ABSTRAK Kegawatdaruratan pre-hospital pada anak dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Tindakan segera dan akurat ditempat kejadian, 61% terbukti memiliki peluang lebih baik dalam menyelamatkan nyawa, mengurangi kecacatan permanen dan mempertahankan kualitas hidup anak. Orang tua termasuk kelompok PKK dapat disebut sebagai penyelamat awam “lay person rescuer” merupakan kelompok yang paling sering bertemu dengan korban pertama kali di luar rumah sakit. Pemberian edukasi melalui penyuluhan tentang tata laksana awal keadaan gawat darurat anak pre-hospital, pelatihan dengan metode simulasi dan demonstrasi langsung tata laksana awal keadaan gawat darurat anak pre-hospital, pemberian vidio animasi berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) yang mampu meretensi kognitif mitra dan meningkatkan literasi kesehatan tentang tata laksana awal keadaan gawat darurat anak pre-hospital, endampingan dan evaluasi, keberlanjutan program merupakan terobosan baru yang kreatif dan inovatif dalam meningkatkan derajat kesehatan anak dan kemandirian mitra. Hasil dari pelaksanaan PKM ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan Ibu-Ibu PKK Dusun Binoh Kaja mengenai tatalaksana kondisi gawat darurat prehospital. Untuk meningkatkan kemandirian kesehatan di masyarakat. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan kelompok PKK “Mawar” Banjar Binoh Kaja melalui pelatihan dan bimbinggan berkelanjutan tentang tata laksana awal keadaan gawat darurat pada anak terutama dalam konteks pre-hospital. Terdapat peningkatan nilai rata-rata pengetahuan dan sikap responden dari sebelum dan setelah pelaksanaan PKM. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p<0.001 yang berarti terdapat perbedaan nilai rata. Media audio-visual berupa Video Animasis berbasis AI terbukti mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Ibu PKK Dusun Binoh Kaja. Kata Kunci: Kegawatdaruratan Anak, Pelatihan, Prehospital ABSTRACT Pre-hospital pediatric emergencies can occur anywhere and anytime. Immediate and accurate action at the scene has been shown to have a 61% better chance of saving lives, reducing permanent disability and maintaining the quality of life of children. Parents, including the PKK group, can be referred to as lay person rescuers, the group that most often meets victims for the first time outside the hospital. Providing education through counseling on the initial management of pre-hospital pediatric emergencies, training with simulation methods and direct demonstration of the initial management of pre-hospital pediatric emergencies, providing animated videos based on Artificial Intelligence (AI) technology that can retain partner cognition and improve health literacy about the initial management of pre-hospital pediatric emergencies, assistance and evaluation, program sustainability is a new creative and innovative breakthrough in improving children's health status and partner independence. The results of the implementation of this PKM show an increase in knowledge, attitudes and skills of PKK mothers in Binoh Kaja Hamlet regarding the management of prehospital emergencies. To increase health independence in the community. The method of implementing community service is carried out through empowering the PKK group “Mawar” Banjar Binoh Kaja through training and continuous guidance on the initial management of emergencies in children, especially in the pre-hospital context. There is an increase in the average score of knowledge and attitudes of respondents from before and after the implementation of community service. The Wilcoxon test results show a p value <0.001 which means there is a difference in the average score. Audio-visual media in the form of an animated video based on AI is proven to be able to improve the knowledge, attitudes and skills of PKK mothers in Binoh Kaja Hamlet. Keywords: Pediatric Emergency, Training, Prehospital