Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis Pencemaran Biologis Perairan Pantai Wisata Holtekamp Berdasarkan Kepadatan Bakteri Coliform Ayer, Popi Ida Laila; Mandey, Vera K.; Rejauw, Korinus; Wanimbo, Efray; Warpur, Maklon
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 2 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Volume 6 No. 2 Edisi Desember
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i2.3496

Abstract

Holtekamp Sea is located in Youtefa Bay, directly connected to the Acai River, which carries waste from land-based activities such as bathing, washing, toilet, livestock farming, ponds, and agriculture. This will affect the bacteriological quality of the Holtekamp Coastal Waters. This study was conducted to analyze the quality of coliform bacteria density a an indicator of biological pollution in the waters of Holtekamp Beach Seawater sample were collected in April 2023. Bacteriological analysis was performed at Papua Regional Health Laboratory using the Most probable number (MPN) method. The research result show that the Nitrate range at stations I to III is 1.70, exceeding the water quality standard of 0.008 according to Decree of Minister of Environment No. 51 of 2004. Furthermore, coliform at stations I to III, it is more than equal to 1898 MPN/100 mL. Meanwhile, the total density of fecal coliform bacteria at stations I and II is 20 MPN/100 mL, and station III is 9 MPN/100 mL. According to Decree of the Minister of Environment No. 51 of 2004, the presence of coliform bacteria in the waters of Holtekamp Beach has exceeded the water quality standard. Thus, the total concentration of nitrate and coliform bacteria density indicates poor water quality or contamination
Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Mangrove Teluk Urfu, Kabupaten Biak Numfor Rumbiak, Kristhopolus K.; Rejauw, Korinus; Dimara, Lisiard
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 2 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Volume 6 No. 2 Edisi Desember
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i2.3514

Abstract

Urfu Bay is a relatively new marine tourism destination and quite a favorite among the people of Biak Numfor. The Tourism Awareness Group (POKDARWIS) of Urfu Village is developing mangrove tourism. At the same time, scientific data is not yet available on the area's suitability level and the environment's carrying capacity for mangrove tourism activities. Hence, this research must be carried out to support the sustainable management of Urfu Bay mangrove tourism. The objectives of this study are: (1) knowing the tourism suitability index (IKW); and (2) knowing the carrying capacity of the Urfu Bay mangrove ecosystem (DDK). The study time is six months, which is April to September 2023. This research is located in the mangrove ecosystem of Urfu Bay, Biak Numfor Regency. The research method used is a survey, while random sampling techniques, observation, interviews, and literature studies carry out data collection. The results showed that the mangrove ecosystem of Urfu Bay: (1) Very suitable as a mangrove tourism area with a tourism suitability index (IKW) value of 2.85; and (2) Has an Area Carrying Capacity (DDK) of 381 people per day. This study concludes that the mangrove ecosystem of Urfu Bay is very suitable and prospective for developing mangrove tourism.
Analisis Biodiversitas dan Fungsi Lamun Sebagai Spawning Ground Ikan Siganus spp. di Pesisir Perairan Pulau Numfor Provinsi Papua Rejauw, Korinus; Manalu, Khristhoper Aris. A; Dimara, Lisiard; Kainama, Tamara L.J
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 2 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Volume 6 No. 2 Edisi Desember
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i2.3515

Abstract

Local people on Numfor Island are very dependent on coastal and marine natural resources around it, including making seagrass ecosystems as an area to find and capture various marine life to meet their daily needs. Intensive fishing activities cause stress on seagrass ecosystem biota, one of which is Siganus spp. It is known, that some Siganus fish live and breed in seagrass ecosystems, so the existence of habitat and the continuity of their life cycle needs to be studied for scientific data on Numfor Island. The objectives of this study are: (1) analysing seagrass biodiversity, and (2) identifying spawning ground Siganus spp. The research method used is a survey, while data collection is through square line transect techniques, in situ measurements, and interviews (questionnaires). The results of the study obtained are: [1] Seagrass dominance index is low; [2] The Shannon-Wiener Index (H') is moderate at Kansai, Kornasoren, and Andei stations, while at Bawei, Mandori, and Wansra stations are low; [3] Seagrass evenness index is classified as the community in stable condition at Kansai and Bawei stations, while at Kornasoren, Andei, Mandori, and Wansra stations classified as community in unstable condition; and [4] The identified spawning ground locations of Siganus spp. fish on Numfor Island are Kansai, Bawei, Mandori, and Wansra stations. This study concludes that there are no dominant seagrass species and stable ecosystems, medium and low diversity with moderate and severe ecological (environmental) pressures, and seagrass uniformity in stable and unstable conditions
Analisis Kualitas Air Laut dan Sanitasi Lingkungan di Pantai Berdasarkan Kandungan Sulfida, Nitrat, Fosfat, Coli Tinja, dan Coliform Ayer, Popi Ida Laila; Mishbach, Imam; Indrayani, Ervina; Rejauw, Korinus
SAINTIFIK Vol 10 No 1 (2024): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v10i1.468

