Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6 - 12 BULAN Prastiani, Dwi Budi; Setyaningrum, Ikawati
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.61 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v4i1.87

Abstract

Baby spa adalah perawatan untuk bayi dengan menggunakan metode air. Baby spa termasuk salah satu bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan fisik adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Manfaat baby spa  adalah dapat memberikan kenyamanan dan segar sehingga daat meningkatkan kualitas tidur bayi. Pada saat tidur 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan yang akan menstimulasi pertumbuhan bayi.  Pertumbuhan fisik merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan yang melakukan baby spa pada usia 3-5 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah purpose sampling dan mendapatkan responden sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Baby spa sangat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan bayi sehingga harus dilakukan dengan baik dan konsisten. Kata Kunci : Frekuensi, baby spa, pertumbuhan fisik
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN CUCI TANGAN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA TEGAL Agus Budianto; Ikawati Setyaningrum; Dwi Budi Prastiani
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.266

Abstract

Cuci tangan merupakan kegiatan sederhana yang sudah seharusnya menjadi kebiasaan untuk selalu dilakukan oleh perawat pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Cuci tangan sangat penting dilakukan untuk mencegah HAIs. Namun masih sering ditemukan perawat pelaksana yang belum tepat dalam melakukan langkah cuci tangan yang benar atau pada moment yang tidak tepat. Salah satu factor yang terkait dengan perilaku tersebut adalah kualitas dan kuantitas pengarahan dari kepala ruang perawatan sebagai first line manager. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang dengan kebiasaan cuci tangan perawat pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif korelatif dengan menggunakan perawat pelaksana sebagai responden dan menggunakan total sampling sebanyak 56 perawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Alat ukur dalam pengambilan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi.Pembuktian hubungan antar variable menggunakan uji statistik chi-square dimana hasilnya diperoleh p value sebesar 0,001(< 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang dengan kebiasaan perawat pelaksana dalam melakukan cuci tangan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Penelitian ini merekomendasikan agar manajer rumah sakit dapat membuat kebijakan operasional terkait prosedur supervisi kepala ruang sehingga dapat meningkatkan kebiasaan melakukan cuci tangan sesuai langkah yang benar dan pada moment yang tepat oleh perawat pelaksana.
Peningkatan Kelengkapan Dokumentasi dan Kepuasan Perawat pada Pengawasan Hospital Acquired Infections (HAIs) Berbasis Komputer Ikawati Setyaningrum; Rr. Tutik Sri Hariyati; Enie Novieastari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19, No 1 (2016): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i1.436

Abstract

Pengawasan dapat menurunkan angka kejadian HAIs dan pengawasan dapat menjadi  dasar perbaikan pelayanan dalam meningkatkan keselamatan pasien. Data HAIs sering tidak lengkap sehingga perbaikan mutu sulit untuk dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengawasan HAIs berbasis komputer terhadap kelengkapan dokumentasi dan kepuasan perawat dalam menggunakan sistem. Desain penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan rancangan pre test post test without control. Jumlah sampel dokumen 71 dokumen dan 25 perawat, diambil secara purposive sampling. Analisis menggunakan Wilcoxon test dan t-dependent test. Hasil menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara kelengkapan dokumentasi sebelum dan sesudah penggunaan sistem (p= 0,0). Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan ada peningkatan kepuasan perawat sebagai pengguna sistem pengawasan HAIs sebelum dan sesudah intervensi (p= 0,01). Peningkatan ini menunjukkan sistem pengawasan HAIs berbasis komputer berpengaruh terhadap kelengkapan dokumen dan kepuasan perawat. Hasil penelitian dapat menyarankan untuk migrasi dari catatan yang berbasis manual ke dokumentasi berbasis elektronik. AbstractThe Enhancement of Comprehensive Documentation and Nurse’s Satisfaction towards Computer Based Surveilance of Hospital Acquired Infections (HAIs). Continued monitoring using surveillance could decrease HAIs incidence. HAIs electronic surveillance system could be developed with a system that is integrated in the hospital information system. This study aims to identify the influence of computer based HAIs surveillance toward documentation completeness and user satisfaction. Pre experiment research design by pre test post test without control plan with 71 document samples and 25 nurses. Outcome of the research by Wilcoxon test showed that there are significant differences between documentation completeness before and after implementation of the system (p= 0.01) and using t dependent showed that there are significant differences in term of satisfaction of the HAIs pengawasan system before and after the intervention (p= 0.01). This differences showed that computer based HAIs pengawasan system has influence toward document completeness and user satisfaction. The results of the study can be used to base the development of appropriate surveillance system HAIs hospital policy. Keywords: completeness, electronic documentation, HAIs surveillance system, satisfaction
The Relationship of Clinical Instructure Motivation with the Implementation of Preceptorship in dr. Soeselo Slawi Hospital Ikawati Setyaningrum; Firman Hidayat; Ratna Widhiastuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v3i2.2298

