Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK : PERAN KESADARAN DAN KETAATAN HUKUM Amri, Sri Rahayu; Umrah, Andi Sitti
DiH: Jurnal Ilmu Hukum Volume 18 Nomor 1 Februari 2022
Publisher : Doctor of Law Study Program Faculty of Law, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/dih.v0i0.5927

Abstract

This study aims to observe how far the effectiveness of Palopo City Regional Regulation No. 03 of 2019 concerning Non-Smoking Areas is associated with the level of awareness and legal compliance of the community. This type of research is empirical juridical, incorporating normative legal analysis with social law research. The research approach used is a political approach by looking at the extent of community participation in enforcing the rules issued by the government based on specific legal considerations. The study outcomes reveal that the implementation of the Palopo City Regional Regulation No.03 of 2019 has not been effective. The reason is that the tools needed to support the performance of the rules are not yet ready. The gal culture of the community is relatively low, seen from the level of awareness (50%) and the level of legal compliance (50%). Therefore, society and the government need to apply the principle of habituation to legal culture. There needs to be a commitment from all parties in the context of increasing legal awareness through education, counseling, learning to the active participation of stakeholders. In essence, awareness is present not only from the perspective of the workings of the law but also to see the usefulness of law amid society. Keywords: awareness; legal compliance; no smoking area Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana efektivitas implementasi Peraturan Daerah Kota Palopo No.03 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok, dikaitkan dengan tingkat kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat. Tipe penelitian ini adalah yuridis empiris, dengan mengkombain antara penelitian hukum normatif dengan penelitian hukum sosial. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan politis dengan melihat sejauhmana partisipasi masyarakat dalam penegakan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum tertentu. Hasil penelitian menunjukkan implementasi Peraturan Daerah Kota Palopo No.03 Tahun 2019 belum efektif. Penyebabnya adalah perangkat yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan aturan belum siap dan budaya hukum masyarakat yang tergolong rendah dilihat dari tingkat kesadaran (50%) dan tingkat ketaatan hukum (50%). Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah perlu menerapakan prinsip pembiasaan diri terhadap budaya hukum. Perlu adanya komitmen dari seluruh pihak dalam rangka peningkatan kesadaran hukum yang ditempuh melalui pendidikan, penyuluhan, pembelajaran, sampai kepada partisipasi aktif dari pemangku kepentingan. Intinya, kesadaran hadir tidak hanya melihat dari sisi bekerjanya hukum tetapi juga melihat kebermanfaatan hukum di tengah-tengah masyaraka. Kata kunci: kesadaran hukum; ketaatan hukum; kawasan dilarang merokok
Konseling ASI terhadap Peningkatan Pemberian ASI: Pendekatan Studi Pre-Eksperimen Winarningsih, Rahayu Arum; Setiawati, Yuli; Umrah, Andi Sitti; Pertiwi, Ayu
Jurnal JKFT Vol 8, No 2 (2023): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v8i2.9915

Abstract

Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan anak. Menyusui memiliki manfaat yang sangat besar bagi ibu dan anak. Dengan menyusui mengurangi risiko ibu terkena kanker payudara, ovarium, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling ASI terhadap peningkatkan pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan di Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan pendekatan one grup pretest-posttest design. Populasi dan sampel adalah ibu menyusui yang memiliki anak usia 0-6 bulan di kota Palopo, sebanyak 20 orang. Tehnik penarikan sampel secara simple random sampling. Alat bantu yang digunakan adalah audio visual. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan program statistik SPSS versi 23 dan dianalisis dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling ASI terhadap peningkatkan pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan. Terlihat dari nilai dari rerata sebelum diberikan intervensi (skor 45) dan setelah diberikan intervensi (90), dan diperoleh nilai  ρ = 0,000 < nilai α = 0,05. Pemberian konseling ASI dengan memanfaatkan media audio visual memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan Kota Palopo.
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA; STUDI CASE-CONTROL DI PUSKESMAS BASTEM LUWU Umrah, Andi Sitti; Dahlan, Andi Kasrida; Mansyur, Nurliana
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 6, No 2 (2021): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v6i2.3479