Abstract

Pantai Wisata Hamadi di Kota Jayapura merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Papua. Namun, kualitas air laut dan sanitasi lingkungan di pantai ini perlu diperhatikan agar tetap terjaga kebersihannya dan tidak membahayakan kesehatan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas perairan Pantai Wisata Hamadi dengan beberapa faktor pengukuran kemudian membandingkan dengan baku mutu air laut sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004 yang diperuntukkan sebagai baku mutu perairan daerah wisata bahari. Parameter kualitas perairan yang diamati adalah parameter fisika dan kimia. Paremater fisika terdiri dari suhu dan kecerahan. Sedangkan parameter kimia terdiri dari pH, sulfida (H2S), Nitrat (NO3N), Phosphat (PO4), Coli tinja serta Coliform. Pengukuran suhu dan pH dilakukan dengan water quality meter. Sedangkan analisis parameter kimia Sulfida, nitrat, fosfat, coli tinja dan coliform dilakukan dengan analisis laboratorium. Analisis data kualitas air laut pada dasarnya adalah dengan membandingkan hasil data primer analisis laboratorium dengan Baku mutu air laut yang didasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 51 Tahun 2004 Pasal 3 Ayat 2 tentang baku mutu untuk kawasan wisata bahari. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai kecerahan perairan sebesar 0,4 meter, suhu sebesar 27-29oC, nilai pH 7,3-7,5, kadar sulfida sebesar 0,003 mg/l, nitrat 4,40 mg/l, phosphat 0,60 mg/l, dan coli tinja 2 MPN/100 ml.. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas fisika dan kimia perairan tersebut, maka Pantai Wisata Hamadi masih layak untuk dijadikan onjek wisata
Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Ikan “Kripik Ikan Cakalang” untuk Meningkatkan Perekonomian Ibu-ibu Rumah Tangga pada PW GKI Siloam Waena Mandey, Vera K.; Warpur, Maklon; Ayer, Popi Ida Laila; Rumahorbo, Basa T.; Indrayani, Elvina; Tuhumena, Lolita; Wanimbo, Efray; Rejauw, Korinus; Paiki, Kalvin; Hisya, Muhammad
Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/sipakaraya.v2i1.3021

Abstract

PW GKI Siloam merupakan persekutuan ibu-ibu yang memiliki peran membangun rohani tetapi juga berperan dalam pendidikan. PW GKI Siloam merupakan kumpulan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, swasta dan sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok dan sekunder seperti kebutuhan makan atau kebutuhan pendidikan/sekolah anak-anak, mereka harus rela berhutang. Agar ibu-ibu tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga maka perlu diberikan pengetahuan dan ketrampilan. Program pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill kelompok ibu-ibu rumah tangga dalam PW GKI Siloam melalui transformasi teknologi pengolahan dan pengemasaran dengan bahan dasar ikan cakalang menjadi produk olahan kripik ikan cakalang. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah (1) ibu-ibu rumah tangga mampu membuat produk olahan ikan “ Kripik Ikan Cakalang”, (2) Ibu-ibu rumah tangga memiliki jiwa wirausaha (2) ibu-ibu rumah tangga memiliki usaha dan penghasilan/ pendapatan untuk membantu perekonomian keluarga.
Pelatihan Pembuatan Sosis Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua Indrayani, Ervina; Ayer, Popi Ida Laila; Bara’padang, Barnabas; Rejauw, Korinus; Umbekna, Sara; Warpur, Maklon; Tuhumena, Lolita; Gea, Liyatin; Mantayborbir, Vyona; Tasak, Albida Rante; Yenusi, Tien Nova B.; Agamawan, Lalu Panji I.; Misbach, Imam; Hisyam, Muhammad
Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/sipakaraya.v2i2.3654

