Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

GAMBARAN SIKAP AKSEPTOR MOP TERHADAP PEMAKAIAN KONDOM PASCA MOP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UPTD PANGALENGAN Sismeri Dona
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 4 (2012): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i4.343

Abstract

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pangalengan hampir setiap tahun memberikanlayanan MOP bekerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya Kepolisian dan BKKBN.Pangalengan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung dengan jumlahpenggunaan kontrasepsi MOP terbanyak. Tetapi, tidak semua penerima MOP mematuhiaturan tentang penggunaan kondom dan tidak menyadari pentingnya penggunaankondom pasca-MOP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanagambaran sikap penerima MOP terhadap penggunaan kondom pasca MOP di wilayahkerja UPTD Puskesmas Pangalengan Tahun 2012.Alat yang digunakan terdiri dari alat kontrasepsi laki-laki, antara lain Kondom danMOP. Kondom merupakan selubung sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan;seperti, karet, plastik, atau bahan alami (produksi ternak) yang ditempatkan pada alatkelamin pria selama berhubungan seksual, sementara MOP merupakan alat kontrasepsipermanent melalui operasi kecil untuk mengikat atau memotong garis atau menutupsaluran sperma.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi adalah penerima MOP diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pengalengan sebanyak 102 orang. Jumlah sampel adalah51 penerima. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Analisisunivariat menggunakan SPSS 16.0.Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah responden penerima MOPberdasarkan komponen kognitif, afektif dan konatif memiliki sikap positif terhadappenggunaan kondom pasca MOP dan kurang dari setengah responden memiliki sikapnegatif.Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap penerima MOP di lingkunganPuskesmas Pangalengan akan penggunaan kondom pasca MOP adalah positif, dankurang dari setengah responden memiliki sikap negatif. Maka, untuk meningkatkan sikappositif terhadap penggunaan kondom pada penerima MOP dibutuhkan kerjasama antarapetugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya menggunakankondom pasca MOP dan memberikan contoh bagaimana menggunakan kondom denganbaik dan benar sehingga penerima memiliki sikap positif terhadap penggunaan kondompasca MOP.Kata kunci: Sikap, Penggunaan Kondom
PERSEPSI MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) DENGAN NIAT PENGOBATAN SAKIT GIGI DI KELURAHAN PEMURUS BARU Rinda Fitrianor; Melviani Melviani; Sismeri Dona
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 15 No 2 (2022): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 15 No 2 Desember 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v15i2.843

Abstract

Problems: Perceptions about treatment lead to varied use of drugs including the use of toothache drugs, the experience of information received by the community affects perceptions about treatment so that the role of individuals in making decisions about toothache treatment varies, so it is necessary to see how people's perceptions with the intention of taking treatment are. toothache using a Theory of Planned Behavior approach. The Aim Of The Research: To analyze the relationship of public perception through the Theory of Planned Behavior approach with the intention to treat toothache. Research Methods: The type of research used is analytic observational with cross sectional. Sampling was done by using a porpusive sampling technique. The research sample amounted to 113 respondents. Data were obtained by questionnaires distributed to the public and analyzed by the Spearman'rho statistical test. The results: showed that 51% of respondents had moderate intentions, 52.2% of respondents had moderate attitudes, 50.4% of respondents had high subjective norms and 51.3% of respondents had moderate behavioral control. Attitude variables had a significant relationship with treatment intentions. toothache (p value = 0.000), subjective norm has a relationship with the intention to treat toothache (p value = 0.000) and behavioral control has a relationship with the intention to treat toothache (p value = 0.000). Conclusions: Public perception through the Theory of Planned Behavior approach has a relationship with the intention to treat toothache.
Survei Demografi Kejadian BBLR di RSUD Pangeran Jaya Sumitra Astuti Rizki Perdana; Sismeri Dona; Putri Vidiasari
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2023): November: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v3i3.2578

Abstract

Babies with Low Birth Weight is a health problem that contributes to infant mortality. Low birth weight babies are not only at risk of death in the early months of life, but also at risk for other health problems. The purpose of the study was to determine the demographic survey of BBLR events. This research method was carried out with quantitative descriptiveness. The sample amounted to 28 BBLR events at Pangeran Jaya Sumitra Hospital from June to November 2022 analyzed univariately. The results of the univariate analysis are the highest maternal age in the range of 20-35 years (92.9%), the most maternal education at the secondary level (78.6%), the variable location of residence which almost entirely comes from Kotabaru Regency which is 96.4%, based on the area where the most lives are obtained from urban areas which is 57.1%, and the most parity variable at number 1 which is 39.3%. The implication of the study is that the results of demographic surveys about the incidence of low birth weight in hospitals can be used to screen the potential occurrence of low birth weight in mothers who are preparing for pregnancy or are pregnant.
Identifikasi Skor Indeks Nausea, Vomitus, Retiching (INVR) Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Emesis Gravidarum Di Puskesmas Muara Harus Fitriani, Helda; Sismeri Dona; Yayuk Puji Lestari; Laurensia Yuniita
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.310

