Abdul Rauf, Rusmin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Moderasi Beragama dalam Meredam Potensi Konflik di Era Digital Abdul Rauf, Rusmin; Tawakkal, Andi Tazkirah; Neliza; Astrid Lutfia
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 26 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v26i2.52344

Abstract

Penggunaan media sosial telah meningkat pesat, membawa dampak signifikan pada hubungan antarumat beragama. Moderasi beragama menjadi pendekatan penting untuk meredam potensi konflik di era digital. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran moderasi beragama dalam mengurangi ketegangan dan konflik antar kelompok agama di platform digital. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan analisis konten dari media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan moderasi beragama berperan signifikan dalam meredam konflik di media sosial. Kampanye dan konten yang mempromosikan nilai moderasi meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Moderasi beragama penting dalam menjaga kerukunan dan mengurangi konflik di era digital. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemimpin agama, masyarakat, dan platform digital untuk mempromosikan moderasi beragama secara efektif. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi strategi-strategi spesifik yang dapat memperkuat moderasi beragama di media sosial.
PERKEMBANGAN HADIS DI INDONESIA PADA PERTENGAHAN ABAD XX SEKARANG Abdul Rauf, Rusmin; Musni; Achmad Muacksin; Irsan
Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam Vol 26 No 1 (2024): Februari
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jumdpi.v26i1.52345

Abstract

Artikel ini membahas perkembangan kajian hadis di Indonesia mulai dari pertengahan abad ke-20 hingga masa kini. Meskipun kajian hadis sempat mengalami keterlambatan dibandingkan dengan disiplin ilmu Islam lainnya, terdapat peningkatan yang signifikan dalam aspek kuantitas dan kualitas sejak awal abad ke-20. Peningkatan ini ditandai dengan kemunculan program studi Ilmu Hadis di perguruan tinggi, munculnya penelitian, serta terbitnya berbagai buku yang mengusung pendekatan inovatif terhadap pemahaman hadis. Artikel ini mengidentifikasi dua pendekatan dalam studi hadis: pendekatan tradisional yang mempertahankan metode klasik, dan pendekatan modern yang memanfaatkan kontekstualisasi dan hermeneutika. Kedua pendekatan ini telah memperkaya khazanah studi hadis di Indonesia, dengan pengaruh yang kuat dari pemikir-pemikir Timur Tengah serta perkembangan keilmuan Islam di dalam negeri. Studi ini memberikan prospek bahwa kajian hadis di Indonesia akan terus berkembang, beradaptasi dengan teknologi dan konteks sosial kontemporer yang membutuhkan pendekatan multidisiplin dalam memahami teks hadis.
Bahasa Inggris Misbahuddin Asaad; Maharida; Abdul Rauf, Rusmin
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 16 No 1 (2025): Edisi Juni 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v16i1.56371

Abstract

This paper intends to shed light on a crucial stage in hadith research, between the sanad and the matan, which took place in the mid-19th century CE, when the figure of Salah al-Din Idlibi offered a new formula of matan criticism, and was considered strange and unnecessary, especially when it was presented by a lesser-known person, who could perhaps be compared to the big names, with the findings of the sanad research method. Ignaz Goldziher for example (1850-1921), who inspired many orientalists, like Jonathan A. C Brown. Writing using the qualitative-narrative-inductive writing method, with a socio-historical approach, finds that, criticism of matn becomes an anti-climax of procedural hadith research with scientific bids or hadith scientific methodology, which makes hadith a multilateral function in reading contemporary issues that covered by advances in technology and science. It was found that the sanad as a narrator ending with the editor of the hadith text/matn, must consciously ensure that the utterance was transmitted from the Prophet, with the correct events, according to the rules of the language, according to the social situation when each narrator in the Isnād chain intersects without disconnected based on the historical elements of each sanad.