Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Molecular Docking Senyawa Flavonoid Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Reseptor Estrogen Alfa (RE-α) Sebagai Kandidat Obat Antikanker Payudara Khudzaifi, Muhamad; Kalsum, Saskia Amini; Nisak, Ana Zumrotun
Sains Medisina Vol 3 No 1 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v3i1.462

Abstract

Daun sirsak sudah lama dipercayai penggunaanya sebagai obat tradisional. Salah satu senyawa yang ditemukan dalam daun sirsak adalah flavonoid. Senyawa flavonoid memiliki potensi sebagai sitoksik. Tamoxifen sebagai obat antikanker payudara memiliki efek samping berupa kanker endometrium, sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut terkait obat antikanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa flavonoid daun sirsak yang paling berpotensi sebagai antikanker payudara berdasarkan binding energy. Penelitian eksperimental berbasis in silico ini menggunakan sampel hasil isolasi daun sirsak yang berasal dari penelitian sebelumnya. Dengan menggunakan software Autodock Vina, ligan senyawa uji akan dilakukan docking terhadap reseptor estrogen alfa (PDB ID: 3ERT) dengan native ligand berupa 4-hydroxytamoxifen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid daun sirsak dapat berpotensi sebagai antikanker payudara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai docking terhadap resptor estrogen alfa bernilai negatif. Senyawa uji yang terbaik secara berurutan berdasarkan binding energy yaitu geniestein, daidzein, catechin, kaempferol, epicatechin, argetinine, glycitein, robinetin, tangeretin, quercetin, isoferulic acid. Kesimpulan, senyawa uji yang paling berpotensi yaitu geniestein dengan nilai docking -9.0 kcal/mol. Nilai ini mendekati nilai docking native ligand sebesar -9.8 kcal/mol.
Formulation Research and Antibacterial Activity Test of Face Mist Preparation from Ethanol Extract of Papaya Leaves (Carica Papaya L.) Against Propionibacterium Acnes Mustaanah, Aulia Nur; Fadel, Muhammad Nurul; Khudzaifi, Muhamad
Advances in Healthcare Research Vol. 3 No. 2 (2025): March - August
Publisher : Yayasan Pendidikan Bukhari Dwi Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60079/ahr.v3i2.559

Abstract

Purpose: The purpose of this study was to formulate a face mist preparation containing ethanol extract of papaya leaves (Carica papaya L.) at concentrations of 10%, 15%, and 20%, and to evaluate its antibacterial activity against Propionibacterium acnes, a primary acne-causing bacterium. Research Method: This study employed a laboratory-based experimental design with a post-test-only control group. Data were collected through experimental observations. The face mist was formulated with three extract concentrations (F1: 10%, F2: 15%, and F3: 20%), with a face mist base as the negative control and clindamycin as the positive control. The preparations underwent organoleptic, pH, homogeneity, and spreadability tests. Antibacterial activity was evaluated using the disc diffusion method, and the data were analyzed using One-Way ANOVA with a significance level of p < 0.005. Results and Discussion: The formulations met the physical property standards, showing a brownish-green color, liquid consistency, and a characteristic papaya leaf aroma. All samples were homogeneous, with pH values ranging from 5.08 to 5.16, and spreadability between 5.33 and 5.75 cm. The highest antibacterial activity was observed in F3 (20%) with an average inhibition zone of 16.3 mm. Implications: The findings suggest that papaya leaf ethanol extract is a promising natural ingredient for face mist formulations with antibacterial properties, offering potential as an alternative acne treatment product.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelengkeng (Dimocarpus longan L.) dalam Sediaan Mouthwash Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Faizin, Fadli Akbar; Rahmawati, Riana Putri; Khudzaifi, Muhamad
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19006

