Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Bahaya Sering Mengonsumsi Mie Instan Pada Remaja Di Sma Santo Lukas Penginjil Jakarta Utara Cahya, Aloysius Prima; Jati, Mateus Bagas Nugroho; Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Dampang, Damelya Patricksia; Wulandari, Agnes Maharani Puji
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i3.3215

Abstract

Healthy behavior is related to efforts to maintain and improve health. One of the healthy behaviors is eating with a balanced menu. A healthy consumption pattern must be applied to meet daily nutrition. The provision of special education to adolescents is expected to be able to provide knowledge, especially about nutritious food. Activities to provide education about nutritious food and nutritious food categories, Health Education about the benefits of nutritious food, Health Education about the recommendation to consume instant noodles, and Health education about the dangers of consuming excessive amounts of instant noodles to 33 respondents. The method used is the test work before and after the intervention. The delivery of material using the media continued with questions and answers from the presenters. The data results showed that the level of knowledge before the intervention was 15.2% and after the intervention showed an increase of 54.5%. The purpose of providing this education is expected that respondents will not only understand but also be able to apply it in their personal and family habits.Keywords: instant noodles; balanced nutrition; msg Abstrak: Perilaku sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Salah satu perilaku sehat adalah makan dengan menu seimbang. Pola konsumsi yang sehat harus diterapkan untuk dapat memenuhi nutrisi sehari-hari. Pemberian edukasi khusus kepada remaja diharapkan mampu memberikan pengetahuan khususnya tentang makanan yang bergizi. Kegiatan pemberian edukasi mengenai makanan bergizi dan kategori makanan bergizi, Pendidikan Kesehatan tentang manfaat makanan bergizi, memberikan Pendidikan Kesehatan tentang anjuran mengonsumsi mie instan, memberikan edukasi Kesehatan tentang bahaya mengonsumsi mie instan dalam jumlah yang berlebih kepada 33 responden. Metode yang digunakan yaitu pengerjaan test sebelum dan sesudah intervensi. Penyampaian materi dengan menggunakan media dan dilanjutkan dengan tanya jawab dari pemateri. Hasil data menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan sebelum diberikan intervensi 15,2% dan setelah dilakukan intervensi menunjukan peningkatan sebesar 54,5%. Tujuan dari pemberian edukasi ini diharapkan responden tidak hanya mengerti, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kebiasaan pribadi maupun keluarga.Kata kunci: gizi seimbang; mie instan; msg
GETAS penyakit jantung koroner dengan CERMAT Dampang, Damelya Patricksia; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Miensugandhi, Aloysius Prima Cahya; Jati, Mateus Bagas Nugroho; Rasmada, Sada; Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v%vi%i.27247

Abstract

Abstrak Di Indonesia prevalensi jantung termasuk penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua umur sebesar 1.5%. Hipertensi merupakan salah satu faktor terjadinya PJK. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan terkait penyakit PJK sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap PJK. Kegiatan ini dilakukan di Hall Asrama STIK Sint Carolus dengan sasaran pengunjung Klinik Pratama St. Carolus Paseban sebanyak 25 orang anggota prolanis hipertensi. Anggota prolanis hipertensi dipilih karena masih banyak persepsi yang salah terkait makanan, selain itu beberapa anggota tidak mengetahui dampak jika tekanan darah tidak terkontrol. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 November 2023 menggunakan media power point dan diberikan pre-posttest. Terdapat 10 pertanyaan yang digunakan untuk pre-posttest. Uji yang digunakan adalah Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan setelah diberikan edukasi (p value = 0.052) tetapi terjadi peningkatan pengetahuan pada 32% responden dengan rata-rata nilai 84.40±8.20 menjadi 87.20±6.13, rata-rata peningkatan pengetahuan sebesar 15%. Pemberian edukasi gizi CERMAT dapat meningkatkan pengetahuan responden sehingga responden dapat meningkatkan kewaspadaan tehadap terjadinya PJK. Kata kunci: CERMAT; edukasi gizi; penyakit jantung koroner. Abstract In Indonesia, the prevalence of heart disease including coronary heart disease (CHD) based on a doctor's diagnosis in the population of all ages is 1.5%. Hypertension is one of the factors of CHD. The purpose of this activity is to increase knowledge related to CHD so that it can increase awareness of CHD. This activity was carried out at the Sint Carolus STIK Dormitory Hall with the target of visitors to the St. Carolus Paseban Primary Clinic as many as 25 hypertension prolanis members. Hypertension prolanis members were chosen because there are still many wrong perceptions related to food, besides that some members do not know the impact if blood pressure is not controlled. This activity was carried out on November 10, 2023 using power point media and given a pre-posttest. There were 10 questions used for the pre-posttest. The test used was Wilcoxon. The results of the analysis showed that there was no difference between before and after education (p value = 0.052) but there was an increase in knowledge in 32% of respondents with an average score of 84.40 ± 8.20 to 87.20 ± 6.13, an average increase in knowledge of 15%. Providing CERMAT nutrition education can increase respondents' knowledge so that respondents can increase awareness of the occurrence of CHD.  Keywords: CERMAT; coronary heart disease; nutrition education.
Pengaruh Edukasi Gizi Remaja Perkotaan Melalui Vlog dan Buku Diary: Pengetahuan, Kebiasaan Membaca Label, dan Konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Prastica, Hana
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v9i1.1781