Abstract

Abstract: Stunting is a condition of stunted growth in children under five due to chronic malnutrition for a long time so that the child is shorter than their supposed age. This study aims to analyze the risk factors for food availability, maternal nutritional status during pregnancy, and nutritional intake on the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in the Bastem Community Health Center working area. The research method uses a case-control study. Samples were toddlers aged 24-59 months in Puskesmas Bastem. The sampling technique was simple random sampling. The sample was divided into 2 (two) parts: the case and control groups, with as many as 19 people in each group. The analysis technique used the chi-square test and logistic regression. The results of statistical tests showed that food availability (p = 0,022; OR = 10,40), maternal nutritional status (p = 0,007; OR = 2,41), nutritional intake (p = 0,003; OR = 6,69) on the incidence of stunting. Food availability is one of the most risk factors for stunting in under-five children in the Bastem Health Center area.Abstrak: Stunting merupakan keadaan terhambatnya pertumbuhan pada balita yang disebabkan kekurangan gizi kronis dalam waktu lama, sehingga anak lebih pendek dari usia seharusnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko ketersedian pangan, status gizi ibu selama hamil, dan asupan gizi terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bastem. Metode penelitian menggunakan case control study. Sampel adalah balita usia 24-59 bulan diwilayah Puskesmas Bastem, tehnik penarikan sampel secara simple random sampling. Sampel dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol, sebanyak 19 orang pada masing-masing kelompok. Tekhnik analisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil uji statistik diperoleh ketersedian pangan (p = 0, 022 ; OR = 10,40 ), status gizi ibu (p = 0,007 ; OR = 2,41), asupan gizi (p = 0,003 ; OR = 6,69) terhadap kejadian stunting. Ketersedian pangan merupakan salah satu faktor risiko yang besar terjadinya stunting pada balita di wilayah Puskesmas Bastem.  
BEHAVIORAL COUNSELING MODEL FOR IMPROVING HEMOGLOBIN LEVELS IN ADOLESCENT GIRLS WITH ANEMIA Mayanti, Andi; Winarningsih, Rahayu Arum; Melinda, Melinda; Nurhasanah, Lulu; Umrah, Andi Sitti; Suriati, Israini
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol 8 No 3 (2024): VOLUME 8 ISSUE 3 DECEMBER 2024
Publisher : Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29082/IJNMS/2024/Vol8/Iss3/632

Abstract

This study aims to analyze the impact of Behavioral Counseling on haemoglobin improvement in adolescents with anaemia in Palopo City. The research employed a pre-experimental method with a one-group design (pretest-posttest) approach, where haemoglobin levels were measured before the intervention (P1), followed by four intervention sessions over four weeks. After the intervention, haemoglobin levels were measured again (P2). The study was conducted at SMAN 05 Palopo City. The population and sample consisted of 60 female adolescents with anaemia. Research instruments included observation sheets and questionnaires. Data collection involved two measurements, before and after the intervention. Data analysis was performed using the Wilcoxon test with a 95% significance level. The results showed that the mean haemoglobin level before the intervention was 10.3 g/dL, which increased to 11.6 g/dL after the intervention, indicating an improvement of 1.3 g/dL. Based on statistical testing using the Wilcoxon test, a value of ρ = 0.000 < α = 0.05 was obtained. It means that the behavioural counselling model significantly improved haemoglobin levels in adolescent girls with anaemia. In conclusion, behavioural counselling can serve as a practical and effective strategy to help adolescents change unproductive behaviours into more positive ones and improve health, particularly in treating and preventing anaemia.
Optimalisasi Status Gizi Balita Fatmawati, Fatmawati; Pratiwi, Wilda Rezki; Umrah, Andi Sitti; Juliani, Reski
Voice of Midwifery Vol 14 No 2 (2024): Voice of Midwifery
Publisher : Lembaga Penerbit dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/vom.v14i2.306

