Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pendanaan Proyek Infrastruktur Maharani, Dwi Jenita; Maulani, Febiana
Jurnal Bangunan, Konstruksi & Desain Vol 2 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jbkd.2.4.233-242.2024

Abstract

To pursue the target of economic growth and development in Indonesia, appropriate infrastructure development is needed so that cooperation between the government and business entities is needed to carry out the development. To carry out cooperation, several factors are needed that are in accordance with the conditions of the project, so that there are no losses for either the investor or the government. One alternative in funding infrastructure is to use the Government and Business Entity Cooperation (KPBU) scheme, so that business entities can participate in providing infrastructure through cooperation agreements. The use of Government and Business Entity Cooperation is one solution in paying for today's infrastructure, so that investors are needed to provide infrastructure using several payment mechanisms in accordance with the agreement between the two parties. Factors that influence the selection of a cooperation scheme are seen from the infrastructure funding factor and the cooperation scheme selection factor. The infrastructure funding factor is seen from the funding pattern, policy framework and return on investment. The scheme selection factor is seen from the aspect of the nature and form of cooperation that occurs, the dimension of the concession time, the scope of work, the aspect of payment, risk and allocation, and the results of the project.
Implementation of Factor Method for Determining Service Life of Exterior Paint for Building (Case Study: Bencoolen Mall, in Bengkulu) Maharani, Dwi Jenita; Burnama, Nabila Siti; Guci, Jeply Murdiaman
Journal of Civil Engineering and Planning (JCEP) Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Sarjana Teknik Sipil Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jcep.v6i1.10414

Abstract

Building maintenance and care are essential responsibilities that must be managed effectively to ensure optimal building performance and appearance. One of the key aspects of building maintenance is painting. Painting not only enhances the visual appeal of a building but also contributes to its overall preservation. However, paint has a limited lifespan and resistance to fading or deterioration. The decline in paint quality often occurs before reaching its expected durability due to various environmental and social factors such as humidity, rainfall, wind, dust, sunlight, and human activity. Therefore, understanding the service life of exterior paint is crucial to ensure timely maintenance and upkeep of the building. A study was conducted on the existing exterior paint of the Bencoolen Mall building, located at Jl. Pariwisata No. 01, Bengkulu City. The purpose of this study was to determine the service life of the building’s exterior paint. The method used in this research was the factor method, which involves calculating the Estimated Service Life (ESL) based on known environmental factors and Reference Service Life (RSL) values. The results of the study indicated that the estimated service life of the building's exterior paint, using the factor method, is approximately 8.56 years. Based on these findings, it is recommended that periodic inspections and maintenance be conducted approximately every 8 years to ensure the exterior paint remains in good condition.
Studi Komparatif Efisiensi Biaya Sistem Rafter Baja Untuk Gudang Di Padang Sumatera Barat Maulani, Febiana; Guci, Jeply Murdiaman; Maharani, Dwi Jenita
Jurnal Bangunan, Konstruksi & Desain Vol 3 No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jbkd.3.2.64-69.2025

Abstract

Cost efficiency is one of the considerations in material selection in construction. This study compares and analyzes the cost efficiency of three steel rafter systems, namely Wide Flange (WF), Castellated Beam, and Truss for warehouse construction in Padang City. The rafter structure design uses the design in previous studies. Based on the calculation of material volume and analysis of HSP Field of PU-AN and SHSTBGN in 2025, the rafter with the Truss system shows significant cost advantages with savings reaching 15.17% compared to WF and 10% compared to Castellated Beam. Calculations show that the weight of the Truss material is only 73.24 kg/m with a cost of Rp 994,254,600, more economical than WF (90.27 kg/m, Rp 1,172,112,500) and Castellated Beam (79.34 kg/m, Rp 1,053,917,100). The cost efficiency of Truss is not only in material savings, but also in reducing structural loads. Despite higher fabrication costs, resulting in the highest unit price for trusses, a total cost analysis shows that trusses remain the most economical option for warehouse projects in Padang. These findings provide practical guidance for contractors in selecting the optimal rafter system to reduce construction costs without sacrificing structural quality.
PENGARUH LIMBAH SERBUK KAYU DAN SERBUK ARANG TERHADAP BERAT VOLUME DAN KUAT TEKAN BETON Alfianarrochmah, Ilma; Ayu Rahmawati, Rizka; Jenita Maharani, Dwi; Junianda Velantika, Griselda
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol. 21 No. 2 (2025)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.21.2.67-78.2025