Abstract

Tingginya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) memicu obesitas remaja di DKI Jakarta. Edukasi gizi diperlukan untuk meningkatkan kebiasaan membaca label pangan dan menekan asupan gula berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi gizi menggunakan Vlog dan Buku Diary terhadap pengetahuan, kebiasaan membaca label, dan konsumsi MBDK pada remaja perkotaan. Penelitian menggunakan desain Pretest-Posttest With Control Group, dengan sampel 91 remaja yang dibagi dalam tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok perlakuan dengan Vlog, dan kelompok perlakuan dengan Buku Diary. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan recall 1x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi gizi berhasil meningkatkan pengetahuan dan mengubah kebiasaan remaja, terutama dalam membaca label makanan dan minuman. Kelompok perlakuan yang menerima edukasi melalui Vlog mengalami penurunan konsumsi gula yang lebih besar (26,5 gram) dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan Buku Diary (19 gram). Perubahan kebiasaan membaca label dan konsumsi gula menunjukkan pengaruh signifikan pada kelompok perlakuan dengan p-value 0,000 dan 0,049. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam peningkatan pengetahuan, hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media yang tepat, seperti Vlog dan Buku Diary, dapat mendorong perubahan perilaku yang positif pada remaja.
Peningkatan Pengetahuan Siswa SMK Jurusan Tata Boga tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Jati, Mateus Bagas Nugroho; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Dampang, Damelya Patricksia; Miensugandhi, Aloysius Prima
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 8, No 3 (2025): Juli 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i3.3799

Abstract

Food Additives (BTP) are materials added to food to affect the taste, color, aroma, shape and properties of a food product, as well as maintain or improve nutritional value, inhibit food damage, maintain food freshness, improve food appearance. Vocational high school students majoring in culinary arts often use BTP for food products. This activity aims to improve students' knowledge about BTP at SMKN 33 Jakarta. The theme raised is ACETATE: Observe Carefully Food Additives that are Safe for the Body. The number of participants involved was 56 students. The series of activities began with a pretest, presentation of materials, discussion, games and posttest. The materials provided include; session 1: understanding and types of BTP, session 2: BTP that is safe to use and dangerous, session 3: characteristics of foods that use dangerous BTP and the impact of BTP on the body. The method used was counseling using powerpoint. The results of student knowledge before and after participating increased in the good category by 78.6%. It was seen that 41 students had an increase in knowledge scores on the posttest.Keywords: Food additives; nutrition education; adolescent  Abstrak: Jurusan tata boga merupakan salah satu jurusan SMK yang saat ini mulai berkembang sesuai dengan kebutuhan dan minat. Siswa SMK jurusan tata boga sering mempergunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) untuk membuat produk makanannya. Berdasarkan hasil pengamatan awal dan diskusi dengan guru SMKN 33, ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum terpapar banyak mengenai BTP alami dan sintesis, serta belum terbiasa membaca label pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan siswa tentang BTP di SMKN 33 Jakarta. Jumlah partisipan yang terlibat sebanyak 56 siswa. Adapun rangkaian kegiatan dimulai dengan pretest, pemaparan materi dengan ceramah, lalu dilanjutkan dengan diskusi, games dan posttest. Materi mencakup pengertian dan jenis BTP, BTP yang aman dan berbahaya, ciri makanan dengan BTP berbahaya, serta dampaknya bagi tubuh. Media yang digunakan dengan penyuluhan menggunakan powerpoint. Hasil yang diperoleh yaitu sebelum edukasi, sebanyak 25% siswa berada pada kategori pengetahuan baik, dan setelah edukasi, jumlah tersebut meningkat menjadi 78,6%. Selain itu, 41 siswa mengalami peningkatan nilai pengetahuan pada saat posttest.Kata kunci: Bahan tambahan pangan; edukasi gizi; remaja
Screening Dini Pada Siswa Siswi Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru Bere, Contriana Yusinta; Rossalina, Enna; Wadu, Novita Marcelina Kana; Pasaribu, Jesika; W, Catharina Dwiana; Lousiana, Maria; Rasmaida, Sada; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Astrid, Maria; Suprapti, Fitriana; Utami, Lucia; Margaret, Waisaktini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i8.19014