Abstract

Latar Belakang: Tingginya prevalensi NFP, dan belum maksimalnya penanganan yang diberikan sehingga perlu dikaji tingkat keparahan dengan menggunakan Indeks Nausea Vomiting and Reacting (INVR). Tujuan: Mengidentifikasi tingkat keparahan mual muntah pada ibu hamil emesis gravidarum menggunakan skor Indeks Nausea Vomiting and Reacting. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif, dengan populasi ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. Sampel yang digunakan total sampling sebanyak 30 orang. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil: Dari 30 Sampel Ibu hamil dengan emesis gravidarum, tingkatan mual muntah yang dialami ibu yang terbanyak yaitu tingakat sedang sebanyak 66,7%, namun masih ada tingkat buruk sebanyak 3,3%. Simpulan: Tingkat keparahan mual muntah yang dialami ibu hamil yang terbanyak dalam kategori sedang, yang terendah dalam kategori tidak ada mual muntah, namun tingkatan mual muntah yang dialami ibu dalam kategori buruk
Identifikasi Indikasi SC (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh Buntok Hariyati Sapitri; Lisda Handayani; Fadhiyah Noor Anisa; Sismeri Dona
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.311

Abstract

Latar Belakang: Persalinan Sectio Caesarea (SC) merupakan proses pembedahan untuk melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut dan dinding rahim. Persalinan dengan metode SC dilakukan atas dasar indikasi medis baik dari sisi ibu dan janin, seperti placenta previa, presentasi atau letak abnormal pada janin, serta indikasi lainnya yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun janin Tujuan: Mengidentifikasikan Angka kejadian persalinan sectio caesarea berdasarkan indikasi di RSUD Jaraga Sasameh Buntok Metode : Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional Instrumen pengambilan data berupa ceklist. Populasi adalah semua ibu yang bersalin section secaria pada bulan Februari 2024 di Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh Buntok dengan teknik total sampling sebanyak 40 ibu. Teknik analisa data dengan univariate. Hasil: Indikasi persalinan sectio caesarea didapat terbanyak KPD sebesar 14 responden (35%) dan paling sedikit pada inpartus kala II lama, Inpartus kala 1 fase aktif memanjang, letak lintang, plasenta letak rendah, riwayat SC, Suspec Fetal Kongenital Anomali (Onfalokel) sebesar masing-masing 1 responden (2,5%). Penyebab persalinan sectio caesarea terbanyak pada primigravida sebesar 23 responden (57,5%), paritas tidak aman sebesar 23 responden (57,5%), umur ibu beresiko sebesar 23 responden (57,5%) dan umur kehamilan 10 bulan sebesar 25 responden (62,5%) Simpulan: KPD merupakan indikasi terbanyak untuk persalinan sectio caesarea. Faktor risiko terbanyak untuk persalinan sectio caesarea adalah primigravida, paritas tidak aman, umur ibu beresiko, dan umur kehamilan 10 bulan.  
Studi Deskriptif Partisipasi, Sikap dan Pengetahuan Ibu dalam Kelas Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kuaro Arbiana; Noor Hasanah; Sismeri Dona
Science Techno Health Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Science Techno Health Journal
Publisher : Science Techno Health Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kelas ibu balita biasanya diselenggarakan oleh puskesmas atau posyandu yang membahasberbagai topik yang berkaitan dengan kesehatan dan tumbuh kembang balita. Puskesmas Kuaro KabupatenPaser memiliki 9 Desa dengan jumlah kelas ibu balita sebanyak 38 kelas. Data tahun 2022 jumlah balitausia 0-59 bulan sebesar 2817 orang dengan jumlah kunjungan kelas sebanyak 230 orang sedangkan tahun2023 jumlah balita usia 0-59 bulan sebesar 2880 orang dengan jumlah kunjungan kelas sebanyak 254 orang.Tujuan: Mengetahui gambaran partisipasi, sikap dan pengetahuan ibu dalam kelas ibu balita di WilayahKerja Puskesmas Kuaro. Metode: Metode penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatancross sectional, tehnik purposive sampling, menggunakan instrumen berupa kuesioner dengan analisa datamenggunakan analisa univariat. Hasil: Dari hasil didapatkan partisipasi ibu dalam kelas balita menunjukkanaktif sebanyak 24 responden (34,3%) dan tidak aktif sebanyak 46 responden (65,7%), sikap menunjukkannegatif sebanyak 38 responden (54,3%) dan sikap positif sebanyak 32 responden (45,7%), pengetahuanmenunjukkan baik sebanyak 39 responden (55,7%), cukup sebanyak 25 responden (35,7%) dan kurangsebannyak 6 responden (8,6%). Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas ibu dalam kelasbalita partisipasi tidak aktif sebanyak 46 (65,7%), sikap mayoritas negatif sebanyak 38 (54,3%), danpengetahuan mayoritas 39 (55,7%).
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Perineum Di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Meiliani Raganatha; Sarkiah; Istiqamah; Sismeri Dona
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.410