Abstract

Preceptorship is one method of guidance with one to one relationship in the scope of nursing which is considered good enough to add skills in care, both soft skills, hard skills and attitude of the nursing profession. Many factors affect the implementation of preceptorsip in hospitals. This study aims to determine the relationship between clinical instructional motivation and the implementation of preseptorship at Dr. Soeselo Slawi. This research is a quantitative study and the type of descriptive correlation research design with cross sectional approach. The sampling technique used was a total sampling of 39 people. The research instrument uses a motivation questionnaire containing 26 statements, whereas for Preceptorship uses a questionnaire containing 10 statements. Chi square analysis results showed that the p value was 0.007 (<0.005), which means there was a significant relationship between CI motivation and the implementation of Preseptorship. The hospital is expected to be able to choose nurses who will become CIs according to certain competency and knowledge standards, as well as specializing CI assignments so that they do not overlap with patient service tasks.  Keywords: Motivation. Clinical instructure, preceptorship
Hubungan antara Mutu Pelayanan IGD dengan Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang IGD RS Mitra Siaga Tegal Agus Budianto; Siti Mardiyah; Ikawati Setyaningrum
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v6i2.7848

Abstract

Latar belakang: Mutu pelayanan IGD adalah sikap professional yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang berkunjung ke IGD dan sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien dan keluarga. Baik buruknya mutu pelayanan tergantung kepada penyedia pelayanan atau pihak rumah sakit dalam memenuhi harapan pasiennya secara konsisten. Bila kinerja sama dengan harapan maka keluarga pasien akan puas, bila kinerja melebihi harapan, keluarga pasien akan senang atau bahagia, namun bila kinerja lebih rendah dari pada harapan, maka keluarga pasien akan merasa tidak puas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan yang terdiri dari lima dimensi keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, serta bukti langsung dengan kepuasan keluarga pasien di IGD Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Metode: Desain penelitian ini adalah survey analitik menggunakan pendekatan Cross sectional study dengan jumlah sampel 80 responden. Metode pengumpulan sampel purposive sampling. Teknik analisa uji statistik yang dipilih adalah uji chi square crosstabs. Hasil: Diperoleh hasil mutu pelayanan IGD dalam kategori cukup, dan kepuasan pasien didominasi cukup puas. Ada hubungan yang signifikan dari mutu pelayanan IGD dengan kepuasan keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Mitra Siaga Tegal diperoleh nilai p-value= 0.000 (<0.05.). Simpulan: Mutu pelayanan yang semakin baik akan meningkatkan kepuasan keluarga pasien. Kata kunci : IGD, Kepuasan, Mutu Pelayanan
HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6 - 12 BULAN Dwi Budi Prastiani; Ikawati Setyaningrum
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4 No 1 (2017): JANUARY 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v4i1.87

Abstract

Baby spa adalah perawatan untuk bayi dengan menggunakan metode air. Baby spa termasuk salah satu bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan fisik adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Manfaat baby spa  adalah dapat memberikan kenyamanan dan segar sehingga daat meningkatkan kualitas tidur bayi. Pada saat tidur 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan yang akan menstimulasi pertumbuhan bayi.  Pertumbuhan fisik merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan yang melakukan baby spa pada usia 3-5 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah purpose sampling dan mendapatkan responden sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Baby spa sangat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan bayi sehingga harus dilakukan dengan baik dan konsisten. Kata Kunci : Frekuensi, baby spa, pertumbuhan fisik
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN CUCI TANGAN DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA TEGAL Agus Budianto; Ikawati Setyaningrum; Dwi Budi Prastiani
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.266

Abstract

Cuci tangan merupakan kegiatan sederhana yang sudah seharusnya menjadi kebiasaan untuk selalu dilakukan oleh perawat pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Cuci tangan sangat penting dilakukan untuk mencegah HAIs. Namun masih sering ditemukan perawat pelaksana yang belum tepat dalam melakukan langkah cuci tangan yang benar atau pada moment yang tidak tepat. Salah satu factor yang terkait dengan perilaku tersebut adalah kualitas dan kuantitas pengarahan dari kepala ruang perawatan sebagai first line manager. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang dengan kebiasaan cuci tangan perawat pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif korelatif dengan menggunakan perawat pelaksana sebagai responden dan menggunakan total sampling sebanyak 56 perawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Alat ukur dalam pengambilan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi.Pembuktian hubungan antar variable menggunakan uji statistik chi-square dimana hasilnya diperoleh p value sebesar 0,001(< 0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang dengan kebiasaan perawat pelaksana dalam melakukan cuci tangan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Penelitian ini merekomendasikan agar manajer rumah sakit dapat membuat kebijakan operasional terkait prosedur supervisi kepala ruang sehingga dapat meningkatkan kebiasaan melakukan cuci tangan sesuai langkah yang benar dan pada moment yang tepat oleh perawat pelaksana.
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN DENGAN MINYAK TELON TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SC DI RUMAH SAKIT MITRA SIAGA TEGAL Carini Aryanti; Agus Budianto; Ikawati Setyaningrum
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 14 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v14i1.454