Abstract

Pengolahan ikan berpotensi menghasilkan berbagai diversifikasi olahan. Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu ikan yang dapat di olah menjadi sosis ikan, fillet, abon atau produk-produk olahan lainnya. Sosis ikan merupakan produk daging giling yang bersifat kenyal dan berbentuk silinder dengan pembungkus khusus (casing). Target kegiatan pengabdian yaitu ibu-ibu nelayan di Kampung Holtekamp. Ibu-ibu nelayan di Kampung Holtekamp kurang terampil dalam mengolah produk ikan mentah sehingga solusi yang ditawarkan pada ibu-ibu nelayan di Kampung Holtekamp yaitu melakukan pelatihan pembuatan sosis dengan bahan dasar ikan Tuna sirip kuning dengan menggunakan teknologi sederhana dan tepat guna. Lokasi kegiatan pengabdian di Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut yaitu survey, wawancara, penyuluhan dan pelatihan. Hasil kegiatan yang dilakukan yaitu Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ibu-ibu nelayan di kampung Holtekamp mendapatkan pengetahuan baru tentang pembuatan sosis ikan tuna sirip kuning. Selain itu oleh Sekretaris kampung Holtekamp semua peserta dibentuk dalam satu tim pegolah sosis ikan di Kampung Holtekamp.
Estimasi Kandungan Karbon dan Biomassa Hutan Mangrove Teluk Youtefa Kota Jayapura Yonas, Marcelino N.; Tanjung, Rosye H. R.; Rejauw, Korinus; Paiki, Kalvin
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 7 No 2 (2024): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v7i2.4277

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar ,pohon, serta daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total above ground biomass, belowground biomass, simpanan karbon atas, simpanan karbon bawah, dan karbon organik pada sedimen dasar di Hutan Mangrove Demta. Sampling dilakukan dengan metodepurposive sampling dengan dasar pertimbangan berupa jenis, kerapatan serta diameter pohon mangrove. Estimasi biomassa digunakan metode tanpa pemanenan dengan mengukurdiameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Berdasarkan hasil penelitian mangrove secara lansung di lapangan, diperoleh Kerapatan mangrove, Biomassa Mangrove, Stok Karbon Mangrove, Cadangan Karbon Organik Tanah dan Total Karbon mangrove di Teluk Youtefa bervariasi. Mangrove di Teluk Youtefa terdiri dari dua tipe vegetasi yaitu vegetasi primer dan sekunder, adapun hasil penelitian dapat dilakukan pada vegetasi primer. Kondisi ekoekosistem mangrove disekitarnya merupakan mangrove tua dengan kondisi tegakan yang didominasi oleh strata pohon, adapun dari hasil survei lapangan diketahi mangrove tersebut memiliki potensi ekonomi terutama kepentingan parawisata dan pemukiman masyarakat Kampung Naffri, Engggros dan Tobati. Hasil analisis karbon organic tanah pada lokasi penelitian berberda pada kedua stasiun, hasil penelitian ditemukan pada stasiun 1 berkisar antara 1.025 – 1.029 ton/m², total karbon diperoleh 3.079 ton/m² dan rata-rata 1.026 ton/m². Stasiun berkisar antara 1.936-1.941 ton/m², total karbon 5.819 ton/m² dan rata-rata 1.940 ton/m²
Potensi Ekstrak Senyawa Spons Laut Jenis Aplysina aerophoba Asal Perairan Base-G Sebagai Antibakteri Eschericia coli dan Sthaphylococcus aureus Ayer, Popi; Mantayborbir, Vyona; Bukorpioper, Iriani Ira; Rejauw, Korinus; Mandey, Vera K.
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 7 No 2 (2024): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v7i2.4292