Abstract

Latar belakang: Luka perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Tujuan: Melaksanakan asuhan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum dengan menggunakan manajemen varney serta pendokumentasian secara metode SOAP. Metode: Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan tekhnik pengumpulan data secara primer meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi serta data sekunder. Hasil: Ibu nifas dengan perawatan luka perineum dilakukan perawatan kurang lebih 7 hari di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh, meliputi manajemen dengan mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan, dan perawatan luka jahitan. Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil ibu tidak ada keluhan, keadaan umum ibu baik, luka jahitan sudah mengering. Kasus ibu nifas dengan perawatan luka perineum dapat ditangani dengan tepat. Simpulan: Berdasarkan hasil asuhan Ny. I post partum hari ke-7 didapatkan hasil robekan perineum area jahitan mengering, tidak kemerahan, tidak ada pembengkakan dan jaringan mulai menyatu.
HUBUNGAN INTERAKSI IBU HAMIL DENGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI (FE) Mustadiah; Susanti Suhartati; Sismeri Dona; Meldawati
Al Tamimi Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences) Vol 14 No 1 (2025): Al-Tamimi Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sci
Publisher : Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35328/kesmas.v14i1.2536

Abstract

Di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia dan tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe merupakan prilaku yang terwujud karena adanya pengetahuan, keyakinan, dan dorongan oranglain yang didapat melalui proses interaksi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara interaksi ibu hamil dengan tenaga kesehatan terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (fe) di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Dengan teknik total sampling sehingga diperoleh sampel 45 responden. Menggunakan analisis chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Penelitian ini menunjukan ibu hamil dengan interaksi baik 31,1%, cukup 24,4%, dan kurang 44,4%. Kepatuhan mengkonsumsi Fe 46,7% patuh dan 53,3% tidak patuh. Hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai ρ = 0,000 < α 0,050. Ada hubungan interaksi ibu hamil dengan tenaga kesehatan terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. Dalam proses interaksi ibu hamil mendapatkaan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur sehingga dapat memberikan dorongan untuk patuh mengkonsumsi tablet (Fe).
KESEHATAN MENTAL IBU PASCA ABORTUS DI RUANG VK BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU Rahmadhalena, Ade; Sismeri Dona; Putri Vidiasari
Midwifery And Complementary Care Vol 2 No 2 (2023): Midwifery and Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/mcc.v2i2.380

Abstract

Background:Mental health is a condition in which an individual is free from all symptoms of mental disorders. The psychological state of women during pregnancy who experience abortion can be traumatic, often resulting in anxiety, emotional disturbances, and depression. About 50% of women experience psychological disorders within weeks to months following an abortion. Objective:To identify the mental health condition of mothers after experiencing abortion. Method:This is a descriptive qualitative study with frequency distribution. Sampling was conducted using purposive sampling technique, and the research instrument used was a questionnaire. Results:The results showed that 12 out of 13 respondents reported experiencing mental health disturbances after abortion, with suspected depression being the most prevalent (92%). Other reported conditions included self-harm tendencies (8%), anxiety (8%), and psychosis (8%). The most common symptoms were sadness/depressed mood, followed by lack of interest or pleasure in enjoyable activities, sleep disturbances, and feelings of fatigue, digestive issues, headaches, or other prolonged physical complaints. Among the 13 respondents, the timing of abortion varied (7 respondents were 1–2 days post-abortion, and 6 respondents were 2–3 weeks post-abortion), resulting in varied psychological symptoms and recovery periods. Conclusion:The mental health condition of mothers post-abortion in the maternity ward of Pangeran Jaya Sumitra Regional Hospital, Kotabaru, is categorized as disturbed mental health, predominantly depression. This condition requires support not only from medical professionals but also the involvement of husbands, families, and the surrounding environment in efforts to prevent mental health disorders. Keywords: Mental Health, Psychological, Abortion