Abstract

ABSTRAK Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan di lingkungan sekolah untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Salah satu bentuk pelayanan UKS adalah kegiatan screening kesehatan atau penjaringan, yang bertujuan untuk mendeteksi dini permasalahan kesehatan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan di lima sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, pada tanggal 5–7 Maret 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling, melibatkan 523 siswa kelas 4 hingga 6. Kegiatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pendataan awal dan pemeriksaan langsung yang mencakup kebersihan diri, kesehatan gigi dan mulut, status gizi, penglihatan, pendengaran, serta indikasi anemia. Data dianalisis secara deskriptif dan diuji secara inferensial menggunakan uji Chi-Square (χ²). Hasil menunjukkan bahwa 70% siswa memiliki kuku kotor/panjang, 60% mengalami masalah gigi dan mulut, 15,1% memiliki gangguan penglihatan, 8% terindikasi anemia, dan 14% mengalami status gizi tidak normal. Uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis kelamin dan kejadian karies gigi (χ² = 4,61; df = 1; p = 0,032), namun tidak signifikan pada anemia (χ² = 1,80; df = 1; p = 0,179). Kesimpulannya, masih banyak siswa yang memerlukan perhatian khusus dalam aspek kebersihan dan kesehatan. Diperlukan intervensi edukatif dan pendampingan berkelanjutan dari guru, orang tua, serta kolaborasi lintas sektor dengan puskesmas untuk memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Kata Kunci: Screening Dini, UKS, PHBS, Siswa Sekolah Dasar, Kesehatan Anak  ABSTRACT The School Health Unit (UKS) is a promotive and preventive program implemented in schools to improve the health status of students. One of its services is health screening, aimed at the early detection of health problems among students. This activity was carried out in five elementary schools under the jurisdiction of the Johar Baru Community Health Center, Central Jakarta, from March 5 to 7, 2024. This study employed a descriptive quantitative method with a total sampling technique involving 523 students from grades 4 to 6. The screening was conducted in two stages: initial data collection and direct examinations, including assessments of personal hygiene, oral health, nutritional status, vision, hearing, and signs of anemia. Data were analyzed descriptively and further tested using the Chi-Square (χ²) statistical test. Results showed that 70% of students had dirty/long fingernails, 60% experienced oral health problems, 15.1% had vision impairment, 8% were suspected of anemia, and 14% had abnormal nutritional status. Chi-Square analysis indicated a significant association between gender and the incidence of dental caries (χ² = 4.61; df = 1; p = 0.032), but no significant association with anemia (χ² = 1.80; df = 1; p = 0.179). In conclusion, many students require more attention regarding personal hygiene and general health. Sustainable educational interventions and support from teachers, parents, and cross-sector collaboration with health centers are essential to foster clean and healthy living behaviors in schools. Keywords: Early Screening, School Health Unit, Personal Hygiene, Elementary Students, Child Health
Peningkatan Pengetahuan Dan Praktik Ibu Balita Tentang Komposisi Dan Informasi Nilai Gizi Makanan Kemasanan Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Miensugandhi, Aloysius Prima Cahya; Dampang, Damelya Patricksia; Jati, Mateus Bagas Nugroho
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 7 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i2.3204

Abstract

Public awareness and ability to read food labels is still very low. A National Consumer Protection Agency survey stated that 6.7% of people in Indonesia pay attention to the completeness of food labels. One of the Messages of Balanced Nutrition is reading food labels. S1 Nutrition Study Program STIK Sint Carolus together with Nutritionists from the Galur Supporting Community Health Center provided counseling to mothers of toddlers on the topic "Let's Check the Coins (Composition and Nutritional Value Information) on Food Packaging" to 20 mothers of toddlers who visited the Posyandu. Counseling participants are given an identity and pretest form to fill out. The first session included material on definitions and food labels, and the second session provided material on how to read composition and nutritional value information. The third session involved practicing reading packaged food and conducting questions and answers and filling in the posttest form. After 3 days of providing material, monitoring and evaluation was carried out via Whatsapp. Based on the results of statistical analysis, 55% of mothers were classified as lacking knowledge during the pretest. However, it increased after nutrition education was carried out to 95% of mothers who were classified as well informed. The results of the Wilcoxon analysis show that there is a difference in knowledge between before and after counseling with p-value = 0.007. The results of monitoring and evaluation from 5 mothers, 100% of mothers had paid attention to food labels on packaging, especially composition and nutritional information. There has been a change in practice in reading food labels. Keywords: food labels; knowledge; nutrition information; nutrition counseling
Bahaya Sering Mengonsumsi Mie Instan Pada Remaja Di Sma Santo Lukas Penginjil Jakarta Utara Cahya, Aloysius Prima; Jati, Mateus Bagas Nugroho; Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Dampang, Damelya Patricksia; Wulandari, Agnes Maharani Puji
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 7 No. 3 (2024): Juli 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i3.3215

Abstract

Healthy behavior is related to efforts to maintain and improve health. One of the healthy behaviors is eating with a balanced menu. A healthy consumption pattern must be applied to meet daily nutrition. The provision of special education to adolescents is expected to be able to provide knowledge, especially about nutritious food. Activities to provide education about nutritious food and nutritious food categories, Health Education about the benefits of nutritious food, Health Education about the recommendation to consume instant noodles, and Health education about the dangers of consuming excessive amounts of instant noodles to 33 respondents. The method used is the test work before and after the intervention. The delivery of material using the media continued with questions and answers from the presenters. The data results showed that the level of knowledge before the intervention was 15.2% and after the intervention showed an increase of 54.5%. The purpose of providing this education is expected that respondents will not only understand but also be able to apply it in their personal and family habits.Keywords: instant noodles; balanced nutrition; msg Abstrak: Perilaku sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Salah satu perilaku sehat adalah makan dengan menu seimbang. Pola konsumsi yang sehat harus diterapkan untuk dapat memenuhi nutrisi sehari-hari. Pemberian edukasi khusus kepada remaja diharapkan mampu memberikan pengetahuan khususnya tentang makanan yang bergizi. Kegiatan pemberian edukasi mengenai makanan bergizi dan kategori makanan bergizi, Pendidikan Kesehatan tentang manfaat makanan bergizi, memberikan Pendidikan Kesehatan tentang anjuran mengonsumsi mie instan, memberikan edukasi Kesehatan tentang bahaya mengonsumsi mie instan dalam jumlah yang berlebih kepada 33 responden. Metode yang digunakan yaitu pengerjaan test sebelum dan sesudah intervensi. Penyampaian materi dengan menggunakan media dan dilanjutkan dengan tanya jawab dari pemateri. Hasil data menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan sebelum diberikan intervensi 15,2% dan setelah dilakukan intervensi menunjukan peningkatan sebesar 54,5%. Tujuan dari pemberian edukasi ini diharapkan responden tidak hanya mengerti, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kebiasaan pribadi maupun keluarga.Kata kunci: gizi seimbang; mie instan; msg
Peningkatan Pengetahuan Siswa SMK Jurusan Tata Boga tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Rasmada, Sada; Jati, Mateus Bagas Nugroho; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Dampang, Damelya Patricksia; Miensugandhi, Aloysius Prima
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 8 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i3.3799

