Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Faktor Resiko Kejadian Postpartum Blues di Wilayah Kerja Puskemas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin Sela Selvia; Siti Noor Hasanah; Yayuk Puji Lestari; Novalia Widiya Ningrum
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.274

Abstract

Latar Belakang: Ibu postpartum perlu penyesuaian dalam menghadapi peran dan  tanggung jawab barunya sebagai ibu setelah melahirkan, baik dari perubahan secara fisik maupun psikologis. Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian postpartum blues didunia yang dialami ibu setelah melahirkan berkisar 70-80%, dimana 13% ibu mengalami Postpartum Blues yang berlanjut menjadi depresi postpartum. Secara global diperkirakan terdapat 20% wanita postpartum mengalami Postpartum Blues. Indonesia menduduki peringkat keempat tertinggi di ASEAN untuk kejadian Postpartum Blues. Angka kejadian di Indonesia pada ibu yang mengalami Postpartum Blues sebesar 50 sampai 70%. Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Postpartum Blues. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik bersamaan dengan rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sempel pada penelitian ini adalah purposive sampling, secara non- probability sampling yaitu dengan sempel sebanyak 35 ibu postpartum. Instrument ini menggunakan EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale), pengolahan data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil: Hasilnya menunjukan bahwa dari 35 orang responden, sebagian besar ibu mengalami postpartum blues sebanyak 15 orang (42,9%) dan ibu yang tidak mengalami Postpartum Blues sebanyak 20 orang (57,1%). Hasil penelitian ini  menunjukan terdapat 4 variabel yang berhubungan signifikan (p-<0,05) yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status kehamilan dan 3 variabel menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan (p->0,05) yaitu paritas, sosial ekonomi, dukungan suami dengan kejadian Postpartum Blues. Simpulan: Adanya pengaruh faktor resiko kejadian Postpartum Blues terhadap umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kehamilan.
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Pagatan Nurhikmah; Yayuk Puji Lestari; Dwi Sogi Sri Redjeki; Desilestia Dwi Salmarini
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.283

Abstract

Latar Belakang: Tingginya prevalensi balita yang Stunting, disebabkan oleh factor eksternal dan internal yang meliputi malnutrisi kronis yang dialami ibu sebelum konsepsi yang ditandai dengan intra uterine growth restriction (IUGR), asupan nutrisi yang tidak tercukupi sesuai kebutuhan serta penyakit infeksi. Faktor eksternal meliputi pemberian ASI eksklusif, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, anemia. Tujuan: Menganalisis factor yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Perawatan Pagatan. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan. Jumlah sampel yaitu 100 pada kelompok control, 50 pada kelompok Kasus total sampelnya 150 balita, dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Riwayat anemia berhubungan dengan kejadian stunting dengan p-value 0,039, OR 2.089 (95% CI 1.031-4.217), ASI eksklusif berhubungan dengan kejadian stunting dengan p-value 0,021, OR 2.263 (95% CI 1.124-4.554)., dan riwayat infeksi berhubungan dengan kejadian stunting dengan p-value 0,000, OR 4.148 (95% CI 2.022-8.510). Faktor dengan besar risiko paling besar terhadap kejadian stunting adalah riwayat infeksi (95% CI 2.022-8.510) berpeluang 4.148 kali pada balita yang memiliki Riwayat infeksi dari pada balita yang tidak memiliki Riwayat infeksi. Simpulan: faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita yaitu riwayat anemia, ASI ekslusif, dan riwayat infeksi pada balita.  
Efektifitas Senam Hamil Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tamban Catur Evi Anjar Prastiwi; Meldawati; Yayuk Puji Lestari; Susanti Suhartati
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.286

Abstract

Perubahan fisik pada masa kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan pusat gravitasi yang bergerak ke depan, tulang belakang akan sedikit melengkung ke belakang dan lambung bergeser ke atas. Kehamilan pada trimester ketiga ini disebut juga dengan kewaspadaan pada trimester III rasa lelah depresi ringan dan ketidaknyamanan akan meningkat. Mengetahui efektifitas senam hamil terhadap nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tamban Catur. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Experimental Design (Eksperimen Semu), dalam satu kelompok (one group pre test post test). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimeter III sebanyak 17 orang. Hasil sebelum diberikan perlakuan adalah ibu merasakan sangat nyeri sebelum diberikan perlakuan sebanyak 10 orang (58,8%), lebih nyeri 4 orang (23,5%) dan nyeri sangat hebat 3 orang (17,6%), sedangkan hasil sesudah ibu diberikan perlakuan senam hamil yaitu sangat nyeri 1 orang (5,9%), lebih nyeri 8 orang (47,1), sedikit leih nyeri 7 orang (41,2%) dan sedikit nyeri 1 orang (5,9%). Hasil uji statistic menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p value 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak, Ha diterima yang artinya adanya efektifitas senam hamil terhadap nyeri pungung bawah pada ibu hamil trimester III. Simpulan: Adanya efektifitas senam hamil terhadap nyeri pungung bawah pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tamban Catur  
Efektifitas Rebusan Daun Sirih Hijau Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Di Wilayah Kerja Puskesmas Lok Batu Susilawati; Ika Friscila; Yayuk Puji Lestari; Putri Vidiasari Darsono
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.287

