five types of beverage most consumed by children during breakfast was tea, milk, juice, water, and syrup. 54% of the number of good energy, 51% protein and 68.4% fat in both categories. 61.9% carbohydrate intake is not good. The nutritional quality of food is quite good kid.Abstrak : Analisis Jenis, Jumlah Dan Mutu Sarapan Pagi Siswa Sekolah Dasar. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis sarapan pagi pada siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Rasau Jaya meliputi aspek jenis, jumlah dan mutu sarapan. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain penelitian Cross sectional. Subjek penelitian adalah siswa SDN 1 Rasau Jaya usia 8-12 tahun, besar sampel penelitian sebanyak 215 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 98,6 % siswa sarapan dengan sepuluh jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh anak selama sarapan yaitu telur ayam, nasi putih, nasi goreng, nasi kuning, tempe, pentol bakso, siomay, roti, sosis, dan bubur. Sedangkan lima jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh anak selama sarapan adalah teh, susu, air jeruk, air putih, dan sirup. Sebanyak 54% jumlah energi baik, protein 51 % dan lemak 68,4% pada kategori baik. 61,9% asupan karbohidrat tidak baik. Mutu gizi pangan anak tergolong baik.
Edukasi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) melalui Media Sosial Dapat Meningkatkan Asupan Protein, Zat Besi, dan Vitamin C pada Remaja Putri Endah Mayang Sari; Sopiyandi Sopiyandi
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 6, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v6i1.1201

Abstract

Anemia pada remaja dapat disebabkan pengetahuan remaja yang kurang tentang pangan sumber zat besi dan peran zat besi bagi remaja.Peningkatan pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat memperbaiki perilaku remaja dalam mengkonsumsi pangan sesuai kebutuhannya. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan. Aplikasi WhatsApp merupakan aplikasi mobile terpopuler dengan pengguna terbanyak di Indonesia yaitu sekitar 35,8 juta pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh WhatsApp sebagai media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pedoman Gizi Seimbang terhadap peningkatan asupan protein, zat besi, dan vitamin C pada wanita usia subur di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian menggunakan metode quasi eksperimental study dilakukan di SMA N 1 Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya sebagai kelompok intervensi dan SMA N 1 Sei Kakap Kabupaten Kubu Raya sebagai kelompok kontrol dengan jumlah sampel 25 sampel untuk setiap kelompok yang diambil secara simple random sampling. Paparan yang diberikan kepada kelompok intervensi adalah edukasi Pedoman Gizi Seimbang melalui aplikasi WhatsApp pada smartphone selama satu bulan. Hasil penelitian diketahui bahwa WhatsApp sebagai media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pedoman Gizi Seimbang efektif meningkatkan asupan protein, zat besi dan vitamin C pada wanita usia subur di Kabupaten Kubu Raya, namun tidak signifikan pada peningkatan asupan protein dan zat besi.
Edukasi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) melalui Media Sosial Dapat Meningkatkan Asupan Protein, Zat Besi, dan Vitamin C pada Remaja Putri Endah Mayang Sari; Sopiyandi Sopiyandi
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 6, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v6i1.1201

Abstract

Anemia pada remaja dapat disebabkan pengetahuan remaja yang kurang tentang pangan sumber zat besi dan peran zat besi bagi remaja.Peningkatan pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat memperbaiki perilaku remaja dalam mengkonsumsi pangan sesuai kebutuhannya. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan. Aplikasi WhatsApp merupakan aplikasi mobile terpopuler dengan pengguna terbanyak di Indonesia yaitu sekitar 35,8 juta pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh WhatsApp sebagai media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pedoman Gizi Seimbang terhadap peningkatan asupan protein, zat besi, dan vitamin C pada wanita usia subur di Kabupaten Kubu Raya. Penelitian menggunakan metode quasi eksperimental study dilakukan di SMA N 1 Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya sebagai kelompok intervensi dan SMA N 1 Sei Kakap Kabupaten Kubu Raya sebagai kelompok kontrol dengan jumlah sampel 25 sampel untuk setiap kelompok yang diambil secara simple random sampling. Paparan yang diberikan kepada kelompok intervensi adalah edukasi Pedoman Gizi Seimbang melalui aplikasi WhatsApp pada smartphone selama satu bulan. Hasil penelitian diketahui bahwa WhatsApp sebagai media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pedoman Gizi Seimbang efektif meningkatkan asupan protein, zat besi dan vitamin C pada wanita usia subur di Kabupaten Kubu Raya, namun tidak signifikan pada peningkatan asupan protein dan zat besi.
Health Education Media Through Mandarin Language Posters in Increasing Knowledge and Local Food Consumption of Chinese Ethnic Children Sopiyandi; Sely Sonia
Jurnal teknologi Kesehatan Borneo Vol 4 No 1 (2023): Jurnal teknologi Kesehatan Borneo
Publisher : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jtkb.v4i1.166

Abstract

Nutritional problems in schoolchildren are often associated with food consumption patterns and behaviors at home and at school. Singkawang City has a variety of diversity, including ethnicity, one of which is ethnic Chinese. The culture of eating plays an important role because eating is seen as a family unifier as well as a clan unit (social structure) that affects the economic unity of the family. Increase a person's knowledge to get behavior changed by providing information about nutrition education through posters in Mandarin. This study aims to determine the effect of Chinese posters on the knowledge and consumption of local food of ethnic Chinese children at Asoka Elementary School, Bahussuta Foundation, Singkawang City. This research is a pre-experimental study with a one-group pre-test and post-test design and the purposeful sampling method. The sample of this study amounted to 26 4th grade students of Asoka Elementary School, aged 9–12 years. The instrument used was the Mandarin food poster instrument. Data collection was done by interview using a questionnaire and a 24-hour food recall form. The results showed that the average difference in knowledge before and after was 20.04, and the average difference in energy consumption (kcal) before and after was 203.09 kcal. There was an effect of knowledge (p = 0.000) and local food consumption before and after being given Chinese posters (p = 0.000). The conclusion is that there is an influence on knowledge and energy consumption (kcal) of local foods before and after being given posters in Mandarin.
PENGENALAN ALAT PORTABLE DIGITAL DAN PELATIHAN PENGUKURAN TINGGI BADAN PADA PETUGAS GIZI DAN KADER Yanuarti Petrika; Sopiyandi; Rezza Dewintha
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Indonesia
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jpmki.v1i2.1122

Abstract

Stunting is a problem of poor nutrition based on height for age (TB/U) suffered from childhood and is an indicator of chronic malnutrition. Determination of stunting toddlers generally begins with taking anthropometric measurements in the form of toddler height. The aim of the community service is to increase knowledge of measuring height after being given training twice and to improve skills in measuring height with microtois. Community service is carried out at the Telaga Biru Health Center with the target of cadres and nutrition officers with a total of 18 respondents. Community service is carried out from May to July 2022. Training is given 2 times and evaluation monitoring is 1 time. The results of the training were seen from the knowledge of height measurement and height measurement skills. The data were analyzed by using the dependent test if the data was normally distributed and the Wilcoxon rank test if it was not normally distributed. The results of this community service show that there is a difference in knowledge of height measurement between the first and second training (p = 0.002). Respondents took more measurements in order (88.9%). In addition, 55.6% of respondents have done all stages of height measurement. It is necessary to refresh cadres by involving nutrition lecturers as companions every 3 months, especially in terms of measuring toddlers' height.
Pemberian Susu Kambing Prebiotik terhadap Kadar Hb pada Anak Stunting Hendra Budi Sungkawa; sopiyandi sopiyandi; Iman Jaladri; Jonni Syah R Purba; Shelly Festilia; Suaebah Suaebah; Mulyanita Mulyanita
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 7, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v7i1.1320

Abstract

Kalimantan Barat adalah provinsi di Indonesia yang memiliki masalah prevalensi stunting yang tinggi dibandingkan dengan prevalensi stunting nasional yaitu sebesar 29,8%. Kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki prevalensi kasus stunting yang tinggi pada tahun 2021 yaitu terdapat di Kabupaten Melawi sebesar 37,2% dan di Kabupaten Sintang sebesar 38,2%. Asupan protein menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting. Asupan protein dapat diperoleh dari konsumsi susu setiap hari sebagai alternatif. Konsumsi jenis susu yang berasal dari hewani dapat diperoleh dari susu sapi dan susu kambing. Susu kambing lebih tidak menyebabkan alergi dan mudah dicerna dibandingkan dengan susu sapi. Susu kambing dengan penambahan probiotik pada kasus stunting dapat meningkatkan sintesis dan penyerapan mikronutrien, memediasi inflamasi, dan menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, memengaruhi nafsu makan, dan meningkatkan penyerapan mineral. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cohort study dimana penelitian akan dilakukan dengan membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control dengan rasio 1:1.  Tujuan untuk memantau perbedaan pertumbuhan anak stunting dengan asupan susu kambing dan susu kambing fortivikasi (susu kambing probiotik) di Kabupaten Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, yang akan dilaksanakan selama 90 hari dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kadar tiroid, dan kadar seng serta standar antropometri.