Abstract

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah, pencapaian pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Kab Tegal 51,2%. Hasil wawancara dengan petugas kesehatan di RS Mitra Siaga Tegal bahwa proses menyusui pada ibu post SC tertunda karena kurangnya produksi ASI. Pijat oksitosin mampu mempengaruhi hormon prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus produksi ASI pada ibu selama menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh terapi pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post SC. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan Pre Eksperimen dengan pendekatan static group comparation. Pengambilan sample menggunakan tehnik non probality sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi, besar sample 44 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan standar oprasional prosedur (SOP). Hasil analisa data menggunakan Independent sample t test didapatkan p value 0,000 yang artinya p value <0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada produksi ASI antara kelompok yang diberikan pijat oksitosin dengan kelompok yang tidak diberikan pijat oksitosin pada ibu Post SC di RS Mitra Siaga Tegal.
Pelatihan Penanganan Trauma Pada Kegawatdaruratan Bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tegal Ikawati Setyaningrum; Deni Irawan; Dwi Budi Prastiani; Khodijah Khodijah
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Februari
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/abp.v1i1.176

Abstract

Anemia is a serious nutritional problem in Indonesia. According to Riskesdas in 2013, the prevalence of anemia in Indonesia was 21.7%, males 18.4% and women 23.9%. The proportion of anemia according to adolescence is at the age of 15-24 years which is 18.4%. Anemia can cause many negative effects on teenagers. Among them is a decrease in concentration of learning, stamina and work productivity. Iron absorption is not only influenced by nutrition but is also caused by the presence of substances that can inhibit the absorption of these nutrients. Other factors are lifestyle, socioeconomic, demographic, education, gender, age and region. Public health strategies to prevent and control anemia are very important to prevent future mortality and morbidity events. The aim of community service is to reduce the prevalence of anemia in adolescents through examinations, Fe tablets and counseling. The target activity is the students of An Nur Tegal Vocational School in Central Java Province with a total of 26 teenagers. Proactive teen activity results in examinations and counseling. The importance of detecting, examining risk factors that affect anemia in adolescents and counseling on prevention and treatment of anemia so that high-risk adolescents need to be considered for follow-up to controlling risk factors. Appropriate health education needs to be provided at home and school so that these risk factors can be eliminated at an early stage.
PELATIHAN PSIKOEDUKASI PADA ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BAGI PERAWAT DI DINAS KESEHATAN BANYUMAS agus budianto; Nurhakim Yudi Wibowo; Ikawati Setyaningrum; Umi Salamah
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Juni
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v2i1.265

Abstract

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) masih saja mengalami stigma (labeling, stereotipe, pengucilan, diskriminasi). Penilaian negatif tidak hanya berasal dari lingkungan, namun ODGJ menanggap dirinya berbeda dengan orang lain sebagai bentuk konsekuensi psikologis dan social atas penilaian negatif yang diberikan lingkungan. Perawat dapat berkontribusi dengan memberikan psikoedukasi kepada penderita, keluarga dan masyarakat. Psikoedukasi dapat membantu ODGJ dan keluarga untuk menceritakan perasaan yang dialami sehingga dapat dibantu dalam memilih dan melatih koping (cara menghadapi masalah) yang lebih positif, menurunkan stigma internal dan dapat melanjutkan kehidupan dengan kualitas yang lebih baik. Tujuan pelatihan ini adalah Perawat dapat mendemonstrasikan teknik psikoedukasi pada 4 kasus besar ODGJ. Metoda yang digunakan diskusi, demonstrasi, dan praktek simulasi. Hasil wawancara menunjukan hasil pemahaman peserta tentang psikoedukasi pada ODGJ setelah dilakukan kegiatan ini meningkat. Sedangkan berdasarkan observasi yang dilakukan keterampilan perawat dalam melakukan psikoedukasi dengan menggunakan teknik komunikasi terapeutik menjadi lebih baik.