Abstract

Daun kelengkeng memiliki khasiat sebagai antioksidan, antikanker dan antibakteri. Flavanoid, alkaloid, tanin, dan saponin adalah metabolit sekunder daun ini yang membantu menghentikan pertumbuhan bakteri. Menggunakan mouthwash daun kelengkeng sebagai pengganti mouthwash beralkohol yang memiliki efek samping dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelengkeng dalam sediaan mouthwash terhadap bakteri Streptococcus mutans. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi daun kelengkeng adalah etanol 70%. Setelah ekstraksi dilakukan skrining fitokimia yang meliputi uji flavanoid, uji tanin, uji saponin dan uji alkaloid. Untuk membuat sediaan mouthwash, konsentrasi ekstrak daun kelengkeng yang digunakan adalah 0%, 5%, 15%, dan 25%. Selain uji antibakteri, sediaan mouthwash dilakukan pula uji fisikokimia yang meliputi uji organoleptik, uji pH, uji kejernihan, uji bobot jenis dan uji viskositas. Pengujian antibakteri dilakukan dengan difusi cakram. Hasil penelitian pada formulasi mouthwash dari ekstrak daun kelengkeng menunjukkan mutu fisik organoleptik, kejernihan, bobot jenis dan viskositas sediaan yang baik, sedangkan uji pH pada formula F0 melebihi syarat pH sediaan mouthwash. Pada pengujian aktivitas antibakteri sediaan mouthwash didapatkan nilai zona hambat yaitu pada F0 2,5 mm; F1 4,66 mm; F2 7,33 mm; F3 9,16 mm; dan kontrol positif 10,16 mm.
Analisis Kadar Hidrokuinon dalam Sediaan Krim Racikan di Toko Kosmetik Kabupaten Jepara dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Mardhiyah, Sofiana Nur; Rahmawati, Riana Putri; Khudzaifi, Muhamad
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19057

Abstract

Hidrokuinon merupakan senyawa aromatik organik jenis fenol dengan rumus kimia C6H6O2 yang sering ditambahkan dalam krim kecantikan dengan tujuan untuk memutihkan kulit. Mekanisme kerja hidrokuinon adalah efek toksik hidrokuinon terhadap melanosit dan menghambat proses pembentukan melanin. Penggunaan hidrokuinon dalam krim yang beredar dipasaran hanya dapat digunakan dalam kadar maksimal 2% , lebih dari itu dipergunakan sebagai obat. Hidrokuinon > 2% termasuk golongan obat keras yang penggunaanya harus dengan resep dokter. Kadar hidrokuinon yang melebihi 5% dapat menyebabkan kemerahan dan rasa terbakar pada kulit. Pemakaian hidrokuinon tanpa pengawasan dokter memiliki resiko iritasi kulit, kulit kemerahan, rasa terbakar, kelainan ginjal, hingga dapat menyebabkan kanker. Saat ini masyarakat sangat tertarik menggunakan krim racikan yang dijual bebas di toko kosmetik. Harga krim racikan yang terjangkau dengan hasil yang cepat menjadi alasan tingginya minat masyarakat. Pendistribusian produk krim racikan yang dijual bebas di toko kosmetik perlu diperhatikan untuk memastikan produk tersebut aman digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui kadar hidrokuinon yang terkandung dalam krim racikan yang dijual bebas di toko kosmetik Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif laboratorik dimana sampel krim racikan yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Analisis hidrokuinon dilakukan secara kualitatif menggunakan pereaksi FeCl3. Penentuan kadar hidrokuinon dalam sampel dilakukan secara kuantitatif menggunakan alat Spektrofotometri UV-Vis.
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID SEBAGAI ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK BATANG PISANG KEPOK (MUSA BALBISIANA ) DAN EKSTRAK BATANG PISANG AMBON (MUSA ACUMINATA) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Khudzaifi, Muhamad; Manik, Nirmala; Fadel, Muhammad Nurul; Kurniawan, Galih; Presticasari, Hardiyani
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 8, No 2 (2023): INDONESIA JURNAL FARMASI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v8i2.2261

Abstract

Latar Belakang: Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang berpotensi sebagai antibiotik, Salah satunya adalah tanaman pisang, Indonesia merupakan habitat yang sesuai untuk tanaman pisang karena iklimnya yang tropis, tanaman pisang mempunyai bagian bagian diantaranya adalah akar, batang, pelepah daun, bunga, dan buah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antibakteri dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% pada ekstrak batang pisang ambon (Musa balbisiana) dan ekstrak batang pisang kepok (Musa acuminate) dengan perbandingan klindamisin terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan skrining fitokimia, sedangkan analisis kuantitatif adalah kadar total dari senyawa kimia yang diperoleh, sedangkan untuk uji antibakteri menggunakkan metode difusi. Hasil Penelitian: Hasil dari kadar total pada ekstrak pisang ambon sebesar 9,54% dan ekstrak pisang kepok sebesar 8,89%, dan uji antibakterinya didapatkan hasil untuk pisang ambon 5% rata rata 4,6mm, 10% rata rata 9,6mm, 15% rata rata 12mm. Pada ekstrak pisang kepok 5% rata rata 4 mm, 10% rata rata 7,6 mm, 15 % rata rata 9 mm. Simpulan: Hasil kadar flavonoid yang lebih tinggi terdapat pada ekstrak pisang ambon dan uji antibakteri pada pisang ambon memberikan nilai hambatan yang lebih tinggi.