Abstract

Spons laut adalah salah satu organisme laut yang banyak menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat dalam bidang farmasi dan kedokteran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji potensi senyawa dari spons laut jenis Aplysina aerophoba sebagai antibakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Lokasi pengambilan sampel spons berada di Perairan Base-G Kota Jayapura. Metode yan digunakan untuk uji aktivitas antibakteri yaitu metode Difusi agar (Kirby Bauer) dan metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif yaitu melalui Pemeriksaan Fitokimia. Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak spons A. aerophoba    terhadap bakteri E. Coli yaitu pada konsentrasi 50% dihasilkan 6,26 ± 0,55 dengan kriteria Sedang dan terhadap Sthaphylococcus aureus pada konsentrasi 50% dihasilkan 1,2 ± 0,45 dengan kriteria Lemah. Masing-masing zona hambat yang dihasilkan ekstrak spons tersebut lebih kecil dibandingkan dengan zona hambat yang dihasilkan oleh control positif yaitu sebesar 7,67 ± 0,14 untuk Escherichia  coli  dan 1,67 ± 0,16 untuk Sthaphylococcus aureus. Kandungan senyawa bioaktif yang terkandung didalam spons A. aerophoba     dari perairan Base-G berdasarkan hasil uji Fitokimia yaitu Flavonoid, Alkaloid, Streoid dan Terpenoid.
PELATIHAN PEMBUATAN PILUS IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) FORTIFIKASI DAUN KELOR BAGI IBU-IBU NELAYAN DI KAMPUNG HAMADI, KOTA JAYAPURA Indrayani, Ervina; Rumahorbo, Basa T.; Togibasa, Octolia; Ayer, Popi Ida Laila; Mandey, Vera K.; Rejauw, Korinus; Wanimbo, Efray; Tuhumena, Lolita; Paiki, Kalvin; Rumbiak, Kristhopolus K.
JURNAL PENGABDIAN PAPUA Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : LPPM Uncen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/jpp.v8i3.4379

Abstract

The catch from fishermen in the Hamadi village is currently sold fresh at the beach or taken to the Hamadi Fish Auction Place (TPI) for sale. The most abundant catch is yellowfin tuna (Thunnus albacares). Based on interviews with the fishermen's wives in Hamadi Village, the main issues they face are a lack of skills and technology, as well as tools and materials for processing fish products. During the fish abundance season, the fishermen's wives sell fish at lower prices due to a lack of knowledge about fish product processing and limited raw materials. The target of this activity is the fishermen's wives in Hamadi Village. The proposed solution is to conduct training on making tuna chips using moringa leaves as an additional ingredient. The community service activity took place on August 14, 2024, and was attended by 15 participants. The methods used were socialization and training (demonstration). The outcome of this community service activity was that participants gained knowledge and experience about the process of processing yellowfin tuna into fish chips (80%).  Keywords: JAS Fishermen's wives; Hamadi; Chips Moringa; Tuna
PELATIHAN TEKNIK PEMBUATAN RUMPON UNTUK MENINGKATKAN USAHA NELAYAN DI KELURAHAN HAMADI KOTA JAYAPURA Wanimbo, Efray; Paiki, Kalvin; Rejauw, Korinus
HIRONO : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): 2024 Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hein Namotemo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55984/hirono.v4i2.208

Abstract

FAD are an environmentally friendly fishing tool that is very effective, because it collects fish around it very quickly to be caught. So far, fishermen in Jayapura City had difficulty finding schools of fish because they don't have FAD. This is because there is no good and correct knowledge regarding making FAD. So training has been carried out on making FAD and increasing understanding for fishermen in Hamadi Village, Jayapura City. The method used is 1). Location Observation, 2). Presentation of FAD material, 3). Focus Group Discussion (DKT). The results obtained are: 1). Making buoys for fishermen who understood before the training was 25%, 75% didn't understand, after the training those who understood 91.67% didn't understand 33.33%. 2) Making anchor ropes before training, 33.33% did not understand, 66.67% did not understand, after training 95.83% understood, 4.17% did not understand. 3) Making attractors; Before the training 16.67% understood, 83.33% did not understand, after the training understood 87.50% did not understand 12.50%. 4) Making sinkers before training which did not understand 95.83%, understood 4.17% after training which understood 100%, did not understand 0%.