Abstract

Food Additives (BTP) are materials added to food to affect the taste, color, aroma, shape and properties of a food product, as well as maintain or improve nutritional value, inhibit food damage, maintain food freshness, improve food appearance. Vocational high school students majoring in culinary arts often use BTP for food products. This activity aims to improve students' knowledge about BTP at SMKN 33 Jakarta. The theme raised is ACETATE: Observe Carefully Food Additives that are Safe for the Body. The number of participants involved was 56 students. The series of activities began with a pretest, presentation of materials, discussion, games and posttest. The materials provided include; session 1: understanding and types of BTP, session 2: BTP that is safe to use and dangerous, session 3: characteristics of foods that use dangerous BTP and the impact of BTP on the body. The method used was counseling using powerpoint. The results of student knowledge before and after participating increased in the good category by 78.6%. It was seen that 41 students had an increase in knowledge scores on the posttest.Keywords: Food additives; nutrition education; adolescent  Abstrak: Jurusan tata boga merupakan salah satu jurusan SMK yang saat ini mulai berkembang sesuai dengan kebutuhan dan minat. Siswa SMK jurusan tata boga sering mempergunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) untuk membuat produk makanannya. Berdasarkan hasil pengamatan awal dan diskusi dengan guru SMKN 33, ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum terpapar banyak mengenai BTP alami dan sintesis, serta belum terbiasa membaca label pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan siswa tentang BTP di SMKN 33 Jakarta. Jumlah partisipan yang terlibat sebanyak 56 siswa. Adapun rangkaian kegiatan dimulai dengan pretest, pemaparan materi dengan ceramah, lalu dilanjutkan dengan diskusi, games dan posttest. Materi mencakup pengertian dan jenis BTP, BTP yang aman dan berbahaya, ciri makanan dengan BTP berbahaya, serta dampaknya bagi tubuh. Media yang digunakan dengan penyuluhan menggunakan powerpoint. Hasil yang diperoleh yaitu sebelum edukasi, sebanyak 25% siswa berada pada kategori pengetahuan baik, dan setelah edukasi, jumlah tersebut meningkat menjadi 78,6%. Selain itu, 41 siswa mengalami peningkatan nilai pengetahuan pada saat posttest.Kata kunci: Bahan tambahan pangan; edukasi gizi; remaja
“Kendalikan diabetes melitus dengan bijak” (berat badan ideal, ingat cek kesehatan secara rutin, jaga pola makan yang sehat, aktivitas fisik, kenali jenis bahan makanan rendah indeks glikemik) Dampang, Damelya Patricksia; Wulandari, Agnes Maharani Puji; Rasmada, Sada; Miensugandhi, Aloysius Prima Cahya; Marlina, Paramitha Wirdani Ningsih; Jati, Mateus Bagas Nugroho
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22862

Abstract

Abstrak Jumlah penderita diabetes dewasa di Indonesia berusia 20-79 tahun sebesar 10.6%. Prevalensi diabetes melitus (DM) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun di Indonesia sebesar 2.0%, DKI Jakarta menduduki posisi pertama tertinggi DM sebesar 3.4%. Tingginya prevalensi penderita diabetes melitus mendorong pengabdian masyarakat ini dilakukan agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan serta mengendalikan diabetes melitus. Kegiatan ini dilaksanakan di Hall Asrama STIK Sint Carolus dengan sasaran pengunjung Klinik Pratama St Carolus sebanyak 25 orang yang dilakukan pada bulan Oktober tahun 2023. Metode yang digunakan adalah  metode ceramah dengan media lembar balik. Sebelum dan sesudah penyuluhan diberikan pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan. Perbedaan pengetahuan gizi diuji dengan uji Wilcoxon. Terdapat peningkatan pengetahuan responden dengan rata-rata nilai 62.80±2.97 menjadi 66.80±2.43. Tidak ada pengaruh signifikan setelah diberikan edukasi dengan nilai p-value 0.085, tetapi terdapat perubahan dari hasil post-test>pre-test pada 10 responden. Pemberian pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan responden. Kata kunci: diabetes melitus; lembar balik; penyuluhan.  Abstract The number of adult diabetics in Indonesia aged 20-79 years is 10.6%. The prevalence of diabetes mellitus (DM) based on a doctor's diagnosis in the population aged ≥15 years in Indonesia is 2.0%, DKI Jakarta occupies the first position with the highest DM at 3.4%.The high prevalence of diabetes mellitus encourages this community service to be carried out so that the community can increase knowledge and awareness and control diabetes mellitus. This activity was carried out at the Sint Carolus STIK Dormitory Hall with the target of 25 visitors to the St. Carolus Primary Clinic which was carried out in October 2023. The method used was a lecture method with a flip chart media. Before and after counseling was given a pre-test and post-test consisting of 10 questions. Differences in nutritional knowledge were tested with the Wilcoxon test. There was an increase in respondents' knowledge with an average score of 62.80±2.97 to 66.80±2.43. There was no significant effect after being given education with a p-value of 0.085, but there were changes from the post-test>pre-test results on 10 respondents. Providing nutrition education can improve respondents' knowledge Keywords: counseling; diabetes mellitus; flip chart.