Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS POTENSI Chlorella Sp. DI PANTAI BASE-G SEBAGAI BAHAN BIODIESEL DENGAN UJI PROKSIMAT Mishbach, Imam; Wanimbo, Efray; Rumbiak, Kristhopolus; Tuhumena, Lolita; Paiki, Kalvin
BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan Vol 10 No 1 (2023): Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan & Terapan
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpatti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/biopendixvol10issue1page73-79

Abstract

Background: Phytoplankton is one of the microalgae that has great potential as an energy source, one of which is Chlorella sp.. Chlorella sp. is the largest producer of protein compared to other types of phytoplankton. The lipid and fatty acid content in microalgae is a source of energy that plays a role in the process of making biodiesel. Phytoplankton type Chlorella sp. easy to cultivate and breed. Supporting breeding in the process is supported by the use of fertilizers that are rich in nutrients so that it will optimize the growth of these phytoplankton. Generally fertilizer is divided into two, namely inorganic fertilizer and organic fertilizer. The aim of this research was to determine the fat content of Chlorella sp. which was obtained from the results of culture with the treatment of giving skipjack tuna fertilizer through a proximate test. Methods: This research was conducted by taking samples of Chlorella sp. At Base-G Beach. Samples were cultured and added liquid fertilizer from skipjack fish waste at a concentration of 4;8;12 ml/L. Chlorella sp. The culture results were calculated for cell density and tested for fat content through proximate fat analysis. Results: The study showed that the density of microalgae cells produced ranges from 0.21 x106 cells/ml to 0.51x106 cells/ml. The average proximate analysis of fat in microalgae was 0.022%-0.039% (w/w). The application of skipjack tuna waste fertilizer affected the proximate fat value of Chlorella sp. (p<0.05). Conclusion: The proximate fat content in Chlorella sp samples from Base-G beach which were cultured with the addition of liquid skipjack tuna waste fertilizer was 0.022-0.039% (w/w).
Status Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap Tradisional Berbasis Penilaian RAPFISH-Blue Economy: Studi Kasus pada Nelayan di Teluk Urfu, Kabupaten Biak Numfor Rumbiak, Kristhopolus; Rejauw, Korinus; Dimara, Lisiard
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 2 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi November 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i2.5124

Abstract

Perikanan merupakan sektor penting bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada perikanan tangkap tradisional sebagai sumber mata pencaharian utama. Ketergantungan ini sangat kuat terutama bagi nelayan lokal di Teluk Urfu, Kabupaten Biak Numfor, sehingga mendorong perlunya kajian ilmiah mengenai keberlanjutan pemanfaatan sumber daya perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap tradisional menggunakan pendekatan RAPFISH, mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi keberlanjutan pengelolaan, serta mengidentifikasi praktik ekonomi biru yang telah diterapkan oleh nelayan setempat. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan (April–September 2025) pada dua stasiun pengamatan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan pendekatan wawancara (kuesioner dan FGD), purposive sampling menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT), serta pengukuran in situ parameter fisik-kimia perairan. Analisis data ekologi menggunakan perangkat lunak PAST, sedangkan penilaian status keberlanjutan dilakukan dengan pendekatan Multidimensional Scaling (MDS) RAPFISH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi ekologi (56,04) dan ekonomi (53,55) termasuk dalam kategori Cukup Berkelanjutan. Sementara itu, dimensi sosial (48,41), teknologi (29,47), dan kelembagaan (46,79) berada pada kategori Kurang Berkelanjutan. Secara keseluruhan, indeks keberlanjutan pengelolaan mencapai 46,85 yang juga termasuk kategori Kurang Berkelanjutan. Atribut-atribut yang paling berpengaruh (sensitif) terhadap keberlanjutan pengelolaan antara lain: volume tangkapan ikan (7,96%), lama waktu operasi penangkapan (6,54%), dampak aktivitas bongkar-muat BBM di Teluk Urfu (6,24%), perikanan sebagai sumber mata pencaharian utama (5,04%), kepemilikan perahu penangkapan (4,74%), keberadaan usaha lain di luar sektor perikanan (4,66%), penyuluhan perikanan (8,84%), keberadaan kelompok nelayan (8,16%), teknologi pascapanen (4,99%), pemanfaatan alat navigasi (4,90%), serta penegakan hukum terhadap praktik penangkapan ikan ilegal (4,12%). Praktik ekonomi biru yang telah diterapkan oleh nelayan lokal meliputi pemanfaatan sumber daya alam secara ramah lingkungan melalui teknik penangkapan tradisional yang terbatas, diversifikasi ekonomi rumah tangga nelayan, serta keberadaan dan penguatan kelompok nelayan sebagai wadah pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya secara kolektif.