Abstract

Gizi kurang pada balita terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak mencukupi, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan optimal. Salah satu upaya penanggulangannya adalah melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi dengan konseling serta intervensi nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling dan intervensi nutrisi terhadap status gizi balita dengan gizi kurang. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel penelitian terdiri dari 31 ibu yang memiliki balita berusia 1-5 tahun dengan gizi kurang, yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji Wilcoxon dan uji t berpasangan untuk mengukur perubahan status gizi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling dan intervensi nutrisi secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan status gizi balita (ρ < 0,05). Konseling dan intervensi nutrisi terbukti efektif dalam memperbaiki status gizi balita. Oleh karena itu, tenaga kesehatan disarankan untuk memperkuat layanan asuhan kebidanan dengan pendekatan edukasi gizi dan intervensi nutrisi guna mengatasi permasalahan gizi kurang.
Social Dynamics and Peer Perceptions: Early Marriage and Premarital Pregnancy Among Adolescents in Tana Toraja Umrah, Andi Sitti; Dahlan, Andi Kasrida
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.391

Abstract

The issue of early marriage and premarital pregnancy among adolescents has become a critically important topic, attracting serious attention at global, national, and local levels. This study aims to (i) explore peer dynamics in shaping adolescents' perceptions of early marriage and premarital pregnancy and (ii) analyze the influence of peers on adolescent decision-making regarding early marriage, premarital pregnancy, prevention, and education. This research employs a mixed-method approach (qualitative-quantitative). The study was conducted in Tana Toraja Regency in 2024. The population and sample consist of female adolescents aged 15–18 years. A stratified random sampling technique was used to select 168 respondents. Meanwhile, for the qualitative phase, 20 young women under the age of 18 were interviewed as affected individuals, examining the health, educational, and social impacts of early marriage and premarital pregnancy. Qualitative data collection was conducted through interviews and focus group discussions, whereas quantitative data were gathered via the distribution of questionnaires. Data analysis was conducted qualitative analysis through Nvivo software and quantitative analysis using Pearson correlation test and multiple linear regression. The findings indicate that peer influence plays a significant role in shaping adolescents’ perceptions of early marriage and premarital pregnancy. Statistical analysis using Pearson’s correlation test revealed a positive correlation between peer influence and adolescents’ perceptions of early marriage (r = 0,71) and premarital pregnancy (r = 0,73). Further analysis using multiple linear regression showed an R² value of 0,504, suggesting that approximately 50,4% of the variance in peer influence can be explained by the variables studied, indicating a substantial impact, particularly on perceptions of early marriage and premarital pregnancy. Overall, peer influence is significantly shaped by perceptions of early marriage and premarital pregnancy, underscoring the importance of social factors in shaping adolescent decisions regarding social and educational issues.
BEHAVIORAL COUNSELING MODEL FOR IMPROVING HEMOGLOBIN LEVELS IN ADOLESCENT GIRLS WITH ANEMIA Mayanti, Andi; Winarningsih, Rahayu Arum; Melinda, Melinda; Nurhasanah, Lulu; Umrah, Andi Sitti; Suriati, Israini
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol. 8 No. 3 (2024): VOLUME 8 ISSUE 3 DECEMBER 2024
Publisher : Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29082/IJNMS/2024/Vol8/Iss3/632

Abstract

This study aims to analyze the impact of Behavioral Counseling on haemoglobin improvement in adolescents with anaemia in Palopo City. The research employed a pre-experimental method with a one-group design (pretest-posttest) approach, where haemoglobin levels were measured before the intervention (P1), followed by four intervention sessions over four weeks. After the intervention, haemoglobin levels were measured again (P2). The study was conducted at SMAN 05 Palopo City. The population and sample consisted of 60 female adolescents with anaemia. Research instruments included observation sheets and questionnaires. Data collection involved two measurements, before and after the intervention. Data analysis was performed using the Wilcoxon test with a 95% significance level. The results showed that the mean haemoglobin level before the intervention was 10.3 g/dL, which increased to 11.6 g/dL after the intervention, indicating an improvement of 1.3 g/dL. Based on statistical testing using the Wilcoxon test, a value of ρ = 0.000 < α = 0.05 was obtained. It means that the behavioural counselling model significantly improved haemoglobin levels in adolescent girls with anaemia. In conclusion, behavioural counselling can serve as a practical and effective strategy to help adolescents change unproductive behaviours into more positive ones and improve health, particularly in treating and preventing anaemia.
Legal Education for a Tobacco-Free Lifestyle in Muslim Communities Amri, Sri Rahayu; Umrah, Andi Sitti; Hamid, Rahmad Solling
Al-Hayat: Journal of Islamic Education Vol 8 No 1 (2024): Al-Hayat: Journal of Islamic Education
Publisher : Letiges

