Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Remaja Stunting dan tidak Stunting di Posyandu Remaja Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Nursyam, Dian Eka; Irwadi, Irwadi; Widodo, Rahmi Melfa
Jurnal Sehat Mandiri Vol 19 No 2 (2024): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 19 Nomor 2 Desember 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jsm.v19i2.1590

Abstract

Based on data from the World Health Organization (WHO) in 2020, the prevalence of stunting in children worldwide reached 22% or 149.2 million, making it a global issue. Indonesia ranks second highest in Southeast Asia with a stunting prevalence of 31.8%, following Timor Leste at 48.8%. Adolescent girls suffering from anemia are at risk of becoming anemic pregnant women, as well as experiencing protein-energy deficiency. This increases the likelihood of giving birth to low birth weight (LBW) and stunted babies, along with complications during childbirth. The aim of this study was to examine the differences in hemoglobin levels between stunting and non-stunting adolescents. The study was conducted in 2022 at the adolescent health post of the Lubuk Buaya Padang Health Center, using non-probability sampling through consecutive sampling. This observational study employed a cross-sectional approach and involved 42 female adolescents aged 12-21 years. Quantitative data were processed manually and with computer software, and statistical tests were performed using the t-test at a significance level of α = ≤ 0.05. The results indicated that non-stunting adolescents had an average hemoglobin level of 12.8 g/dl, while stunting adolescents had an average level of 12.0 g/dl. The conclusion of this study is that there is no significant difference in hemoglobin levels between stunting and non-stunting adolescents.
Sosialisasi Dampak Pernikahan Dini melalui Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Hayu, Ramah; Dewi, Ratna Indah Sari; Ilona, Sandra; Widodo, Rahmi Melfa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 3 No. 4 (2025): Bulan Juli
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v3i4.146

Abstract

Pernikahan dini merupakan permasalahan serius di Indonesia dengan dampak pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan remaja. 10,35% perempuan menikah sebelum usia 18 tahun, dengan prevalensi di Sumatera Barat mencapai 13,7%. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai risiko pernikahan dini melalui edukasi berbasis video. Tahap awal pelaksanaan, sebelum pemaparan materi responden diminta untuk menjawab soal pretest. Kemudian dilanjutkan pemberian informasi terkait  dampak  pernikahan dini melalui video terhadap  peningkatan pengetahuan reponden. Diakhir sesi para responden kembali diminta mengisi postest untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman materi yang telah disampaikan. sebelum penyampaian materi terkait dampak pernikahan dini sebesar 51,08% remaja  memiliki  pengetahuan  rendah  terhadap  efek  pernikahan dini. Setelah  sosialisasi  sebagian  besar  remaja  68,62%  terjadi  peningkatan pengetahuan terkait dampak pernikahan dini. Pernikahan dini dapat menyebabkan resiko kematian ibu akibat kehamilan di usia muda. Mengakibatkan terjadinya komplikasi selama kehamilan dan saat persalinan. Selain permasalahan kesehatan remaja perempuan mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Remaja juga tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi karena remaja dengan pernikahan dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin. pernikahan usia dini berkaitan dengan kemiskinan dan mengakibatkan berkurangnya akses pendidikan pada Perempuan.