Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MENJADI PUSTAKAWAN INKLUSIF Hazan, Hazan; Mudassir, Andi
Journal Papyrus : Sosial, Humaniora, Perpustakaan dan Informasi Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/jp.v3i1.30

Abstract

Dengan adanya kewajiban Perpustakan yang bersifat adil dan tidak diskriminatif, perpustakaan harus memenuhi layanan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan disabilitas. Layanan Perpustakaan merupakan hal yang penting, bisa juga dikatakan penunjang untuk membuat seseorang ingin datang di Perpustakaan. Menurut Chaputula dan Mapulunga (2017) mengatakan bahwa perpustakaan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan   untuk   mengatasi   tantangan   aksesbilitas   yang   dihadapi   oleh   penyandang   disabilitas   ketika menggunakan perpustakaan. Apakah hal tersebut sudah diterapkan di berbagai perpustakaan? dengan melihat fenomena yang ada pengguna perpustakaan di dominasi oleh pemustaka non-disabilitas. Dalam hal tersebut besar kemungkinan bahwa pengguna disabilitas tidak merasa nyaman atau mungkin kesusahan untuk mencari informasi yang diperoleh. Perlu diketahui bahwa jangan memandang fisik dari seseorang, semua memiliki hak yang sama khususnya dalam melakukan pencarian informasi. Dapat diketahui unsur- unsur yang mendukung terwujudnya perpustakaan yang ramah difabel, yaitu  dari segi sarana dan prasarana, SDM, dan sosialisasinya.
KOMUNIKASI INFORMASI: DASAR-DASAR UNTUK MENAVIGASI ERA INFORMASI BERLEBIH Hazan, Hazan; Mantasa, Kamaluddin; Mudassir, Andi; Ramadhani, Reskita
Journal Papyrus : Sosial, Humaniora, Perpustakaan dan Informasi Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/jp.v4i1.83

Abstract

Penelitian ini membahas pentingnya komunikasi informasi dalam menghadapi tantangan era informasi berlebih, yang menjadi ciri khas zaman digital. Komunikasi informasi memainkan peran penting dalam membantu masyarakat mengakses dan menyaring informasi dengan lebih efektif. Dengan memahami konsep dasar komunikasi informasi, masyarakat dapat memahami pentingnya unsur-unsur komunikasi seperti komunikan, media, dan umpan balik dalam memengaruhi kualitas pesan yang diterima. Dalam konteks informasi berlebih, fenomena ini memiliki dampak positif maupun negatif, di mana akses informasi menjadi lebih mudah, namun juga dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman jika tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menyaring informasi.
KONSEP DASAR ETIKA Hazan, Hazan; Ramadhani, Reskita; Mutmainnah, Mutmainnah
Journal Papyrus : Sosial, Humaniora, Perpustakaan dan Informasi Vol. 4 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/jp.v4i2.109

Abstract

Etika merupakan cabang filsafat yang membahas konsep nilai, norma, dan prinsip moral dalam menentukan baik atau buruknya suatu tindakan manusia. Dalam kehidupan sosial dan profesional, etika berperan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan interaksi antarindividu agar sesuai dengan standar moral yang berlaku. Ruang lingkup etika mencakup etika deskriptif, normatif, dan metaetika, yang masing-masing memiliki pendekatan dalam memahami moralitas. Prinsip-prinsip dasar etika, seperti otonomi, keadilan, kebajikan, dan tidak merugikan, menjadi landasan utama dalam praktik etis. Berbagai teori etika, seperti deontologi, utilitarianisme, dan etika kebajikan, memberikan perspektif dalam mengevaluasi tindakan moral. Penerapan etika dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk profesi dan teknologi, sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan bertanggung jawab. Kata Kunci: Etika, Moral, Norma, Profesionalisme
Inclusive Ecotourism and Social Transformation in Bone Regency Erdawati, Mega; Mudassir, Andi; Hazan, Hazan; Nasaruddin, Nasaruddin; Syam, Andi Wahyuni
Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik Vol 7, No 2 (2025): STRUKTURASI: JURNAL ILMIAH MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, SEPTEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/strukturasi.v7i2.6508

Abstract

This study aims to analyze the development strategies of inclusive ecotourism and its role in promoting social transformation and improving community welfare in Bone Regency, South Sulawesi. A qualitative case study design was applied, involving 20 informants comprising tourism entrepreneurs, village officials, community leaders, youth, and NGO representatives. Data were collected through semi-structured in-depth interviews (45–90 minutes each), participatory observation at tourist sites, and analysis of 12 policy and program documents. The data were analyzed thematically using Miles and Huberman’s framework, with triangulation of sources and member checking to ensure validity. The results indicate that inclusive ecotourism strategies rely on optimizing local natural and cultural potential (e.g., waterfalls, forests, traditional cuisine), governance through Pokdarwis and village cooperatives, and multi-stakeholder collaboration. These practices have led to income diversification—household earnings from tourism increased by an estimated 20–35%—strengthened cultural identity, and improved social cohesion measured through greater youth and women’s participation. The main challenges remain limited infrastructure, low tourism literacy, and internal conflicts due to unclear benefit-sharing mechanisms. On the other hand, opportunities include growing youth involvement (over 40% of active actors in new initiatives), government support programs, and integration with the regional tourism sector. The findings imply that inclusive, community-based ecotourism can serve as a sustainable development model when supported by policy interventions in infrastructure, capacity building, and equitable governance. This study contributes theoretically by linking ecotourism to social transformation and practically by offering policy recommendations for rural tourism development.
Local Industry Transformation through ESG: Evidence from Bone Regency on Policy Impact, Business Competitiveness and Sustainability Asdar, Asdar; Hazan, Hazan; Masriadi, Masriadi; Muslimin, Muslimin; Yunus, Andi Muhammad
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pemerintahan (JIAPP) Vol 4, No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pemerintahan (JIAPP) - August
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiaap.v4i2.6485

Abstract

This study analyzes the impact of implementing Environmental, Social, and Governance (ESG) principles on local industrial transformation in Bone Regency, South Sulawesi, focusing on business competitiveness and sustainability. The study addresses a critical research gap by examining ESG in small-scale rural industries, a context underexplored compared to studies on large corporations. A qualitative approach with a case study design was used to understand the dynamics of change in small-scale fisheries and agriculture-based industries. Data was collected through in-depth interviews, field observations, and policy document reviews, involving 18 informants from business actors, government officials, community facilitators, and local academics. The study identified six key themes: improved operational efficiency and market access; changes in perceptions and the image of the local industry; infrastructure and technological limitations; low literacy and human resource capacity; multi-stakeholder collaboration strategies; and social innovation and product diversification. Findings indicate that ESG adoption drives production efficiency, expands market opportunities, enhances community pride, and fosters locally-based innovation. However, limited facilities, sustainability literacy gaps, and coordination among actors remain significant obstacles. These findings provide both theoretical contributions—by contextualizing ESG in rural community industries—and practical implications for policymakers seeking to design adaptive, inclusive, and collaborative sustainability frameworks. The study concludes that a bottom-up, community-driven approach, reinforced by supportive policies and cross-sectoral collaboration, is essential for ensuring the long-term sustainability of local industries in Indonesia’s rural regions.