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35723/ajie.v8i1.472

Abstract

This study examines the implications of legal education in strengthening a tobacco-free lifestyle among the Muslim community. The research design is qualitative. The study took place in Bone-Bone Village, an exotic area in the Latimojong Mountains of Indonesia, which successfully implemented a tobacco-free lifestyle in all dimensions through legal education based on Islamic values. The study involved 135 participants who understood the research objectives and were willing to participate. Data was collected through interviews and focused group discussions. Data analysis was conducted using nVivo Basic 12.00 x32 for Windows. The Village Regulations 2009 is the foundation for the community's legal education process. The community's acceptance of the tobacco-free area rules through legal education is very good. Supporting factors include: 1) Actors, such as the village head (34.78%), traditional leaders (26.09%), religious leaders (21.74%), and educators (13.04%); 2) Culture, mutual respect being a legal education value derived from local community wisdom (42.86%), and village residents complying with the rules; 3) Tobacco-free lifestyle is supported by awareness of maintaining a healthy environment (24.71%) and considering the continuation of education for children in the village. Actors, culture, and community behaviour support legal compliance and awareness. Legal education has implications for a tobacco-free lifestyle, supported by actor factors playing roles as initiators, communicators, and drivers. The cultural factors of the community that uphold Islamic values and behavioural factors are manifestations of compliance with positive law, religious guidance, and a healthy lifestyle.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI EFEKTIF TERHADAP PENINGKATAN ASUPAN MAKRONUTRIEN PADA BALITA STUNTING Umrah, Andi Sitti; Dahlan, Andi Kasrida; Patmahwati, Patmahwati
Voice of Midwifery Vol 12 No 2 (2022): Voice of Midwifery
Publisher : Lembaga Penerbit dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/vom.v12i2.186

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas komunikasi efektif terhadap peningkatan asupan makronutrien pada balita stunting Penelitian quasy-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-postest. Populasi dan sampel adalah balita stunting usia 2-5 tahun yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bastem Kabupaten Luwu sebanyak 20 orang dengan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi tentang pemberian komunikasi efektif dan menu makanan (asupan makronutrien) pada balita. Pengelolaan data menggunakan SPSS versi 23 dan dianalisis dengan uji uji wilcoxon. Hasil penelitian menyatakan komunikasi efektif memiliki efektivitas terhadap peningkatan asupan makronutrien pada balita stunting, dilihat dari nilai rerata asupan makronutrien sebelum dan setelah diberikan intervensi yaitu energi (900 kkal ke 1211 kkal), karbohidrat (134 gram ke 170 gram), protein (28 gram ke 38,5 gram) dan lemak (30 gram ke 46 gram) dan diperoleh nilai ρ value pada semua asupan makronutrien < 0, 05. Kesimpulan: komunikasi efektif yang intens memiliki efektivitas terhadap peningkatan asupan makronutrien pada balita stunting. Kata kunci: Komunikasi efektif, asupan makronutrien dan stunting.
Implikasi Konseling Behavior (Perilaku) terhadap Peningkatan Asupan Makronutrion pada Balita Stunting Dahlan, Andi Kasrida; Umrah, Andi Sitti; Juliani, Reski
Voice of Midwifery Vol 13 No 2 (2023): Voice of Midwifery
Publisher : Lembaga Penerbit dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/vom.v13i2.259

Abstract

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Asupan gizi merupakan subtansi makanan yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dalam penanganan stunting melalui intervensi gizi spesifik diperlukan peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Salah satu permasalahan pembangunan kesehatan yang sampai saat ini masih merupakan prioritas permasalahan disuatu negara, baik di tingkat internasional, nasional dan lokal, karena berdampak pada generasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang kelak dihasilkan. Jenis penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-postest. Model intervensi yang diberikan adalah konseling dengan pendekatan behavior. Teknik penarikan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai ρ = 0,000 < nilai α = 0,05. Hal ini berarti konseling melalui pendekatan behaviour memiliki implikasi terhadap peningkatan asupan makronutrien pada balita stunting. Ada Penerapan konseling behavior (perilaku) memiliki implikasi yang positif terhadap peningkatan asupan gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak) pada balita stunting (ρ < 0,05).