Abstract

Peningkatan kebutuhan pada pembangunan infrastruktur menyebabkan penggunaan beton semakin membesar, namun hal ini turut memberikan dampak negatif terhadap lingkungan terutama pada penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan emisi karbon dari proses produksi semen. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan maka dapat dilakukan pemanfaatan bahan ramah lingkungan dengan melakukan penelitian terkait analisis berat volume dan kuat tekan beton dengan penggunaan bahan substitusi serbuk kayu dan serbuk arang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh serbuk kayu sebagai substitusi berat agregat halus sebesar 2,5% dan serbuk arang sebagai substitusi berat semen dengan variasi 0%, 2%, 5%, 7%, dan 9% terhadap hasil berat volume dan kuat tekan beton pada umur 14 dan 28 hari. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium menggunakan benda uji silnder beton sebanyak 24 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serbuk kayu dan serbuk arang menyebabkan penurunan berat volume pada beton. Pada umur 14 hari menunjukkan penurunan dari beton normal ke V5 yaitu sebesar 2225 kg/m3 menjadi 1966 kg/m3. Pada umur 28 hari menunjukkan penurunan signifikan berat volume terjadi pada beton normal ke V5 yaitu sebesar 2258 kg/m3 menjadi 2035 kg/m3. Hasil pengujian kuat tekan optimal pada penambahan inovasi material adalah V2 sebesar 7,55 MPa pada umur 14 hari dan V3 sebesar 9,24 MPa pada umur 28 hari. Kuat tekan dengan inovasi material ramah lingkungan pada peneitian ini menunjukkan kuat tekan yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan kuat tekan pada beton normal yang mencapai 15,66 Mpa dan 17,17 Mpa pada 14 dan 28 hari  . Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan ramah lingkungan dapat mengurangi berat beton secara signifikan walaupun diiringi dengan penurunan kuat tekan. Hal tersebut menunjukkan potensi aplikasinya sebagai material untuk konstruksi non struktural sehingga dapat membantu mengurangi penggunaan sumber daya alamt dan emisi karbon dari produksi semen.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA BELI MASYARAKAT TERHADAP PERUMAHAN Velantika, Griselda Junianda; Muthaher, Andi Muflih Marsuq; Maharani, Dwi Jenita; Alfianarrochmah, Ilma
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol. 21 No. 2 (2025)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.21.2.94-104.2025

Abstract

Hunian yang nyaman dan layak merupakan hak mendasar bagi masyarakat Indonesia. Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR melaksanakan program penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang bersifat subsidi. Program ini diharapkan dapat menekan jumlah kawasan kumuh yang tersebar di berbagai wilayah, khususnya di kawasan perkotaan. Dalam implementasinya, penyediaan perumahan perlu memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi preferensi masyarakat agar pembangunan yang dilakukan dapat berkelanjutan serta mampu meningkatkan daya beli kelompok MBR. Berdasarkan kajian literatur dan data sekunder dari berbagai jurnal, faktor utama yang memengaruhi pemilihan perumahan meliputi harga, lokasi, dan fasilitas. Di antara ketiga faktor tersebut, harga menjadi determinan paling signifikan dalam proses pemilihan. Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis pengaruh lokasi dan fasilitas terhadap harga perumahan. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan persamaan Y = 0,089 + 0,256 X1 + 0,651 X2. Penelitian ini mengindikasikan bahwa fasilitas merupakan variabel yang paling dominan memengaruhi harga, diikuti oleh faktor lokasi, dengan kontribusi kedua variabel bebas terhadap perubahan harga mencapai 96,8%.
Studi kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mendorong adopsi Building Information Modeling (BIM) Febiana Maulani; Dwi Jenita Maharani
MEDIA KONSTRUKSI Vol. 10 No. 2 (2025)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmk.v10i2.148

Abstract

Industri konstruksi Indonesia tengah menghadapi tantangan klasik seperti keterlambatan proyek, efisiensi biaya, serta koordinasi lintas sektor yang masih lemah. Building Information Modeling (BIM) digunakan sebagai solusi inovatif melalui pendekatan digital dan kolaboratif. Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian PUPR, telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong adopsi BIM, namun implementasinya di lapangan belum sepenuhnya optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mendorong adopsi BIM, sekaligus membandingkannya dengan kondisi implementasi lapangan berdasarkan temuan pada penelitian terdahulu. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi dokumentasi terhadap 10 regulasi pemerintah dan analisis isi, serta didukung oleh analisis SWOT untuk melihat Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman) pada isi dari peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pemerintah telah menunjukkan komitmen kuat dalam bentuk pedoman, surat edaran, dan SOP teknis, masih terdapat kekurangan dalam konsolidasi regulasi, keterpaduan lintas sektor, dan kejelasan sanksi atau insentif. Selain itu, penerapan BIM saat ini masih terfokus pada proyek pemerintah dan belum menyentuh sektor swasta secara luas. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penguatan regulasi yang lebih mengikat, peningkatan kompetensi SDM, serta strategi transisi yang inklusif agar BIM benar-benar menjadi standar nasional dalam pengelolaan proyek infrastruktur di Indonesia.