Abstract

Latar Belakang: Luka perineum adalah sobekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat bantu Tindakan. Salah satu masa yang paling penting adalah masa nifas karena dapat diperkirakan 50% kematian ibu terjadi pada 24 jam masa nifas. Hal ini terjadi disebabkan adanya infeksi jalan lahir yang disebabkan beberapa faktor seperti perilaku vulva hygiene. Tujuan: Mengetahui efektifitas rebusan daun sirih hijau terhadap penyembuhan luka perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Lok Batu. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Experimental Design (Eksperimen Semu), Non Equaivalent Control Group. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok eksperiment dan Kelompok Kontrol. Hasil: Dari hasil penelitian menunjukkan responden yang dilakukan perlakuan rebusan daun sirih yang mengalami penyembuhan luka baik ≤ 6 hari sebanyak 10 orang (50%), sedangkan yang tidak diberikan perlakuan, mengalami penyembuhannya baik ≤ 6 hari sebanyak 6 orang (30%) dan yang mengalami penyembuhan buruk > 6 hari sebanyak 4 orang (20%). Kemudian dilakukan analisis menggunakan uji MC Nemar maka didapatkan p value 0,031 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yaitu adanya efektifitas rebusan daun sirih hijau terhadap penyembuhan luka perineum di Wilayah kerja Puskesmas Lok Batu. Simpulan: p value 0,031 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yaitu adanya efektifitas rebusan daun sirih hijau terhadap penyembuhan luka perineum di Wilayah kerja Puskesmas Lok Batu
Identifikasi Skor Indeks Nausea, Vomitus, Retiching (INVR) Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Emesis Gravidarum Di Puskesmas Muara Harus Fitriani, Helda; Sismeri Dona; Yayuk Puji Lestari; Laurensia Yuniita
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.310

Abstract

Latar Belakang: Tingginya prevalensi NFP, dan belum maksimalnya penanganan yang diberikan sehingga perlu dikaji tingkat keparahan dengan menggunakan Indeks Nausea Vomiting and Reacting (INVR). Tujuan: Mengidentifikasi tingkat keparahan mual muntah pada ibu hamil emesis gravidarum menggunakan skor Indeks Nausea Vomiting and Reacting. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif, dengan populasi ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. Sampel yang digunakan total sampling sebanyak 30 orang. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil: Dari 30 Sampel Ibu hamil dengan emesis gravidarum, tingkatan mual muntah yang dialami ibu yang terbanyak yaitu tingakat sedang sebanyak 66,7%, namun masih ada tingkat buruk sebanyak 3,3%. Simpulan: Tingkat keparahan mual muntah yang dialami ibu hamil yang terbanyak dalam kategori sedang, yang terendah dalam kategori tidak ada mual muntah, namun tingkatan mual muntah yang dialami ibu dalam kategori buruk
Pengaruh Berat Badan Lahir Terhadap Kejadian Hiperbilirubinemia Di Ruang Neonatologi RSUD Pambalah Batung Amuntai Juniarti Hasni; Desilestia Dwi Salmarini; Yayuk Puji Lestari; Zulliati
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.312

Abstract

Latar Belakang: Hiperbilirubin adalah kondisi medis di mana kadar bilirubin dalam darah meningkat secara berlebihan, menyebabkan jaundice pada bayi baru lahir. Gejala ini dapat terlihat pada sklera mata, kulit, membran mukosa, dan cairan tubuh. Hiperbilirubinemia terjadi ketika kadar bilirubin melebihi 15 mg/dl pada bayi prematur dan 10 mg/dl pada bayi cukup bulan. Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan peneliti didapatkan angka presentasi kejadian Hiperbilirubinemia di ruang Neonatologi RSUD Pambalah Batung Amuntai meningkat pada 3 tahun terakhir sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang hal tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian hiperbilirubinemia di ruang Neonatologi RSUD Pambalah Batung Amuntai. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional dan desain korelasional. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, menghasilkan 31 sampel bayi. Data dikumpulkan dari data sekunder melalui rekam medis bayi dan dicatat dalam lembar ceklist penilaian ikterik. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-Square adalah 0,003. Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 < 0,005, maka terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara berat badan lahir dengan kejadian hiperbilirubinemia.