Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Comparing cost-effectiveness of implant and IUD contraception in women: a systematic review Amalia, Silviatul; Nafisah, Khilda Durrotun; Muliyani, Navantri; Jusrawati; Dary, Sry Wulan; Sulistyaningsih; Hafidz, Firdaus
BKM Public Health and Community Medicine Vol 39 No 09 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v39i09.9594

Abstract

Purpose: The use of long-acting reversible contraception (LARC) methods, implants, and IUDs, are assessed for cost-effectiveness, which compares cost-effectiveness in technology, environment, and health. The aim is to critically evaluate the economic evaluation of IUDs and implants based on previous scientific evidence, with a review to discuss cost-effectiveness. Methods: The literature review used was a systematic review, and PRISMA-SR 2020 was chosen as a reference for preparing the literature study. The authors used three databases, PubMed, Science Direct, and Wiley, to find scientific evidence of the cost-effectiveness of IUDs and implants. Results: The search in Pubmed (n=119), ScienceDirect (n=1,228), and Wiley (n=83) databases included (n=1,510) articles. Eighty-two articles were assessed for eligibility, and only seven were eligible according to the inclusion criteria for further review. Conclusion: IUDs and implants are two highly effective long-term contraceptive methods for preventing pregnancy, so using IUDs is more cost-effective than implant contraception based on scientific articles that meet the inclusion criteria.
Scoping Review: Pengaruh Riwayat Asfiksia Neonatorum Terhadap Perkembangan Anak Aslina, Wiwit Indriyani; Amalia, Silviatul; Aningsih, Sri
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 9, No 1 (2025): JIK-April Volume 9 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v9i1.1323

Abstract

Ketidakmampuan untuk bernapas secara spontan dan teratur saat lahir atau beberapa saat setelah lahir dikenal sebagai asfiksia neonatorum. Pada tahun 2023 penyebab utama kematian bayi di Banyuwangi yaitu asfiksia sebanyak 105 kasus. Asfiksia neonatorum dapat menyebabkan hipoksia iskemik ensefalopati (HIE), edema serebri, cerebral palsy, dan kecacatan, pada jantung dan paru mengalami hipertensi pulmonalis persisten, perdarahan paru, dan edema paru, pada saraf mengalami gangguan neurologis dan keterlamabatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh riwayat asfiksia neonatorum terhadap perkembangan anak. Penelitian ini menggunakan metode Scoping Review, Prefereed Reporting Items for Systematic (PRISMA) digunakan untuk menampilkan alur dalam pencarian evidence. Artikel dikumpulkan dari database Pubmed, Wiley, ScienceDirect, terdapat 10 artikel yang didapatkan peneliti untuk selanjutnya di review. Hasil scoping review menunjukkan bahwa asfiksia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan perkembangan pada anak. Gangguan perkembangan dapat terjadi pada multi organ termasuk pendengaran, penglihatan, otak, dan neurologis. Asfiksia neonatorum menyebabkan terjadinya ensefalopati hipoksik iskemik (HIE) yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dan aliran darah ke otak setelah melahirkan. Lamanya waktu otak tidak mendapatkan oksigen akan mempengaruhi keparahan kerusakan otak sehingga terjadi cedera multi organ. Skrining gangguan multi organ harus dilakukan segera agar bayi mendapatkan intervensi yang tepat.
Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Menjing Wetan dengan Pemberdayaan Posbindu Sulistyaningsih; Christiana, Indah; Desi Ratnasari; Khilda Durrotun N; Silviatul Amalia
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v3i2.544

Abstract

Program Posbindu PTM Waras di Menjing Wetan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan penyakit tidak menular (PTM) melalui deteksi dini faktor risiko PTM. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap bulan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya kebiasaan hidup yang sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin. Pada kegiatan yang diadakan pada bulan Agustus 2024, sebanyak 51 orang masyarakat mengikuti pemeriksaan medis yang mencakup Pengukuran antropometri (berat badan, lingkar perut), pemeriksaan fisiologis (tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, asam urat), serta pemeriksaan lainnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar peserta, yaitu 51% penderita diabetes mellitus, disusul oleh hipertensi, kolesterol, dan asam urat. Program ini diharapkan dapat mengurangi prevalensi PTM melalui deteksi dini dan pemberdayaan kader kesehatan yang mampu memberikan edukasi dan mendampingi masyarakat. Dengan demikian, Posbindu PTM berperan penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan dan pengelolaan faktor risiko PTM yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres